Selasa, 17 Juni 2014

Praktikum Teknik Wawancara (Gretha Prawita)


     Kesan yang saya dapatkan saat melakukan praktikum teknik wawancara dengan 3 setting. Pertama, saya merasa sangat senang, karena dengan praktikum ini saya bisa menggunakan pakaian yang terlihat formal dan berbeda dengan kuliah yang biasanya. Kedua, awalnya saya merasa tegang karena belum pernah melakukan proses wawancara dengan setting yang formal dengan adanya observer yang memantau saya saat wawancara. Ketiga,  saya merasa menjadi lebih kenal satu sama lain dengan teman - teman di kelas yang belum kenal sebelumnya, tetapi dengan praktikum ini kami membutuhkan peran sebagai pewawancara, klien dan observer sehingga kami saling membutuhkan kerja sama dengan kelompok lain supaya proses wawancara dapat dilakukan deengan baik. Keempat, saya mendapatkan pengalaman yang sangat bermanfaat setelah melakukan proses praktikum teknik wawancara ini, karena dengan praktikum ini saya  mengetahui bagaimana gambaran proses wawancara berlangsung dengan setting yang dilakukan secara formal di dalam ruangan khusus.
     Dalam praktikum teknik wawancara dalam 3 setting yang berbeda ini, saya harus menjadi peran yang berbeda - beda dalam setiap satu setting yaitu :
     1. Pewawancara
       Pewawancara sebagai peran yang menegangkan bagi saya dibandingkan peran sebagai klien dan observer. Pada peran ini saya harus menjadi seorang pewawancara yang profesional dituntut untuk menanyakan secara sistematis dan tidak menyontek daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada klien dalam proses wawancara berlangsung. Selain itu apabila klien hanya menjawab dengan singkat saya harus menanyakan lebih dalam lagi pada klien supaya mendapatkan informasi yang akurat. Sebagai pewawancara sebaiknya saya bisa memberikan penjelasan kepada klien, memahami masalah dengan baik, memberikan solusi dan melakukan bina raport yang baik  kepada klien.
  
     Dalam peran sebagai pewawancara dari ketiga setting menurut saya yang paling menegangkan saat saya menjadi pewawancara dalam setting Pio, karena saya harus mengerti tentang apa yang harus ditanyakan dan mengetahui jobdes klien sebagai karyawan dan mampu memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
2. Klien
     Peran sebagai klien dalam praktikum teknik wawancara saya merasa lebih mudah dibandingkan menjadi pewawancara, karena saya lebih menjadi diri saya sendiri dan menjawab dengan jawaban saya sendiri tetapi tetap sesuai dengan alur yang diberikan oleh pewawancara.
3. Observer
   Peran sebagai observer menurut saya tidak menegangkan dan paling mudah dibandingkan sebagai pewawancara dan sebagai klien, karena saya hanya mengobservasi dan memantau proses wawancara yang sedang berlangsung dan saya hanya menulis hal - hal yang terpenting saja untuk mengobservasi pewawancara.
     Semua yang saya dapatkan dalam melakukan praktikum wawancara ini sangat mempunyai nilai yang tinggi dan berharga bagi saya, karena hal ini sebagai bekal ilmu saya pada masa depan terutama dalam bidang pekerjaan. Dengan melakukan praktikum ini saya mendapatkan gambaran saat nanti saya melakukan proses wawancara yang sebenarnya.

26 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar