Senin, 16 Juni 2014

mencoba menjadi psikolog selama 30 menit (Winda Annisia)

Pada saat diberitahukan bahwa kita akan dikasih 30 menit berarti sebagai calon psikolog saya merasa sangat semangat !menghafalkan pedoman wawancara, mencoba belajar dengan tema-teman sampai  dari beberapa hari sebelum kelas dimulai saya sudah mencari baju apa yang cocok untuk dipakai nantinya, hehehehe. Awalnya memang sangat gelisah karena takut terjadi kesalahan, tetapi setelah mengetahui ruangannya seperti apa, saya mulai merasa tenang.


Pada saat saya acting di setting pendidikan, pio, maupun klinis sangat menarik bagi saya, karena pada saat itu saya juga dapat membantu teman-teman dan belajar terlebih dahulu bagaimana cara melakukan wawancara yang baik dan benar. akan tetapi, pada saat setting pio sedikit sulit, karena meskipun saya hanya acting tetapi saya juga harus benar-benar memahami masalah yang terjadi, bukan hanya sekedar acting saja.
Ketika saya menjadi observer, pada saat setting pendidikan dan pio saya masih bisa mendengar pembicaraan psikolog serta kliennya, karena headset yg tersedia hidup dengan baik, sehingga saya fokus dengan keadaan yang ada pada ruangan, akan teteapi pada saat setting klinis saya tidak mengerti  apa yang sedang dibicarakan karena headset tidak berfungsi dengan baik, maka dari itu saya hanya melihat dari gerak gerik perlakuan psikolog serta kliennya.

Naaaah pada saat ini saya menjadi psikolognya, di setting pendidikan saya mewawancarai dengan tenang meskipun masih membawa pedoman wawancara. tidak saya lihat sih, tapi sebenarnya memang tidak boleh membawa pedoman wawancara. pada saat setting pio dan klinis saya mencoba tidak membawa pedoman wawancara, dan bertanya dengan alur saja. bekal saya hanya hafalan mengenai pedoman dan selalu membahas sekitas kasus yang ada.

29 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar