Minggu, 05 Oktober 2014

Woman and Harassment in the Workplace (O'Chandy Marshieldfer)

    Individu  dibekali bakat dari lahir dan mengasah bakat tersebut seiring bertumbuh kembang untuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya, khususnya perempuan. Perempuan bertumbuh kembang dengan berbagai peran dalam kehidupannya dan peran-peran tersebut semakin terlihat dalam perkuliahan, karier, hingga menikah. Seiring dengan perkembangan tersebut akan banyak tantangan dan gangguan yang diterima oleh individu (khususnya perempuan) di tempat kerja.


     Perempuan bekerja sebagai karyawan, SPG (Sales Promototion Girl), buruh pabrik,waitress, dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi personal maupun keluarganya. Akan tetapi, ada kalanya terdapat perlakuan yang tidak diinginkan dari perusahaan atau pabrik terhadap perempuan, sebut saja pelecehan seksual. Pelecehan seksual dilakukan oleh seseorang yang berkuasa di tempat kerja terhadap seseorang yang memiliki daya yang lebih kecil (lemah). Apa saja sih bentuk pelecehan seksual?? Pelecehan seksual dapat dilakukan secara verbal; seperti meremehkan kemampuan seseorang karena berjenis kelamin perempuan atau rayuan seksual (contoh paling umum: piwit.. cewe godain kita dong..), dan juga perilaku dalam sentuhan di private area, seperti bokong, dada, dan leher. Korban pelecehan cenderung mengalami reaksi kesepian, cemas, takut, malu, depresi, percaya diri menurun, dan masalah fisik. Kasihan, kan? L Apa kalian masih berani melakukan pelecehan terhadap orang lain?

       Eits, jangan takut atau berpikir hal negatif tentang bekerja dulu yak, soalnya kita bisa kog mengantisipasi pelecehan seksual ini. Kenapa kita? Soalnya selain korban sendiri, kaum adam dapat mengantisipasinya juga lohGimana caranya? Mudah saja, jauhi tindakan yang dikiranya sebagai pelecehan seksual oleh perempuan. Kemudian, Anda sebagai laki-laki harus bertindak apabila melihat perempuan dilecehkan secara seksual oleh teman laki-laki Anda. Jangan diam saja karena diamnya Anda diartikan sebagai persetujuan oleh teman-teman Anda, bro!! Kalau dari korban sendiri, kamu harus berani dan tegas (tapi tetap sopan) dalam menanggapi pelecehan tersebut, ada baiknya tidak patuh akan rayuan atau gertakan peleceh. Kemudian, korban harus akrab dengan kebijakan tempat kerja tentang pelecehan seksual, dan tahu pejabat mana bertanggung jawab atas keluhan. Kalau masalah tetap berlanjut, gimanaNahdi sini fungsinya curhat, tapi curhat kepada orang yang benar-benar Anda percaya ya. Anda bisa menceritakan peleceh kepada sahabat kamu karena dukungan itu diperlukan loh.


     Well, tidak menutup kemungkinan kalau peleceh itu perempuan dan yang menjadi korbannya adalah laki-laki. Bagaimana bisa? Kembali ke paragraf kedua, pelecehan terjadi karena power atau daya yang dimiliki seseorang dalam suatu organisasi. Jadi, perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menjadi peleceh apabila perempuan tersebut memiliki power untuk mengintimidasi orang lain (perempuan/laki-laki).

25 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar