Kamis, 30 Oktober 2014

Sexual Dysfunction? (Abi Dinda Permata Sari)

Postingan kali ini membahas mengenai disfungsi seksual yang dapat terjadi pada manusia. Apa aja sih macem-macemnya? Ada ejakulasi dini, organ seks yang tidak mampu ereksi dan berbagai macam lainnya. Ternyata gangguan seksual ini tidak hanya terjadi pada laki-laki lho.. Pada perempuan juga bisa terjadi yang namanya Vaginismus dimana vagina mengalami kontraksi saat akan terjadi penetrasi dan hal ini menyebabkan rasa sakit pada perempuan saat akan berhubungan seksual. 
     Hal-hal seperti yang dialami diatas tentu akan berpengaruh pada pasangan suami istri. Apa sih penyebabnya? Dalam konteks ini dapat dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu medis dan psikologis. Secara Psikologis, hal-hal seperti Vaginismus dapat terjadi akibat adanya trauma pada masa lalunya. Pada salah satu kasus, ada seorang yang mengalami vaginismus, menceritakan bahwa dirinya telah menjalin hubungan selama 3 tahun berhubungan dengan pasangannya, namun tidak berhasil mencapai penetrasi menjelaskan bahwa dirinya memiliki masa lalu pernah dipaksa berhubungan seks dengan ayah tirinya. Dirinya merasa pada saat akan tejadinya penetrasi, vaginanya seperti tertutup. Hal ini jelas menunjukan bahwa adanya pengaruh trauma masa lalu yang menyebabkan hal tersebut terjadi. 
     Jika dilihat dari sudut pandang medis, hal-hal seperti ini dapat diobati dengan bantuan alat atau terapi hormon pada orang yang mengalami gangguan seksual, namun apabila terdapat faktor trauma sangat disarankan untuk melakukan konseling dan psikoterapi dengan psikolog terlebih dahulu sebelum ke medis, jika tidak, bantuan alat dan terapi medis biasanya tidak bekerja secara baik.
     Selain gangguan tadi juga ada penyebab lain dalam berhubungan seksual, misalnya orang yang memiliki sakit jantung dan hipertensi. Pada saat berhubungan seksual diketahui bahwa detak jantung akan lebih cepat dan pernafasan tentu menjadi bekerja lebih banyak. Hal ini tentu akan menjadi masalah ketika orang sedang berhubungan seksual. Orang yang melakukan tranplantassi jantung disarankan 4-8 minggu setelahnya baru diperbolehkan melakukan hubungan seks kembali. 
     Apa pula faktor yang mempengaruhi seperti Kanker, dimana ada bagian yang dibuang karena terkena sel kanker. Namun beberapa kanker seperti kanker payudara dan kanker Testicular sebenarnya tidak mempengaruhi secara fisik pada hubungan seksual. Namun orang yang mengalami kanker jenis ini biasanya mengalami beban psikologis bagi mereka untuk melakukan hubungan seksual karena terjadinya perubahan bentuk pada payudara pada wanita dan skrotum pada pria. Namun pada dasarnya mereka masih tetap mampu melakukan hubungan seksual seperti pada umumnya. Hal ini juga terjadi pada orang yang mengalami kanker prostat, mereka khawatir penggunaan katerter akan menyebabkan infeksi dan membuat orang tidak mampu melakukan hubungan seksual. 

     Maka dari itu, dari masalah-masalah psikologis yang terjadi dapat dibantu dengan dukungan dan penerimaan dari partner seksualnya. Apabila masalah sudah dipengaruhi oleh trauma masa lalu tentu diperlukan bantuan psikolog untuk konseling dan psikoterapi untuk mengobati truama tersebut terlebih dahulu sebelum diberikan penanganan medis untuk membuatnya lebih efektif. Kebanyakan orang yang mengalami masalah seksual biasanya akan mengalami depresi dan merasa tidak berdaya, karena berpikir hal tersebut adalah akhir dari segalanya, namun yang perlu disadari adalah semuanya terdapat jalan keluarnya dan pengobatannya, namun penerimaan dan dukungan partner adalah hal yang mutlak dibutuhkan. 


22 Oktober 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar