Kamis, 01 Mei 2014

review-sharing-cerita-bareng-kakak-alumni (Kintan Nurcahya Wailulu)




Untuk kali ini postingan blog matakuliah teknik wawancara bukan bedasarkan hasil dari pembicara ibu negara kita ( Ibu Henny ) melainkan berdasarkan hasil dari pembicara dari beberapa narasumber yang dahulu nya juga pernah kuliah di UNTAR juga yapp..bisa dibilang mereka ini adalah kakak kakak senior kami..kakak kakak senior ini mengutarakan bahwa kami semua sangat beruntung sekali bisa diberi kesempatan untuk mendapatkan materi pembelajaran langsung dari narasumber yang terjun langsung ke lapangan.... dulu kata mereka sih mereka ga dapet keistimewaan seperti yang kami rasakan hahahahaha makasih yahhh bu Henny *sungkem ke bu Henny* back to the topic.. kakak kakak senior ini mereka berkecimpung di dunia per-PIO-an sebelumnya ada kak Dian beliau adalah seorang wanita yang dulunya ketika mengambil program profesi beliau mengambil jurusan Klinis Dewasa namun..pada akhirnya terjun juga di dunia PIO beliau bekerja di sebuah perusahaan pertambangan ( nikel ) di tempat nan jauh disana di...PAPUA di sebuah desa pedalaman dan beliau bekerja disana selama 4tahun.........waktu yang cukup lumayan lama..terlebih lagi disana terdapat beberapa kendala yang sudah menjadi rahasia umum APA ITU??? FASILITAS !!! iyak, banyak di bagian Timur masih kurang sentuhan pemerataan pembangunan yang pemerintah canang-canangkan mulai dari kendala bahasa yahh ini salah satunya karena disana terbiasa bebicara dengan menggunakan bahasa daerah jarang sekali untuk mereka berbicara dengan bahasa nasional kita yaitu bahasa Indonesia..dan seperti yang saya bilang tadi fasilitas menjadi kendala juga dimana disana masyarakatnya tidak begitu engeh dengan suasana perkantoran yang gedung bertingkat, ruangan ac, karyawan berpakaian menggunakan pakian rapi, bagus ,wangi.. tapi pada kenyataan yang ditemukan di lapangan apa??? Tidak ada gedung bertingkat yang ada bangunan mess yang terbuat dari kayu antara kantor dan rumah warga mungkin 11-12, tidak ada ruangan ac yang ada adalah hamparan pasir, hembusan angin pantai dan suasana pantai yang panas membakar kulit, tidak berpakaian rapi, bagus ataupun wangi menggunakan pakaian sehari-hari saja, baju santai asal sopan.. iyakk seperti itulah keadaan dilapangan sesungguhnya jauh dari apa yang bisa kita lihat sehari-hari di serial ftv hahahahaha.. setting untuk wawancara PIO di PAPUA ialah seperti keadaan biasa, interview ga mesti kaku sama pertanyaan yang udah dibuat dikertas, mesti jaga sikap.. namun keadaan disana seperti yang ka Dian ceritakan disana tuh seru ngobrol bisa kapan aja lagi santai sambil dipantai, sambil makan, yahhh engga kaku berpakaian pun ga mesti pake kemeja, celana bahan, pake baju biasa aja.. ngobrolnya juga ga mesti diruangan koo bisa dipantai, bisa di mess.. anywhere if you want..kak Dian biasa nya pake test psikologi apa aja sih???? Ka Dian biasa nya menggunakan test gambar aja sediain kertas sama pensil.. ga usah pake test-test yang ribet-ribet menurut ka Dian sembari kita mewawancarai calon karyawannya itu kita juga bisa sekalian kan mengobservasi si calon karyawan ini... dan menurut ka Dian juga IPK tinggi bukan sebagai penentu mutlak bisa bekerja di perusahaan tersebut ka Dian menjelaskan lagi bahwa lebih baik IPK standar tapi masih bisa beradaptasi dengan lingkungan dengan baik dan respect sama dunia sekitar karena banyak yang berprestasi dalam akademik oke namun ketika harus berinteraksi dengan dunia pekerjaan sesungguhnya banyak yang tidak betah dan akhirnya mengundurkan diri....
Lalu pembicara kedua ada Kakak Bambang beliau pun sharing tentang cerita nya dan suka dan duka dalam dunia PIO.. dimana kak Bam ini bekerja di salah satu perusahaan asuransi sebelum dia menapaki karir nya sekarang ini beliau sempat gonta-ganti perusahaan dimana awalnya beliau bekerja di ASRA sebagai mahasiswa yang lagi magang ( TAPI GA DIBAYAR CUMAN CARI PENGALAMAN) dibagian HRD rata-rata anak psikologi karir awalnya di HRD dulu nih hehehehehe sampe akhirnya beliau mencoba untuk pindah ke perusahaan lain dan beliau mencoba untuk merancang semua strategi pendekatan dimana beliau mencoba menanyakan ke semua staf dan menurut kak Bams kita harus bisa jadi “ ikan besar dikolam yang kecil” karena dengan begitu kita bisa tau seberapa jauh kapasistas kita dan bagaimana kita bisa mengexplore apa yang kita punya untuk setting wawancaranya sih yahh kalo kak bams ini lebih ideal lah yaaa..ga seperti kak Dian tadi hehehehe
Next ada kak Sam dimana beliau bekerja disalah satu produk minuman semua bahan yang ingin disampaikan oleh ka Sam sebenernya sudah di sampaikan oleh kak Bams, ka Dian.. tapi ka Sam menambahkan beberapa tambahan seperti yang beliau sampaikan kita tuh barus peka, dan tahu bagaimana kita harus bertindak dan jangan sampai apa yang kita lakukan bisa merugikan perusahaan kita harus bisa mempertanggung jawabkannya dan bekerja sungguh-sungguh dan menyukai pekerjaan itu.. itu hal yang terwajib nya hehehehe

30 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar