Minggu, 18 Mei 2014

Dont panic guys.. (Rizky Syafitri)



Sebelum kita membahas Exhibitionist saya akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai Paraphilia. Paraphilia dalah perilaku seksual yang melibatkan keinginan atau ketertarikan terhadap obyek erotis yang tidak biasa atau berbeda. Mayoritas orang dengan parphilia adalah laki-laki. Selain itu, orang dengan paraphilia berasal dari setiap kelompok sosial ekonomi, setiap kelompok ras dan etnis, dan dari setiap orientasi seksual. Beberapa orang dengan paraphilia mengklaim bahwa perilaku mereka sangat berarti untuk kehidupan mereka dan memberikan mereka rasa percaya diri , sedangkan yang lain mengatakan perilaku mereka untuk membantu mereka mengekspresikan kemarahan atau kesepian.

Ada beberapa Teori mengenai darimana paraphilia dimulai salah satunya yaitu Louise Kaplan, seorang psikoanalisis paraphilia mengusulkan bahwa setiap paraphilia yang terkait dengan masalah maskulinitas atau femininitas; seperti yang ia tulis, "Setiap penyimpangan laki-laki memerlukan topeng atau peniruan maskulinitas dan setiap penyimpangan perempuan memerlukan topeng atau peniruan kewanitaan.” Misalnya, seorang pria yang ketika berada di depan umum mengatasi kecemasan dengan membangkitkan reaksi terhadap penisnya dengan memperlihatkan penisnya kepada wanita. Dalam pandangan ini, seorang pria menutupi perasaan maskulinitasnya dan membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pria dengan menunjukkan bahwa dia memiliki instrumen maskulinitas dan menunjukkan bahwa penisnya dapat menginspirasi ketakutan, yang biasanya diperlihatkan pada gadis-gadis muda yang lebih mungkin untuk menampilkan reaksi ketakutan.

Ada berbagai macam tipe Paraphilia salah satunya adalah Exhibitionist
Exbitionisme merupakan salah satu gangguan seksual yang mendorong pelakunya untuk menujukkan alat genitalnya (alat kelamin) kepada lawan jenis, biasanya kepada orang yang tak dikenalnya. Ia akan mencapai kepuasan apabila orang yang dia pameri terkejut atau takut. Hampir bisa dipastikan exhibitionis adalah seorang laki-laki dan yang menjadi korban adalah perempuan, baik anak ataupun dewasa. seringkali mereka para  korban kaget dan terkejut ketika melihat exhibitionis. Hal itu justru membuatnya puas dan cenderung mendorong untuk melakukannya lagi. Kebanyakan dari exhibitonist memiliki hubungan yang normal dan sejarah sexual dengan partnernya. Mayoritas dari exhibitionis adalah pemalu, penyendiri, dan juga ditemukan memililki kepribadian yang borderline dan avoidant personality disorder. Exhibitionist wanita sangat jarang ditemukan, kemungkinan karena muncul dalam bentuk yang berbeda dengan pria. Wanita exhibitionist muncul dalam bentuk yang fenimim dan menginginkan apresiasi dari orang, mereka menginginkan ekspresi pria yang senang melihat tubuhnya telanjang, hal tersebut meningkatkan nilai sexual dan feminimitynya.Karena wanita memiliki kesempatan untuk mengekspos tubuhnya di dunia sosial sebagai bagian dari standar fasion wanita.


Beberapa cara yang bisa kita lakukan ketika bertemu dengan orang exhibitionist.

·         Jangan Takut, kontrol diri jangan tampakkan takut pada orang exhibitionism.
·         Jangan ekspresikan kekagetan, seperti menutup mata, teriak, atau bahkan menangis, karena pelaku akan semakin senang dan merasa terpuaskan.

·         Jangan berlari bila kita tadi sedang berjalan santai saja.

·         Bila dia ada di depan kita maka tetap saja melihat padanya, tentunya pada bagian wajahnya.

·         Cuek saja  seolah tidak terjadi apa-apa, sehingga pelaku akan merasa minder dengan sendirinya karena tidak di hiraukan.

Santai saja ketika melakukan hal-hal di atas, tak perlu takut diperkosa. Karena exhibitionism lebih memilih menunjukkan “anu”nya kepada seseorang daripada berhubungan sex. Apabila cara-cara yang telah disebutkan tidak berhasil. Cobalah cara yang sedikit ekstrim dengan menyiapkan penggaris, penggaris besi lebih baik, jika dia mendekat maka pukul saja “anu”-nya!  cara yang itu terlalu anarkis namun kalau kepepet yah apapun bisa terjadi bukan hehe, saran penulis tetap lakukan keempat hal di atas saja ok.
 
11 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar