Minggu, 18 Mei 2014

Psikologi Pendidikan Menggunakan Metode Active Learning (Lisa Febriani)


     Dalam dunia pendidikan banyak istilah-istilah yang digunakan sebagai metode belajar-mengajar di dalam kelas, salah satunya adalah pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Intinya pada metode tersebut, anak didik tidak hanya diberikan atau “disuapi” dengan berbagai pengajaran, teori, atau apapun yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, pada metode ini siswa harus mengembangkan dirinya sendiri, tentunya sesuai dengan minatnya, siswa harus aktif tidaklah pasif, agar siswa tersebut bisa mandiri dan mampu untuk menghasilkan potensi diri secara maksimal. 

  Salah satu contoh dalam menerapkan pembelajaran aktif ini adalah untuk mengajak anak-anakpreschool di PAUD. Biasanya sekolah-sekolah mengharuskan siswanya untuk menghafal secara teoritis setelah itu siswa akan diberikan sejumlah soal-soal ujian/tes yang akan menilai kemampuan siswa tersebut, namun terdapat cara lain yang juga mampu untuk menghasillkan potensi yang maksimal dari siswa-siswa tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah sbb:
 
1. Tampilan ruang kelas dan susunan letak barang-barang yang terdapat di dalam kelas di buat semenarik mungkin dan kelas tersebut juga seharusnya dilengkapi barang-barang yang berkaitan dengan minat siswa-siswa namun tetap dengan fokus tujuan pembelajaran. Bagi anak usia dini sekitar 0-6 tahun, ruang kelas yang menarik diikuti dengan fasilitas yang lengkap yang mendukung adanya minat siswa untuk belajar dan bermain sangat diperlukan agar anak merasa tidak jenuh dan selalu bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas.


2. Di dalam kelas, siswa hendaknya diberikan mainan atau barang-barang yang aman dan nyaman serta sesuai dengan usianya. Misalnya, seorang anak di rumahnya tidak dibolehkan menyentuh barang-barang milik ibunya seperti panci, wajan, penggorengan, yang sebenarnya mungkin anak ingin sekali mengenali dan memegang benda-benda tersebut, namun di dalam kelas PAUD, hendaknya siswa diberikan benda-benda yang tidak boleh dipegangnya di rumah, namun tetap dalam konteks yang aman dan nyaman bagi anak tersebut. 


3. Guru yang mengajar di dalam kelas hendaknya juga melakukan observasi kepada siswa-siswanya untuk melihat bagaimana siswa tersebut berinteraksi dengan siswa lain, dan juga agar guru dapat cepat tanggap memahami kebutuhan siswa dan membantu siswa ketika siswa mengalami kesulitan.


4. Anak juga harus diajarkan cara tertib dan disiplin sejak dini agar terhindar dari hukuman. Contoh yang dapat diterapkan adalah, dalam suatu ruang kelas terdapat 1 buah komputer, yang mana pasti lebih dari satu orang anak ingin menggunakannya. Bagaimana caranya agar anak dapat tertib dan disiplin? Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memberikan jam pasir sebagai pengatur waktu. Adanya aturan bahwa ketika satu anak sedang bermain komputer, maka jam pasir digunakan sebagai pengukur waktu kapan anak tersebut mulai dan kapan anak tersebut berhenti bermain, setelah itu ketika ada temannya yang lain ingin bermain, maka temannya tersebut harus mengantri. Inilah cara yang dapat digunakan agar anak belajar dengan tertib dan disiplin.

5 Mei 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar