Pengertian Empati adalah proses kejiwaan seseorang individu larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka, dan seolah-olah merasakan atupun mengalami apa yang dirasakan atu dialami oleh orang tersebut. Memiliki rasa empati memang bukan hal mudah, terlebih ketika kondisi dalam keadaan sulit. Sebab untuk menunjukkan rasa empati, seseorang harus mampu membayangkan diri sendiri menjadi apa yang orang lain rasakan.
Seiring bertambahnya usia, rasa empati seseorang berubah sesuai dengan pribadi mereka. Namun bukan berarti empati tidak dapat ditumbuhkan kembali. Berikut lima hal yang bisa menumbuhkan rasa empati.
1. Memiliki rasa ingin tahu
Orang yang memiliki rasa empati yang kuat adalah orang-orang yang memiliki rasa ingin tahu terhadap orang lain. Mereka bisa memulai pembicaraan dengan orang asing yang duduk di sebelah mereka di bus dan berbicara tanpa menginterogasi mereka. Rasa ingin tahu memperluas empati seseorang saat berbicara dengan orang di luar lingkungan sosialnya, menghadapi hidup dan pandangannya terhadap dunia.
2. Tidak berprasangka dan menemukan kesamaan
Orang-orang yang memiliki rasa empati yang kuat tidak mudah memberikan prasangka terhadap orang lain. Mereka justru menantang prasangka dan mencari kesamaan. Sebuah kisah mengenai hubungan ras kulit putih dan kulit hitam di Amerika menggambarkan hal tersebut. Pria bernama Claiborne Paul Ellis yang berkulit putih diharuskan bekerja dengan masyarakat kulit hitam yang dibencinya. Tapi bukannya menghindar, ia justru mencari kesamaan untuk dapat bekerja sama dengan melihat bahwa ia dan ras kulit hitam itu sama-sama berasal dari keluarga miskin.
3. Mencoba memahami orang lain
Pepatah pernah mengatakan, berjalanlah satu mil dalam sepatu orang lain sebelum Anda mengkritiknya. Memahami apa yang dirasakan oleh orang lain, membuat Anda mengerti mengapa mereka membutuhkan bantuan atau melakukan hal-hal yang tidak pernah terbayangkan.
4. Mendengarkan dan bersikap terbuka
Ada dua ciri yang dibutuhkan untuk menjadi orang yang berempati, yaitu mendengarkan dan bersikap terbuka. Seorang psikolog, Marshall Rosenberg, mengatakan bahwa jika ingin mengerti seseorang maka dengarkan dan lakukan semua yang mereka bisa untuk memahami keadaan dan kebutuhan emosional mereka. Setelah itu, ungkapkan perasaan Anda kepada seseorang untuk menciptakan ikatan empati yang kuat.
5. Manfaatkan media social
Jika selama ini Anda menggunakan media sosial untuk menulis keluh kesah maka kini saatnya mengubah media sosial sebagai alat menarik empati banyak orang. Misalnya, memberikan informasi mengenai kekeringan di Afrika atau bencana alam yang baru saja terjadi. Dengan demikian, media sosial Anda tidak hanya sekadar menjadi buku harian tapi juga koneksi empatik.
8 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar