Jumat, 05 September 2014

Love and Intimacy (Yohana Pratama)


Ada suatu seminar yang diadakan oleh Komunitas St. Thomas dengan tema Keluarga. Dalam seminar tersebut ada seorang Pastor yang mengadakan survey terhadap peserta seminar yang kebanyakan adalah pasangan suami istri. Hasil dari survey tersebut menunjukkan bahwa sebagian kecil dari peserta seminar adalah pasangan suami istri dengan hubungan yang masih harmonis, sebagian lagi adalah pasangan suami istri dengan hubungan yang sudah kurang harmonis, dan sebagian peserta lagi adalah mereka telah bercerai. Lalu, dalam survey tersebut juga didapatkan bahwa alasan mereka sudah tidak memiliki hubungan yang harmonis karena tidak adanya perilaku yang menyenangkan dari pasangan masing-masing, seperti tidak mendapat kata-kata manis dari pasangan, tidak mendapat perhatian dari pasangan. Selain itu, alasan mereka bercerai karena sudah tidak ada kecocokan lagi, tidak ada rasa saling mengerti dan merasa bahwa mereka sudah saling tidak mencintai. Kemudian, dalam survey tersebut juga didapatkan bahwa sebagian besar pasangan yang bercerai terjadi di usia pernikahan ke 10-15 tahun.
Cinta dalam sebuah hubungan pernikahan sangatlah diperlukan untuk menjaga keharmonisan dari pasangan suami istri. Akan tetapi, setiap pasangan seharusnya sadar bahwa cinta yang mereka butuhkan untuk menjaga hubungan. Ada tiga jenis cinta yaitu romantic lovepassionate love,companionate loveRomantic love berasal dari rasa bahagia yang berlebihan dan rasa cemas seperti takut kehilangan, dan berhubungan dengan ketertarikan fisik, serta memiliki ciri seperti mengagung-agungkan pasangan. Passionate love cenderung mengarah pada gairah atau dorongan untuk melakukan hubungan seksual. Sedangkan, companionate love cenderung mengarah pada kebermaknaan akan cinta yang mereka rasakan, seperti adanya komitmen, kedekatan, keintiman, dan afeksi. Dalam hubungan pernikahan ketiga jenis cinta harus dimiliki oleh setiap pasangan suami istri. Hal ini dikarenakan hubungan suami istri yang tidak memiliki cinta mungkin akan menjadi hubungan yang kaku, dinamis, dan tidak sehat, atau yang paling parah adalah berujung pada perceraian.

John Alan Lee menjelaskan ada enam tipe jenis cinta yaitu:
1.    Eros: jenis cinta yang berhubungan dengan ketertarikan fisik terhadap pasangan, seperti pasangan yang hanya menyukai keadaan fisik dari pasangannya saja.
2.    Ludus: jenis cinta yang bersifat main-main, seperti gaya berpacaran remaja yang mudah putus dalam waktu pacaran yang singkat.
3.    Storge: jenis cinta yang bersifat tenang, dan diam, seperti gaya berpacaran yang mematuhi beberapa aturan atau norma agama.
4.    Mania: jenis cinta yang bersifat gila, seperti pasangan yang suka mabuk-mabukkan dan membawa dampak buruk bagi pasangan.
5.    Pragma: jenis cinta yang bersifat practical love, seperti menyukai pasangan karena alasan uang atau kekayaan.
6.    Agape: jenis cinta yang bersifat paling baik, seperti mementingkan kebahagiaan pasangan.
Cinta dalam sebuah hubungan memang sangat penting, tetapi bila tidak didukung dengan kemampuan komunikasi yang baik dengan pasangan maka cinta yang dimiliki pasti tidak berguna. Dalam survey yang dilakukan Sang Pastor dalam seminar tersebut menyatakan bahwa hal-hal yang disukai oleh istri dari suami atau sebaliknya adalah kata-kata yang manis, perhatian kecil seperti menanyakan apakah sudah makan, dan pujian-pujian kecil untuk pasangan masing-masing. Setiap pasangan akan merasa bahagia dan memiliki hubungan harmonis apabila adanya komunikasi yang baik dalam sebuah hubungan. Selain itu, dalam sebuah hubungan kepercayaan sangatlah diperlukan, karena apabila suatu hubungan sudah tidak ada kepercayaan lagi makan pasangan tidak akan merasa nyaman terhadap pasangannya. Misalnya, para istri yang selalu memeriksa handphone atau media sosial para suaminya, maka para suami tidak akan merasa nyaman karena itu adalah privasi mereka yang mungkin tidak ingin orang lain tahu.

27 Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar