Kalian pasti pernah mendengar orang lain mengatakan “hidup itu penuh dengan pilihan, guys”. Nah, menurut saya ungkapan itu benar, dan pilihan yang kita buat juga termasuk dalam hal orientasi seksual yang akan kita pilih. Pernah gak sih kalian berpikir mengapa individu dapat menyukai lawan jenis, sesama jenis, atau bahkan menyukai keduanya??? Itu semua karena orientasi seksual yang telah mereka pilih. Sebelum lebih jauh, kita bahas dulu yah tentang orientasi seksual.
Orientasi seksual adalah kecenderungan individu untuk memilih arah seksual baik dengan satu atau dua jenis, dan baik dalam fisik, emosional, seksual, dan romantis. Orientasi seksual terbagi menjadi tiga jenis yaitu Heteroseksual, Homoseksual (lesbian atau gay), dan Biseksual. Nah, untuk menentukan orientasi seksual tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti genetika, yang mungkin karena ada kesalahan di dalam otak. Lalu, faktor lainnya yaitu karena pergaulan atau lingkungan sosial, dan mungkin karena memang dari dalam dirinya sendiri telah merasa nyaman dengan orientasi seksual yang telah ia pilih. Selain itu, ada istilah yang sering dikenal dengan sebutan Transgender, yaitu individu yang merasa bahwa dirinya bukan berdasarkan jenis kelamin yang ada. Misalnya, apabila seorang pria merasa bahwa dirinya bukan pria, tetapi malah merasa bahwa dirinya adalah wanita.
Saya pernah berbicara dengan seorang ibu yang mempunyai tiga anak laki-laki, dan anak terakhirnya memiliki sikap dan karakteristik seperti anak perempuan. Ibunya menceritakan bahwa saat masih dalam kandungan, ia dan suami berharap bahwa anaknya yang akan lahir berjenis kelamin perempuan. Pada saat anak itu berusia 1 sampai 4 tahun, anak tersebut sering diperlakukan seperti anak perempuan. Misalnya, rambut anak tersebut dipanjangkan sampai sebahu, didandani seperti anak perempuan. Selain itu, anak tersebut juga sering diledeki dengan kata-kata “dasar cewek”. Lalu, berdasarkan cerita ibunya, anaknya tersebut sangat sensitif, misalnya, apabila dimarahi atau ditegur maka ia akan cepat menangis. Selain itu, dari penampilan fisik anak tersebut juga memang seperti anak perempuan. Saat ini, anak tersebut sudah berusia 10 tahun, dan terkadang masih mendapat perlakuan tersebut. Hanya saja saat ini rambut anak tersebut sudah seperti anak laki-laki, hal ini dikarenakan peraturan sekolah yang mengharuskannya memiliki rambut pendek.
Akan tetapi, saat bertemu dengan anak tersebut, saya bersyukur kalau ia tetap merasa bahwa dirinya adalah anak laki-laki. Dan, saya berharap bahwa ia akan tumbuh menjadi anak laki-laki yang selayaknya dan dapat memilih orientasi seksual yang tepat. Nah, berdasarkan cerita ibu tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa orientasi seksual mungkin saja dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Lalu, perlakuan menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mendorong anak-anak dalam memilih orientasi seksual.
Oiyah, selain itu, kalian sadar tidak betapa pentingnya kita menjaga dan merawat organ-organ reproduksi diri kita? Teman-teman, kalian tahu tidak bahwa pada jaman sekarang banyak sekali penyakit-penyakit yang berhubungan dengan organ-organ reproduksi kita seperti kanker serviks, kanker payudara, kanker vulva, dan masih banyak lagi. Dan, lebih parahnya penyakit-penyakit tersebut dapat diderita oleh anak-anak perempuan yang telah mencapai pubertas walaupun usianya dapat dikatakan sangat muda. Hal ini dikarenakan adanya pergaulan bebas yang sering terjadi, dan virus-virus tersebut yang semakin mudah menyebar. Teman-teman, saya pernah disarankan oleh dokter untuk melakukan vaksin HPV, dan saat itu saya menolak karena berpikir tidak penting dan tidak ada gunanya. Tetapi, setelah melihat bahwa beberapa kenalan telah di diagnosis memiliki sel kanker dalam tubuhnya. Saya berubah pikiran, dan meminta dokter untuk melakukan vaksin HPV tersebut.
Nah, teman-teman, saya berharap agar kalian semakin sadar untuk menjaga organ reproduksi kalian baik bagi kaum wanita maupun kaum pria.
3 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar