A: Yang, kamu tinggal sama aku yuk mulai sekarang.
B: Lho kok? Kenapa, bang? Kan kita belum nikah, memang boleh?
A: Hallahh... Tenang saja, kan bentar lagi kita juga kita bakalan nikah kok. Persiapan aja.
B: ......
Yuhuuu... I'm back!! Hehehe...
Sudah baca kutipan dialog di atas?? Menurut readers, apa yang akan di jawab oleh si B, si wanita?? Hayooo, kira-kira apa yaaa... "Ayuklah!" atau "Gak mau akh!"
Oh iya, tindakkan yang akan dilakukan oleh A untuk tinggal bersama dengan B dan tidak terikat dalam janji pernikahan adalah kohabitasi atau bahasa kerennya, kumpul kebo. Kohabitasi ini cukup menjadi tren di beberapa negara lhoo... Pasti readers sesekali pernah lihat deh di beberapa film Hollywood, si cewek dan cowok yang cakep-cakep itu tinggal bareng begitu saja, padahal bisa di bilang mereka itu masih pacaran. Nah!! Sudah dapat beberapa bayangan contoh filmnya? Readers, seperti yang bisa lihat dalam film-film itu, hal-hal yang dilakukan pasangan yang kohabitasi itu hampir sama dengan pasangan yang sudah menikah ya, makan bareng, aktivitas bareng, tidur bareng, bahkan sampai berhubungan seks. Wow! Kok, bisa ya?
Bagi pasangan yang kohabitasi, mungkin mereka melakukan ini dengan harapan dapat lebih mengenal pasangannya lebih jauh, mengenai kebiasaan dan keistimewaan satu sama lain, hingga ingin saling mendewasakan hubungan mereka. Tapiii... Ada tapinya nih, mungkin saja juga pasangan yang mengajak kohabitasi itu punya tujuan terselubung, yaitu hanya ingin dapat cepat berhubungan seksual dengan pasangannya! Nah, lho... Macam dimanfaatkan sama pasanganya kalau begini mah.. Ngebet gitu. Ckckck...
Coba bayangin, seandainya pasangan yang kohabitasi itu punya anak dan masih belum menikah?? Kalau masih serumah terus sudah siap-siap buat nikah, ya gak apalah ya (tapi nikah yang dicatat hukum ya, bukan nikah siri). Tapi kalau tiba-tiba pasangan itu ribut terussatunya kabur sudah gitu batal nikah? Yang sedih bukan cuma pasangan yang ditinggalin, tapi anaknya juga. Apa kabar anaknya nanti, susah lhoo urus surat-suratnya. Kan, kasihan ke anaknya juga.
Kohabitasi juga kadang dilakukan dengan tujuan ingin melihat seberapa jauh hubungan pasangan itu dapat berjalan, semacam ngetes gituu... Menurut penelitian, pasangan yang kumpul kebo itu tuh lebih mungkin untuk gagal dalam pernikahannya. Padahal ya, kalau memang cinta mah, enggak perlu tuh yang namanya kohabitasi. Ingat, komitmen pada pasangan, kalau cinta ya nikah! Kalau sudah yakin dengan diri sendiri dan pasangan, terus sudah siapin mental, cukup umur, cukup biaya hidup, dsb. langsung deh! Hajar!! Nikah. Hehehe...
17 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar