DEFINISI WAWANCARA
Proses paling dasar untuk mengumpulkan informasi, penyelesaian masalah, dan informasi psikososial. Cenderung bersifat short term: satu atau dua sesi (Ivey, Ivey & Zalaquett, 2010). Pemanfaatan metode wawancara dapat digunakan dalam berbagai macam bidang dan biasanya digunakan dalam penelitiaan kualitatif. Contoh pemanfaatan metode wawancara dalam bidang psikologi biasanya untuk mengumpulkan informasi atau data yang bersifat psikososial (aspek psikologi dan aspek sosial), bidang kedokteran mengumpulkan informasi berdasarkan aspek fisik dan obatnya (farmatologi), bidang penelitian psikologi (assesment) menggunakan metode wawancara biasanya menggunakan sort term (lebih dari 1 sesi) dengan tujuan mendapatkan data yang lebih akurat. Biasanya dilanjutkan dengan penggunaan alat test, observasi, treatment (psikoterapi).
Proses mengumpulkan informasi dari seseorang dengan memberikan pertanyaan yang akan dijawab pasien (Morrison, 2008). Merupakan cara menolong seseorang ketika mereka membicarakan tentang diri mereka (insight). Aktivitas meminta pasien untuk mengungkapkan emosi dan cerita kehidupan pribadi mereka.
PERBEDAAN WAWANCARA DENGAN PERCAKAPAN BIASA
Percakapan biasa dapat dihentikan ketika percakapan tersebut terasa tidak nyaman, kemudian wawancara perlu menceritakan apa yang seharusnya tidak perlu diceritakan atau membicarakan fakta dan perasaan yang tidak menyenangkan (masalah klinis). Hal-hal yang tidak menyenangkan perlu diceritakan guna untuk membantu masalahnya. Jika di dunia industri, biasanya orang cenderung menceritakan hal yang positif dari dirinya, dan peran kita sebagai wawancara perlu untuk menanyakan apa hal-hal negatif yang ada (seperti kegegalan yang pernah dirasakan dan bagaimana cara orang tersebut menyelesaikannya). Dalam proses wawancara perlu adanya urutan-urutan yang dilaksanakan dengan tema yang relevan (pedoman wawancara), serta pewawancara dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas terutama area yang menyangkut dalam proses wawancara. Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan informasi, membangun hubungan pewawancara dengan orang yang diwawancarai serta memperbesar pemahaman pewawancara dan klien terhadap masalah tingkah laku agar nantinya pewawancara dapat memberikan dukungan dan arahan dalam membantu klien menangani masalahnya ke arah yang lebih baik. Kesimpulan perbedaan wawancara dengan percakapan biasa adalah wawancara dapat menyelesaikan masalah klien sementara percakapan biasa tidak.
Konseling (Ivey, Ivey & Zalaquett, 2010)
Konseling merupakan kelanjutan dari proses wawancara dan lebih intensif, lebih sering terjadi dan bersifat pribadi (rahasia). Fokus konseling adalah menolong orang untuk menyelesaikan masalah-masalah sehari-hari yang seringkali cukup kompleks bagi orang tersebut (Axis IV). Biasanya dilakukan oleh tenaga ahli/profesional.
Psikoterapi (Ivey, Ivey & Zalaquett, 2010)
Menghadapi masalah yang lebih serius, fokus terhadap masalah kepribadian dan masalah tingkah laku (Axis I dan II). Axis I gangguan klinis, seperti kecemasan, skizophrenia (residual dan aktif), eating diorder, gangguan tidur, disosiative identity disorder, dan masalah klinis lainnya. Axis II gangguan kepribadian dan gangguan perkembangan (intellectual disfuntioning), borderline, narcissism, avoidant personality disorder dan lain sebagainya. Butuh baseline yang baik melalui proses wawancara.
KEGUNAAN WAWANCARA
• Sarana pengumpulan data selama evaluasi psikologis.
• Sarana untuk mengembangkan rapport dan mendorong klien untuk melakukan eksplorasi diri.
• Melengkapi data tes psikologis, untuk memeriksa kebenaran atau makna hasil tes.
• Memberikan informasi yang sangat berguna yang mungkin tidak dapat diperoleh dengan cara lain (observasi tingkah laku, reaksi klien tentang situasi kehidupannya saat ini).
• Meramalkan tingkah laku di masa depan.
HAL YANG PENTING DISADARI UNTUK TUJUAN WAWANCARA
1. Awarness
Menyadari bahwa setiap permasalahan yang terjadi pada setiap orang tidaklah sama, memahami pendapat, serta menyadari bahwa setiap individu memiliki asumsi nilai-nilai yang berbeda dengan orang lain sehingga menimbulkan bias
2. Knowledge
Mempelajari macam-macam psikopatologi dan penanganannya, memahami setiap perbedaan budaya, ras, suku sehingga tidak menimbulkan kesenjangan
3. Skill
Keterampilan berempati, keterampilan sosialisasi dengan orang lain untuk tujuan menciptakan hubungan yang baik dan efektif
4 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar