Holla, I'm back guys.. After being absent from blogging world for about 3 months (maybe?). Starting today I will update this blog weekly since there's another assignment using this blog... Enjoy today's update!
Pernah denger yang namanya cinta? Pernah ngerasain yang namanya cinta? Kalo kata orang sih berjuta rasanya #eaaaa (para jomblo diharap bersabar yak HEHEHE)
Bagian yang tidak bisa dijelaskan dari cinta adalah kapan seseorang tertarik kepada orang lain. Menurut psikologi sih ada beberapa penjelasan dari berbagai sudut pandang. Ada dari sudut pandang behavioral reinforcement yang menyatakan cinta bisa tumbuh karena mendapatkan respon positif dari "objek" yang dicintai. Ya kalo dibilang sih kayak dapet lampu ijo gitu dari gebetan #eaaa. Semakin positif respon yang diterima maka semakin tinggi pula kemungkinan tumbuhnya cinta.
Kemudian ada pula sudut pandang kognitif yang menyatakan cinta bisa ada karena kita berpikir bahwa "saya mencintai dia". Untuk sudut pandang kognitif, cara berpikir manusia dianggap memiliki andil yang sangat besar dalam menentukan apakah seseorang mencintai orang lain. Selain itu ada sudut pandang fisiologis yang menganggap cinta adalah sebuah bentuk emosi, dan manusia sangat rentan dalam mengalami berbagai macam emosi. Maka dari itu manusia dapat merasakan cinta.
Sudut pandang yang lain adalah sudut pandang biologis, untuk sudut pandang ini manusia dianggap memiliki suatu zat yang disebut dengan feromon. Feromon ini berguna untuk menarik pasangan (berbeda jenis kelamin). Sudut pandang yang terakhir adalah sudut pandang evolusi. Sudut pandang evolusi menganggap cinta ada karena adanya kebutuhan untuk dilindungi. Hal ini didasarkan pada kehidupan manusia pada jaman dahulu kala ketika lingkungan tempat tinggal masih diancam bahaya dari hewan buas. Manusia membutuhkan perlindungan dari manusia lain sehingga mereka akan tertarik kepada satu sama lain.
Tahap perkembangan cinta meliputi romantic love, passionate love, companionate love.Tahap romantic love merupakan tahap yang sebagian besar hanya diliputi oleh ketertarikan secara fisik (seksual), sedangkan pada tahap passionate love ketertarikan fisik tidak begitu menjadi fokus utama dalam cinta, melainkan mulai muncul attachment,kedekatan, dan afeksi kepada objek yang dicintai. Tahap companionate love merupakan tahap akhir dari perkembangan cinta, dalam tahap ini walaupun ketertarikan fisik sudah tidak ada, namun afeksi, intimasi, dan attachment kepada objek yang dicintai tetap ada.
Cinta itu ga cuma ke pacar atau pasangan hidup ya. Cinta berevolusi sepanjang hidup kita. Pada awal kehidupan kita (pada saat masih bayi) objek yang kita cintai adalah orang yang mengurus dan memberikan kasih sayang kepada kita (caregiver). Ketika kita mulai beranjak remaja, kita mengalami masa-masa kita harus belajar bagaimana cara mencintai yang benar yang sesuai dengan norma masyarakat.
Bagi yang sudah melewati masa remaja, pernahkah kalian merasakan "jatuh cinta" ketika masih berada dalam masa remaja? Umumnya cinta yang dirasakan oleh remaja adalah cinta dalam bentuk romantic love (yang diliiat dari pasangan cuma hal yang positif, yang negatif ga tau kemana). Bentuk attachment seseorang ketika dewasa sangat dipengaruhi oleh bentuk attachment yang dimiliki ketika orang itu masih berada dalam masa kanak-kanak.
Yang namanya cinta itu itu usaha bareng-bareng, kalau cuma sendiri yang usaha itu namanya wirausaha!
Pernah mendengar kata-kata di atas? Memang betul cinta memerlukan berbagai macam usaha untuk menjaga agar perasaan tersebut tetap ada. Pengorbanan dibutuhkan dalam menjaga rasa cinta tetap ada, entah itu pengorbanan dalam bentuk waktu, materi, atau hal yang lain. Apabila hanya satu pihak yang berusaha untuk mempertahankan cinta tersebut, umumnya suatu hubungan tidak akan bertahan lama.
Cinta juga memiliki sisi yang gelap apabila telah berubah menjadi bentuk kecemburuan dan posesif. Apabila kita mencintai seseorang maka kita memiliki kepercayaan kalau orang yang kita cintai tidak akan berbuat aneh-aneh (ya kalau pihak situnya tau diri juga sih). Cemburu tidak memiliki manfaat karena hanya akan membuat seseorang lelah (abisnya kerjaannya ngecekin pasangan lagi sama sapa, temen lama tapi lawan jenis dianggep ada apa-apa... ga cape kak?). Posesif berarti menganggap pasangan hanya merupakan miliknya, pasangan tidak boleh menjalin hubungan dengan orang lain. Umumnya orang yang menunjukkan posesifitas memiliki masalah dengan self-esteem nya sehingga cenderung merasa tidak percaya dengan dirinya sendiri dan selalu merasa perlu untuk mengontrol semua hal mengenai pasangannya sebagai jaminan bahwa pasangannya tidak melakukan hal-hal di luar sepengetahuan dirinya.
27 Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar