Rabu, 03 Desember 2014

Sexual Image and Selling Sex (Refacha Violany)

Saat ini kehidupan manusia sebagian besar dipengaruhi oleh media. Baik itu media televisi, majalah, koran, maupun media sosial. Masyarakat saat ini menggunakan fasilitas media sosial pada internet untuk dapat mengakses apapun karena dapat terbukti menjadikan mencari apapun lebih mudah. Pada tulisan kali ini, saya akan membahas mengenai visual yang mengandung pornografi maupun hubungan seksual.


Banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menjual produk mereka berkaitan dengan unsur pornografi. Perempuan dijadikan simbol seksualiatas dengan menjual produk dari perusahaan.




Seksual berkaitan erat dengan pornografi. Dan ternyata, pornografi sendiri berkaitan dengan kekerasan yang mengarah pada perilaku seksual. Pada beberapa kasus pemerkosaan, ditemukan sejumlah blue film di hunian pelaku pemerkosaan tersebut. Blue film berhasil merangsang seseorang dan memicu kasus pemerkosaan di berbagai tempat. Maka itu, blue film merupakan film yang dilarang keras beredar secara legal di masyarakat. Karena terbukti dapat menghancurkan moral seseorang.

Bukan hanya blue film saja, tetapi media sosial seperti online chat dapat memicu tindakan seksual. Tidak banyak orang yang melampiaskan hasrat seksual nya pada orang asing yang terdapat pada kolom online chat tersebut. Hal-hal yang mereka lakukan biasanya berbicara mengenai seks, dan melakukan video online chat dengan membuka pakaian mereka dan melakukan masturbasi. Sebenarnya dapat dikatakan hal ini tidak senonoh, karena mereka melakukan mastubasi di depan seseorang yang tidak dikenal. Online chat yang seharusnya memudahkan individu untuk berkomunikasi pun akhirnya disalahgunakan.

Sebagai individu yang berpendidikan, sebaiknya kita lebih pintar dalam menggunakan fasilias media sosial. Banyak hal yang bisa kita lakukan selain menjatuhkan moral dan harga diri sendiri :)

3 Des 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar