Sexual assault sama dengan pemerkosaan. Pemerkosaan itu dilakukan paksa secara psikis dan psikologis.
Efek dari pemerkosaan terhadap wanita adalah acute stress, jika dilakukan oleh orang yg tidak dikenal maka korban akan merasa takut, rasa bersalah dan cemas, kemudian jika dilakukan oleh org yang dikenal maka korban akan merasa tidak percaya diri dan depresi.
Biasa atlit lebih agresif. Dia merasa kalau dirinya maskulin jadi terkadang melakukan pemerkosaan. Jika lesbian mengalami pemerkosaan, maka dia akan bingung terhadap self image nya, dia berpikir kalau dia lesbi tetapi diperkosa oleh laki-laki sehingga dirinya menjadi bingung.
Pria bisa saja menjadi korban pemerkosaan. Pemerkosaan yang dikakukan wanita terhadap laki-laki adalah dengan menggunakan verbal. Biasanya laki-laki tidak melapor ke pihak yang berwajib jika diperkosa, karena dia merasa malu, jadi diaimpan sendiri dan menjadi depresi.
Banyak juga kekerasan seksual terjadi pada anak-anak, biasanya memasukan jadi ke vagina atau juga sodomi. Biasanya juga anak kecil tidak berani bilang ke orang dewasa kalau dia mengalami pelecehan seksual karena tidak berani, dia takut pada pelaku. Anak ini juga dapat mengalami masalah keintiman dan seksual di masa depannya atau jika sudah besar nanti.
Pelaku pemerkosaan adalah orang yang mengalami masa kecil yang tidak bahagia dan juga pria heteroseksual. Pelaku seksual juga biasanya masa kecilnya pernah mengalami pelecehan seksual maka dari itu dia juga melakukan kepada org lain (learning theory).
Pengobatan untuk korban pemerkosaan adalah menggunakan terapi kognitif dan behavior. Korban ingin merasakan ikatan emosional dengan orang lain.
Pencegahan pemerkosaan adalah dengan sex education.
Intimate partner violance atau domestic violance berdampak psikologis dan fisiologis pada korban. Korban tetap bertahan dengan pasangannya karena merasa takut, isolasi, finansial, dan rendah diri. Cara pencegahannya adalah lingkungan yg sehat dan pendidikan seksual.
21 Nov 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar