Hubungan
seksual dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, tetapi ada
yang melakukannya sebelum atau setelah menikah, dan dengan seorang pasangan
atau berganti-ganti pasangan. Namun, apakah kalian tahu bahwa ada yang namanya sexual
transmitted infection atau infeksi
menular seksual (IMS). Biasanya, usia-usia muda dan remaja lebih berisiko
mengalaminya. Selain itu, perempuan yang sudah terkena infeksi akan lebih
mengalaminya dalam jangka panjang karena lapisan yang menutup vagina lebih
tipis bila dibanding dengan lapisan yang menutupi penis.
Sayangnya,
infeksi ini bersifat laten, yaitu membutuhkan waktu dan proses yang lebih lama
untuk mendiagnosis infeksi tersebut. Ada banyak bentuk infeksi, seperti ectoparasitic, gonorrhea, syphilis, chlamydia, chancroid, vaginal infections, pelvic inflammatory disease
(PID), dan HIV/AIDS. Misalnya, ectoparasitic
merupakan penyakit yang disebabkan parasit yang hidup di permukaan kulit. HIV
adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sedangkan, AIDS adalah
gejala-gejala penyakit yang menyerang tubuh sesudah sistem kekebalan tubuh
rusak oleh virus HIV. Biasanya, dapat ditularkan karena hubungan seksual, ibu
menyusui sang anak, dan transfusi darah. Maka dari itu, sebaiknya ibu yang
terkena HIV/AIDS tidak memberikan asi pada anaknya. Tidak hanya itu, masih ada
pula hal-hal yang perlu diketahui. Pasangan yang ingin menikah atau mempunyai
anak, sebaiknya berkonsultasi atau konseling pernikahan pada ahlinya.
Lebih
baik kita mencegah sebelum terlambat atau terkena virus atau infeksi-infeksi
seksual. Bisa saja dengan menjaga kebersihan (terutama daerah intim), tidak
bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan, dan menggunakan alat kontrasepsi
yang tepat. Tidak salah pula jika kita memeriksa atau mencoba mendeteksi secara
dini, sebelum infeksi lebih bertambah parah. Dengan begitu, pasangan kita pun
tidak akan tertular infeksi.
30 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar