Keterampilan Dasar Wawancara (Lisya Jofendy)
Wawancara??
apa yang di ketahui mengenai wawancara?? pastinya kebanyakan akan
menjawab wawancara adalah proses tanya jawab untuk mendapatkan informasi
yang lebih dalam. tapi apa selain itu yang di ketahui mengenai
wawancara?? terlebih wawancara dalam dunia psikologi. wawancara pastinya
selalu terpakai dalam bidang manapun, tidak terkecuali dengan dunia
psikologi. dalam dunia psikologi, wawancara di gunakan untuk lebih
mengenal dan mendapatkan informasi yang jauh lebih dalam serta lebih
akurat mengenai klien. pastinya untuk mendapatkan hubungan yang akrab,
ada beberapa cara yang harus di lakukan oleh psikolog. psikolog harus
terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan klien, bagaimana caranya?
banyak cara yang bisa di lakukan, seperti, memberikan sambutan hangat
(tersenyum) jika klien sedang ingin berkonsultasi dengan psikolog,
basa-basi dahulu untuk memperdekat hubungan antara klien dengan
psikolog, pastinya klien tidak ingin langsung di tanya atau tidak ingin
langsung bercerita, tidak sedikit yang sebelumnya ingin bercerita yang
ringan. hal terutama yang harus di lakukan oleh psikolog adalah
mendengarkan jika klien sedang bercerita, dengan cukup mendengarkan dan
menghargai jika saat klien sedang menceritakan masalahnya, maka klien
akan merasa jika ia sudah di terima dan merasa nyaman bercerita dengan
psikolog. saat klien sedang bercerita, psikolog tidak bisa berbuat atau
melakukan hal yang aneh-aneh. hal aneh-aneh apa saja yang di maksud??
seperti mengangkat telepon, atau membuat kesibukan sendiri yang dapat
membuat klien menjadi tidak nyaman bahkan ia akan merasa jika ia akan
sia-sia bercerita. selanjutnya adalah raut wajah psikolog, walaupun
klien sedang bercerita, raut muka psikolog tidak boleh terlihat
cemberut, kosong atau tidak fokus. raut wajah psikolog sebisa mungkin
harus terlihat fokus, banyak senyum serta ceria, dengan seperti itu
klien akan merasa senang dan tidak takut untuk bercerita. masalah yang
diceritakan oleh klien pasti akan bervariasi, walaupun mungkin psikolog
sudah sering mendengarkan cerita yang seperti itu, tetapi tetap raut
muka psikolog harus terlihat semangat, tidak boleh lesu bahkan terlihat
membosankan. sebagai psikolog, tidak boleh berbuat seenaknya, misalnya
pada saat klien sudah ingin bercerita masalah itu, psikolog harus
mendengarkannya sampai klien selesai cerita, sebisa mungkin tidak boleh
mengubah alur pembicaraan, pertanyaan untuk melakukan sesi wawancara
juga harus jelas, serta tetap satu arah, maksudnya adalah masih satu
dalam topik apa yang sedang terjadi pada klien.wawancara tidak harus
sama dengan pertanyaan yang di buat oleh psikolog, boleh berkembang
tetapi harus masih dalam satu topik. dengan seperti ini maka kemungkinan
wawancara dapat berjalan dengan lancar serta mendapatkan informasi yang
diinginkan.
19 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar