Selasa, 04 Desember 2012
Kekerasan Yang Merajalela (Dionysius Dias Ardi Nugroho)
Kekerasan atau agresi merupakan topik yang paling laris dan paling ramai dibicarakan di media masa. Kekerasan adalah sebuah penyimpangan, tetapi selalu saja dilakukan dan kasus-kasusnya selalu bermunculan setiap hari. Kekerasan seksual merupakan salah satu dari banyak kasus kekerasan yang muncul di Indonesia. Banyak media mengatakan bahwa pelaku kekerasan seksual biasanya mengalami gangguan kejiwaan. Kekerasan seksual yang terjadi pada anak perempuan dapat menyebakan rasa traumatis. Rasa traumatis itu muncul saat bertemu laki-laki. Perempuan yang mengalami kasus pelecehan seksual biasanya melihat laki-laki adalah sosok yang mengerikan dan cenderung menyakiti. Maklum saja, jika perempuan yang mengalami kekerasan waktu itu berusia 9 sampai 10 tahun, kasus kekerasan seksual akan memunculkan stigma negatif pada pikiran korban. Efek dari kekerasan yaitu perempuan memiliki kecenderungan untuk menjadi lesbian karena perempuan yang mengalami kekerasan merasa takut kepada laki-laki dan merasa lebih nyaman bersama perempuan. Efek negatif lainnya adalah perempuan yang mengalami kekerasan seksual dapat megarah ke prostitusi alias jadi pekerja seks komersial (PSK). Semoga pemerintah lebih tanggap dalam menangani kasus pelecehan seksual pada anak da komisi perlindungan anak juga berperan aktif, tidak hanya menerbitkan peraturan.
Selain itu kekerasan juga terjadi pada istri. Beberapa kasus yang muncul yaitu kekerasan fisik terhadap istri. Kasus kekerasan fisik yang terjadi yaitu suami memukul istri. Tidak hanya itu kekerasan verbal juga sering terjadi. Istri dimaki dengan kata-kasar oleh suami. Suami yang membatasi keuangan terhadap istri dan anak secara berlebihan merupakan contok dari kekerasan ekonomi. Kasus kekerasan terhadap istri tidak diketahui penyebabnya. Pesan moral dari Bu Henny (dosen mata kuliah psikologi perempuan), yaitu selidiki pasangan sejeli mungkin pada masa pacaran. Jika sudrah mengawasi secara berlebihan seperti melihat setiap detik pesan singkat dari telefon genggam dan mulai melibatkan kontak fisik pada saat situasi tidak mengenakkan, tiada kata, selain “PUTUS.”
1 Desember 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar