Selasa, 01 April 2014

dasar-dasar teknik wawancara (Stevani Salim)

    
Wawancara mungkin saja dapat dilakukan oleh orang-orang dewasa. namun tidak semua orang dapat mewawancarai orang dengan baik. maka itu sangat diperlukan mempelajari teknik dasar wawancara. Berikut akan saya jelaskan sedikit mengenai keterampilan dasar wawancara yang harus dikuasai oleh pewawancara, semoga ini dapat membantu kalian menguasai teknik wawancara dengan mudah dan jangan lupa hal ini tidak dapat dipelajari secara instan namun butuh proses yang panjang dan latihan, jadi jangan lupa sering latihan teknik dasar wawancara ini agar menjadi kebiasaan dan tentunya menjadi orang yang mahir dalam wawancara.
Teknik dasar wawancara yang pertama yang harus diketahui adalah kemampuan pewawancara dalam menciptakan suasana yang nyaman, hangat seperti senyum hangat, sambutan bersahabat, berjabat tangan, selain itu penting juga perhatikan raut muka anda, jangan sampai terlihat sedih, murung atau bahkan sinis. Teknik kedua adalah harus memiliki empati, empati merupakan suatu keadaan dimana anda berusaha mengerti orang lain, anda berusaha menjadi diri orang tersebut seutuhnya, dengan adanya empati maka anda dapat merasakan apa yang orang tersebut rasakan karena anda benar-benar melihat orang lain dari sudut pandangnya. dalam wawancara tentunya pewawancara harus memiliki rasa empati ini karena dengan empati akan membuat anda terfokus pada orang yang anda wawancarai, hal itu tentunya dapat membuat orang yang diwawancara merasa nyaman, senang karena apa yang dibicarakannya didengarkan.
Teknik ketiga adalah attending behavior, beri kesempatan orang yang diwawancara untuk berbicara tentang dirinya, jangan jadi orang yang sok tahu, sok memberi nasehat, ingat kita perlu fokus pada apa yang klien bicarakan bukan malah menasehatinya,attending behavior dibagi kedalam 4 bagian yaitu visual (tatap klien, jangan alihkan pandangan anda); vocal qualities (atur nada bicara anda, jangan terlalu cepat atau lambat);verbal tracking (ikuti cerita klien jangan di batasi, akan lebih baik jika anda mewawancara orang tidak terfokus pada daftar pertanyaan yang anda buat); dan yang terakhir adalahbody language (sikap jangan terlalu dibuat-buat bersikaplah apa adanya).
Teknik keempat adalah teknik bertanya, pertanyaan sifatnya ada 2 yaitu terbuka dan tertutup. Pada pertanyaan terbuka biasanya memiliki sifat yang tidak mengarah dan pada pertanyaan terbuka orang yang diwawancara diberi kebebasan untuk mengekspresikan perasaannya, sementara untuk pertanyaan yang sifatnya tertutup biasanya pertanyaannya diarahkan pada suatu tujuan tertentu dan biasanya jawaban pertanyaan akan sebatas iya atau tidak.
Teknik kelima adalah kemampuan observasi, pada kemampuan observasi ini umumnya fokus pada 3 hal yaitu

Perilaku nonverbal, seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh,
Perilaku verbal seperti kata-kata yang dia ucapkan, kata yang ia tekankan;
Dicrepancy dan conflict, anda harus waspada terhadap diskrepansi antara tindakan verbal dan non verbal dalam sesi wawancara, inkongruensi dapat mengindikasi orang yang diwawancara merasa tidak nyaman untuk diskuskan masalah tersebut dan berakibat orang tersebut berbohong.
Teknik terakhir adalah kemampuan mendengarkan aktif, kemampuan ini dibagi dalam 4 hal yang perlu diketahui yaitu:
A. Encouraging, hal-hal yang digunakan untuk memancing orang yang diwawancara untuk berbicara.
Ada 3 cara yaitu probing (gali informasi yang telah klien kemukakan), non verbal encourages ( beri orang yang diwawancara kesempatan untuk menghayati perasaannya, namun jangan terlalu lama karena akan memicu kebosananan); yang terakhir adalahverbal encourages ( ulangi kata terakhir yang orang tersebut ucapkan dengan nada yang berbeda, jangan nadanya diikuti nanti jadi terlihat membosankan).
B. Paraphrasing vs reflection of feelings
Paraphrasing biasanya fokusnya pada isi dan klarifikasi apa yang dikomunikasikan, sementara reflection of feelings ini lebih kepada identifikasi kata kunci emosi, dan akan lebih baik jika dikombinasikan dengan oaraphrasing dan summarizing.
C. Parroting
Maksudnya adalah boleh sekali-kali anda mengulang perkataan orang yang diwawancara, ingat jangan terlalu banyak. anda melakukan hal ini untuk memberi garis besar cerita klien bukan untuk mengikuti apa yang orang yang diwawancara tersebut ucapkan.


18 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar