STI atau Sexually Transmitted Infections alias infeksi seksual yang menular biasanya dikenal karena disebabkan oleh virus dan bakteri. Oleh bakteri misalnya herpes, gonorrhea, chlamydia, chancroid, dan sebagainya. Sedangkan yang diakibatkan oleh virus adalah Human Papilloma (HSV), Syphilis (HSV), AIDS (HIV), dan juga lain-lainnya. Tapi ternyata, ada juga penyakit seksual yang disebabkan oleh karena parasit. STI jenis ini disebut "ectoparasitic STIs".
Ectoparasitic STIs disebabkan oleh sejenis kutu ataupun tungau yang menempel pada kulit ataupun daerah kemaluan manusia. Terdapat dua jenis ectoparasitic STIs yaitu pubic lice dan scabies. Pubic lice atau "crabs" merupakan sejenis kutu kemaluan yang biasanya menempel pada pubic hair atau rambut kemaluan dengan menggunakan capitnya. Disebut "crabs" karena bentuknya agak mirip kepiting. Ukurannya sangat kecil, tidak bersayap dan memakan pembuluh darah yang tepat berada di bawa jaringan kulit. Di luar tubuh manusia, pubic lice mampu bertahan hidup sekitar 24 jam saja.
Perkembangbiakkan dari kutu ini juga sangat cepat, karena telurnya betina yang menempel pada pubic hair akan menetas sekitar 7 sampai 9 hari, dan bayi pubic lice akan segera bereproduksi lagi setelah usia 17 hari.
Bila terkena pubic lice, simtom yang biasanya muncul adalah adanya gatal-gatal yang ringan sampai dengan yang berat. Rasa gatal ini diakibatkan oleh reaksi alergi terhadap saliva (air liur) si kutu saat sedang makan pembuluh darah manusia. Seseorang yang tidak memiliki reaksi alergi terhadap jenis saliva dari pubic lice tidak akan merasakan gatal.
Penularan pubic lice hanya dapat melalui kontak seksual, mengingat kutu ini lebih sering berada di daerah rambut kemaluan saja, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk berada di daerah berambut lainnya. Diagnosa dan pemeriksaannya juga mudah dilakukan kok, karena si kutu dapat terlihat dengan mata telanjang tanpa bantuan alat apapun. Seseorang biasanya pergi memeriksakan diri setelah merasakan adanya rasa gatal berkepanjangan di daerah kemaluan mereka ataupun setelah mereka melihat sendiri ada kutu yang bergerak-gerak di bagian rambut kemaluan mereka.
Dokter atau ahli kesehatan akan merekomendasikan Kwell Ointment, yaitu sejenis krim atau sampo yang dioleskan pada pubic hair dengan tujuan membasmi pubic lice. Tidak hanya kutunya saja, namun pembasmian harus sampai dengan telur-telurnya. Selain pemberian obat, ahli kesehatan juga menyarankan untuk mencuci segala pakaian, seprei, selimut, dan semua berbahan kain yang mungkin menjadi tempat persembunyian pubic lice dengan menggunakan air sangat panas atau bahkan mendidih. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pubic lice telah benar-benar berhasil dibasmi dan tidak bisa kembali.
Jenis ectoparasitic yang kedua adalah scabies. Nama tungau penyebab scabies ini adalah Sarcoptes Scabiei. Tungau ini menempel pada kulit, berbeda dengan pubic lice yang hanya menempel pada pubic hair. Tungau scabies menempel pada kulit, daerah manapun, sehingga penularannya dapat melalui kontak seksual ataupun non-seksual. Tungau ini dapat hidup selama 48 jam di luar tubuh manusia, misalnya di ranjang ataupun pakaian.
Scabies memiliki gejala timbulnya ruam-ruam pada kulit dan ruam ini terasa sangat gatal. Simtom ini mungkin muncul setalah 4 sampai 6 minggu setelah digigit oleh tungau tersebut. Karena kutu ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, maka hanya ahli kesehatan yang dapat menemukan keberadaan tungau tersebut. Ahli kesehatan akan merekomendasikan obat topikal krim yang menghilangkan rasa gatal dan membasmi tungau. Hanya saja, rasa gatal masih dapat terasa selama 2 sampai 3 minggu setelah pengobatan. Jadi tidak secara langsung hilang, tapi memiliki proses. Tentu saja sama seperti pembasmian pubic lice, bahwa tungau scabies yang menempel pada ranjang dan pakaian harus dibasmi dengan pencucian di air yang sangat panas.
Ternyata, tidak hanya ada virus atau bakteri yang dapat menginfeksi alat kelamin manusia, parasit sejenis kutu juga bisa menjadi penyebabnya. Tidak memilih pria ataukah wanita. Kemunculannya pasti diakibatkan seseorang yang tidak bersih dalam merawat daerah kemaluan ataupun kamar tidurnya. Jadi, daripada mengobati tentu saja lebih baik mencegah. Pastikan bahwa seluruh pakaian telah tercuci dengan beraih dan kering dengan sempurna. inilah salah satu alasan dan manfaat menyetrika pakaian, selain jadi rapih tapi juga membasmi parasit yang tidak diinginkan. Sering membersihkan tempat tidur dengan menyapunya menggunakan sapu lidi ataupun sering mengganti seprei juga merupakan salah satu aksi menghindari binatang-binatang yang sangat kecil tersebut. Kebersihan diri kita, menentukan terlindung atau tidaknya kita dari berbagai ectoparasitic STIs.
26 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar