Setelah mengikuti kelas TekWan kemarin, penulis ingin berbagi pemahaman penulis tentang Keterampilan Dasar Teknik Wawancara. Keterampilan yang pertama adalah membinarapport. Rapport yang dimaksud adalah suasana yang nyaman, kondusif dalam melakukan wawancara. Pada saat awal inilah, pewawancara harus bisa membuat suasana yang kondusif, sehingga narasumber atau klien menjadi nyaman dan mau menceritakan semuanya yang berhubungan dengan topik wawancara, serta klien dan pewawancara dapat membina kepercayaan satu dengan yang lainnya.
Kemampuan membina rapport diantaranya :
- Pada awalnya pewawancara memberikan senyuman hangat, sambutan bersahabat ( "selamat pagi"), berjabat tangan.
- Setelah itu perhatikan juga kondisi ruangan, ciptakan kondisi ruangan yang kondusif serta nyaman. contohya seperti suhu diruangan tersebut, pencahayaan, kursi yang nyaman dan usahakan kursi yang sejajar dengan pewawancara.
- Gunakan tutur bahasa yang sesuai dengan tarf pendidikan narasumber atau klien dan sikap yang baik, jauhkan benda benda pengganggu yang akan menghambat proses wawancara. Pewawancara juga diharapkan menjukkan raut wajah yang sesuai dalam menanggapi cerita dari klien atau narasumber. hindari juga raut wajah yang datar dan raut wajah yang Judgemental
Keterampilan dasar yang berikutnya adalah empati. Empati adalah respon yang pewawancara berikan, bahwa pewawancara menerima, mengerti dan memahami apa yang klien rasakan dalam menghadapi masalahnya. keberhasilan respon ini juga bergantung kepada keberhasilan kita dalam membina rapport yang baik. Pewawancara haruslah fokus kepada masalahnya, jika kita berhasil dalam respon empati ini, klien akan lebih percaya lagi kepada kita dan mau menceritakan lebih lanjut tentang masalahnya.
Keterampilan berikutnya adalah Attending Behaviour, yakni kita sebagai interviewer mengurangi kuantitas bicara kita dan memberikan waktu kepada klien untuk bercerita tentang masalahnya. Emapat dimensi attending behaviour (a) Visual : Kita memberikan pandangan kita kepada klien, jangan memperhatikan yang lain, fokus. Posisi duduk yang baik, seperti membentik sudut 45 derajat, jadi tidak berhadapan langsung.
(b) Vocal Qualiities : Kecapatan dan nada bicara kita sebagai interviewer, mengindikasikan seberapa besar ketertarikan dan emapti kita dalam menanggapi masalah klien. (c) Verbal Tracking : kita sebagai interviewer jangan mengubah topik wawancara kita yang telah ditetapkan diawal. kita harus peka dalam memilih pertanyaan sehingga kita tetap berada dalam topik yang sesuai. (d) Body Language : menggunakan posisi duduk yang baik, tidak condong kedepan, tidak bertopang dagu, posisi tangan haruslah benar.
Keterampilan selanjutnya adalah Teknik bertanya. Teknik ini dibagi menjadi dua yakni,Open question dan Closed Question. Dengan open question kita akan mendapatkan informasi yang lebih banyak dari klien, pertanyaan ini juga bersifat tidak mengarahkan, dan klien lebih bebas untuk mengekspresikannya. contoh Apa yang bisa saya bantu?, open question juga bisa dipakai untuk mengelaborasi dan memperjelas sudut pandang klien. Closed question akan membuat klien terpengaruh dengan pemikiran kita, dan cenderung mengerucutkan jawaban menjadi ya atau tidak. contoh "Apakah anda sedih?"
Dalam teknik bertanya terdapat bebera[a hal yang harus dihindari :
- Hindari pertanyaan yang langsung to the point ke masalah personalnya
- Hindari pertanyaan yang mengintrogasi
- Menggunakan kalimat mengapa atau kenapa
- Menanyakan apa yang pewawancara butuhkan saja
Keterampilan berikutnya adalah keterampilan Observasi. kemapuan observasi berfokus kepada tiga aspek yakni, perilaku non verbal, perilaku verbal, serta perilaku yang berubah ubah. Perilaku werbal ini adalah kita harus memperhatikan setiap bahsa dan kata kata yang ditekankan klien dalam menjawab. Perilaku non verbal adalah perilaku yang bisa kita lihat dari raut wajah dan body laguage. Ketiga Pewawancara juga harus waspada akan tindakan verbal maupun non verbal dari klien, dan indikasi klie tidak nyaman dalam menahas suatu hal sehinga membuat jawabannya berubah ubah.
Keterampilan yang kelima adalah Active listening. Active listening dibagi menjadi tiga bagian yakni:
Encouraging : Respon kita terhadap klien baik secara verbal seprerti, hmm.. yaa..oke. Secara non verbal seperti kontak mata, gerak gerik tubuh. berikan waktu atau jeda saat kita berbicara. Jangan berbicara tanpa henti.
Refleksi : dibagi menjadi dua, Reflection of content dan Reflection of feeling. Refleksi konten yakni bisa juga dikatakan Paraphrasing, merupakan isi dari hasil wawancara yang telah dilakukan. sedangkan refleksi feeling yaitu mengidentifikasi emosi yang dirasakan pasien dalam wawancara.
Summarizing : bisa dikatakan sebgai kesimpulan, summarizing bisa dilakukan diawal atau diakhir wawancara, jika wawancara itu berlanjut, maka summarizing wawancara sebelumnya bisa dipaparkan diawal
19 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar