Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas mengenai beberapa pembahasan yang sudah dijelaskan oleh beberapa teman saya pada mata kuliah perilaku seksual minggu lalu.
Sebuah pernikahan pastinya merupakan salah satu impian setiap orang di dunia, siapa sih yang tidak mau menikah dan mempunyai anak? Mungkin, ada juga sebagian orang yang tidak berkeinginan untuk menikah karena beberapa alasan pastinya. Pernikahan itu sendiri biasanya berawal dari pacaran terlebih dulu, yang merupakan masa-masa pengenalan tentang diri individu satu sama lain lebih mendalam.
Nah, Pernahkah anda mendengar istilah kohabitasi atau yang sering disebut juga sebagai "kumpul kebo" ?? Hmmm, istilah tersebut pastinya tidak asing didengar di telinga kita bukan? Mungkin ada beberapa kalangan yang setuju akan kohabitasi, dan ada pula yang tidak setuju. Kalau saya pribadi merupakan salah satu orang yang tidak setuju akan perilaku tersebut, karena menurut saya pasangan sejati itu tidak mungkin akan membodohi dirinya sendiri dengan tinggal dalam sebuah rumah dengan kekasihnya lalu melakukan hubungan seksual layaknya seorang pasangan suami istri namun juga belum punya ikatan yang sah sebagai sepasang suami istri. Seorang pasangan melakukan kohabitasi tersebut mungkin karena beberapa faktor, misalnya saja karena kebiasaan mereka dalam melakukan seks bebas, atau belum siap secara keuangan dalam membina sebuah rumah tangga. Kebanyakan dari orang yang berkohabitasi itu mungkin berakhir dengan perpisahan karena mungkin mereka mendapatkan penolakan dari berbagai pihak.
Selain itu, fenomena nikah muda kerap kali marak terjadi di sekitar kita. Biasanya sering terjadi pada remaja yang berusia kurang lebih 17 tahun. Entah karena masalah "hamil duluan sebelum nikah" atau memang "udah ngebet kawin" atau bahkan mungkin dijodohkan oleh orangtua.
Mengenai fenomena nikah muda tersebut, Pasti banyak juga orang yang beropini? Kenapa nikahnya cepet banget sih, dek? Nggak sayang masa mudanya hilang dan udah ngurus anak? Ya... Beberapa opini seperti itu akan banyak ditemukan apabila bertemu dengan kasus seperti ini. Termasuk saya, saya juga pasti akan beropini seperti itu. Menurut saya sendiri, pernikahan itu harus benar-benar dipikirkan secara matang, saling mencintai satu sama lain, dan tentunya diantara kedua pasangan sudah bisa saling menafkahi rumah tangganya sendiri. Remaja masa kini, banyak yang sudah bergaya pacaran yang tidak sehat ala-ala orang bule seperti itu sehingga sering pula remaja yang belum selesai sekolah pun harus menikah karena hamil. Tidak banyak pula, pasangan yang menikah muda berakhir dengan perceraian karena faktor umur yang memang belum siap secara mental dan keuangan namun terpaksa harus menikah muda.
Selain itu, nikah muda tidak selalu negatif loh! Ada pula pasangan yang diusia muda sudah berkomitmen akan hubungan yang lebih serius dan ingin menikah muda dan sudah mapan secara finansial. Umumnya wanita, tidak ragu untuk menikah dengan pria yang sudah mapan secara finansial.
Pandai-pandailah memilih pasangan yang akan dijadikan pasangan hidup serta seseorang yang ingin diajak berkomitmen seumur hidup, bukan pasangan yang akan menjatuhkan hidup pasangannya.
Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas mengenai beberapa pembahasan yang sudah dijelaskan oleh beberapa teman saya pada mata kuliah perilaku seksual minggu lalu.
Sebuah pernikahan pastinya merupakan salah satu impian setiap orang di dunia, siapa sih yang tidak mau menikah dan mempunyai anak? Mungkin, ada juga sebagian orang yang tidak berkeinginan untuk menikah karena beberapa alasan pastinya. Pernikahan itu sendiri biasanya berawal dari pacaran terlebih dulu, yang merupakan masa-masa pengenalan tentang diri individu satu sama lain lebih mendalam.
Nah, Pernahkah anda mendengar istilah kohabitasi atau yang sering disebut juga sebagai "kumpul kebo" ?? Hmmm, istilah tersebut pastinya tidak asing didengar di telinga kita bukan? Mungkin ada beberapa kalangan yang setuju akan kohabitasi, dan ada pula yang tidak setuju. Kalau saya pribadi merupakan salah satu orang yang tidak setuju akan perilaku tersebut, karena menurut saya pasangan sejati itu tidak mungkin akan membodohi dirinya sendiri dengan tinggal dalam sebuah rumah dengan kekasihnya lalu melakukan hubungan seksual layaknya seorang pasangan suami istri namun juga belum punya ikatan yang sah sebagai sepasang suami istri. Seorang pasangan melakukan kohabitasi tersebut mungkin karena beberapa faktor, misalnya saja karena kebiasaan mereka dalam melakukan seks bebas, atau belum siap secara keuangan dalam membina sebuah rumah tangga. Kebanyakan dari orang yang berkohabitasi itu mungkin berakhir dengan perpisahan karena mungkin mereka mendapatkan penolakan dari berbagai pihak.
Selain itu, fenomena nikah muda kerap kali marak terjadi di sekitar kita. Biasanya sering terjadi pada remaja yang berusia kurang lebih 17 tahun. Entah karena masalah "hamil duluan sebelum nikah" atau memang "udah ngebet kawin" atau bahkan mungkin dijodohkan oleh orangtua.
Mengenai fenomena nikah muda tersebut, Pasti banyak juga orang yang beropini? Kenapa nikahnya cepet banget sih, dek? Nggak sayang masa mudanya hilang dan udah ngurus anak? Ya... Beberapa opini seperti itu akan banyak ditemukan apabila bertemu dengan kasus seperti ini. Termasuk saya, saya juga pasti akan beropini seperti itu. Menurut saya sendiri, pernikahan itu harus benar-benar dipikirkan secara matang, saling mencintai satu sama lain, dan tentunya diantara kedua pasangan sudah bisa saling menafkahi rumah tangganya sendiri. Remaja masa kini, banyak yang sudah bergaya pacaran yang tidak sehat ala-ala orang bule seperti itu sehingga sering pula remaja yang belum selesai sekolah pun harus menikah karena hamil. Tidak banyak pula, pasangan yang menikah muda berakhir dengan perceraian karena faktor umur yang memang belum siap secara mental dan keuangan namun terpaksa harus menikah muda.
Selain itu, nikah muda tidak selalu negatif loh! Ada pula pasangan yang diusia muda sudah berkomitmen akan hubungan yang lebih serius dan ingin menikah muda dan sudah mapan secara finansial. Umumnya wanita, tidak ragu untuk menikah dengan pria yang sudah mapan secara finansial.
Pandai-pandailah memilih pasangan yang akan dijadikan pasangan hidup serta seseorang yang ingin diajak berkomitmen seumur hidup, bukan pasangan yang akan menjatuhkan hidup pasangannya.
16 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar