Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu HENNY E. WIRAWAN, dan Kak THEOZIPHA NATASHA P. C. karena telah berhasil mendatangkan tamu-tamu spesial pake telor deh pokonya!
Tamu spesial pake telor?!
Jadi di kelas ada acara makan-makan martabak telor gitu?! Iihhh asik banget dong!
Ya! Bisa dikatakan demikian sih, tetapi kali ini jauh lebih asyik dari makan telur. Karena saya tidak hanya sekedar menerima asupan protein seperti halnya kandungan gizi pada telur, tetapi saya mendapatkan ilmu yang sangat-sangat bermanfaat dari sharing pengalaman kakak-kakak alumni Psikologi Untar yang profesional di bidang HRD (Human Recourses Development).
Alumnus tersebut terdiri dari satu orang wanita yang beraura cantik dan sexy meskipun telah memiliki anak kembar, dan dua orang pria tampan yang mampu menyejukkan hati wanita. Meskipun saya sempat tertidur di kelas, tetapi saya tetap menyimak apa yang disampaikan oleh pada alumnus. Itulah sebabnya mengapa saya tetap bisa menangkap apa yang disampaikan dari kakak-kakak alumni Psikologi Untar.
Topik Industry/Organization sangat menarik sekali loh bagi semua kalangan. Tidak hanya untuk teman-teman yang sudah bekerja saja, tetapi bagi teman-teman yang belum atau baru akan bekerja ini akan menjadi wawasan yang menarik. Selain untuk diri sendiri, teman-teman tentu bisa berbagi dengan orang-orang di sekitar. Jadi, dengan berbagi informasi dengan sesama, teman-teman memiliki nilai ‘plus’ di mata mereka. Artinya teman-teman telah mampu memberikan manfaat hingga nilai-nilai positif. Dan dipandang sebagai orang yang berwawasan luas, mudah beradaptasi dan bersosialisasi.
Satu hal terakhir yang sangat penting adalah ketika kita sudah lulus kuliah dan akan memasuki dunia Industri/Organisasi, bukan berarti kita menjadi manusia maha tahu segalanya tanpa perlu. Justru kita harus semakin giat untuk tetap selalu belajar. Ya! Misalnya belajar untuk memahami karakteristik agama, bagaimana seorang muslim ketika berjabat tangan dengan lawan jenis tidak boleh bersentuhan. Belajar untuk lebih memahami beragam suku budaya, bagaimana cara bicara orang Jawa yang lemah lembut bukan berarti sedang sedih dan patah hati, bagaimana cara bicara orang Batak dengan suara keras dan lantang bukan berarti ingin mengajak berkelahi dengan kita.
Demikian pembahasan tamu spesial kali ini. Terima kasih sekali lagi kepada kakak-kakak alumni Psikologi Untar DINAH KARTANA, FILIPUS TOTONG, JEREMIA JERRY ISHAK yang telah berkenan meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk sharing pengalaman kepada kami semua. Semoga menjadi lebih berkah di dalam kehidupan kakak-kakak semua, dan kami pun bisa menjadi percaya diri dan optimis sebagaimana kakak-kakak alumni Psikologi Untar dalam menggapai impian.
Ya! Bisa dikatakan demikian sih, tetapi kali ini jauh lebih asyik dari makan telur. Karena saya tidak hanya sekedar menerima asupan protein seperti halnya kandungan gizi pada telur, tetapi saya mendapatkan ilmu yang sangat-sangat bermanfaat dari sharing pengalaman kakak-kakak alumni Psikologi Untar yang profesional di bidang HRD (Human Recourses Development).
Alumnus tersebut terdiri dari satu orang wanita yang beraura cantik dan sexy meskipun telah memiliki anak kembar, dan dua orang pria tampan yang mampu menyejukkan hati wanita. Meskipun saya sempat tertidur di kelas, tetapi saya tetap menyimak apa yang disampaikan oleh pada alumnus. Itulah sebabnya mengapa saya tetap bisa menangkap apa yang disampaikan dari kakak-kakak alumni Psikologi Untar.
So, apa sih yang telah disampaikan sama kakak-kakak yang ciietarrrr membahana itu?
It’s all about techniques interview on Industry/Organization!
Jadi begini teman-teman....
Ternyata ketika melakukan wawancara dalam dunia Industri/Organisasi, tidak selamanya berada di sebuah ruangan ber-AC, atau di sebuah gedung bertingkat. Meskipun idelnya demikian, tetapi kita harus pandai membaca situasi serta subjek yang akan kita wawancarai.
Seperti yang dilakukan oleh salah satu alumni sebagai HRD di pertambangan nikel dan batubara. Jadi proses wawancara dengan salah satu karyawan dilakukan langsung di area pertambangan.
Selain itu kita juga perlu mengetahui subjek yang akan diwawancarai. Misalnya dari latar belakang pendidikan, usia dan lain-lain. Jika subjek memiliki latar belakang pendidikan SD-SMA atau bahkan tidak sekolah, kita bisa menggunakan bahasa sehari-hari. Karena percuma saja jika kita menggunakan bahasa formal yang terkesan intelek, tetapi bagi mereka adalah suatu hal yang tidak dapat dimengerti, sehingga akan menimbulkan situasi yang tidak kondusif ketika wawancara berlangsung.
Demikian pembahasan tamu spesial kali ini. Terima kasih sekali lagi kepada kakak-kakak alumni Psikologi Untar DINAH KARTANA, FILIPUS TOTONG, JEREMIA JERRY ISHAK yang telah berkenan meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk sharing pengalaman kepada kami semua. Semoga menjadi lebih berkah di dalam kehidupan kakak-kakak semua, dan kami pun bisa menjadi percaya diri dan optimis sebagaimana kakak-kakak alumni Psikologi Untar dalam menggapai impian.
28 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar