Jika ingin mahir dalam melakukan sesuatu, pastinya kita harus memiliki keterampilan dalam hal itu. Sama halnya sengan melakukan wawancara, jika ingin mahir melakukannya ada beberapa keterampilan yang harus kita kuasai, diantaranya:
1. Kemampuan Membina Rapport
2.Empati
Empati akan menjadi efektif jika rapport yang dibangun baik. Empati adalah kemampuan untuk menghayati pikiran klien, terhadap perasaan klien terhadap pengalaman yang terjadi padanya. Seorang psikolog harus memahami dunia klien tanpa menghakiminya. Menjadi psikolog dengan empati yang efektif tidak berarti membenarkan semua aspek, tetapi menghayati dan memilah mana yang baik dan yang tidak.
3. Attending Behavior
a. Visual--eye contact (melihat, bukan melotot. Jangan alihkan pandangan walaupun ponsel sedang ada pesan, karena klien dapat merasa bahwa ia tidak sedang diperhatikan.)
b. Vocal Qualities--tone and speech rate (nada dan kecepatan kita dalam berbicara dapat menunjukkan bagaimana ketertarikan dan empati kita terhadap klien. Nada akan lebih baik sesuai dengan ketukan yang stabil, tidak terlalu pelan atau terlalu bersemangat.
c. Verbal Tracking (percakapan dapat mengikuti alur cerita klien atau mengganti topik, tetapi tidak mengubak tujuan pembicaraan dari tujuan yang sudah ada.
d. Body Language--terdiri atas attentive (perasaan) dan authentic (tulus).
4.Questioning Technique
Dalam melakukan wawancara , ada dua jenis teknik dalam menggunakan pertanyaan.Pertama adalah Open Question, teknik ini adalah seperti pembuka wawancara “ada yang bisa saya bantu?”, teknik ini tidak bersifat mengarahkan. Dan kedua adalah Closed Question, teknik ini merujuk pada pertanyaan tertentu, berbeda dengan open question, teknik ini bersifat mengarahkan. Pertanyaan dari closed question biasanya dengan jawaban ya atau tidak seperti, “apakah mengalami kesulitan tidur?”
5. Observation Skills
6. Active Listening Skills
Didengarkan oleh orang lain jika sedang bicara dapat membuat orang tersebut merasa dihargai. Dalam melakukan wawancara keterampilan active listening terdapat tiga macam, yaitu:
a. Encouraging, menggunakan kata-kata mendukung, menggunakan probing (menanyakan lebih lanjut kepada klien mengenai sesuatu, perlu ada waktu “diam” ketika klien sedang berbicara.
c. Summarizing. Interviewer harus menyimpulkan percakapan yang terjadi dalam satu kali wawancara. Bentuk summarizing dibagi menjadi dua, pertama adalah of content dan of feeling.
Menjadi seorang yang mahir dalam suatu hal bukan hal yang instan, proses belajar membutuhkan waktu hingga kita bisa terampil dalam melakukan hal yang ingin kita lakukan. Keterampilan dalam wawancara dapat dimulai dari diri sendiri, dengan membuka mata, hati, dan telinga untuk orang lain. Mau menjadi interviewer yang terampil??
14 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar