Rabu, 20 Februari 2013

The New Face of Love (Agnes Stephanie)


Membahas mengenai cinta memang tidak akan pernah ada habisnya. Manusia hidup di dunia ini dipenuhi oleh rasa cinta terhadap apapun yang ada di sekitarnya. Cinta membuat semua orang akan merasakan kebahagiaan dan dengan cinta setiap orang akan mendapatkan makna hidupnya yang sebenarnya.
Mendengar setiap kata-kata yang disampaikan di kelas saat itu mengenai cinta membuat saya cukup termenung dan merefleksikan diri. Apakah cinta yang telah saya rasakan selama ini benar-benar cinta atau hanya sekedar nafsu sesaat. Masa remaja yang dipenuhi dan diwarnai cinta memang membuat banyak orang menjadi terbuai dan dalam sekejap mata dapat memberikan segalanya yang ia punya untuk mendapatkan dan memperjuangkan cinta tersebut.
Banyak orang yang belum memahami arti cinta sebenarnya (termasuk saya) karena memang cinta itu sangat sulit sekali di pahami. Ketika mendengar tentang cinta yang terlintas dalam pikiran saya adalah cinta itu kasih. Mencintai berarti mengasihi orang tersebut. Mengasihi berarti menerima orang itu apa adanya dengan segala kekurangan yang dimilikinya. Salah satu ungkapan yang indah yang pernah saya baca adalah "Love means you accept a person with all their failures, stupidities, ugly points, and nonetheless you see perfection in imperfections itself" . Saya rasa cukup klise di kata-kata accept a person with all their failures. Bagaimana dengan kekerasaan yang terjadi di dalam rumah tangga atau pacaran? Misalnya saja seorang perempuan atau istri di sakiti oleh suaminya. Apakah perempuan atau istri tersebut dapat menerima begitu saja kesalahan yang dilakukan suaminya yaitu dengan menyakitinya? Hal inilah yang terkadang membuat cinta menjadi tidak dimengerti. Namun hal yang dapat membuat saya mulai dapat membedakan apakah itu cinta atau hanya perasaan sesaat adalah cinta itu tidak akan menyakiti sesamanya, cinta itu sopan terhadap sesamanya, cinta itu menghormati dan menghargai sesamanya. Dari ungkapan dan pengertian tersebut sebenarnya tergambar jelas jika suatu hubungan tidak dilandasi oleh hal tersebut maka bukan cinta namanya. Kata orang cinta itu buta dan saya sangat setuju. Menjalani cinta itu tidak mudah. Butuh usaha antara satu dengan yang lain. Tidak mungkin cinta dapat dibilang cinta apabila hanya terjadi di satu pihak. Kalau itu terjadi pasti yang muncul hanya rasa sakit. Cinta membutuhkan komitmen yang kuat dan somehow cinta juga membutuhkan penyangkalan diri sendiri. Mengapa? Karena pada saat kita mencintai kita menginjinkan orang lain dengan seluruh kepribadiannya, segala hidupnya, sifat dan perilaku mereka untuk masuk ke dalam hidup kita dan secara tidak sadar mempengaruhi kita. Kalau kita tidak mempunyai kerelaan hati sedikit saja untuk menyangkal diri kita, bagaimana cinta itu dapat tumbuh? Cinta bukanlah segalanya tapi segalanya perlu dilandasi cinta.

18 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar