Rabu, 20 Februari 2013

Jealous is Love? (Danny Felix)


      Kita pasti pernah mendengar istilah “aku cemburu karena aku sayang kamu!” atau “kalo dia cemburu berarti dia sayang lu tuh tandanya!”, jadi istilah cemburu itu diibaratkan sebagai hal yang wajar dan menjadi tanda bahwa do’I cinta sama pasagannya. Tapi coba dipikir-pikir lagi, apakah cemburu itu memang hal yang wajar dan sebagai tanda dia cinta sama pasangan atau malah itu sebagai salah satu tanda sifat posesif pasangan agar dia merasa tidak akan kehilangan pasangannya? Sebagaimana kita tahu sifat posesif dari seorang pria atau sebaliknya sebagai pasangan, sangatlah tidak diinginkan dalam satu hubungan pacaran dan maupun dalam hubungan pernikahan.
       Kenapa begitu? Kembali lagi, kita pasti pernah mendengar pernyataan baik dari teman atau saudara kita dengan kalimat “Cewe gw posesif banget! Apa-apa ditanyain, gw ditelpon temen aja diomelin. Hape gw juga dicek terus tiap kali ketemu! Gw udah keq tawanannya banget dah!”. Dari pernyataan itu pun kita juga sudah bisa membayangkan kalau pasangan yang posesif itu sangat tidak diinginkan dalam hubungan. Lantas jika cemburu bukanlah suatu bukti rasa cinta? Lalu, apa cinta itu sendiri?
      Cinta itu ada yang disebut Romantic Love, merupakan rasa cinta yang datang dengan rasa ekstasi dan cemas, ketertarikkan dengan fisik partner, dan bahkan sexual desire, di mana romantic love ini, kita sering meng-idealkan atau mengharapkan pasangan seperti yang diinginkan dan biasanya ketika hubungan tersebut masih baru, kesalahan yang dibuat oleh pasangan sering tidak dihiraukan atau pura-pura tidak melihat.
       Ada lagi Passionate Love,  yaitu cinta yang tumbuh ketika kita sedang bersama dengan lawan pasangan baru dengan perasaan yang menyenangkan atau membahagiakan. Biasanya baik romantic love maupun passionate love, hubungan yang berlangsung seringkali hanyalah sebentar, tidak dapat bertahan dengan lama. Tetapi jika pasangan dapat mencapai Companionate Love, biasanya hubungan yang terjalin akan berlangsung cukup lama, karena companionate love melibatkan perasaan afeksi , intimasi, dan kelekatan pada pasangan itu sendiri yang juga didukung dengan komitmen dalam hubungan itu sendiri.
       Jika melihat bentuk cinta menurut John Alan Lee, ia menyebutkan ada 6 tipe, pertama Eros atau romantic lover, sering disebut juga sebagai “cinta pada pandangan pertama” di mana pasangan yang penuh dengan gairah. Kedua ludus atau game-palying lover, pasangan yang suka terlihat putus-sambung-putus-sambung. Ketiga storge atau calm lover, pasangan yang hubungannya tidak terlihat seperti sedang berpacaran. Keempat agape atau selfless lover,  pasangan yang terlihat sangat mempercayai pasangannya, namun dapat mengarah ke arah negatif karena bisa saja jika memilih agape love dalam hubungan bisa saja pasangannya akan merasa kurang diberi perhatian. Kelima pragma atau practical love, hubungan yang terlihat pasangan seperti memberikan persetujuan masing-masing dalam hubungan mereka. Yang terakhir adalah mania atau crazy lover, ini merupakan cinta yang bisa sangat berbahaya karena pasangan dapat memiliki tingkat kecemburuan yang sangat tinggi.
      Jadi sebagaimana kita melihat, kecemburuan itu bukanlah suatu bukti bahwa pasangan cinta terhadap diri kita. Bisa jadi itu merupakan suatu gangguan kecemasan dalam dirinya akan suatu pengalamannya dulu, entah pengalaman sejak ia kecil atau dengan hubungannya dengan pasangannya yang sebelumnya di mana pengalaman yang dialami membuat dirinya trauma. Karena trauma yang didapatnya akhirnya membuat dirinya sulit untuk dapat memberikan kepercayaan pada pasangannya. Namun terlepas dari itu semua, jika dalam suatu hubungan masing-masing sudah memiliki komitmen dan keterbukaan bisa jadi rasa cemburu itupun akan menjadi pudar dan rasa percaya satu sama lain bisa tumbuh. Jadi bagaimanakah hubungan kalian dengan pasangan kalian masing-masing?

15 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar