Rabu, 20 Februari 2013

Learn to Recognize Your Love (Aris Nugraha)



LOVE?? Ketika mendengar kata ini, mungkin yang ada di pikiran kita adalah seorang laki-laki yang tampan, gagah dan memiliki postur tubuh yang ideal bagi kaum perempuan sedangkan bagi kaum laki-laki mungkin akan membayangkan seorang wanita dengan wajah yang cantik, berkulit putih, seksi, dan pastinya memiliki postur tubuh yang ideal juga.

Nah, di pertemuan pertama kelas perilaku seksual pada tanggal 14 Februari 2013, saya merasa beruntung masuk di kelas ini karena saya dapat kembali mengingat mata pelajaran Psi. Sosial II di semester lalu. Sebelumnya saya hanya mempelajari komponen-komponen dari love itu sendiri. Namun, kemarin, tepatnya tanggal 14 Februari saya mendapat penjelasan yang lebih lengkap dimana zaman dahulu pernikahan terjadi dikarenakan adanya berbagai macam pengaruh. Zaman dahulu seseorang yang kaya raya dapat “membeli” seorang wanita yang memiliki ekonomi yang rendah. Saya memberi tanda kutip pada kata “membeli” karena pernikahan yang terjadi pada mereka mungkin ada tuntutan ekonomi / paksaan orang tua pada
pihak perempuan / untuk survive karena kita tahu zaman dahulu sering terjadi perang.

Nah, di bagian ini saya ingin menjelaskan komponen-komponen dari love tersebut.
1.      Romantic love, ini biasanya menyebabkan adanya perasaan gelisah, ketertarikan fisik dan juga keinginan seksual. Pada komponen ini, seseorang cenderung ignoring faults from his/her partner. Jadi, mereka menganggap pasangan mereka tetap benar walaupun apa yang dilakukan pasangan mereka ternyata salah.
2.      Passionate love, cinta ini biasanya ditandai dengan adanya passion sehingga adanya kemungkinan bagi seseorang untuk melakukan hubungan seks diluar nikah.
3.      Companionate love, ini ditandai dengan adanya kepercayaan dan kepedulian satu sama lain. Namun, perkembangan dari komponen ini sedikit lambat karena kurang adanya romantic love ataupun passionate love.

Mana yang terbaik dari ketiga komponen cinta ini? Jawaban saya adalah semuanya baik ketika kita dapat menggabungkan ketiga komponen tersebut yang oleh Sternberg menamakannya Consummate love. Consummate love adalah wujud tertinggi dari cinta dimana didalamnya terdapat komponen-komponen dari romantic love, passionate love dan companionate love (Taylor, Peplau & Sears, 2006).

Nah, di dalam hubungan biasanya ada juga yang namanya jealously dan possesiveness. Kedua hal ini berbeda namun sedikit banyak ada hubungan. Nah loh, perbedaannya dimana? Jealously adalah penyakit cemburu yang kalau sudah lumayan parah mungkin ingin mengontrol dan memanipulasi pasangannya tersebut. Sedangkan, possesiveness ditandai dengan adanya self-esteem yang rendah sehingga orang ini cenderung untuk melakukan stalking. Persamaannya adalah keduanya sama-sama penyakit yang biasanya muncul dalam suatu hubungan.

Setelah mempelajari sejarah singkat, komponen-komponen, serta penyakit love. Selanjutnya, saya mempelajari juga bagaimana cara kita berkomunikasi dapat mempengaruhi suatu hubungan. Saya mempelajari bahwa laki-laki cenderung berbica menuju inti cerita tersebut secara langsung (bahasa sehari-harinya "blak-blakan") atau bahasa kerennya dikenal dengan nama report talk. Sedangkan perempuan cenderung untuk membina hubungan terlebih dahulu tidak langsung menuju inti cerita tersebut (biasanya disebut "bertele-tele") atau yang dalam bahasa kerennya disebut rapport talk. Jadi, komunikasi adalah salah satu aspek penting dalam membina hubungan yang baik.

Akhir kata, janganlah melihat pasangan dari satu atau dua pesonanya saja, namun lihatlah seluruh pesonanya maka anda dapat melihat dirinya secara keseluruhan. Sesuai dengan kutipan dibawah ini.

“Preoccupied with a single leaf, you will not see the tree.” – Takuan Soho

Reference:
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, O. D. (2006). Social psychology (12th ed). NJ: Pearson Inc.

19 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar