Rabu, 20 Februari 2013

Cemburu itu Cinta? (Arief)


Setiap berbicara mengenai cinta dan keintiman, yang namanya kecemburuan selalu ada. Apalagi kalau Anda gemar menonton sinetron atau film singkat, seringkali kecemburuan ini menjadi bumbu penyedap dalam sebuah film. Nama keren dari kecemburuan ini adalah jealousy. Ada pernyataan, "Loh? bagus dong kalau cewek lu cemburu, barti kan dia suka sama lu?" Kecemburuan dalam kalimat tersebut dipandang sebagai sesuatu yang positif. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa kecemburuan itu tidak percaya dengan pasangan. Manakah pernyataan yang benar di antara keduanya?

     Kedua pernyataan yang bertentangan ini menjadi kontroversi. Kecemburuan dapat diartikan sebagai kondisi saat emosi terpicu yang disebabkan persepsi seseorang mengenai adanya ketertarikan potensial antara pasangan dengan orang lain atau rival.Seakan-akan dia menyadari bahwa terjadi hubungan intim di antara pasangannya dengan orang lain, sehingga dia merasa tidak tenang. Salah satu kemungkinan ekspresi dari perasaan tidak tenang ini adalah cenderung mengontrol pasangannya. Apakah kecemburuan itu sama dengan cinta??? Apakah yang namanya cinta itu berarti mengontrol pasangan agar sesuai dengan apa yang kita inginkan?

     Ketika mengawali sebuah hubungan, seringkali ada yang berkata, "I love you, aku mau terima kamu apa adanya. Aku bisa terima kelebihan sama kekurangan kamu." Luar biasa manis romantis sekali kata-katanya, kecap manis ekstra gula pun kalah manis, sayangnya terlalu manis hasilnya. Tidak mungkin seorang laki-laki atau perempuan tidak memiliki kerabat yang berbeda jenis kelaminnya. Apa jadinya jika hubungan persahabatan mereka dianggap sebagai perselingkuhan menurut pasangan yang cemburu? Sesuatu yang manis romantis dapat membuat kita buta terhadap kebenaran. Kesalahan dan kekeliruan pasangan seakan-akan menjadi benar di mata kita. Perasaan cemburu berarti bertentangan dengan kata-kata tadi. Kalau cemburu, berarti dia tidak menerima pasangannya memiliki teman-teman lawan jenis. Rasa tidak menerima itu sama halnya dia tidak menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya. Kemana janji manismu? Lebih baik Tje Fuk, memberikan bukti.. bukan janji....


Kecemburuan berawal dari rasa "sakit hati"
Kecemburuan juga merupakan penyakit ketidakpercayaan, rasa tidak percaya bahwa pasangan akan tetap setia padanya. Perasaan tidak percaya muncul karena seseorang merasa cemas apabila pasangan pergi meninggalkannya. Jika dikaitkan dengan pengasuhan saat dia masih kecil, mungkin saja dia seringkali ditinggal pergi oleh pengasuhnya entah kemana. Akibatnya, dia merasa kesepian dan tidak lagi percaya pada pengasuh. Hal demikian dapat berkelanjutan hingga dewasa kelak. Dia akan cenderung tidak percaya pada pasangannya, rasa cemburu pun muncul. Tentu saja ini berarti dia mungkin belum sehat secara mental. Terlihat sehat dari luar bukan berarti sehat dari dalam. Rasa cemburu itu ternyata bukan sesuatu yang baik, kalau cemas sedikit karena pasangan pergi membeli es krim cinta selama 1 jam belum kembali, itu boleh sedikit cemas. Cemas sedikit masih wajar, apabila cemas berlebihan sampai cemburu mungkin ada masalah mental.

Pengalaman yang tidak menyenangkan selama masa kecil dapat berkembang menjadi trauma. Trauma akan terus memangsa kita secara mental, sehingga kita seakan-akan di bawah bayang-bayang trauma secara sadar atau tidak sadar. Saat merasa cemburu, kita tidak menyadari bahwa di masa lalu kita mengalami sakitnya perpisahan dengan pengasuh. Ternyata orang yang mudah cemburu itu berarti kurang kasih sayang, dia harus bisa mempercayai pasangannya agar perasaan itu berkurang. Memang sulit membuatnya memiliki kepercayaan, setidaknya kita dapat menyampaikan sesuatu yang dapat memicu kecemburuannya lebih dulu. Misalnya sebelum menjalin hubungan, jangan mentah-mentah menerima kata-kata mutiara tadi. Sebaiknya tanya kembali, "kamu siap jalanin hubungan sama aku yang lebih akrab sama anak-anak cewe/cowo?" Dia akan memiliki pertimbangan untuk membuat komitmen dalam hubungan sekaligus pilihan yang dapat diambil sebelum menjalani hubungan yang lebih serius. Siapa tahu kecemburuan dapat dilawan dengan komitmen? Namanya mencoba, tidak ada salahnya mencoba sesuatu. Jangan lupa, komitmen juga salah satu komponen cinta menurut Robert Sternberg selain passion dan intimacy. Ketika ketiganya ada, siapa tahu cinta itu akan lebih kuat dari rasa cemburu, hubungan pun tetap berlanjut.

14 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar