Rabu, 20 Februari 2013

Communication is the key (Melia Wijaya)


Hari ini adalah pertemuan pertama mata kuliah Perilaku Seksual. Dari nama mata kuliahnya saja sudah dapat ditebak ya? Yup! Mata kuliah ini mempelajari tingkah laku seksual (ngulang lagi). Hahaha.. Sedangkan menurut tokoh, Sarwono (2010:174) Perilaku Seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri.

Nah, pertemuan pertama kali ini Ibu Henny membahas tentang Love and Intimacy. Pas di hari Valentine, pas juga topiknya. Saat topik ini dibahas sambil memperhatikan penjelasan dari Bu Henny, saya mem-flash back beberapa pengalaman yang pernah saya alami berkaitan dengan topik Love and Intimacy, seperti ketika saya pacaran dulu pernah mengalami jealous » ||゚Д゚) “” (っˆ ³(´⌣`c)

Well, jealous yang nggak berlebihan sih wajar yah. Tapi kalau udah sampai berlebihan??? Seperti kasus artis yang baru-baru ini beken sampai-sampai bukti rekamannya tersebar luas di website tersebut. Wow!! Ini sudah bukan jealous menurut saya. Terlebih perlu konseling :)) Kalau udah saling percaya nggak mungkin sampai jealous seperti itu.

Jealousy plagues many people in their relationships, whereas other seem addicted to love, some people also use love as a means to manipulate and control others.

Agak aneh sih udah pacaran tapi masih curigaan. Something wrong! Apa itu? Komunikasi. Gimana cara kamu dan pasanganmu berkomunikasi? Jangan-jangan sering misunderstanding *negthink*

Tenang. Wajar bila mengalami misunderstanding. Lah, cara komunikasi cewek dan cowok berbeda. Capek deh. Menurut Deborah Tannen hal ini disebut sebagai "genderlects".

Cowok dalam berkomunikasi cenderung report-talk; move slang. Contoh waktu kita sama pasangan smsan.

"Yang, udah makan?"
"Udah"

Mungkin kita sebagai cewek nangkepnya, dia lagi badmood yah? Nggak kok. Memang begitu cara komunikasi cowok. Beda waktu sesama cewek smsan, contoh nih:

"A, makan bareng yuk?"
"Telat ah. Gw udah makan tadi di restoran *piiip* lagi promo dan enak. Lu mesti cobain"

Nah, kan! Beda. Panjang deh yah. Biasa berujung ke ngobrol panjang sampai gosip. Itu karena cewek dalam berkomunikasi bersifat rapport-talk; more supportive and more use words implying feelings.

Terus gimana?

Mari sebagai pasangan kita coba benar-benar mendengarkan pasangan kita. Misal, pacar ceweknya lagi curhat didengerin, nggak memberi masukkan dulu. Kalau ceweknya udah tenang. Emosinya yang meluap-luap sudah selesai. Baru kasih masukkan. Pacar cowoknya lagi capek atau badmood, bales smsnya pendek-pendek ya jangan diomelin apalagi diprotes. Berantem nanti. Coba pahami dulu. Di-rem dulu keinginan mengintrogasi pasangan. Maksudnya memang baik, mau membantu. Namun, alangkah baiknya kalau memberi space dahulu.

Akhir kata "good lovers are sensitive to their partners' need and desires and can communicate their own desires". Kalo menurut hukum Thorndike Law of exercise, practices make perfect ^^. Semakin sering berkomunikasi dengan pasangan maka semakin kita memahami bagaimana dan seperti apa pasangan kita sehingga kecemburuan dapat diminimalisir.

"Communication is one of the most important aspects of a healthy and satisfying relationships"

19 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar