Selasa, 02 September 2014

Perempuan, Wanita, Ibu (Angela Devi)


Setiap perempuan yang lahir kelak diharapkan menjadi wanita yang mulia. Wanita masa kini berbeda dengan masa lalu. Itu memang benar. Wanita zaman dulu tertutup, sulit punya title, kurang pergaulan, dsb.. tentu berbeda dengan zaman sekarang, wanita yang bisa punya banyak gelar, berhak memiliki posisi jabatan, career woman, dsb.. tapi, yang saya bahas pada blog kali ini justru keunikan dari “Ibu” . 
Ada beberapa istilah sehari-hari yang menurut saya unik dari bahasa Indonesia, seperti Hari Ibu, Ibu Negara, Ibu jari, Bahasa Ibu, Surga di telapak kaki Ibu... Coba saya kupas satu-satu ya.. “Hari Ibu”, di Indonesia hanya ada hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember. Kasihan sekali kepada para Ayah, tidak ada hari Ayah (tapi saya selalu ingat 12 November dinobatkan sebagai Hari Ayah Indonesia). “Ibu Negara”, istilah ini sempat menjadi buah bibir di kalangan masyarakat sebelum pemilihan presiden, karena memang ada salah satu kandidat yang tidak bisa disebut “Bapak calon Presiden dan spouse”, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang ‘iseng’ memberikan komentar ‘nanti Ibu Negara siapa?’ . “Ibu Jari”, sejak duduk di bangku sekolah dasar tentunya kita sudah belajar bagaimana cara mengacungkan jempol. Saya belum pernah dengar “Ayah Jari” (it sounds weird). “Bahasa Ibu”, apa ada istilah “bahasa ayah” ? Bahkan pada peribahasa umum “Surga di telapak kaki ibu”. 

Dari beberapa contoh istilah dengan kata ‘Ibu’ kita seharusnya menyadari bahwa perempuan memang berperan besar dalam kehidupan ini. Seorang perempuan yang akan besar menjadi wanita, dan diharapkan menjadi seorang ibu yang mulia. Saya dengan sengaja tidak memasukkan istri sebagai bagian dari judul artikel ini. Karena, belum tentu setiap perempuan akan menjadi seorang istri, namun setiap perempuan akan menjadi seorang wanita dan saat usia dewasa hingga usia lanjut akan tetap dipanggil dengan “Ibu”.

26 Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar