Halo!! Saya mau cerita sedikit tentang pengalaman yang sudah diberikan oleh para praktisi di bidang Psikologi Industri dan Organisasi pada kamis lalu tanggal 24 April 2014, di kelas Teknik Wawancara. Di kelas tersebut Mahasiswa diberikan cerita dan pengalaman bagaimana ketika sudah berada di bidang PIO sebagai seorang recruitment.
Nah praktisi pertama ini bernama Kak Dinah. Seorang lulusan Magister Psikologi di Universitas Tarumanagara. Kak Dinah ini ramah sekali lhooo..dan ternyata kak Dina sudah menjadi ibu dari kedua anaknya yang kembar. Kak Dinah bercerita ketika dirinya bekerja di perusahaan tambang, dan ditempatkan di kepulauan Raja Ampat, saya terkejut bahwa kak Dinah ditempatkan di Raja Ampat, siapa coba yang gak mau kesana, kan? Hehehe. Tapi disana jauh dari mana-mana dan harus melewati perjalanan yang jauh. Kak Dinah bekerja sebagaiCommunity Development Relationship, ternyata kak Dinah disana melihat bagaimana kepribadian para pekerja tambang, dan apakah para pekerja tersebut memang cocok untuk bekerja diperusahaan tersebut atau tidak. Kak Dinah melakukan pendekatan dengan cara terjun langsung ketempat para pekerja tambang bekerja, kak Dinah memperhatikan ketika para pekerja tersebut sedang bekerja dan melakukan wawancara dengan konteks yang “santai”. Karena, kak Dinah melakukan wawancara sambil memancing dan makan siang bersama para pegawai. Kemudian kak Dinah juga wawancara para pegawai tambang diruangan yang terbatas, Kak Dinah mengatakan jika ingin wawancara kepada seorang pegawai, harus mengetahui latar belakang budaya nya, dan lihat latar belakang pendidikannya. Kak Dinah juga mengatakan bahwa ketika sedang melakukan wawancara tidak harus berada di tempat yang formal, namun ditempat seperti pinggir pantai pun tetap dapat melakukan wawancara, karena tujuan wawancara yang sebenarnya adalah mendapatkan informasi, jadi dimanapun dan bagaimanapun situasi dan kondisinya memungkinkan, wawancara tetap bisa dilakukan.
Praktisi yang kedua adalah Kak Bambang, dan ternyata Kak Bambang yang manis ini sudah memiliki anak hohoho. Saya cukup tertarik ketika mendengarkan Kak Bambang bercerita tentang pengalamannya. Kak Bambang bekerja di sebuah asuransi yang namanya sudah terkenal di Indonesia. Kak Bambang lulusan S1 di Universitas Tarumanagara, kata kak Bambang walaupun Cuma lulusan S1, tetap bisa sukses dan dapat jabatan tinggi. Saat ini Jabatan yang didudukinya adalah assistant manager. Kak Bambang adalah orang yang tidak mudah untuk menyerah serta selalu ingin mencoba sesuatu yang baru agar dapat menjadi yang lebih baik, kak Bambang bilang “jadi orang itu harus be humble, terbuka untuk hal baru, jangan cepat menyerah, mau berbagi ilmu dengan orang lain serta tidak boleh sombong”. Kemudian Kak Bambang juga mengatakan bahwa pewawancara harus menguasai:
S: ituation (pewawancara harus dapat mengetahui situasi ketika wawancara berlangsung, tidak boleh gugup dan bersikap teliti)
T:ask (pewawancara harus mengetahui tugas dan pekerjaan apa saja yang dulu pernah dikerjakan dan dapat diselesaikan oleh kandidat)
A:ction (pewawancara harus dapat melihat perilaku kandidat, apakah mampu bekerja sama, dan merupakan criteria yang dicari oleh perusahaan)
R:esult (pewawancara dapat menyimpulkan dan menentukan hasil dari wawancara yang sudah dilakukan)
Lalu yang terakhir adalah praktisi yang bernama Kak Sam. Beliau adalah yang terlihat paling muda diantara ketiganya, namun kak Sam sedikit kaku, tapi berusaha untuk bicara dan berbagi pengalamannya dengan kita semua. Kata kak Sam “soalnya saya gak pernah ngomong depan umum begini dan materinya ketinggalan semua jadi gugup deh”. Kak Sam ini sih menurut kita tingkat humornya tinggi banget, habisnya lucu sih suka bercanda :D. Kak Sam lulusan S1 dan S2 Psikologi dari Universitas Tarumanagara. Kak Sam bekerja di salah satu perusahaan minuman yang terkenal namanya di Indonesia dan dibeberapa Negara juga loh..
Kak Sam bilang bahwa kita dari sekarang harus mengetahui tujuan hidup kita bakal dan mau jadi apa nantinya di 5 tahun kedepan, kalau mau sukses harus mau berusaha. Kak Sam mengatakan bahwa sebagai pewawancara harus sadar dan mengetahui jawaban dari sang pelamar kerja, jangan asal terima aja yang dikatakan oleh pelamar kerja, harus Logis, karena kita harus mengetahui apakah pelamar tersebut berbohong atau tidak atas jawaban yang diberikan, dan sesekali kita sebagai pewawancara harus mau menelepon kekantor tempat bekerja si pelamar terdahulu untuk mengetahui kebenarannya.
Kami selaku mahasiswa di kelas Teknik Wawancara senang sekali karena berkat cerita dari pengalaman para kakak-kakak praktisi tersebut dapat membuat gambaran untuk kedepannya ketika sudah masuk di dunia kerja. Kami kedatangan 3 praktisi yang semuanya adalah lulusan dari Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara. Wah ternyata saya bangga sekali menjadi salah satu bagian dari Fakultas Psikologi, karena mendengar kesuksesan para praktisi. Semoga kedepannya saya bisa seperti mereka yah!!! Aamiin!! :
7 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar