Jadi ceritanya minggu ini kelas kita kedatangan kakak-kakak yang udah kelar kuliah yang kerja di bidang PIO, di sini kita bisa bebas nanya-nanya dan kita dapat gambaran tentang gimana sih kerjanya di bidang PIO. Kakak-kakaknya ini ada yang kerja di bidang pertambangan, perkebunan, sampai makanan.
Di sini saya mau mensharingkan ke teman-teman sekalian tentang apa aja sih yang kita dapat dari hasil cerita-cerita ini. Ceritanya kemarin itu seru banget karena kakaknya kerja di bidang pertambangan jadi pabriknya itu ada di Papua, Raja Ampat ada juga ceritanya kerja di perkebunan kelapa sawit lalu jadi punya perusahaan sendiri, lalu ada juga yang kerja di perusahaan makanan. Mereka ingetin kita supaya kita harus tetap rajin beajar, rajin baca, perlu mudah bersosialisasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya tempat kita bekerja.
Seperti kakak yang kerja di Raja Ampat nih, beliau perlu menginterview pekerja lokal di sana. Buat informasi pekerja lokal di sana itu pendidikan terbatas dan bahasa mereka agak berbeda loh sama kita. Buat melakukan interview ini beliau tidak bisa melakukannya secara formal, jadi beliau melakukan pendekatan dengan duduk nongkrong bareng mereka mengajak mereka mengobrol biasa seperti dengan melontarkan pertanyaan mengenai keluarganya "Keluarga bapak gimana?" atau "Anak bapak berapa?" lalu beliau suka menggunakan tes-tes grafis baru nanti akirnya dipanggil ke ruangannya.
Beda lagi sama cerita kakak yang kerja di pekebunan sawit. Kakak ini cerita kalau kita sebagai interviewer harus bisa siap buat melakukan interview dimana pun, gak harus berpatokan pada yang namanya interview itu harus di ruangan yang sunyi, hening, sakral banget cuma antara interviewer dan interviewee TAPI justru menurut beliau kita itu harus siap interview dimana aja kalau misalkan atasan kita nih minta "eh, kamu tlg interview bapak itu dong yang lagi makan di warung itu" nah kita mesti siap tuh buat keadaan begitu. Lalu yah kita juga gak boleh gampang panik sama semua situasi yang kita hadapi di lapangan itu, sama kita juga gak boleh gampang terdistract kalau melakukan interiew.
Cerita 2 kakak di atas agak mirip sama kakak yang terakhir ini, kakak yang terakir ini kerja di perusahaan makanan. Belia berbagi cerita mengenai pengalamannya tentang interview orang yang gak kasih CV mereka dan berjabatan lebih tinggi. Di sini di tekenin bahwa kita harus bisa jaga wibawa kita lalu kita dan saat wawancara itu kita perlu ingat bahwa DERAJAT INTERVIEWER DAN INTERVIEWEE SAMA, gak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, kan juga gak kenal nih yah sama yang kita wawancara, pertama itu kita harus membina rapport dengan nanya "sebelum ke sini darimana?" "naik apa?" "apa kabar?" yaaahh kasih pertanyaan pertanyaan yang tentang kesehariannya. baru nanti kalau udah cukup nyaman situasinya baru deh di wawancara.
Beberapa tips penting dari kakak-kakak senior kita mengenai interview adalah:
-Pembinaan rapport
-Penyetaraan posisi
-Jangan mudah terdistract
-Terus membaca, terus belajar
-Mempunyai pengetahuan tentang perusahaan dan tiap-tiap posisi dalam perusahaan
-Mengenali siapa yang kita interview\melalui screening garis besar CV
-Memiliki interaksi yang baik dengan rekan kerja lain
-Terbuka pada pengalaman baru
-Mudah menyesuaikan diri
26 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar