Kali ini kelas Teknik Wawancara memberikan persembahan pengalaman yang sangat berharga yang diberikan oleh alumni fakultas PSIKOLOGI UNTAR yaitu, Kak Dinah Kartana, kak Bambang Hermansyah (Kak Bams), kak Samuel Adam. Mereka bertiga adalah murid dari bu Henny yang semasa skripsi itu sering dimarahi namun justru dengan hal tersebut mereka menjadi lulusan yang sukses saat ketika menghadapi ketatnya dunia pekerjaan. Jadi, dalam pertemuan kali ini ketiga pembicara ini akan mengisi materi di kelas dengan berbagi mengenai pengalaman mereka dalam wawancara khususnya dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO).
Dimulai dari kak Dinah, menurut saya ia adalah wanita yang strong dan pekerja keras hingga ia berani ditempatkan bekerja di Papua. Dikelas, ia menceritakan tentang pengalamannya saat berada di sebuah perusahaan pertambangan nikel di Kepulauan Raja Ampat, Papua. Kak Dinah mengatakan bahwa wawancara itu tidak harus dengan pakaian yang bagus dan rapi, lalu terdapat meja dan kursi, kemudian dilakukan diruang yang kondusif. Tapi menurutnya, itu semua tergantung kondisi tempat ia bekerja. Seperti tempatnya bekerja yang berada dipulau dan fasilitas yang serba minim membuat dia melakukan wawancara dengan cara yang berbeda, yaitu saat makan bersama atau dipinggir pantai juga bisa dilakukan sehingga data yang ia inginkan bisa didapatkan. Kemudian menurutnya juga, observasi langsung dengan terjun langsung mengobrol bersama karyawan dengan tujuan membina raport juga penting. Sehingga, ia pun mendapatkan informasi umum dari pekerjanya seperti informasi tentang keluarga, tempat tinggal, bahkan kepribadiannya juga bisa terlihat dari wawancara santai tersebut.
Kemudian dari kak Bams, menurut saya kak Bams adalah orang yang terbuka, asik, mudah bergaul, selalu ingin belajar dari berbagai kalangan, dan selalu belajar dari pengalaman yang pernah dilakukannya untuk mencapai kesuksesannya. Kak Bams ini menjabat sebagai asisten manager di suatu perusahaan asuransi. Kak Bams memberikan teknik dalam wawancara bernama STAR (Situation, Task, Action, Result). Jadi, Inti dari STAR adalah ketika dalam proses wawancara tersebut kita harus memeberikan pertanyaan dengan di kerucutkan menjadi semakin spesifik dan lebih mendalam. Dan dari kak Bams juga mendapat nasihat yang baik dalam wawancara, yaitu pentingnya membuka diri pada berbagai kesempatan dan pengalaman baru, karena kesempatan itu kita yang bikin bukan orang lain. Lalu, kita tidak perlu takut dengan jabatan yang lebih tinggi saat wawancara, dan kita perlu menjadi pribadi yang rendah hati, berintegritas, dan fleksibel. Kemudian, kata-kata yang paling saya catat dari kak Bams adalah saat ia berkata bahwa passion dalam bekerja itu akan tumbuh dengan berjalannya waktu saat kita melakukan pekerjaan itu sendiri. Dan hal tersebut dapat dilakukan dari mengenali bidang yang kita kerjakan, maka kecintaan akan dunia pekerjaan itu juga akan ikut tumbuh dalam diri kita.
Lalu pembicara terakhir dari kak Adam, Kak Adam ini adalah orang yang menerapkan prisnsip pada dirinya bahwa seseorang itu harus mempunyai mimpi yang tinggi dan mempunyai target yang tinggi terlebih dahulu seperti menjadi Corporate Manager Recruitment. Setelah target itu tercapai, maka keinginan untuk mendapat jabatan yang lebih tinggi lagi akan mudah tercapai. Kak Adam bekerja di suatu perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Dalam pertemuan dikelas, ia berbagi tips untuk melakukan wawancara dengan baik, yaitu: Pertama, Membina rapport itu penting, ciptakan suasana yang nyaman jadi seseorang dapat berbicara dengan bebas dan jujur. Kak Adam biasanya melakukannya Di Mall seperti di Starbuck agar wawancara berjalan dengan nyaman. Kedua, Demografis sangat diperlukan untuk mengetahui latar belakang seseorang. Seperti bertanya nama, asal, keluarga, dan lain sebagainya. Ketiga, Perhatikan hal yang disampaikan orang tersebut, apakah logis atau tidak logis. Dalam hal ini kita harus bnerhati-hati dan jangan tertipu dari cara komunikasi, dan perkataannya harus benar-benar diperhatikan agar kita tahu ia berbohong atau tidak. Dan ia juga memberi nasihat saat dikelas, yaitu dalam hidup itu harus ada 2 pilihan. Pertama, kita menguasai banyak tapi tidak mendalam. Kedua, kita menguasai 1 tapi mendalam. Kak Adam lebih memilih menguasai 1 tapi mendalam. Namun, bu Henny memberikan tanggapan bahwa lebih baik kita menguasai banyak tapi dilakukan dengan mendalam.
Dari ketiga pembicara ini, saya menjadi belajar banyak mengenai dunia PIO dan teknik dalam wawancara serta menghadapi dunia pekerjaan yang begitu keras persaingannya. Dan saya berterima kasih buat bu Henny yang mempunyai mahasiswa yang special dibidangnya, yang mau berbagi pengalaman kerjanya. Dan saya juga berterima kasih buat ketiga pembicara karena masih mau meluangkan waktunya yang sibuk untuk sharing pengalaman yang luar biasa dengan para juniornya.
30 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar