Kamis, 06 November 2014
Ragam Seni dan Budaya di Indonesia (Vionita Viktory 705140044)
Pengertian Seni
Pengertian seni menurut filsuf Yunani. “Seni adalah hasil tiruan alam (ars imitator naturam), pandangan mengenai seni sebagai imitasi ini berlangsung dominan sampai abad ke-19” (Plato dikutip dalam Sulastianto et al., 2006, h. 2).
Pengertian seni menurut tokoh pendidikan nasional. “Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang hidup dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia” (Dewantara di kutip dalam Sulastianto et al., 2006, h. 2).
Pengertian seni menurut filsuf seni dari Amerika. “Seni dapat diartikan sebagai kegiatan menciptakan bentuk-bentuk yang dapat dimengerti atau dipersepsi yang mengungkapkan perasaan manusia” (Langer dikutip dalam Sulastianto et al., 2006, h. 2).
Pengertian Kebudayaan
Pengertian kebudayaan menurut penulis buku. “Kebudayaan adalah jumlah keseluruhan perilaku yang dipelajari oleh sekelompok orang yang secara umum menerangkan sebuah tradisi kehidupan yang diwariskan oleh sebuah generasi kepada generasi lain” (Liliweri, 2002, h. 8-9).
Pengertian kebudayaan menurut para ahli. “Dengan demikian pula kebudayaan bisa berarti system pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang besar” (Gudykunst & Kim dikutip dalam Liliweri, 2002, h. 9).
Pengertian kebudayaan menurut dosen senior di Departemen Komunikasi University of Helsinki.Kebudayaan itu meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup – apa pun bentuknya – baik itu mitos maupun system nilai dalam masyarakat” (Levo-Henriksson dikutip dalam Liliweri, 2002, h. 10).
Macam-macam Seni di Indonesia
Alat musik. Alat musik di Indonesia sebenarnya berbagai macam, seperti gendang dari yogyakarta, gamelan dari jawa tengah, angklung dari jawa barat, bende dari lampung dan masih banyak lagi. Sekarang orang Indonesia sudah jarang memainkan alat musik tersebut, terkadang dipakai kalau hanya ada acara besar saja atau di peruntuhkan untuk anak sekolah dasar. Harusnya sebagai orang Indonesia kita ikut mewarisi budaya-budaya yang telah ada agar budaya tersebut tidak hilang karna adanya budaya asing yang masuk.
Tarian
Tari keraton. Varianggi (2013, para. 1) mengungkapkan bahwa:
Tentu masih banyak yang mengingat saat raja Jogja menikahkan putri bungsunya, pada
saat resepsi pernikahan yang dilaksanakan di kepatihan para tamu disuguhi tari tradisional
yang menampilkan perempuan yang cantik jelita nan anggun. Tari ini bernama tari bedaya
keraton Jogjakarta. tari ini menampilkan 9 penari bercerita pertemuan antara kajeng ratu
kidul dengan penembahan senopati yang tak lain adalah raja mataram. Konon keduanya
jatuh cinta dan panembahan senopati meminta agar kanjeng ratu kidul untuk datang ke
keraton dan mengajarkan tarian untuk mengajari para penari-penari ini di keraton. Akhirnya
sang ratu menyanggupi dan setiap hari selasa kliwon atau anggara kasih sang ratu datang
untuk mengajarkan tari ini di kraton.
Tari rakyat. Sekar (2013, para. 2) menyatakan bahwa:
Tari rakyat (tari tradisi rakyat) yaitu tarian yang lahir atau berasal juga hidup dan
berkembang di kalangan rakyat atau sekelompok masyarakat. Tari rakyat sebenarnya
bertumpu pada unsur-unsur primitif. Tari primitif merupakan tarian yang paling tua umurnya,
bahkan diperkirakan tari primitif sudah ada semenjak manusia adadan terdapat di daerah
daerah pedalaman dengan gerak, iringan maupun kostum sangat sederhana. Tari Primitif
diselenggarakan pada upacara-upacara adat dan agama serta bersifat magis dan sakral.
Oleh karena tari takyat bertumpu dari tari primitif, maka lahirnya tari rakyat merupakan
ungkapan sekelompok masyarakat, di dalam rangkaian sosial dan religius atau tari rakyat
digunakan oleh masyarakat setempat untuk upacara adat maupun hiburan / pergaulan.
Dengan demikian, bentuk-bentuk tari rakyat antara daerah yang satu dengan daerah yang
lain berbeda-beda.
Tari tradisional. Ikhsani (2013, para. 14) menyatakan bahwa:
Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia.
Beberapa tradisi seni tari seperti; tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau,
tarian Palembang, tarian Melayu, tarian Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang
berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap dikembangkan hingga kini.
Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin tradisi tari
tertentu yang masih dimungkinkan. Sebagai hasilnya, muncullah beberapa tari kreasi baru
dan tari ini dapat merupakan penggalian kembali akar-akar budaya yang telah sirna,
penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni tari tradisional.
Macam-macam Budaya di Indonesia
Tato kebudayaan Indonesia. Ikhsani (2013, para. 6) menyatakan bahwa:
Bagi yang menyukai traveling ke berbagai daerah di Indonesia khususnya yang perasaan
ingin tahunya cukup tinggi terhadap beragam budaya, tidak ada salahnya mampir ke
Mentawai untuk melihat dari dekat budaya tato yang sudah menjadi kebudayaan masyarakat
setempat, selain menikmati sajian pesona alam dan lautnya.
Pesta laut. Ikhsani (2013, para. 7) menyatakan bahwa:
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk selain kebudayaan kelompok suku
bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat
kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa
yang ada di daerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka
tinggal tersebar di pulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami wilayah dengan kondisi
geografis yang bervariasi, mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah,
pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok
kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsani, N. (2013, Februari). Keanekaragaman seni dan budaya Indonesia. Diunduh dari
http://ragamsenidanbudaya.blogspot.com/2013/02/ragam-seni-dan-budayaindonesia_26.html
Liliweri, A. (2002). Konsep dasar komunikasi antarbudaya: Pengertian kebudayaan. Dalam U.
Fauzan (Ed.), Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya (h. 7-10). Yogyakarta: LKiS.
Sekar, A. (2013, Agustus). Jenis tari menurut pola garapan. Diunduh dari
http://andwinasekar.blogspot.com/2013/08/jenis-tari-menurut-pola-garapan_20.html
Sulastianto, H. et al. (2006). Keragaman seni rupa Nusantara: Karya seni rupa Nuasantara.
Dalam I. P. Shariati (Ed.), Seni budaya (h. 2). Bandung: Grafindo Media Pratama.
Varianggi, G. A. (2013, September). Tari bedaya keraton Yogyakarta. Diunduh dari
http://gabriellaaningtyas.wordpress.com/2013/09/24/tari-bedaya-keraton-yogyakarta/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar