Istilah pacaran pada masa lalu dan masa kini sangat berbeda. Seiring semakin modern dan dipengaruhi dari berbagai jenis budaya, pacaran masa kini terdiri dari Hooking Up, Friends with Benefits, and Sex Buddy. Semuanya ini hanya mengutamakan aktivitas seksual tanpa adanya rasa komitmen terhadap pasangannya, berbeda jauh dengan pacaran pada zaman dulu seperti seorang laki-laki mengunjungi rumah pasangannya untuk makan malam bersama dengan keluarga wanita. Pihak keluarga juga akan mengenal lebih dekat pada laki-laki tersebut, serta memiliki komitmen hingga pernikahan tanpa menggonta-ganti pasangan.
Hooking up dan teman-temannya memiliki tujuan yang sama yaitu Kohabitasi, tinggal bersama sebelum menikah. Kohabitasi juga memiliki pro dan kontra, serta masih merupakan isu yang kontroversial seperti homoseksual. Karena tidak semua negara dapat menerima perilaku ini, apalagi negara yang memiliki budaya dan norma agama yang tinggi. Tentunya pasangan yang melakukan kohabitasi belum tentu akan bersama sampai pernikahan, karena berbagai jenis alasan. Misalnya seperti masalah keuangan, masalah komitmen. Pasangan dapat memilih untuk melanjutkan ke pernikahan atau tetap dalam kondisi kohabitasi.
Penelitian membuktikan bahwa orang yang menikah cenderung lebih bahagia dan lebih sehat, serta dapat hidup lebih lama. Karena mendapatkan rewards yang tinggi, seperti dukungan emosional dan kepuasan seksual. Setelah menikah, banyak pasangan yang memikirkan untuk menjadi orang tua atau menunda untuk memiliki anak, karena harus mempertimbangkan faktor-faktor tertentu seperti keuangan, waktu, dan tanggungjawab. Serta kerelaan untuk mengizinkan anak untuk hidup bebas ketika sudah dewasa nanti.
Isu-isu pernikahan = Perselingkuhan, Penceraian, Poligamaous.
Perselingkuhan dapat terjadi karena adanya kedekatan emosional antara pasangan dengan orang lain yang memiliki ketertarikan dan pasangan memutuskan untuk merahasiakan hal tersebut, hingga mulai melakukan aktivitas bersama dan melakukan seks yang menyebabkan hubungan emosional dan seksual yang intens. Hal ini sering ditemukan antara suami dengan kolega kerjanya dikantor, atau antara atasan dengan asisten pribadinya. Extramarital Affair ini terdapat 3 jenis: secara seksual, emosional dan seksual, atau emosional saja.
Penceraian disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor sosial, menikah diusia muda, menikah
Hooking up dan teman-temannya memiliki tujuan yang sama yaitu Kohabitasi, tinggal bersama sebelum menikah. Kohabitasi juga memiliki pro dan kontra, serta masih merupakan isu yang kontroversial seperti homoseksual. Karena tidak semua negara dapat menerima perilaku ini, apalagi negara yang memiliki budaya dan norma agama yang tinggi. Tentunya pasangan yang melakukan kohabitasi belum tentu akan bersama sampai pernikahan, karena berbagai jenis alasan. Misalnya seperti masalah keuangan, masalah komitmen. Pasangan dapat memilih untuk melanjutkan ke pernikahan atau tetap dalam kondisi kohabitasi.
Penelitian membuktikan bahwa orang yang menikah cenderung lebih bahagia dan lebih sehat, serta dapat hidup lebih lama. Karena mendapatkan rewards yang tinggi, seperti dukungan emosional dan kepuasan seksual. Setelah menikah, banyak pasangan yang memikirkan untuk menjadi orang tua atau menunda untuk memiliki anak, karena harus mempertimbangkan faktor-faktor tertentu seperti keuangan, waktu, dan tanggungjawab. Serta kerelaan untuk mengizinkan anak untuk hidup bebas ketika sudah dewasa nanti.
Isu-isu pernikahan = Perselingkuhan, Penceraian, Poligamaous.
Perselingkuhan dapat terjadi karena adanya kedekatan emosional antara pasangan dengan orang lain yang memiliki ketertarikan dan pasangan memutuskan untuk merahasiakan hal tersebut, hingga mulai melakukan aktivitas bersama dan melakukan seks yang menyebabkan hubungan emosional dan seksual yang intens. Hal ini sering ditemukan antara suami dengan kolega kerjanya dikantor, atau antara atasan dengan asisten pribadinya. Extramarital Affair ini terdapat 3 jenis: secara seksual, emosional dan seksual, atau emosional saja.
Penceraian disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor sosial, menikah diusia muda, menikah
20 Okt 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar