Pengertian Pola Asuh
Pengertian pola asuh menurut sudut pandang psikologi. Morrison (dikutip dalam Shea & Bauer, 1991) mengemukakan bahwa pola asuh adalah suatu proses kompleks yang digunakan oleh orangtua untuk merawat, membimbing, dan mendidik anaknya.
Pengertian Kepribadian
Pengertian kepribadian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kepribadian ialah “sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang atau bangsa lain” (KBBI, 1994).
Pengertian kepribadian menurut para ahli psikologi. Seperti yang terdapat dalam Chaplin (2005), ada beberapa pengertian kepribadian dari beberapa ahli psikologi.
Pengertian kepribadian menurut Allport. Menurut Allport (dikutip dalam Chaplin, 2005, h. 362), “kepribadian adalah organisasi dinamis di dalam individu terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan pikirannya secara karakteristik.”
Pengertian kepribadian menurut Murray. Murray yang dikutip oleh Chaplin (2005, h. 362) mengemukakan bahwa “kepribadian ialah kesinambungan bentuk-bentuk dan kekuatan-kekuatan fungsional yang dinyatakan lewat urutan-urutan dari proses-proses yang berkuasa dan terorganisasi, serta tingkah laku lahiriah dari lahir sampai mati.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara karakteristik.
Jens-jenis Pola Asuh
Diana Baumrind menemukan empat jenis pola asuh orangtua, yaitu (a) authoritarian parenting, (b) authoritative parenting, (c) neglectful parenting, dan (d) indulgent parenting. Authoritarian parenting, bersifat membatasi dan menghukum. Pada jenis pola asuh ini juga hanya terjadi sedikit komunikasi verbal antara orangtua dan anak.Authoritative parenting, bersifat mendidik dan mendukung. Orangtua mendorong anaknya untuk menjadi mandiri tetapi tetap menempatkan batasan dan mengatur setiap perilaku anaknya (Baumrind dikutip dalam Santrock, 2008).
Neglectful parenting, tidak terdapat keterlibatan orangtua pada pola asuh ini. Orangtua hanya menghabiskan sedikit waktu dengan anaknya. Indulgent parenting, orangtua sangat terlibat pada pola asuh ini tetapi hanya menempatkan sedikit batasan pada perilaku anak-anaknya. Orangtua membiarkan anak-anaknya melakukan apapun yang mereka inginkan (Baumrind dikutip dalam Santrock, 2008).
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pola Asuh
Menurut Homan, terdapat tujuh faktor yang memengaruhieffective parenting, yaitu (a) love, (b) behavioral management leading to self-discipline, (c) intellectual development, (d) freedom to explore, (e) feedback, (f) joy of living, dan (g) physical care, nourishment, and safety. Love,semua manusia butuh mencintai dan dicintai, terutama cinta antar orangtua dan anak. Behavior management leading to self-discipline, kedisiplinan diri merupakan tujuan dari pengaturan perilaku sehingga anak dapat mengendalikan sikapnya dalam kondisi apapun. Orangtua harus membiarkan anaknya mengalami suatu kondisi yang menyebabkan mereka sadar untuk mengendalikan perilakunya (Homan dikutip dalam Shea & Bauer, 1991).
Intellectual development, orangtua berperan besar dalam mendidik anaknya mengembangkan kemampuan intelegensinya dari bayi hingga dewasa. Freedom to explore,orangtua harus memberikan kebebasan pada anaknya untuk menjelajahi dunia baru sehingga anak dapat belajar hal-hal baru. Namun, orangtua harus tetap membimbing dan memberikan keamanan kepada anaknya ketika anaknya menjelajah (Homan dikutip dalam Shea & Bauer, 1991).
Feedback harus diberikan orangtua sebagai bentuk respon terhadap baik atau buruknya perilaku anak. Pemberian feedback ini penting ketika anak mempelajari hal baru. Joy of living, sebelum mengajarkan anak mengenai kehidupan, orangtua harus memiliki mindset bahwa hidup adalah keindahan dan menyenangkan. Hal ini disebabkan karena mindset memengaruhi pola asuh yang diterapkan orangtua. Physical care, nourishment, and safety, orangtua harus benar-benar memperthatikan kesehatan anaknya. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan makanan sehat, serta menjaga keamanan anak untuk menghindari hal buruk (Homan dikutip dalam Shea & Bauer, 1991).
Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Pembentukan Kepribadian Remaja
Pola asuh yang diterapkan orangtua pada anaknya akan memengaruhi pembentukan kepribadian anaknya yang telah beranjak remaja. Setiap pola asuh akan menghasilkan kepribadian yang berbeda-beda.
Authoritarian parenting. Pola asuh ini akan menghasilkan remaja yang sulit bergaul, penuh kecurigaan, takut memulai hal baru, dan miskinnya kemampuan berkomunikasi (Baumrind dikutip dalam Santrock, 2008).
Authoritative parenting. Menurut Baumrind,authoritative parenting akan menghasilkan remaja yang mandiri, menunda kepuasaan, dapat bergaul, dan memiliki percaya diri yang tinggi (Baumrind dikutip dalam Santrock, 2008).
Neglectful parenting. Pola asuh ini akan menghasilkan remaja yang sulit bergaul, sulit mengendalikan diri, sulit mengatur kebebasannya, dan tidak termotivasi dalam berprestasi (Baumrind dikutip dalam Santrock, 2008).
Indulgent parenting. Baumrind yang dikutip dalam Santrock (2008) mengatakan bahwa indulgent parentingakan menghasilkan remaja yang sulit mengendalikan perilakunya.
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, J. P. (2005). Kamus lengkap psikologi (K. Kartono, Penerj.). Jakarta: RajaGrafindo Persada. (Karya asli diterbitkan pada 1968)
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pustaka Bahasa. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ke-4, h. 1101). Jakarta: Balai Pustaka.
Santrock, J. W. (2008). Education psychology (3rd ed., pp. 76-77). New York, NY: McGraw-Hill.
Shea, T. M., & Bauer, A. M. (1991). Parenting: Chapter topics and objectives. A handbook of collaboration: Parents and teachers of children with exceptionalities (2nd ed., p. 3). Needham Heights, MA: Simon & Schuster.
Shea, T. M., & Bauer, A. M. (1991). Parenting: Children’s needs. A handbook of collaboration: Parents and teachers of children with exceptionalities (2nd ed., pp. 10-17). Needham Heights, MA: Simon & Schuster.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar