Rabu, 12 November 2014

Peran Keluarga (Della Agatha 705140024)


Latar Belakang Masalah
     Dalam kehidupan manusia, keluarga itu sesuatu hal yang terpenting. Tanpa keluarga, kita bukanlah apa-apa. Dari kecil hingga dewasa, kita telah dirawat oleh Bapak dan Ibu yang kita sebut sebagai keluarga inti. Mereka merawat kita dengan penuh kasih sayang. Tidak perduli apa kesalahan kita yang telah kita lakukan dari dulu hingga sekarang.


Pengertian Keluarga
     Menurut Salvicon dan Ara Celis dalam Info Psikologi. “Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan” (Salvicon & Celis dikutip dalam Info Psikologi, 1989/2011).
     Keluarga merupakan produsen dan konsumen sekaligus, dan harus mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan pangan (Gunarsa & Gunarsa, 2007).
     Maka dapat disimpulkan bahwa keluarga terdapat dua anggota atau lebih yang tinggal di satu tempat tinggal yang terhubung karena perkawinan, dan adanya hubungan darah. Yang dimana keluarga ini berinteraksi satu sama lain dan memiliki perannya masing-masing. Keluarga juga sebagai tempat dimana kita membutuhkan kebutuhan sehari-hari kita.
     Peranan keluarga menurut Info Psikologi (2011) adalah sebagai berikut: (a) peran ayah, Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya; (b) peran ibu, sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya; dan (c) peran anak, anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Peran Keluarga
     Menurut Gunarsa (2001) dalam Monica (2009), menyatakan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang begitu penting untuk meletakkan dasar-dasar kepribadian yang akan memberi warna ketika seorang anak kelak menjadi dewasa. Karena itu, kualitas pada pola-pola perkembangan masa anak adalah sangat penting.
     “Sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan pendidikan utama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektuil manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua dan anggota keluarganya sendiri” (Gunarsa & Gunarsa, 2007, h. 1). Peran keluarga yaitu memberikan pendidikan pertama sejak anak dilahirkan. Keluargalah yang mengajarkan tentang sopan santun, cara berbicara, mengenal, menghargai, dan lain sebagainya.
     “Kesatuan ayah-ibu demikian pentingnya sebagai alas yang kuat dalam keluarga, sehingga bilamana kesatuan ini kurang kuat, dapat menyebabkan kegoncangan dalam keluarga dengan segala akibatnya, baik secara khusus dalam keluarga itu sendiri maupun dalam masyarakat” (Gunarsa & Gunarsa, 2007,h. 14)
     Sangatlah penting peranan setiap anggota keluarga. Jika salah satu anggota keluarga tidak ada, maka keluarga akan kacau. Seperti jika tidak ada ibu, suatu keluarga pasti akan kesusahan dan akan merasa sangat repot mengurus saat harus mengurus rumah yang biasanya dikerjakan oleh ibu.
     Peran keluarga terhadap pertumbuhan anak adalah (a) sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak sebelum mendapat pengalaman diluar rumah, (b) memberikan dasar pendidikan, (c) menjaga kesehatan anak dan keamanan anak, dan (d) memberikan anak kebahagiaan.
     Peran Keluarga Terhadap Perkembangan Moral Anak
     Papalia dan Old (1987) dalam Monica (2009) membagi masa kanak-kanak dalam lima tahap:
  1. Masa Prenatal, yaitu diawali dari masa konsepsi sampai masa lahir.
  2. Masa Bayi dan Tatih, yaitu saat usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi, di atas usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi, di atas usia 18 bulan sampai tiga tahun merupakan masa tatih. Saat tatih inilah, anak-anak menuju pada penguasaan bahasa dan motorik serta kemandirian.
  3. Masa kanak-kanak pertama, yaitu rentang usia 3-6 tahun, masa ini dikenal juga dengan masa prasekolah.
  4. Masa kanak-kanak kedua, yaitu usia 6-12 tahun, dikenal pula sebagai masa sekolah. Anak-anak telah mampu menerima pendidikan formal dan menyerap berbagai hal yang ada di lingkungannya.
  5. Masa remaja, yaitu rentang usia 12-18 tahun. Saat anak mencari identitas dirinya dan banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya serta berupaya lepas dari kungkungan orangtua.
     Saat masih kanak-kanak, rasa ingin tahu akan muncul dan banyak pertanyaan yang di lontarakn kepada orangtuanya, dan dengan ini orangtua bisa menjawab pertanyaan sekaligus memberitahukan hal-hal yang dapat mengembangkan moral anak.

Reference List
Gunarsa, Y. S. D., & Gunarsa, S. D. (2007). Psikologi untuk Keluarga: Keluarga sebagai inti masyarakatBPK Gunung Mulia: Jakarta.
Monica. (2009). Peran Keluarga Terhadap Perkembangan Karakter Anak: Berpikir dan Menulis Ilmiah. (skripsi tidak diterbitkan). Bogor, Indonesia. Diunduh darihttp://wimelimonica.wordpress.com/peran-keluarga-terhadap-perkembangan-karakter-anak/
Psikologi Keluarga. (2011). In Info Psikologi. Diunduh darihttp://psychologymania.wordpress.com/2011/07/14/psikologi-keluarga-families-psychology/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar