Rabu, 12 November 2014

Kasus Bullying di Sekolah (Dewina Ayundita 705140112)


Latar Belakang Masalah
     Belakangan ini banyak sekali kasus bullying terjadi diwilayah sekolah terutama terjadi pada kalangan pelajar sekolah. Saat ini pelaku bullying bukan hanya dikalangan siswa sekolah menengah atas namun saat ini siswa sekolah dasar pun sudah menjadi pelaku bullying. Perilaku bullying pun kini seakan sudah menjadi suatu kebiasaan yang terus dipelihara dan dilakukan. Bahkan telah menjadi warisan turun temurun dalam melakukan sikap bullying kepada orang lain. Padahal kasusbullying banyak menyebabkan dampak yang begitu berat dan dalam jangka yang panjang terus mempengaruhi korbannya. Kasus bullying di sekolah pun seperti selalu ada dan susah untuk dihentikan.
     Bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan yang dilakukan oleh seseorang maupun suatu kelompok kepada seseorang/kelompok. (SEJIWA, 2008, h. 2). Dalam kasus bullying seseorang yang lebih lemah baik dalam fisik atau mental akan menjadi modus utama korban bullying.

Bentuk Bullying
     Secara Fisik. Melalui perilaku yang dilakukan langsung dari pelaku bullying kepada korban. Contoh perilakunya: menampar, menginjak kaki, menjegal, memalak, menendang, menjewer, menjambak, memukul, melempar dengan barang, dan menghukum dengan cara yang tidak wajar. (SEJIWA, 2008)
     Secara Verbal. Melalui perkataan atau kalimat yang bersifat merendahkan diri seseorang. Contoh perilakunya yaitu mengina, memaki, mencela, membentak, menuduh, memiftnah, menebar gosip, dan mempermalukan korban di depan umum. (SEJIWA, 2008).
     Secara Psikologis/Mental. Melalui perilaku yang mengintimidasi dan mendiskriminasikan korbannya. Contoh perilakunya adalah memandang sinis, mempermalukan, mencibir, meneror, mengucilkan, merendahkan, dan mengucilkan. (SEJIWA, 2008)
Penyebab Bullying
    Perilaku Keluarga. Perilaku dalam keluarga merupakan dasar bagi anak dalam melakukan suatu perilaku. Maka dari itu, jika anak dibesarkan dengan perilaku yang baik anak akan terhindar dari sikap bully, sebaliknya jika anak dibesarkan dengan perilaku keluarga yang sering melakukan tindakan kekerasan maka akan muncul sikap buruk pada anak tersebut. (“Faktor-faktor penyebab terjadinya  perilaku bullying”, 2012).
     Lingkungan Sekitar. Faktor yang berpengaruh paling besar dalam munculnya perilaku bullyingpada anak adalah karena pengaruh lingkungan sekitar yang ada di dekatnya.
     Guru. Perilaku guru sebagai pendidik dan orangtua disekolah menjadi contoh bagi anak dalam melakukan sesuatu perilaku, baik itu perilaku baik dan buruk. Contoh pengaruh buruk yang memunculkan perilaku bully adalah cara guru dalam memberikan hukuman yang tidak mendidik dan mengarah pada perilaku kekerasan. (SEJIWA, 2008)
     Senior. Perilaku senioritas yang terus ditanamkan dan dilakukan oleh senior kepada junior memberikan contoh bahwa suatu perilaku penindasan dan kekuasaan dapat memberikan kesenangan, kepuasan, dan kebanggan. Sehingga sikap tersebut terus tertanam dalam diri junior dan membuat mereka ingin selalu melakukan perilaku bullying itu kepada orang lain yang lebih lemah dan tidak berdaya.
     Teman Sebaya. Faktor lain yang menimbulkan seseorang melakukan bullying adalah teman sebaya, karena perilaku yang dilakukan teman sebayanya menjadi contoh bagaimana anak tersebut dapat melakukan suatu perilaku pada lingkungannya. (“Faktor-faktor penyebab terjadinya  perilakubullying”, 2012).
     Pengaruh Media. Saat ini pengaruh media menjadi hal yang paling mempengaruhi sikap dan perilaku remaja. Adegan-adegan yang dilakukan dimedia seakan menjadi contoh bagaimana perilaku buruk sudah menjadi suatu kewajaran dalam kehidupan sehari-hari. (“Faktor-faktor penyebab terjadinya  perilaku bullying”, 2012).
     Melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Yayasan Sejiwa (2007) disimpulkan beberapa alasan yang menjadikan seseorang melakukan tindakan bullying antara lain (a) ingin diakui, (b) balas dendam, (c) pernah menjadi korban bullying, (d) senioritas, (e) mencari perhatian, (f) sering mendapatkan perlakuan kasar dari orang sekitar, (g) menutupi kekurangan diri, (h) ikut-ikutan teman, (i) ingin menjadi terkenal, dan (j) ingin menunjukan eksistensi diri. (SEJIWA, 2008, h. 16)

Dampak Bullying
     Dampak Bagi Korban Bullying. Beberapa dampak yang dialami korban bullying yaitu (a) anak mengurung diri (school phobia), (b) meminta pindah sekolah, (c) mudah menangis, (d) tidak mau bersosialisasi, (e) kosentrasi anak disekolah berkurang, (f) prestasi belajar menurun, (g) anak menjadi penakut dan menyendiri, (h) mudah gelisah dan berbohong, (i) menjadi pribadi yang kasar dan pendendam, (i) mudah tersinggung dan agresif, (j) menjadi rendah diri, (k) depresi, (l) memiliki keinginan untuk bunuh diri. (SEJIWA, 2008, h. 12)

Penanganan Pada Kasus Bullying
     Pada Pelaku Bullying. Ada tiga cara dalam penanganan kasus bullying yang terjadi pada pelakubullying yaitu (a) ajak anak bicara mengenai apa yang dilakukannya, jelaskan bahwa  perilaku tersebut merugikan orang lain; (b) mencari penyebab dari perilaku tersebut, karena penyebab merupakan alasan seseorang menjadi pelaku; (c) memposisikan diri untuk menolong anak tersebut bukan menghakimi dirinya, agar anak tidak merasa disudutkan. (“Definis bullying”, 2012).
     Pada Korban Bullying. Terdapat tiga cara penanganan kasus yang terjadi pada korban bullying(a) usahakan mendapat kejelasan mengenai apa yang terjadi, menekankan bahwa kejadian tersebut bukan merupakan kesalahannya; (2) mengamati perilaku anak, bagaimana perilakunya setelah mengalami kejadian tersebut; (3) meminta bantuan terhadap pihak ketiga, agar dapat menangani permasalah tersebut dengan si pelaku. (“Definis bullying”, 2012).

Pencegahan Bullying
     Agar perilaku bullying di sekolah diminimalisir terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan pihak sekolah, yaitu (a) meningkatkan kesadaran bahaya dan dampak bullying, (b) menciptakan suasana sekolah bebas bullying, (c) meningkatkan keterlibatan dan pengawasan guru disekolah serta orangtua, (d) menciptakan aturan yang jelas dan tegas dalam melawan bullying, (e) memberikan dukungan dan perlindungan bagi siswa. (Rondonuwu, “Pencegahan Bullying di Sekolah”, 2009).

Simpulan
     Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying yang terjadi di sekolah terjadi karena berbagai faktor baik dari keluarga ataupun lingkungan di sekolah, baik dari guru ataupun senior yang memberikan banyak contoh buruk terhadap siswa sehingga membuat perilaku bullying tersebut terus tertanam dan tumbuh. Pembekalan dan pemberian contoh yang baik untuk siswa  dapat diminimalisir dengan keterlibatan semua pihak yang ada disekitar siswa. Sehingga perilaku bullying dapat ditangani dan memiliki pengawasan yang baik dari pihak sekolah maupun para orangtua siswa.


Daftar Pustaka
Bahaya & dampak bullying. (2010, April). Diunduh dari https://www.facebook.com/notes/koran-fesbuk/bahaya-dampak-bullying/408700614531
Bullying di sekolah, cara pencegahan dan penanganannya. (2014, Mei). Diunduh darihttp://growupclinic.com/2014/05/14/bullying-di-sekolah-caa-pencegahan-dan-penanganannya/
Faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku bullying. (2012). Diunduh darihttp://www.psychologymania.com/2012/06/faktor-faktor-penyebab-terjadinya.html
Pencegahan bullying di sekolah. (2009). Diunduh darihttp://ogahbullying.blogspot.com/2009/03/pencegahan-bullying-di-sekolah.html
Sholihat, N. (2012, Agustus). Definisi bullying. Diunduh darihttps://nsholihat.wordpress.com/tag/definiZsi-bullying/
Stand up and say no to bullying. (2013, Maret). Diunduh darihttp://nobullyzoneid.blogspot.com/2013/03/bentuk-dan-karakteristik-bullying-serta.html
Yayasan Semai Jiwa. (2008). Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta, Indonesia: Penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar