Setelah dalam tulisan sebelumnya saya menuliskan tentang pengertian dan kode etik dalam wawancara, sekarang saya akan membahas tentang keterampilan dasar wawancara. Keterampilan wawancara ini sangat penting apabila ingin menjadi interviewer. Tentunya keterampilan ini tidak dapat di kuasai dengan singkat. Yuk, saya akan menjelaskan keterampilan apa saja yang di butuhkan dalam melakukan wawancara
1. Bina rapport. Bina raport adalah dimana interviewer menciptakan suasana yang nyaman kepada klien seperti memberikan sambutan disertai senyum yang hangat ketika klien datan lalu mempersilahkan klien untuk duduk lalu di mulai dengan percakapan kecil. Dalam mulai percakapan gunakan juga bahasa yang mudah di mengerti ataupun bahasa “non-psikologi” agar klien mengerti apa yang kita sampaikan
2. Empathy. Empati disini adalah ikut memahami perasaan klien. Namun, bukan berarti saat klien menangis ketika bercerita kitapun ikut menangis. Yang saya maksudkan adalah dengan adanya empati dapat membuat seoarang interviewer memahami dan menerima keadaan klien tanpa melakukan judge terhadap permasalahan klien.
3. Attending behavior. Dalam keterampilan yang satu ini interviewer lebih banyak diam dan memberikan waktu klien untuk bercerita tentang permasalahanya. Interviewer dapat berbicara namun lebih banyak dengan mengunakan komunikasi nonverbal seperti bahasa tubuh. Interviewer juga lebih banyak mencatat apa yang klien bicarakan. Hal lain yang penting dalam attending behavior adalah rumus 3v+1B yaitu; visual, vocal qualities, verbal tracking dan body language.
4. Keterampilan bertanya. Keterampilan ini bisanya digunakan untuk mendeteksi klien yang berbohong dalam sesi wawancara. Bagaimana cara kita mengetahui berbohong ? tentunya kita bisa melihat dari eye contact. Namun, salah satu strategi yang penting lainya adalah mengulang pertanyaan yang sudah di lontarkan dengan tata bahasa yang berbeda juga berubah ubah maka bisa di simpulkan bahwa klien menyimpat seusatu yang tidak ingin di ketahui. Selain itu terdapat juga open question dan closed question. Open question yang di maskud disini adalah pertanyaan yang tidak menagrah pada topik wawancara. Sedangkan closed question adalah pertanyaan yang sudah mengarah pada topik wawancara. Terdapat lima hal yang tidak boleh di lakukan dalam bertanya pada klien yaitu memaksa klien untuk bercerita, mengintrograsi klien, mengekpolitasi pertanyaan klien, mengunakan kata “why” dan memuaskan rasa ingin tau interviewer atau biasa di sebut kepo.
5. Observasi. Teknik observasi sangatlah menting untuk melihat perilaku non verbal ataupun verbal yang di perlihatkan olen klien. Seorang interviewer bisa menganalisa kata per kata yang di ucapkan oleh klien serta bisa menganisa bahasa tubuh seperti ekspresi wajah. Gunakan juga atensi selektif dan keyowords dan jangan lupa hindari stereotype kepada klien.
6. Active listening. Keterampilan dasar yang terakhir adalah mendengarkan secara aktif. Active listening sendiri dibagi menjadi tiga bagian yaitu; encouragement yaitu respon kecil yang di lakuan interviewer sebagai tanda bahwa kita memperhatikan serta menyimak certia klien. Refleksi dibagi menjadi dua bagian yaitu; refelcetion of content dan refelction of feeling. Reflection of contetnt (paraphrasing) adalah mengulang kata yang di ucapkan klien sementara refelction of feeling lebih kepada identifikasi emosi yang di perlihatkan klien pada saat wawancara. Summarizing adalah rangkuman dari apa yang klein katakana dari awal sampai akhir sebagai penyimpulan dari wawancara biasanya di lakukan pada saat akhir sesi wawancara.
Kesuksesan dalam melakukan wawancara tidak terlepas dari lima teknik yang sudah saya sebutkan di atas tadi. Memang tidak akan mudah mengusai ini semua. Tapi alangkah baiknya kalau mulai dari sekarang kita belajar mengembangkan skill wawancara agar dapat menjadi pewawancara yang handal. Di tulisan berikutnya, saya akan melakukan sharing pengalaman kelompok saya ketika melakukan wawancara dengan HRD.
1. Bina rapport. Bina raport adalah dimana interviewer menciptakan suasana yang nyaman kepada klien seperti memberikan sambutan disertai senyum yang hangat ketika klien datan lalu mempersilahkan klien untuk duduk lalu di mulai dengan percakapan kecil. Dalam mulai percakapan gunakan juga bahasa yang mudah di mengerti ataupun bahasa “non-psikologi” agar klien mengerti apa yang kita sampaikan
2. Empathy. Empati disini adalah ikut memahami perasaan klien. Namun, bukan berarti saat klien menangis ketika bercerita kitapun ikut menangis. Yang saya maksudkan adalah dengan adanya empati dapat membuat seoarang interviewer memahami dan menerima keadaan klien tanpa melakukan judge terhadap permasalahan klien.
3. Attending behavior. Dalam keterampilan yang satu ini interviewer lebih banyak diam dan memberikan waktu klien untuk bercerita tentang permasalahanya. Interviewer dapat berbicara namun lebih banyak dengan mengunakan komunikasi nonverbal seperti bahasa tubuh. Interviewer juga lebih banyak mencatat apa yang klien bicarakan. Hal lain yang penting dalam attending behavior adalah rumus 3v+1B yaitu; visual, vocal qualities, verbal tracking dan body language.
4. Keterampilan bertanya. Keterampilan ini bisanya digunakan untuk mendeteksi klien yang berbohong dalam sesi wawancara. Bagaimana cara kita mengetahui berbohong ? tentunya kita bisa melihat dari eye contact. Namun, salah satu strategi yang penting lainya adalah mengulang pertanyaan yang sudah di lontarkan dengan tata bahasa yang berbeda juga berubah ubah maka bisa di simpulkan bahwa klien menyimpat seusatu yang tidak ingin di ketahui. Selain itu terdapat juga open question dan closed question. Open question yang di maskud disini adalah pertanyaan yang tidak menagrah pada topik wawancara. Sedangkan closed question adalah pertanyaan yang sudah mengarah pada topik wawancara. Terdapat lima hal yang tidak boleh di lakukan dalam bertanya pada klien yaitu memaksa klien untuk bercerita, mengintrograsi klien, mengekpolitasi pertanyaan klien, mengunakan kata “why” dan memuaskan rasa ingin tau interviewer atau biasa di sebut kepo.
5. Observasi. Teknik observasi sangatlah menting untuk melihat perilaku non verbal ataupun verbal yang di perlihatkan olen klien. Seorang interviewer bisa menganalisa kata per kata yang di ucapkan oleh klien serta bisa menganisa bahasa tubuh seperti ekspresi wajah. Gunakan juga atensi selektif dan keyowords dan jangan lupa hindari stereotype kepada klien.
6. Active listening. Keterampilan dasar yang terakhir adalah mendengarkan secara aktif. Active listening sendiri dibagi menjadi tiga bagian yaitu; encouragement yaitu respon kecil yang di lakuan interviewer sebagai tanda bahwa kita memperhatikan serta menyimak certia klien. Refleksi dibagi menjadi dua bagian yaitu; refelcetion of content dan refelction of feeling. Reflection of contetnt (paraphrasing) adalah mengulang kata yang di ucapkan klien sementara refelction of feeling lebih kepada identifikasi emosi yang di perlihatkan klien pada saat wawancara. Summarizing adalah rangkuman dari apa yang klein katakana dari awal sampai akhir sebagai penyimpulan dari wawancara biasanya di lakukan pada saat akhir sesi wawancara.
Kesuksesan dalam melakukan wawancara tidak terlepas dari lima teknik yang sudah saya sebutkan di atas tadi. Memang tidak akan mudah mengusai ini semua. Tapi alangkah baiknya kalau mulai dari sekarang kita belajar mengembangkan skill wawancara agar dapat menjadi pewawancara yang handal. Di tulisan berikutnya, saya akan melakukan sharing pengalaman kelompok saya ketika melakukan wawancara dengan HRD.
26 Sep 2014