Jumat, 07 November 2014

Menerapkan Multiple Intelligences di Sekolah (Rieanda Febisahfitri 705140127)



Pengertian Kecerdasan
Pengertian kecerdasan menurut Gardner. Kecerdasan didefinisikan sebagai kapasitas memecahkan masalah dan menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan alamiah.
Pengertian kecerdasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kecerdasan merupakan suatu perbuatan mencerdaskan atau kesempurnaan perkembangan akal budi seperti kepandaian dan ketajaman pikiran.
Maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah suatu perbuatan mencerdaskan atau kesempurnaan perkembangan akal budi serta kapasitas untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan alamiah.
Macam-Macam Kecerdasan
Macam-macam kecerdasan menurut Gardner. Ada delapan kecerdasan menurut gardner, lima diantaranya: (a) kecerdasan linguistik, kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis; (b) kecerdasan kinestetis-jasmani, keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu; (c) kecerdasan musikal, kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsi, membedakan, mengubah, dan mengekspresikannya; (d) kecerdasan interpersonal, kemampuan memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain; dan (e) kecerdasan intrapersonal, kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.


Strategi Pengajaran Untuk Pengembangan Kecerdasan
Strategi pengajaran untuk pengembangan kecerdasan linguistik. Ada lima strategi pengajaran, yaitu: (a) bercerita, seorang guru dapat menggabungkan kosep, gagasan dasar, dan tujuan pengajaran menjadi sebuah cerita yang dapat disampaikan secara langsung kepada siswanya; (b) curah gagasan, pada strategi ini aturan umumnya adalah mengemukakan setiap gagasan relevan yang melintas di benak, tidak menolak atau mengkritik gagasan yang dikemukakan, serta mempertimbangkan setiap gagasan; (c) merekam dengan tape recorder, adalah salah satu media siswa untuk belajar menggunakan kecerdasan linguistik dan kemampuan verbal mereka dalam berkomunikasi, memecahkan masalah, dan mengemukakan pendapat pribadi mereka; (d) menulis jurnal, adalah salah satu strategi yang dapat mendorong siswa membuat catatan tentang suatu bidang tertentu sehingga strategi ini dapat memanfaatkan kecerdasan intrapersonal yang berguna untuk merefleksikan kehidupan mereka; dan (e) publikasi, adalah salah satu cara agar siswa dapat memublikasikan dan mendistribusikan hasil karya mereka sehingga mereka dapat termotivasi untuk terus mengambangkan keahlian menulis mereka.
Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Kinestetis. Ada lima strategi pengajaran, yaitu: (a) respons tubuh, biasanya siswa diminta untuk menanggapi pelajaran dengan menggunakan tubuh mereka sebagai medium respons, contoh sederhananya adalah meminta siswa mengangkat tangan ketika mereka dapat memahami apa yang diajarkan; (b) teater kelas, pada strategi ini siswa diminta untuk memerankan teks, soal, atau materi lain yang harus dipelajari dengan mendramakan isinya; (c) konsep kinestetis, konsep dimana siswa dapat mempantomimkan konsep atau istilah pada mata pelajaran tertentu,pada strategi ini siswa dituntut untuk menerjemahkan informasi dari sistem linguistik atau sistem simbol logis menjadi ekspresi yang sepenuhnya kinestetis-jasmani; (d) hands on thinking, adalah cara berpikir yang ditimulasi gerak tubuh dimana siswa dapat mengekspresikan konsep abstrak dengan membentuk kerajinan-kerajinan; dan (e) peta tubuh, adalah pendekatan dengan penggunaan jari untuk berhitung dan menghitung.


Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Musikal. Ada lima strategi pengajaran, yaitu: (a) irama, lagu, rap, dan senandung, strategi dimana inti pelajaran yang akan diajarkan dikemas dalam format berirama yang dapat dinyanyikan, disenandungkan, atau dinyanyikan secara rap; (b) diskografi, salah satu contohnya dengan mengumpulkan lagu-lagu yang berkaitan dengan tema kemerdekaan lalu setelah mendengarkan rekaman lagu tersebut siswa diminta untuk mendiskusikan isi lagu dalam kaitannya dengan tema unit yang diajarkan; (c) musik supermemori, siswa diminta untuk mendengarkan penjelasan guru sambal mendengarkan music latar; (d) Konsep Musikal, konsep ini menggunakan nada music sebagai alat kreatif untuk mengekspresikan konsep, pola, atau skema pelajaran; dan (e) musik suasana, strategi dimana pembelajaran dengan menggunakan rekaman music yang membangun suasana hati yang cocok untuk pelajaran atau unit tertentu.
Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Interpersonal. Ada lima strategi pengajaran, yaitu: (a) berbagi rasa dengan teman sekelas, strategi ini mendorong siswa untuk mengolah materi baru yang baru diajarkan dengan bercerita dengan teman sekelasnya; (b) formasi patung dari orang, siswa diminta untuk berkumpul dan secara kolektif merepresentasikan bentuk fisik suatu gagasan, konsep, atau tujuan pembelajaran; (c) kerja kelompok, memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja sebagai unit sosial; (d) board games, siswa terlibat dalam proses mempelajari keterampilan atau topic yang menjadi focus game tersebut; dan (e) simulasi, siswa diminta untuk mempersiapkan suasana untuk kontak yang lebih langsung dengan materi yang dipelajari.
Strategi Pengajaran Untuk Kecerdasan Intrapersonal. Ada lima strategi pengajaran, yaitu: (a) sesi refleksi satu menit, strategi dimana siswa dapat mencerna informasi yang mereka terima atau menghubungkan informasi dengan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan mereka sendiri; (b) hubungan materi pelajaran dengan pengalaman pribadi, siswa menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan pribadi mereka; (c) waktu memilih, strategi ini memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat keputusan tentang pengalaman belajarnya; (d) momentum mengekspresikan perasaan, siswa dapat mengekspresikan emosi di kelas dengan membangkitkan reaksi yang melibatkan perasaan; dan (e) sesi perumusan tujuan, siswa diminta untuk merumuskan tujuan-tujuan realistis bagi dirinya sendiri.

Faktor Pendorong dan Penghambat Kecerdasan
Pengaruh lingkungan yang mendorong dan menghambat perkembangan kecerdasan. Ada lima faktor, yaitu: (a) akses ke sumber daya atau mentor, apabila keluarga tidak mampu membelikan alat musik maka, kecerdasan musik mungkin tidak akan berkembang; (b) faktor historis-kultural, apabila seorang siswa memiliki kecenderungan pada matematika pada saat program-program matematika, besar kemungkinan kecerdasan matematis-logis siswa tersebut akan berkembang; (c) faktor geografis, apabila individu dibesarkan di lingkungan pertanian maka individu tersebut memiliki kesempatan untuk mengembangkan aspek-aspek tertentu dari kecerdasan naturalis atau kinestetis-jasmani; (d) faktor keluarga, apabila individu ingin menjadi seniman tetapi orangtuanya menginginkan ia menjadi ahli hukum maka pengaruh mereka akan mendorong perkembangan kecerdasan linguistik, tetapi menghambat kemajuan kecerdasan spasial; dan (e) faktor situasional, apabila individu harus membantu merawat merawat keluarga besarnya, mungkin individu tersebut tidak memiliki banyak waktu untuk mengembangkan potensinya kecuali jika potensi tersebut bersifat interpersonal secara alami.


Simpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan, pada umumnya seorang individu dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai karena kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki individu umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks dan banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori kecerdasan.


Daftar Pustaka
Armstrong, T. (2000). Menerapkan multiple intelligences di dunia pendidikan. Bandung: Kaifa.
Kamus besar Bahasa Indonesia. (2014, 6 november). Diunduh darihttp://dewasastra.wordpress.com/2012/03/21/konsep-dasar-kecerdasan/
8 kecerdasan menurut howard gardner. (2012, 01 desember). Diunduh dari http://mipersis07.blogspot.com/2012/12/8-kecerdasan-menurut-howard-garner.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar