Pengertian Sekolah Menurut KBBI
Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran menurut tingkatannya, ada.(kamus Besar Bahas Indonesia [KBBI], 2014)
Peran orangtua sebagai pembentuk identitas anak
Peranan ayah. Ayah merupakan seorang ayah yang memiliki peran istimewa di dalam keluarga di dalam keluarga, yakni sebagai pusat keluarga menempatkan seorang ayah demikian strategis di tengah-tengah keluarga, seorang ayah memiliki otoritas untuk menetapkan beberapa hal penting dalam keluarga, seperti (a) pemegang otoritas tertinggi, (b) menghidupkan keluarga, (c) memberrikan perlindungan, (d) menentukan kebijakan keluarga, dan (e) mencitrakan kekuatan. (Munarwan, 2008)
Peranan ibu. “Ibu selalu dekat dengan kelemah-lembutan, cinta, dan kasih sayang. Itulah citra perempuan yang membuatnya menjadi tempat bagi anak-anaknya untuk mendapatkan kehangatan cinta dan kasih sayang dan kasih sayang” (Munarwan, 2008).
Bullying
Bullying adalah sebuah situasi di mana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seorang/sekelompok. Dalam hal ini sang korban bullying tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik ataupun mental.istilah bullying awal katanya dari kata bull (Bahasa inggris) yangb berarti “benteng” yang suka menanduk. Dan yang dimaksud pelaku bullying biasa disebut dengan bully.(Yayasan semai jiwa amini, 2008)
Wujud Bullying
Ada beberapa jenis wujud bullying, tapi secara umum, praktik-praktik bullying dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori: (a) bullying fisik: ini adalah jenis bullying yang kasat mata. Siapa pun bias melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dan korbannya; (b) bullying nonfisik: ini jenis bullying yang juga dapat terdeteksi karena bias tertangkap indra pendengaran kita; dan (c) bullying mental/psikologi: ini jenis bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap mata atau telinga kita jika tidak cukup awas mendeteksinya. Praktik bullying ini terjadi diam-diam dan di luar radar pematauan kita (Yayasan semai jiwa amini,2008)
Faktor-Faktor Terjadinya Bullying
Faktor keluarga. Faktor keluarga sangat memengaruhi terjadinya kasus bullying, antara lain: (a) kurangnya kehangatan dan tingkat kepedulian orang tua yang rendah terhadap anak; (b) pola asuh orang tau yang terlalu permisif sehingga anak pun bebas melakukan tindakan apa pun yang dia mau, atau sebaliknya; (c) pola asuh orang tua yang terlalu keras sehingga anak menjadi akrab dengan suasana yang mencekan; (d) kurangnya pengawasan dari orang tua; (e) sikap orang tua yang suka memberi contoh perilaku bullying, baik disengaja maupun tidak disengaja; dan (f) pengaruh dari perilaku saudara-saudara kandung di rumah. (Priyatna, 2010)
Factor pergaulan. Factor pergaulan pun tak lepas perananya terhadap tindakan bullying, antara lain: (a) suka bergaul dengana anak yang biasa melakukan bullying; (b) bergaul dengana anak yang suka dengan tindakan kekerasan; (c) anak agresif yang berasal dari status sosial tingkat tinggi dapat saja menjadi pelaku bullying swmi mendapatkan penghargaan dari kawan-kawan sepergaulannya, ataupun sebaliknya; dan (d) anak yang berasal dari status sosial yang rendah pun dapat saja menjadi pelaku tindakan bullying demi mendapatkan penghargaan dari kawan-kawan di lingkungannya.(Priyatna, 2010)
Faktor-faktor lain. Ada beberapa factor lain pun yang memepengaruhi terjadinya bullying, antara lain: (a) bullying akan tumbuh subur di sekolah, jika pihak sekola tidak menaruh perhatian pada tindakan tersebut; (b) banyaknya contoh perilaku bullying dari beragam media yang biasa dikonsumsi anak; (c) ikatan pergaulan antaranak yang salah arah sehingga mereka menggap bahwa anak lain yang mempunyai karakteristik berbeda dari kelompoknya dianggap “musuh” yang mengancam; dan (d) pada sebagian anak remaja putri, agresi sosial terkadang dijadikan alat untuk menghibur diri, terkadang juga digunakan sebagai alat untuk mencari perhatian dari kawan-kawannya yan dianggap sebagai saingannya. (Priyatna, 2010)
Dampak-Dampak dari Tindakan Bullying
Dampak bagi korban bullying. Dampak korban akan sangat fatal jika korban bullyingantara lain: (a) kecemasan, (b) merasa kesepian, (c) rendahdiri, (d) tingkat kompetensi sosial yang rendah, (e) depresi, (f) symptom psikosomatik, (g) penarikan sosial, (h) keluhan pada kesehatan fisik, (i) minggat dari rumah, (j) penggunaan alcohol dan obat , (k) bunuh diri, dan (l) penurunan performasi akademik. (Priyatna, 2010)
Dampak bagi pelaku bullying. Dampak ini sangat berpengaruh bagi korban dan sang pelaku antara lain: (a) sering terlibat dalam perkelahian, (b) risiko mengalami cedera akibat perkelahian, (c) melakukan tindakan pencurian, (d) minum alcohol, (e) merokok, (f) menajdi biang kerok di sekolah, (g) minggat dari sekolah, dan (h) gemar membawa senajta tajam. (Priyatna, 2010)
Dampak bagi teman-teman. Dampak yang bagi teman-teman di lingkungan sekolah sangat mempengaruhi mental anak, antara lain: (a) menjadi penakut dan rapuh, (b) sering mengalami kecemasan, dan (c) rasa keamana diri yang rendah. (Priyatna, 2010)
Daftar Pustaka
Pusat Bahasa depdiknas (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka
Surbakti, EB (2008). Kenakalan Orangtua Penyebab Kenakalan Remaja. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Priyatna, A (2010). Let’s End Bullying. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Yayasan semai jiwa amini (2008). Bullying: mengtasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar anak. Jakarta: Grasindo anggota ikapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar