Ada yang benci dirinya
Ada yang butuh dirinya
Ada yang berlutut mencintainya
Ada pula yang kejam menyiksa dirinya
Ada yang berlutut mencintainya
Ada pula yang kejam menyiksa dirinya
Ini hidup wanita si kupu-kupu malam
Bekerja bertaruh seluruh jiwa raga
Bibir senyum kata halus merayu memanja
Kepada setiap mereka yang datang
Bekerja bertaruh seluruh jiwa raga
Bibir senyum kata halus merayu memanja
Kepada setiap mereka yang datang
Dosakah yang dia kerjakan?
Sucikah mereka yang datang?
Kadang dia tersenyum dalam tangis
Kadang dia menangis di dalam senyuman
Oo...apa yang terjadi terjadilah
yang dia tahu Tuhan penyayang umat-Nya
Oo..apa yang terjadi terjadilah
yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa
Yaah, begitulah kata-kata artis senior tanah air Titiek Puspa dalam lagunya “Kupu-kupu Malam”...
Kupu-kupu malam, benar..’kupu-kupu’ ini memang ‘terbang’ pada malam hari. Pakaian yang sangat minim, make up tebal menutupi wajah...yah, mungkin juga menutupi bekas air mata yang megalir, bibir yang terus tersenyum, entah tuluskah senyum itu.
‘Terbang’ setiap malam, menjajakan ‘cinta’-nya pada mereka ‘sang pencari cinta’. Menjanjikan ‘kepuasan’ pada mereka yang tidak pernah ‘puas’.
Tak ia pedulikan dinginnya malam..
Tak ia hiraukan apa kata orang..
Tak ia pikirkan lagi harga dirinya..
Ah, masih kah aku punya harga diri? Mungkin begitu pikirnya..
Tak lagi ia cemas akan asal usulnya..
Tak ia pikir lagi dosa kah ini?
Mungkin hati nuraninya sudah ia kunci rapat-rapat.
Atau mungkin sudah mati suara hati itu.
Semua sudah beku, yang ia tau hanya mendulang rupiah demi menyambung nyawa.
Dosakah pekerjaannya?
Lalu bagaimana dengan mereka yang datang memakai jasanya?
Lalu bagaimana dengan para sang pemimpin yang melahap habis has-haknya, hingga tidak ada jalan lain baginya?
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang menghinanya tetapi juga melakukan dosa yang lain?
Lalu bagaimana dengan mereka yang menangkap mereka atas nama hukum, tetapi juga ikut menodai mereka?
Sucikah engkau sampai engkau menganggapnya pendosa?
Salah siapa semua ini?
Siapa yang harus bertanggung jawab?
Siapa yang bisa menghentikan para kupu-kupu ini terbang?
Semua seperti benang kusut, tak bisa kau urai semudah membalikan telapak tangan..
Untuk kau, para pemimpin negeri ini,
ambil saja hak mu, tapi jangan hak kami..
Untuk kau, yang bekerja atas nama hukum,
tidak kah kamu malu ikut menodai mereka?
Untuk kau, para ‘pencari cinta’,
tidak kah kau ingat anak istrimu?
tidak kah kau takut pada apa yang akan kau tuai nanti?
harus kah demi kepuasan semalam kau lupakan segalanya?
kau memang punya harta, kau memang punya kuasa..tapi jangan biarkan kedagingan mengendalikan hidupmu.
Untuk kau, wahai kupu-kupu malam yang indah,
harus kah demi harta yang fana kau buat Tuhan-mu menangis akan dosa mu?
harus kah demi kenyamanan di dunia kau hilangkan kenyamananmu di surga?
harus kah demi menyambung nyawa kau kotori dirimu terus menerus?
kau takut akan penderitaan di dunia, tidak kah kau takut akan penderitaan kekal yang menantimu setelah kau pergi meninggalkan dunia ini?
Untuk kau, wahai kupu-kupu malam yang indah,
Jangan kau bunuh hati kecilmu!
4 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar