Senin, 01 Oktober 2012

Pernikahan yang Bahagia atau Berujung Perceraian? (Aurelia Felicia)


  Wedding day..
   Gaun putih dan bagus, tampil sangat cantik, janji suci, dan bersama calon pasangan hidup. Wow,, how wonderful it is! Setiap pasangan yang saling cinta dan akan menikah, pasti akan sangat bahagia dan gugup menantikan hari paling spesial tersebut. Persiapan yang dilakukan pun akan dilakukan dengan matang dan sangat terencana.

   Jika memikirkannya, pasti terasa bahagia karena pernikahan merupakan ikatan yang sakral dan komitmen legal di antara 2 individu. Pernikahan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, adapula orang lanjut usia yang masih mau menikah. Pernikahan di desa pun biasanya dilakukan saat anak perempuan sudah mencapai usia 16 tahun. Kalau sekarang masih seperti itu (khususnya di kota), mungkin ada rasa aneh dan tidak biasa lagi. Namun, saya mempunyai kenalan yang sekitar umur 20 tahun sudah mempunyai anak. Sebenarnya, ada usia yang dapat dikatakan pas untuk menikah, yaitu untuk perempuan usia 19 sampai 25 tahun dan untuk laki-laki usia 20 sampai 25 tahun.

   Ada berbagai alasan orang mau menikah, seperti mencari teman hidup, cinta dan keakraban, rekan yang suportif, sexual relationship, dan dapat berbagi cerita saat menjadi orangtua nanti. Kita dapat saling berbagi, saling sharing, dan berbagi baik suka maupun duka. Saat melihat kedua orangtua saya, rasanya saya bahagia sekali karena menurut saya mereka pasangan yang cocok dan saling setia. Mereka memperhatikan dan mengutamakan keluarga. Ingin sekali saya mempunyai keluarga dan pasangan yang seperti itu. Saling percaya, saling setia, berkorban untuk pasangan, saling jujur, terbuka, mendukung satu sama lain, menjaga keintiman dan keharmonisan keluarga, menerima pasangan apa adanya, dan menjaga komunikasi. Hal-hal tersebut merupakan hal-hal penting dalam sebuah hubungan. Bahagia sekali rasanya jika kita bisa menjaga semua itu dalam suatu hubungan. Kita juga harus lebih mengenal pasangan kita masing-masing dan mungkin memilih pasangan yang tepat karena suatu hubungan juga ada hal negatifnya. Sulit untuk mempunyai hubungan yang selalu lancar dan tidak mempunyai masalah. Maka dari itu, bagi pasangan yang tidak bisa mengatasi masalah, seringkali berujung ke perceraian.

   Banyak yang bisa terjadi dalam hubungan baik yang baru maupun sudah lama. Perceraian sering terjadi karena alasan ekonomi, pasangan melakukan perselingkuhan atau poligami, pasangan yang tidak bertanggungjawab, adanya masalah kesehatan fisik, dan perbedaan nilai dan keyakinan. Padahal, perceraian akan sangat berdampak bagi pasangan, khususnya pada anak. Sebaiknya, perceraian merupakan hal terakhir yang dipilih. Sebisa mungkin pasangan menyadari kesalahan dan berusaha memperbaikinya.

26 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar