Rabu, 31 Oktober 2012

KEJUJURAN (Widiyam 705120009)


KEJUJURAN
     Kejujuran merupakan salah satu nilai moral yang memiliki dampak besar bagi kehidupan sosial para tiap individu sebelum membahas lebih jauh.Mari melihat apa pengertian dari kejujuran.”Pengertian yang paling sederhana adalah tidak menyangkal,kejujuran memiliki tiga unsur utama yaitu kebenaran,kebaikan dan kegunaan.Jadi definisi kejujuran adalah jika apa yang anda beritahukan adalah benar,baik dan berguna” ( ”Pengertian Kejujuran,” 2012).
    Kejujuran memiliki manfaat yang berguna dalam kehidupan sosial maupun sebagai identitas diri individu.Berikut beberapa manfaat kita berbicara jujur: (a) tak akan ada rasa khawatir ataupun rasa bersalah,(b) dengan berkata jujur kita dapat dipercaya orang,(c) orang-orang di sekitar akan merasa kita dapat dipercaya, dan (d) memiliki nama baik dan menjadi pedoman bagi banyak orang (Sunaryo, 2012).
    Walaupun kejujuran memiliki banyak manfaat namun banyak individu yang masih sering berbohong yang akhirnya membawa hal-hal negatif kepada dirinya sendiri sebagai berikut: (a)menyebabkan kecanduan,(b) berbohong itu menyiksa diri,(c) berbohong bisa menghilangkan kepercayaan orang lain,dan (d) berbohong itu bisa menghalangi rejeki (“Efek Negatif Berbohong”, 2011).
    Sikap ketidakjujuran memiliki beberapa akar masalah yang menghambat individu untuk belajar bersikap jujur.Faktor-faktor penyebab eksternal individu adalah (a) kondisi lingkungan di keluarga yang kurang harmonis,dan (b) kurangnya selektif dalam pemilihan teman sebaya.Selain faktor ekstenal ada juga faktor internal yang mempengaruhi sikap ketidakjujuran seperti: (a) kurang memiliki rasa tanggung jawab,(b) sering merasa tertekan,dan (c) kurang memiliki kesadaran taat beragama (“Penyebab Anak Berbohong dan Solusinya”, 2012) .
     Pentingnya penanaman nilai kejujuran karena sudah jelas bahwa akar dari permasalahan negeri ini terletak pada krisis kejujuran seperti korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum pemerintahan.Jadi sangat penting penanaman nilai kejujuran tiap individu untuk ditanam sejak dini. Aspek yang berperan penting adalah dari keluarga.Dengan ditanam nya nilai kejujuran indvidu sejak dini melalui orang tua nya,individu  diharapkan dapat menerapkan sifat kejujuran dalam kehidupan sehari-harinya.Pendidikan juga menjadi salah satu aspek utama dalam penanaman nilai kejujuran.Beberapa upaya dalam progam pendidikan yang menunjang dalam penanaman nilai kejujuran seperti: (a) kantin kejujuran, (b) menyeimbangkan aspek hukuman dan penghargaan,dan (c) evaluasi hasil proses belajar (Mulyadi, 2011) .

Daftar Pustaka:                                                        
Efek negatif berbohong. (2011). Diunduh dari http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/26/efek-negatif-berbohong.
Mulyadi, A. (nd). Penanaman nilai kejujuran dalam pendidikan. Diunduh dari http://alfairuzy.blogspot.com/2012/04/penanaman-nilai-nilai-kejujuran-dalam.html.
Penyebab anak berbohong dan solusinya. (2012). Diunduh dari http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/penyebab-anak-berbohong-dan-solusinya.html.
Sunaryo, K. (2012). Manfaat kejujuran. Diunduh dari http://wartatnh.blogspot.com/2012/04/manfaat-kejujuran.html.

23 Oktober 2012

Korupsi (Delvi Natalia 7050120115)


    “Korupsi berasal dari perkataan bahasa latin ‘corruptio’ yang berarti kerusakan atau kebrobokan. Di samping itu perkataan korupsi dipakai pula untuk menunjuk keadaan atau perbuatan yang buruk. Korupsi juga banyak yang disangkutkan pada ketidakjujuran seseorang dalam bidang keuangan” (Sumarwani,  2011). Korupsi adalah “penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) untuk kepentingan pribadi atau orang lain” (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
     Dari segi tipologi, korupsi dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu korupsi transaktif, korupsi memeras, korupsi investif, korupsi nepotisme, dan korupsi defensif. Korupsi transaktif,  menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik antara pihak pembeli dan pihak penerima demi keuntungan kedua-duanya. Korupsi memeras terjadi ketika pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya dan kepentingannya. Korupsi investif adalah pemberian barang atau jasa demi keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa yang akan datang. Korupsi nepotisme adalah penunjukan yang tidak sah terhadap teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam pemerintahan. Korupsi defensif adalah perilaku korban korupsi dengan pemerasan dalam rangka mempertahankan diri (Sumarwani, 2000).
     Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sangat rentan terhadap kasus korupsi. Contoh kasus korupsi yang pernah terjadi di Indonesia adalah kasus Buol dengan Bupati Buol Amran Batalipu yang ditetapkan sebagai tersangka. Bupati Buol Amran Batalipu diduga menerima suap dari Gondo dan Yani Anshori.. Komisi Pemberantasan Korupsi juga menelusuri keterlibatan Artalyta Suryani dalam kasus tersebut (“KPK telusuri keterlibatan Artalyta dalam kasus Buol,” 2012). Selain itu, Komisi Pemberantasan Korupsi juga menetapkan Hartati sebagai tersangka karena diduga sebagai inisiator pemberian suap Rp 3.000.000.000,00 ke Amran (“KPK periksa putra Ayin terkait kasus Buol,” 2012).
     Beberapa faktor penyebab terjadinya korupsi, yaitu aspek perilaku individu, aspek organisasi kepemerintahan, aspek peraturan perundang-undangan, dan aspek pengawasan. Aspek perilaku individu, meliputi sifat tamak manusia, moral yang kurang kuat menghadapi godaan, dan kebutuhan hidup yang mendesak. Aspek organisasi kepemerintahan, meliputi tidak adanya kultur organisasi yang benar dan sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai. Aspek peraturan perundang-undangan, meliputi kualitas peraturan perundang-undangan kurang memadai, peraturan kurang disosialisasikan, sangsi yang terlalu ringan. Aspek pengawasan, meliputi adanya tumpang tindih pengawasan pada berbagai instansi, kurangnya profesionalisme pengawas, dan kurang adanya koordinasi antarpengawas (Wahyudi).
     Korupsi di Indonesia semakin merajarela. Terjadinya korupsi ini dapat memberikan dampak baik bagi negara maupun masyarakat, yaitu merusak sistem tatanan masyarakat. Norma-norma masyarakat dirusak oleh persekongkolan yang didukung publik. Dampak lainnya adalah penderitaan sebagian besar masyarakat dalam sektor ekonomi, administrasi, politik, dan hukum, serta kehancuran perekonomian suatu negara (Sina, 2008). Korupsi juga dapat mengakibatkan kemiskinan semakin bertambah tinggi dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menjadi berkurang.
     Pemberantasan terhadap tindak pidana korupsi sangat perlu dilakukan. Pemerintah telah mengeluarkan kebijaksanaan nasional berupa peraturan kebijaksanaan untuk mempercepat pemberantasan korupsi di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga telah meletakkan dasar hukum yang kuat dalam upaya membarantas tindak pidana korupsi, yaitu Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 (Lufsiana). Pemerintah telah membentuk lembaga-lembaga pengawasan untuk menjamin terlaksananya fungsi negara di Negara Kesatuan Republik Indonesia (Sina, 2008). Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan tindak pidana korupsi di Indonesia dapat diminimalkan.
     Selain pemerintah, pengawasan masyarakat juga dibutuhkan untuk memberantas tindak pidana korupsi. Peran pemerintah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran masyarakat yang mendukungnya. Pengawasan masyarakat ini dilakukan secara langsung oleh masyarakat melalui Lembaga Swadaya Masyarakat dan pengaduan ke komisi ombudsmen. Pengawasan masyarakat ini merupakan pengawasan yang paling efektif dalam upaya pemberantasan korupsi. Laporan yang diajukan oleh masyarakat harus berdasar pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum (Sina, 2008).

Daftar Pustaka

Korupsi. (n.d.). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online. Diunduh dari http://www.kbbi.web.id/
KPK periksa putra Ayin terkait kasus Buol. (2012). Diunduh dari http://www.kompas.com
KPK telusuri keterlibatan Artalyta dalam kasus Buol. (2012). Diunduh dari http://www.kompas.com
Lufsiana. (n.d.). Menciptakan pemerintahan bebas dari korupsi melalui penerapan norma hukum dan asas-asas hukum pemerintahan serta peningkatan sistem pengawasan. Jurnal.
Sina, L. (2008). Dampak dan upaya pemberantasan serta pengawasan korupsi di Indonesia. Jurnal Hukum Pro Justitia, 39-51.
Sumarwani, S. (2011). Makna dan jenis koupsi. Jurnal Hukum.
Wahyudi, I. (n.d.). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi korupsi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di Malang Raya. Skripsi. Universitas Muhammadiyah, Gresik.

23 Oktober 2012

Plagiat (Yohanes 7050120119)


     Halo.. Wah setelah 1 tahun saya vakum menulis blog.Akhirnya, hari ini (Kamis) tanggal 6 September 2012, pukul 20.42 , saya mulai menulis lagi.
    Sedikit bercerita, saya sekarang sudah duduk di bangku kuliahan *ihiy ~*Saya mengambil jurusan Psikologi di Universitas Tarumangara (UNTAR). Sebenarnya, penulisan blog ini atas usul Dekan kampus saya (bukan tugas, hanya usul/saran), dan saya pikir tidak ada salahnya bila saya mulai menulis blog lagi..
    Di awal penulisan  blog saya tahun ini (semoga berlanjut terus), saya akan membahas tentang plagiat. Dari entri saya "Penulisan Karya Ilmiah dan Dasar Penelitian...", mungkin teman-teman sudah bisa sedikit menebak dasar saya menulis tentang plagiat. Nama entri itu adalah nama salah satu blok pelajaran saya di kampus.
    Setiap hari selasa , saya akan masuk di kelas tersebut. Di dalam kelas ini, kami diajarkan cara-cara menulis karya ilmiah yang baik. (memperhatikan tanda baca, pengejaan, pengutipan, dan sebagainya).
     Nah, salah satu topik yang cukup dibahas secara dalam saat pertama kali saya masuk kelas ini adalah tentang plagiat. Kami sangat diharapkan dan diwajibkan untuk tidak melakukan yang namanya plagiat, atau pun menjadi korban plagiat *haha*.. Teman-teman sudah tahu tentang plagiat? Mari kita bahas :D
    Pengertian sederhananya plagiat itu adalah tindakan dimana kita mengambil hasil karya orang lain tanpa izin orang. Jika hanya membaca pengertian sederhana itu, pasti teman-teman berkata "gw gag pernah plagiat tuh" .. Tapi tunggu dulu, mari kita telusuri lebih dalam.. LOL.. Pernahkah teman-teman mengambil data dari wikipedia, google dan situs-situs blog lainnya (copas) untuk membuat tugas kalian? Pernahkah teman-teman memasukan kutipan kata-kata bijak seseorang tanpa mencantumkan nama orang tersebut? Atau pernahkah kalian menggunakan kembali hasil karya kalian yang sudah pernah dipakai untuk sebuah tugas untuk tugas lain?
    Plagiat itu pada dasarnya terbagi atas dua macam yaitu plagiat yang disengaja dan plagiat yang tidak disengaja. Bila teman-teman semua pernah melakukan pertanyaan-pertanyaan saya sebelumnya, berarti teman-teman sudah melakukan plagiat. Loh? Kenapa bisa? Pasti itu yang terpikir bukan? *sok tau ya saya haha*.. Tapi jujur saya juga berpikir begitu sebelumnya saat pertama kali mendapatkan info ini. Nah hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan kita (inilah yang disebut plagiat yang tidak disengaja). Oleh karena itu, di sini saya berbagi info kepada teman-teman supaya tidak sampai melakukan plagiat.
Apa saja yang termasuk plagiat? Berikut saya berikan beberapa contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari :
Menyalin pekerjaan teman walau hanya 1 kalimat (misalnya PR untuk yang masih sekolah, dan tugas apalagi skripsi bagi yang sudah kuliah)
Mencopas dari sumber-sumber internet tanpa diolah kembali
Tidak mencantumkan sumber-sumber internet tersebut
Menggunakan tugas lama *walaupun hasil karya sendiri* untuk tugas yang baru ( misalnya saat SMP kalian pernah diminta membuat karangan tentang liburan, nah di SMA kalian diminta untuk membuat karangan tentang liburan juga. Kemudian kalian menggunakan karangan saat kalian SMP, itu sudah plagiat bro.. haha)
Dan lain-lainnya (silakan dicari info sendiri =p)
    Nah itu tadi sedikit saja pembahasan dari saya tentang plagiat dalam karya tulis lebih tepatnya. Jadi saya harap teman-teman yang membaca blog saya ini, untuk sama-sama berjuang untuk tidak melakukan plagiat, dan termasuk untuk tidak menjadi korban plagiat. (saya di sini juga masih berjuang karena masih panjang perjalanan dalam perkuliahan ini *gaya* ) Cara agar tidak menjadi korban plagiat adalah selalu menjaga privasi kalian dengan baik, meskipun dengan teman terbaik anda atau mungkin bahkan keluarga, jangan sekalipun membiarkan mereka mencontoh tugas kalian karena itu sudah salah satu contoh tindakan plagiat sejak dini *eh* wkwkwkw.. Dan terakhir cara agar tidak melakukan plagiat adalah tumbuhkan dan jaga integritas dalam diri. *apa itu integritas ? silakan cari info sendiri ya =p

Oke, salam saya Yohan.
*NO PLAGIAT YEAHH* LOL..
GBU ^^ (sekedar info, jika ada yang memperhatikan, blog ini di post skitar pukul 21.52 (jaraknya sudah 1 jam, mohon maklum saya membuat blog ini sambil mengerjakan hal-hal lain hehe...)

6 September 2012

Kenakalan Remaja (Yohanes 705120119)


Pengertian Kenakalan Remaja
     Kartono (2008), seorang ilmuwan Sosiologi mengemukakan bahwa “Kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Juvenule delinquency merupakan gejala potologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial”. Sementara itu, Santrock (1996) seorang PhD dalam bidang Psikologi mengatakan bahwa “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal”.
     Sarwono (2002) menyatakan “kenakalan remaja sebagai tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana”, sedangkan Hurlock (1973) mengemukakan bahwa “kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat seseorang individu yang melakukannya masuk penjara”.
     Dengan demikian, kenakalan remaja dapat diartikan sebagai tindakan seorang remaja yang menyimpang dari norma, aturan sosial, serta hukum pidana yang berlaku dalam masyarakat.

Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
     Pada dasarnya, penyebab kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
     Faktor internal.  Yang dimaksud dengan faktor internal adalah segala sesuatu yang berada dan berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal itu terdiri atas krisis identintas dan kontrol diri yang lemah.
     Krisis identitas. Santrock (1996) mengatakan “Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadi dua bentuk integrasi, yaitu terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya dan tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua”.
     Kontrol diri. Lemahnya kontrol diri pada remaja menyebabkan mereka tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima. Selain itu, remaja yang sudah mampu membedakan kedua tingkah tersebut tidak mampu mengontrol diri untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuannya (Santrock, 1996).
     Faktor eksternal. Pengertian faktor eksternal adalah segala hal yang berada di luar diri dan tidak berasal dari dalam diri sendiri. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kenalakan remaja karena faktor eksternal, yaitu (a) kurang atau bahkan tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, (b) teman sebaya yang kurang baik, dan (c) komunitas atau tempat tinggal yang kurang baik (Santrock, 1996).

Jenis-jenis Kenakalan Remaja
     Beberapa jenis kenakalan remaja yang saat ini sering terjadi adalah:
     Narkoba. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, dan Obat-obat berbahaya.  Sering disebut juga Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif). Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai efek samping seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologi lainnya”. Penggunaan narkoba yang salah oleh remaja, menyebabkan konsentrasi mereka dalam belajar dan berbagai hal lainnya terganggu sehingga pretasi belajar cenderung menurun.
     Bullying. Menurut Oxford Dictionaries “bullying ialah perilaku menggunakan kekuatan superior untuk mengintimidasi (seseorang), biasanya untuk memaksa mereka melakukan sesuatu”. Pada umumnya perilaku bullying dilakukan oleh sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang. Bentuk tindakannya seperti menggangu, menyakiti, melecehkan, dan dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, terencana, serta secara terus menerus.

Kesimpulan
     Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa perilaku kenakalan remaja merupakan tindakan menyimpang yang dilakukan oleh remaja, seperti penggunaan narkoba dan bullying. Perilaku ini disebabkan oleh dua faktor pokok, yaitu faktor internal berupa krisis identitas serta lemahnya kontrol diri pada remaja dan faktor eksternal berupa kurangnya komunikasi dalam keluarga, pengaruh teman-teman sebaya, serta komunitas individu berada. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan kenakalan pada remaja yang dimulai dari dalam keluarga sebagai lingkungan pertama kehidupan seseorang.


Daftar Pustaka
Bullying. (n.d.). Dalam Oxford’s Dictionaries: The world’s most dictionaries.
     Diunduh dari http://oxforddictionaries.com/
Hurlock, E. B. (1973). Adolesecent development (4th ed.). New York, NY:
     McGraw-Hill.
Kartono, K. (2008). Patologi sosial (II): Kenakalan remaja. Jakarta: Raja
     Grafindo Persada.
Narkoba. (n.d.). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online. Diunduh dari
     http://www.kbbi.web.id/
Santrock, J. W. (1996). Adolesence: An introduction (6th ed.). New York, NY:
     Brown & Benchmark.
Sarwono, S. W. (2002). Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiarto. (2010, 14 Juli). Seks bebas di kalangan remaja (pelajar dan
      mahasiswa), penyimpangan, kenakalan atau gaya hidup?. Diunduh dari
      http://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2010/07/14/seks-bebas-di-kalangan-
      remaja-pelajar-dan-mahasiswa-penyimpangan-kenakalan-atau-gaya-hidup/
Sugiarto. (2010, 16 Oktober). Penyalahgunaan narkoba akibat kenakalan remaja.
     Diunduh dari http://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2010/10/06/
     penyalahgunaan-narkoba-akibat-kenakalan-remaja/
Unila, M. (2009, Oktober). Kenakalan remaja. Diunduh dari
      http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-kenakalan-remaja.html

23 Oktober 2012

Senin, 29 Oktober 2012

Healthy is precious (Ruth Kurnia Wulan)


     Kesehatan merupakan hal penting bagi semua orang dan sehat itu tidak mudah didapatkan, kita butuh pola hidup yang baik dan pola makan yang seimbang untuk menjaga tubuh agar tidak sakit. Menjaga kesehatan juga didukung oleh usaha kita dalam menjaga kebersihan badan kita khususnya bagi perempuan. Tubuh bagi wanita merupakan bagian terpenting dan membutuhkan perawatan yang baik dan teratur untuk menjaga tubuh agar tetap terlihat baik dan menarik.
     Lingkungan pergaulan dan sikap kita juga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh kita. Pergaulan bebas dan seks bebas yang saat ini menjadi tren pergaulan anak muda saat ini menjadi salah satu penyebab utama kesehatan kita terganggu. Seks bebas yang banyak dilakukan oleh anak muda dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, khususnya penyakit kelamin. Penyakit kelamin ini tidak hanya dialami oleh laki-laki maupun perempuan saja tetapi oleh keduanya. Salah satu penyakit kelamin yang saat ini mulai banyak dialami oleh wanita khususnya adalah kanker serviks. Kanker serviks bukanlah penyakit yang mudah disembuhkan jika sudah parah. Jika kita sebagai perempuan dapat lebih aware dengan kesehatan kita maka kita dapat menjaga setiap perilaku kita dan dapat mendeteksi dari sekarang tanda-tanda dari penyakit tersebut.
     Kanker serviks ini disebabkan oleh virus yang menyerang leher rahim perempuan. Hal ini disebabkan oleh hubungan seks yang tidak sehat, berhubungan secara bebas dengan siapa saja, dapat juga terjadi karena tidak menjaga kebersihan organ intim dengan baik. Tanda-tanda yang dapat dilihat adalah keputihan yang berangsur-angsur, cairan keputihan yang berwarna kekuningan atau bahkan kehijauan dan berbau, sakit atau nyeri pada bagian pinggul, dan pendarahan yang tidak normal pada saat berhubungan. Kanker ini tidak menular tetapi virus HPV penyebab kanker ini yang dapat menularkan penyakit jika ada kontak seksual dengan orang lain. Biasanya kanker ini menyerang perempuan usia muda, seperti remaja. Kanker ini dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan melakukan vaksinasi HPV.
     Kesadaran untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh dimulai dari diri sendiri. Jika kita sudah memiliki kesadaran untuk menjaga tubuh kita dengan baik maka kita tidak akan melakukan hal-hal yang dapat merusak tubuh kita.

"ONE OUNCE OF PREVENT IS EQUAL TO ONE POUND OF MEDICINE"

24 Oktober 2012

Wanita dan Kesadaran akan Penyakitnya (Dini Puspita Ayati Sofyan)


Wanita dan Kesadaran akan Penyakitnya

Masalah kesehatan pada wanita dapat dikatakan cukup banyak. Namun, banyak pula dari wanita yang tidak memperdulikan kesehatan mereka dengan kurang menjaga kesehatannya. Seharusnya, wanita menjaga kesehatannya dengan pola makan yang sehat, olahraga yang teratur, serta menjaga kebersihan dirinya. Wanita pada saat ini banyak yang memiliki kesibukan yang cukup padat, sehingga membuat para wanita sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) yang jelas sangat berbahaya bagi kesehatan.
Tidak hanya itu, banyak wanita yang malas berolahraga, padahal olahraga sangat membantu untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Dan yang terpenting adalah masalah kebersihan. Tidak hanya kebersihan lingkungan saja yang harus diperhatikan oleh wanita, kebersihan organ kewanitaan pun tetap harus dijaga kebersihannya.
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita kaum wanita. Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.
Kanker serviks dapat dicegah dengan berbagai cara, misalnya menjalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi, selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan, hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor, berhenti merokok, hindari berhubungan intim saat usia dini, untuk wanita yang belum pernah melakukan hubungan intim ada baiknya melakukan vaksinasi HPV, dan untuk wanita yang telah aktif melakukan hubungan intim lakukanlah pap smear minimal 2 tahun sekali.
Menurut saya, beberapa cara pencegahan kanker serviks di atas tidak sulit untuk dilakukan. Maka untuk para wanita, cobalah mulai melakukan pola hidup yang sehat dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, olahraga yang teratur, serta menjaga kebersihan, baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan organ kewanitaan. Bukankah mencegah lebih baik dari mengobati?

28 Oktober 2012

KANKER SERVIKS DAN LUPUS (Shanti Leli Umboh)


Ada beberapa penyakit yang hanya bisa dan banyak diderita oleh perempuan, diantaranya ialah kanker serviks dan lupus. Kanker serviks dapat terjadi pada perempuan karena kanker ini terjadi pada mulut rahim. Hal ini pun tidak memungkinkan laki-laki untuk menderitanya karena mereka tidak memiliki rahim. Cara pencegahan yang sebaiknya dilakukan oleh perempuan, yaitu dengan tidak menggunakan pembalut yang terdapat pewangi dan membersihkan daerah vagina agar tidak lembab dengan menggunakan sabun bayi. Penyebab dari kanker serviks ini adalah adanya virus HPV yang menyebar karena kurang bersihnya daerah vagina. Oleh karena itu, mari kita sebagai perempuan mengajarkan orang-orang terdekat kita untuk mencegah kanker serviks.
Lupus merupakan penyakit 1000 wajah karena kita tidak dapat mendeteksinya sejak dini. Lupus terjadi karena kelebihan antibodi. Gejala-gejala awal yang sering diderita, yaitu bercak-bercak merah pada wajah dan lengan, sering merasa lelah, rambut rontok dan timbul sariawan. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan lupus, tetapi bisa dilakukan dengan mencegah lupus agar tidak menyebar dan hal tersebut terbukti bisa terjadi. Penyembuhan lupus dapat terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama dan dengan pemeriksaan yang rutin. Setelah sembuh pun ada kemungkinan lupus diderita kembali orang tersebut dan cara untuk mencegah hal tersebut terulang kembali ialah menghindari stres, tidak terkena sinar matahari secara langsung, dan menghindari penggunaan obat kimiawi. Orang-orang yang menderita lupus akan juga menderita secara psikologis sehingga dibutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Dengan adanya dukungan tersebut, maka diharapkan orang yang menderita lupus dapat menerima dirinya dan dapat memeriksakan dirinya dengan rutin sehingga mereka tidak cepat putus asa.

28 Oktober 2012