Tampilkan postingan dengan label kejujuran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kejujuran. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 November 2012

Menanamkan Kejujuran pada Anak Usia Dini (Agata Claudia Mawarni - 705120066)


Pengertian Kejujuran
Kejujuran adalah kelurusan hati, tidak berbohong, tidak curang dan bersikap apa adanya. Menurut Candra Cakra Negara, kejujuran juga punya arti lain.
     Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan
penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari
ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya (“Pengertian Jujur”, 2010).

Batasan Usia untuk Anak Usia Dini
Batasan-batasan usia pada anak usia dini ini digunakan untuk membedakan karakter-karakter anak berdasarkan umurnya. Hal ini juga bisa digunakan untuk penelitian dan untuk membuktikan dari usia berapa anak mulai berkata tidak jujur. Menurut Ernawulan Syaodih batasan-batasan dibawah inilah yang termasuk dalam Anak Usia Dini.
     Batasan tentang masa anak cukup bervariasi, istilah anak usia dini adalah anak yang berkisar antara usia 0-8 tahun. Namun bila dilihat  dari jenjang  pendidikan yang berlaku di Indonesia, maka yang termasuk dalam kelompok anak usia dini adalah anak usia SD kelas rendah (kelas 1-3), Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan anak masa sebelumnya yaitu masa bayi (“Perkembangan Anak Usia Dini”, 2012)

Ciri-ciri Perilaku Jujur dan Tidak Jujur pada Anak Usia Dini
Anak-anak pada usia dini biasanya mempunyai perilaku-perilaku yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh orang tuanya, bahkan perilaku yang diajarkan oleh lingkungan sekitarnya. Dan perilaku tersebut dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu perilaku anak yang jujur dan anak yang tidak jujur. Berikut ini adalah ciri-ciri perilaku anak usia dini yang dikategorikan sebagai anak yang jujur dan anak yang tidak jujur.
     Spontanitas dalam berbicara. Spontanitas adalah kelancaran atau kemampuan saat berbicara secara langsung. Anak usia dini yang jujur biasanya berbicara secara spontan. Spontan dalam arti berbicara dengan jelas, sadar dan mengerti apa yang sedang dibicarakan, karena anak tahu apa yang sedang terjadi. Sedangkan anak usia dini yang tidak jujur biasanya berbicara secara terbata-bata dan tidak jelas. Terbata-bata karena anak tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan dan anak ingin menutupi sesuatu agar tidak dimarahi. Hal inilah yang membuat anak takut dan berbicara terbata-bata.
     Kontak mata dalam berbicara. Saat berbicara, ada kalanya orang mempunyai kontak mata antara pembicara dan pendengar. Anak yang jujur biasanya berani menatap mata lawan saat berbicara karena anak telah yakin dengan apa yang ingin anak katakan. Sedangkan anak yang tidak jujur enggan menatap mata lawan bicara, karena anak takut lawan bicaranya tahu bahwa anak sedang tidak berkata jujur atau berbohong.
     Sikap dalam berbicara. Dalam berbicara, anak mempunyai sikap-sikap yang membuat orang tua dapat membedakan mana anak yang jujur dan mana anak yang tidak jujur. Anak-anak yang jujur mempunyai sikap yang tenang karena merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sedangkan anak-anak yang tidak jujur cenderung bersikap gelisah karena takut jika orang-orang mengetahui bahwa anak tidak jujur.

Cara Menanamkan Nilai-Nilai Kejujuran pada Anak Usia Dini
Hal ini bertujuan untuk anak mengerti apa pengertian kejujuran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu dibutuhkan peran-peran dalam lingkungan sekitar anak untuk membantu menanamkan kejujuran tersebut.
      Pada lingkungan keluarga. Menanamkan kejujuran pada lingkungan keluarga dilakukan oleh anggota keluarga seperti ayah, ibu serta kakak jika ada. Hal ini dilakukan dengan cara memantau perilaku anak pada saat berada di rumah, lalu membiarkannya mengeksplorasikan apa yang ingin anak ceritakan sehingga tidak ada kebohongan yang terjadi di rumah.
     Pada lingkungan sekolah. Menanamkan kejujuran pada lingkungan sekolah dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan karyawan. Hal ini dilakukan dengan cara menghukum anak apabila ada anak yang tidak berkata jujur, tentunya dengan hukuman yang edukatif dan juga menanamkan kedisiplinan didalamnya sehingga anak merasa jera dan tidak ingin melakukan hal itu kembali.
     Pada lingkungan teman sebaya (peer). Menanamkan kejujuran pada lingkungan ini dilakukan oleh teman-teman sebaya dengan cara saling bercerita dan berkata jujur pada sesama. Karena hal itu dapat membuat anak termotivasi untuk berkata jujur di lingkungan teman sebayanya.


DAFTAR PUSTAKA

Pengertian jujur. (2010). Diunduh dari http://negara.student.umm.ac.id/download-as-      pdf/umm_blog_article_15.pdf
Perkembangan anak usia dini. (2012). Diunduh dari
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/Perkembangan_Anak_Usia_Dini.pdf)

Minggu, 04 November 2012

Kejujuran (Kelly Tanusasmita)


   
    Mendengar kata kejujuran sudah menjadi tidak asing di telinga. Beberapa individu mengganggap kejujuran sebagai sesuatu yang biasa dan beberapa orang lainnya menganggap kejujuran merupakan hal yang penting dan mendasar. Kejujuran yang paling sederhana adalah tidak berbohong. Makna kejujuran adalah kata-kata yang mengandung tiga unsur yaitu kebenaran, kebaikan, dan kegunaan (“Pengertian Kejujuran yang Menyeluruh,” 2012).
    Terkadang individu dapat membedakan mana individu yang berkata tidak jujur dan yang berkata jujur. Ciri-ciri orang yang berperilaku jujur seperti (a) yang diungkapkan merupakan sesuatu yang nyata adanya, biasanya dapat diterima akal pikiran/logika; (b) sikapnya tenang dan menyorotkan suatu kebenaran; dan (c) bahasa tubuhnya tidak gelisah (“Ciri-ciri Orang Berbohong,” 2011). Terutama bagi kaum psikolog orang yang berbohong akan mudah ditebak. Menurut penulis orang yang berbohong akan mudah terlihat dari ciri-ciri fisiknya.
     Individu berbuat jujur dan tidak jujur pasti dipengaruhi faktor-faktor pendorong. Faktor pendorong berperan penting dalam mempengaruhi seseorang akan berperilaku jujur atau tidak. Faktor pendorong yang terutama dari individu sendiri dan lingkungannya. Faktor pendorong dari (a) individu, seperti  nurani karena selalu mengacu kepada nilai-nilai luhur yang menolak kebohongan,  agama karena ajaran agama menjelaskan secara nyata tentang nilai kejujuran dan keutamaannya juga mencegah perbuatan bohong, dan harga diri karena harga diri seseorang akan memikirkan perbuatan yang akan ia lakukan; (b) lingkungan, yaitu dari pergaulan seperti teman, sahabat, dan situasi kondisi yang harus memaksa untuk berperilaku tidak jujur (“Pentingnya Nilai Kejujuran,” 2010).
     Alangkah baiknya, dari sejak kecil individu telah terbiasa dengan kejujuran dan berada di lingkungan yang berprinsip teguh dengan kejujuran. Cara menanamkan kejujuran berprinsip dasar pada akal. Adanya akal individu menyadari akan jeleknya perbuatan dusta. Sisi agama., individu memahami dengan baik wajibnya berbuat jujur dan ancaman bahaya perbuatan dusta. Kehormatan diri, karena demi menjaga harga diri dan kehormatan akan mencegahnya berbuat dusta dan mendorong berbuat jujur. Cinta popularitas agar dikenal sebagai individu yang jujur (“Saatnya Berbuat Jujur,” 2010).
    Banyak hal yang dapat individu rasakan dan alami jika individu menggunakan kejujuran tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Syah (2009) ketika manusia sudah mulai tidak jujur terhadap manusia yang lain, maka mulailah muncul perseteruan, pertengkaran, percekcokan, perselisihan dan berujung pada penghilangan nyawa seorang manusia. Ketika manusia sudah tidak jujur dengan alam, maka mulailah kehancuran alam, dan semua pengisi alam termasuk manusianya itu sendiri. Ketika manusia tidak lagi jujur dengan Tuhannya, maka kemurkaan Tuhan turun dan lebih seram dari kemurkaan alam.
     Penulis menyimpulkan bahwa kejujuran sangatlah penting, karena kejujuran merupakan sebuah akar baik yang akan menjadi pangkal tumbuhnya semua kebaikan dan akan berbuah hal-hal yang baik dan manis. Kejujuran di zaman seperti ini memang sulit untuk ditemukan, tetapi tidak menutup kemungkinan individu yang benar-benar jujur itu ada. Berbuat tidak jujur akan memicu ketidakjujuran yang lainnya. Hal ini menjadi candu yang ingin terus dilakukan. Oleh sebab itu dari sekarang berprinsiplah untuk selalu berperilaku jujur dalam semua hal.

Daftar Pustaka
Ciri-ciri orang berbohong. (2011). Diunduh dari
    http://irengputih.com/ciri-ciri-orang-berbohong/686/
Saatnya berbuat jujur. (2010). Diunduh dari  http://www.majalahalfurqon.com
   ndex.php?option=com_content&view=article&id=215:jujur&cati d=42:pembersih
   jiwa&Itemid=160
Syah, A. (2009). Efek Positif Sebuah Kejujuran. Diunduh dari
    http://www.kulinet.com/baca/efek-positif-sebuah-kejujuran/747/
Pengertian Kejujuran yang Menyeluruh. (2012). Diunduh dari
    http://suksesitubebas.com.
Pentingnya Nilai Kejujuran. (2010).
    Diunduh dari http://fadil.cahbag.us/2010/05/pentingnya-nilai-kejujuran.html?m=1.

25 Oktober 2012

Penerapan Nilai Kejujuran Sejak Usia Dini (Amadea Gabriel - 705120045).


Definisi Kejujuran
     Kejujuran adalah sifat yang melekat dalam diri seseorang dan merupakan hal penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran sendiri berasal dari kata jujur, “jujur adalah ketulusan hati, tidak bohong, lurus hati, dapat dipercaya kata-katanya dan tidak curang” (Handayani & Suryani, 2003). Menurut Stanley (dikutip dalam Rahardjo, 2010), kejujuran merupakan hal utama yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan. Menurut C3I (dikutip dalam Anderson, 1999), kejujuran adalah ketika seseorang memegang dan menerapkan kebenaran sehingga dapat dipercaya oleh lingkungan sekitar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kejujuran adalah suatu pernyataan atau tindakan yang sesuai dengan faktanya sehingga dapat dipercaya dan memberikan pengaruh bagi kesuksesan seseorang. Apa yang salah dikatakan salah, apa yang benar dikatakan benar itulah kejujuran.

Tindakan yang Merusak Kejujuran
     Ada berberapa tindakan yang dapat digolongkan menjadi perbuatan yang tidak jujur, yaitu :
     Mencuri. Mencuri adalah tindakan yang tidak jujur, dapat kita lihat dari pengertian mencuri. Menurut Sabiq (“Jarimah pencurian,” 2011), mencuri adalah mengambil barang orang lain secara sembunyi-sembunyi. Mencuri memberikan dampak buruk bagi pelaku dan korban. Pelaku pencurian akan mengalami kegelisahan batin atau ketakutan karena rasa bersalah, mendapat hukuman apabila tertangkap, dan merusak imannya. Sedangkan korban pencurian akan mengalami kerugian, kekecewaan, dan ketakutan.
     Perilaku berbohong. Perilaku yang dapat merusak sikap kejujuran adalah berbohong. “Bohong adalah mengatakan sesuatu yang tidak ada fakta atau dasar realitasnya” (“Apakah arti bohong itu?,” 2009). Berbohong dapat terjadi karena pengaruh lingkungan sekitar dan merusak karakter manusia. Berbohong yang dilakukan satu atau dua kali akan menyebabkan kebohongan yang terus-menerus, misalnya kita berbohong satu kali tentang suatu hal, kita dapat melakukan kebohongan lagi untuk menutupi kebohongan yang kita lakukan sebelumnya.
     Ingkar janji. Menurut Handayani dan Suryani (2003) janji adalah ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Janji yang sudah dikatakan harus ditepati karena janji adalah hutang. Apabila kita menepati janji maka kita dapat dipercaya oleh orang lain. Ingkar janji artinya tidak menepati janji dan hal ini berhubungan dengan berbohong yang merupakan tindakan yang tidak jujur.

Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Kejujuran
     Dalam melakukan kejujuran, adanya beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi seseorang berrtindak jujur, yaitu :
     Penerapan kejujuran. Salah satu hal yang paling berpengaruh adalah adanya kebiasaan dan  penerepan yang dilakukan sejak kecil. Menurut John Locke (dikutip dalam Ayuningsih, 2010) “anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungannya.” Penerapan perilaku yang dilakukan sejak kecil akan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan penerapan yang dilakukan waktu remaja atau dewasa.
     Motivasi. Motivasi diberikan oleh lingkungan sekitar untuk berbuat jujur. “Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu.”(Indrawati, 2006, h. 48). Motivasi dapat diterapkan dengan pemberian penghargaan. Misalnya, seorang anak yang bersikap jujur, diberikan pujian atau hadiah, sehingga adanya penguatan untuk melakukan tindakan jujur.

Dampak Perilaku Tidak Jujur
     Hilangnya kepercayaan. Bila dalam kehidupan sehari-hari berperilaku tidak jujur, maka kita akan kehilangan kepercayaan dari orang-orang terdekat dan masyarakat disekitar kita. Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Menurut Moorman (dikutip dalam Aryono, 2012) kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai. Kepercayaan yang hilang akan membuat kita mudah dicurigai dan diacuhkan oleh orang-orang sekitar kita.
     Dosa. Dosa adalah melakukan suatu hal yang tidak sesuai dan berkenan dihadapan Tuhan. Bertindak atau berperilaku tidak jujur adalah perbuatan yang melanggar perintah-Nya sehingga apabila kita melakukan perbuatan yang tidak jujur berarti kita telah berdosa.



DAFTAR PUSTAKA
Anderson, P. (1999). Kejujuran. Diunduh dari http://c3i.sabda.org.
Apakah arti kebohongan?. (2009). Diunduh dari http://psikologi-online.com.
Aryono, S. (2012, Juni 24). Kepercayaan. Diunduh dari http://satyaariyono.wordpress.com.
Ayuningsih, D. (2010). Psikologi perkembangan anak. Jakarta: Pustaka larasa.
Handayani, P. T., & Suryani, P. A. (2003). Kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabaya: Giri Utama.
Indrawati, Y. (2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru matematika dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada sekolah menengah atas kota Palembang. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 4(7), 48. Diunduh dari http://digilib.unsri.ac.id.
Jarimah pencurian. (2011). Diunduh dari http://atsenjaya.blogspot.com.
Rahardjo, M. (2010). Ternyata kejujuran adalah pangkal keberhasilan. Diunduh dari http://mudjiarahardjo.com.

25 Oktober 2012

Kejujuran (Riesdha Meidina - 705120079)


Pengertian Kejujuran
     Menurut Lestari (dikutip dalam arti kejujuran, 2010) kejujuran adalah mengakui, berkata atau memberikan informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Kejujuran adalah berbuat, berperilaku sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa ada yang dikurang-kurangin atau dilebih-lebihkan. Kejujuran berasal dari hati nurani dan tidak bisa dipaksakan.

Macam-macam Kejujuran
     Menurut Aidh (dikutip dalam macam-macam kejujuran, 2011) ada beberapa macam kejujuran diantaranya (a) jujur dalam ucapan wajib bagi manusia untuk menjaga lisanya tidak berkata kecuali benar dan jujur, (b) jujur dalam tekad dan memenuhi janji manusia harus menepati janjinya karena janji itu adalah utang, (c) jujur dalam perbuatan seimbang antara lahiriah dan batiniah, (d) jujur dalam kedudukan agama ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut, pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Kalau seseorang menjadi sempurna karena kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar dan jujur.

Faktor-faktor Kejujuran
     Menurut Nugroho (dikutip dalam 4 alasan anda harus jujur, 2010) beberapa faktor-faktor kejujuran diantaranya (a) jujur dapat menguntungkan diri sendiri orang lain apabila kita jujur otomatis kita akan dipercaya oleh orang lain dan orang lain akan puas dengan pekerjaan kita karena kita jujur, (b) jujur itu ibadah disetiap kitab suci pasti ada perintah untuk bersikap jujur dan larangan untuk berbohong, (c) jujur membuat kita percaya diri apabila kita yakin dengan pekerjaan kita otomatis kita akan percaya diri dengan pekerjaan yang kita kerjakan sendiri, (d) jujur membuat pintar jika anda jujur terhadap kemampuan yang anda miliki saat ini, tentu anda akan menyadari bahwa kita memiliki kelebihan dan kekurangan.

Ciri-ciri Orang yang Bersikap Tidak Jujur
     Menurut Taufik (dikutip dalam ciri-ciri pembohong, 2009) ciri-ciri orang yang tidak jujur diataranya (a) gerakan kaki orang yang berbohong makan akan mengetuk-ngetukan kaki mereka ke tanah, (b) menggaruk-garuk orang yang sedang berbohong maka akan menggaruk-garukan kepala untuk mencari kata-kata selanjutnya untuk ia berbohong, (c) perubahan nada suara dan berkata lebih hati-hati nada bicara orang yang sedang berbohong adalah dengan nada tinggi berate orang tersebut sedang berdusta, (d) keringat dingin orang yang berbohong maka dia akan panik otomatis tubuhya berkeringat dingin.

Manfaat Jujur
     Menurut Lazuardi (dikutip dalam manfaat berkata jujur, 2011) ada beberapa macam manfaat dari kejujuran diantaranya (a) perasaan dan hati tenang jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang dan tidak memiliki beban karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya, (b) mendapatkan pahala jujur akan membuat pelaku mendapatkan pahala dari tuhan, (c) akan dihormati oleh sesama manusia karena semua orang menghargai kejujuran, (d) mendapatkan keberkahan dalam usahanya jika kita bersikap jujur maka akan diberikan keberkahan dan kenikmatan dari tuhan, (d) selamat dari bahaya kejujurannya akan membawa manusia ke jalan yang benar, (e) banyak teman karena kejujuran membuat orang-orang disekitar kita akan senang berteman dengan kita. Mereka menganggap kalau kita adalah orang yang dapat dipercaya, (f) memiliki nama baik jika kita sering berbuat jujur, maka akan banyak orang yang mengetahui hal tersebut. Jika banyak orang yang mengetahui hal tersebut nanti diluar mereka akan membicarakan tentang kejujuran kita.


Daftar Pustaka

Puji Lestari. (2010). Arti Kejujuran. Diunduh dari
     http://pujilestari23.blogspot.com/2010/05/artikejujuran.html?m=1
Leon Aidh. (2011). Macam-macam Kejujuran. Diunduh dari http://lenoaidhselffreedomemotion.blogspot.com/2011/09/macam-macam-kejujuran.html.
Rangga Pranoto Nugroho. (2010). 4 Alasan Anda Perlu Jujur. Diunduh dari http://27duatujuh.wordpress.com/2010/05/25/4-alasan-anda-perlu-jujur/.
Bintang Taufik. (2009). Ciri-ciri Pembohong. Diunduh dari  http://blogbintang.com/ciri-pembohong.
Rizky Lazuardi. (2011). Manfaat Berkata Jujur. Diunduh dari http://islamiqolbu.blogspot.com/2011/01/manfaaat-berkata-jujur.html.

25 Oktober 2012

Kejujuran (Axel Floria - 705120148)


     Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) menyatakan bahwa definisi dari kejujuran adalah ketulusan hati dan kelurusan hati. Sedangkan definisi jujur itu sendiri menurut kamus Besar bahasa indonesia (1990) adalah lurus hati, tidak curang, tidak berbohong (berkata apa adanya), tulus dan ikhlas. Jadi, apabila kita berkata sesuai dengan kenyataan (apa adanya), artinya kita sedang bersikap jujur. Kejujuran juga membutuhkan hati yang tulus dan ikhlas. Azdiati (2011) berpendapat bahwa ”kejujuran yang baik adalah kejujuran yang membuat mu tenang dan orang lain senang walaupun kadang ada juga yang merasa sakit, tapi apa boleh buat karena kejujuran itu demi kebaikan semua orang.
     Banyak manfaat yang kita dapatkan apabila kita mempunyai sikap jujur. “Bila kita mengurangi jumlah kebohongan yang kita lakukan sebenarnya kita bisa mencapai kepuasan hidup yang lebih tinggi” (Kelly, dikutip dalam Anna, 2012). "Berbohong bisa menyebabkan stres pada banyak orang, memicu kecemasan bahkan depresi. Mengurangi kebohongan bukan hanya baik untuk hubungan Anda, tapi juga menyehatkan," (Bruno, dikutip dalam Anna, 2012). Selain itu, orang lain akan senang bergaul dengan kita apabila kita memiliki sikap jujur. Orang lain tidak menyukai kita apabila kita suka berbohong. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad (2012), sifat-sifat yang tidak disukai oleh orang lain diantaranya adalah suka mengeluh, tidak tahu diri, suka membual, nyinyir, suka menjelekkan orang lain, keras kepala, pelit, suka berbohong, tidak mempunyai pendirian, sombong, sensitif dan pemalas.
     Meskipun kejujuran mendatangkan manfaat yang baik, masih banyak orang yang terbiasa untuk tidak bersikap jujur. “Dalam seminggu, orang berbohong  terhadap 30% orang lain dalam komunitas” (National Institute of Mental Health, dikutip dalam “Psikologi Online”, 2009). Beberapa penyebab seseorang tidak bersikap jujur (berbohong) adalah untuk melindungi kepentingan, menguntungkan kepentingan, menimbulkan respon emosional tertentu yang diinginkan, melindungi dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk dan melindungi dari ketidaksetujuan (“Psikologi Online”, 2009). “Mengapa Anda mau berbohong? Salah satunya adalah karena bohong memberikan manfaat kepada Anda, baik secara langsung maupun tidak” (“Psikologi Online”, 2009).
     Kejujuran penting untuk dikembangkan sejak dini. “Pendidikan karakter di nilai sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur” (“Pentingnya Pendidikan Karakter Pada Anak Sejak Usia Dini”, 2012).
   Lembaga Penelitian Fakultas Diponegoro (2009) mengemukakan metode yang tepat dalam mengembangkan sikap jujur terhadap anak-anak sekolah dasar yaitu:
(a)    Terdapat persamaan nilai kejujuran yang disampaikan oleh orangtua dan guru pada siswa, hal itu mendukung siswa lebih mudah untuk mengenal dan memahami nilai kejujuran; (b) budaya malu (shame culture) sebagai kontrol diri sudah sangat jarang disampaikan oleh guru maupun orang tua saat mengenalkan dan menanamkan nilai kejujuran; (c) model pembelajaran nilai kejujuran ini mencakup 10 aktivitas pembelajaran, dengan metode penyampaian berupa apresiasi seni, metode umpan balik, refleksi diri, permainan, bercerita dan peragaan (sosiodrama), pengamatan terstruktur dan simulasi warung/kantin kejujuran; dan (d) dari sepuluh aktivitas dalam model tersebut, yang dinilai memiliki ketepatan paling tinggi adalah aktivitas ”Warung Kejujuran”. Hal itu sesuai dengan hasil need-assesment pada awal penelitian, dimana keberadaan ”Warung/Kantin Kejujuran” dinilai oleh para responden akan efektif untuk mengajarkan dan membiasakan perilaku jujur.
     Banyak akibat yang timbul dari bersikap tidak jujur. Seperti contoh, dalam dunia pendidikan, marak terdapat bocoran. Hasil survey UNESCO (2011) mengemukakan bahwa:
Hanya 6 persen output pendidikan nasional yang mampu bersaing secara global. Selanjutnya, tidak lebih dari 24 persen peserta didik yang tercatat memiliki output yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kemudian, 70 persen peserta didik yang tercatat memiliki output dibawah Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Hal ini membuktikan bahwa Ujian Nasional tidak mencapai target yang sebenarnya karena banyaknya kecurangan yang terjadi pada kegiatan Ujian Nasional.
     Penting untuk menanamkan sikap jujur sejak dini. Bila seseorang sudah memiliki sikap jujur sejak dini, maka ia akan terbiasa untuk menghindari dari sikap curang. Selain itu, ia akan terbiasa untuk berkata apa adanya dan berkata sesuai dengan kenyataan yang ada.

Daftar Pustaka

Anna. (2012). Orang jujur lebih sehat dan bahagia. Diunduh dari http://health.kompas.com/read/2012/08/06/11053583/Orang.Jujur.Lebih.Sehat.dan.Bahagia

Azdiati. (2011). Pentingnya kejujuran dalam kehidupan. Diunduh dari http://nisaazdiati.wordpress.com/paper-of-mine/pentingnya-kejujuran-dalam-kehidupan/

Kejujuran. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Lembaga Penelitian Fakultas Diponegoro. (2009).Metode yang tepat dalam mengembangkan sikap jujur terhadap anak-anak sekolah dasar. Diunduh dari http://www.lppm.undip.ac.id/abstrak/content/view/647/282/

Muhammad. (2012). Sifat-sifat yang tidak disukai oleh orang lain. Diunduh dari  http://www.pikirdong.org/index.php?option=com_content&view=article&id=238:sifat-sifat-yang-tidak-disukai-oleh-orang-lain&catid=54:psikologi-kepribadian&Itemid=76

Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini. (2012). Diunduh dari http://makalahpendidikan.blogdetik.com/pentingnya-pendidikan-karakter-pada-anak-sejak-usia-dini/

Ujian nasional antara kejujuran dan kelulusan. (2012, 9 Agustus). Diunduh dari http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/09/ujian-nasional-antara-kejujuran-dan-kelulusan/

25 Oktober 2012

Kejujuran (Findi - 705120074)


Definisi Kejujuran
     Bagi sebagian orang, kata jujur bukan lagi kata asing karena kita sudah sering sekali mendengar kata jujur. Kejujuran menurut Dwiputri (2011) secara sederhana berarti tidak berdusta ketika berbicara. Sedangkan menurut Wijaya (2012) kejujuran berarti mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Definisi dari kejujuran dapat diartikan sebagai sikap yang benar sesuai dengan kenyatan yang terjadi tanpa adanya dusta.

Tanamkan Kejujuran Sejak Dini
     Nilai kejujuran harus ditanamkan sejak usia dini. Anak-anak akan belajar untuk membentuk karakter ssejak usia dini. Namun, pada usia dini anak-anak juga mulai untuk melakukan kebohongan-kebohongan. Menurut “fantastic fibs” (2010) anak-anak mulai berbohong pada usia 5-7 tahun. Pada saat itu, seorang anak akan mulai menutupi kesalahan yang dilakukan. Pada usia 8 tahun, seorang anak akan mulai berbohong demi kepuasan dirinya. Secara garis besar ada  tiga cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai kejujuran. Tiga cara tersebut seperti: (a) beri contoh, anak-anak akan meniru perilaku orang disekitarnya maka lingkungan sekitar harus memberikan contoh yang baik; (b) orang tua harus jujur pada perasaannya, karena orang tua tidak boleh berpura-pura pada perasaan yang dimiliki; (c) pompa kepercayaan diri, anak-anak juga harus dipompa kepercayaan dirinya oleh orang tua sehingga anak tersebut dapat menjunjung kejujuran.

Kejujuran di Lingkungan Sekitar
     Kejujuran harus diterapkan di lingkungan sekitar kita. Kehidupan akan menjadi lebih harmonis apabila kita dapat menerapkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Menerapkan kejujuran harus disertai dengan kepercaayaan diri yang tinggi karena kita akan menjadi lebih jujur dengan kepercayaan diri. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kejujuran seseorang adalah lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.
     Keluarga. Keluarga merupakan bagian terkecil dalam bidang kehidupan. Saat kita bertumbuh, semuanya berawal dari lingkungan keluarga. Kejujuran di dalam keluarga sangat dibutuhkan teutama untuk menjaga keharmonisan keluarga. Menurut Dwiputra (2011) Hal terpenting dalam kejujuran di lingkungan keluarga adalah orangtua perlu menyampaikan dan mencontohkan berbagai perilaku yang menunjukkan kejujuran dan integritas secara jelas sehingga anak dapat mengambil patokan dalam menilai perilaku yang baik dan yang buruk.
     Sekolah. Menurut Berns (2010) sekolah adalah agen dari sosialisasi. Sekolah mengatur intelektual dan pengalaman social dari seorang anak. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang rentan dengan ketidakjujuran. Selain ketidakjujuran, di dalam lingkungan sekolah kita juga belajar untuk bersikap jujur melalui peraturan yang diterapkan oleh sekolah. Kita dapat belajar menjadi disiplin dan jujur dalam berperilaku bila kita memiliki komitmen yang dibentuk saat berada dalam lingkungan sekolah. Melalui komitmen yang kuat untuk selalu jujur yang dimulai dari lingkungan sekolah di masa yang akan datang akan menciptakan lingkungan yang harmonis dan mengurangi kelakuan-kelakuan negatif seperti korupsi.
     Masyarakat. Menurut “Pengertian Masyarakat, Unsur Dan Kriteria Masyarakat Dalam Kehidupan Sosial Antar Manusia” (2008) Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesama. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Melalui adanya interaksi dengan sesama, maka perlu adanya hubungan yang dibina dengan harmonis. Kejujuran adalah hal yang sangat penting dalam hubungan dengan sesama. Hasanah dan Adhim (2012) mengatakaan bahwa seseorang berbuat tidak jujur sebagai mekanisme pertahanan diri (self defense mechanism), baik dari rasa malu atau sebagainya. Selain itu seseorang berbuat tidak jujur karena ingin mendapatkan penilaian atau apresiasi yang melebihi keadaan dia sesungguhnya.

Dampak Kejujuran
     Pembentukan sikap menurut Dayaksini dan Hudaniah (2003) merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Sikap kejujuran sangat penting dalam kehidupan kita karena melalui kejujuran kita dapat diterima oleh lingkungan sekitar serta disenangi oleh orang banyak. Selain itu, dampak yang paling nyata yang dapat kita rasakan adalah adanya rasa menghargai dari orang lain kepada kita. Saat kita merasakan dampak timbul dari kejujuran, kita pasti akan merasa sangat nyaman dengan kehidupan kita walaupun terkadang sulit untuk mempertahankan kejujuran.

Pustaka

Berns, R, M. (2010). Child, family, school, community: Socialization and support (8th ed.). Belmont, CA: Wadsworth.
Dayaksini, T., & Hudaniah. (2003). Psikolagi sosial. Malang: UMM Press
Dwiputri, A. (7 Agustus 2011). Kejujuran dalam keluarga. Kompas. Diunduh dari
http://edukasi.kompas.com/read/2011/08/07/02064924/kejujuran.dalam.Keluarga
Fantastic fibs. (2010). Diunduh dari
   http://www.parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=kids&id=102
Hasanah, I. N., & Adhim, M. F. (2012). Jika keimanan kita tanamkan, kejujuran hanyalah penyerta. Majalah Nur Hidayah. Diunduh dari http://majalah.nurhidayahsolo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=859:jika-keimanan-kita-tanamkan-kejujuran-hanyalah-penyerta&catid=52:wawancara&Itemid=82
Pengertian masyarakat, unsur dan kriteria masyarakat dalam kehidupan sosial antar manusia. (2008). Diunduh dari http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
Wijaya, A. H. (2012). Kejujuran. Diunduh dari
http://indonesia.siutao.com/tetesan/kejujuran.php

24 Oktober 2012

Kamis, 01 November 2012

Kejujuran (Auni Rachma Atsarina - 705120111)


Pengertian Kejujuran
     Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kejujuran ketulusan (hati); kelurusan (hati)”. Menurut Hariadi (2011) “Arti kata jujur berarti tidak mau mengambil hak orang lain, atau tidak mau mengambil hak dari yang seharusnya diterima. Ada unsur sabar, ikhlas, dan syukur dalam kejujuran”. Menurut Putra (2011) “kejujuran adalah kesadaran. Jika seseorang sadar maka tentu saja orang itu berbuat jujur. Kejujuran berasal dari hati nurani dan tidak bias dipaksakan.”

Cara Menentukan Apakah Seseorang Berbuat Jujur atau Berbohong
Ada 5 cara menentukan seseorang berbuat jujur atau berbohong menurut Modern Mom (dikutip oleh greenourheart, 2010), yaitu:
a.    Bagaimana Sikapnya Bila Terpojok. Orang yang bohong tidak mampu menjaga kontak mata, merasa terganggu kalau kita bertanya, mengubah-ubah cerita ketika ditanya, dan tidak ingin berkompromi. Orang yang jujur selalu bicara lebih terfokus, konsisten.
b.    Bisa Terima Argumen atau Tidak. Orang jujur bisa terima argumen pada subjek tertentu. Ia sadar ada lebih dari satu pandangan pada satu subjek pembicaraan. Sedangkan orang tidak jujur suka membela pendapatnya sendiri dan ingin pendapatnya menang.
c.    Detil vs Tidak Detil. Dengarkan baik-baik saat mereka diskusi. Orang yang suka bohong sering kali kurang rinci dalam menceritakan kisah mereka. Pembohong biasanya tidak bisa bercerita detail banyak bolong karena ceritanya tidak jelas benar.
d.    Gugup atau Lancar. Perhatikan pula bahasa tubuh. Tindak lanjuti kisahnya dengan pertanyaan-pertanyaan, lalu perhatikan bahasa tubuhnya ketika menjawab. Jika dia mulai berkeringat atau gugup, kemungkinan ia berbohong.
e.    Nada dan kecepatan Bicara. Dengarkan baik-baik nada suara. Nada pembohong sering berubah saat berkata-kata. Jangan hanya dengarkan  nada suara mereka, tetapi juga untuk kecepatannya dalam berbicara. Orang jujur, cenderung bicara mereka dengan kecepatan konsisten. Namun jika bohong, akan ada perubahan dalam kecepatan bicaranya; lebih cepat ataupun lebih lambat dari biasanya.

Pentingnya Berbuat Jujur
Yasrin (2011) mengemukakan bahwa:
Berlaku jujur dalam kehidupan adalah tuntunan kebutuhan, yang selalu di junjung di masyarakat apapun, karena itu tidak ada kehidupan yang bahagia, aman, tentram, dan selamat, tanpa kejujuran. Dengan demikian, sang generasi harus menjadikan jujur sebagai bagian dari kepribadian yang abadi. Maka siapapun dalam hidup ini harus selalu melatih dan berproses untuk menjadi orang jujur. Dan secara logika jujur itu bermanfaat bagi kehidupan manusia, bukan dalam hubungannya dengan sang pencipta tetapi juga dalam hubungan dengan sesame manusia dan alam semesta.
                             
Manfaat Berbuat Jujur
Ada 4 manfaat berbuat jujur yang dikemukakan oleh Yasrin (2011), yaitu:
a.    Melaksanakan ajaran yang mulia dari agama dan budaya luhur yang dianut oleh bangsa manapun.
b.    Akan dihormati oleh sesama manusia, karena semua orang menghargai kejujuran yang sejati.
c.    Akan tampil percaya diri dalam semua kegiatan hidup, karena merasa aman, optimis, dan percaya diri. Apapun yang dikerjakan dalam hidup ini, pada hakekatnya selalu menuntuk rasa percaya diri, yang tangguh dan kokoh. Inilah modal dasar yang mesti di miliki dalam meneliti sebuah karir. Orang-orang bijak mengatakan bahwa keraguan adalah seperdua (setengah) langkah menuju kegagalan. Bukankah banyak kegagalan di atas dunia ini hanya karena tidak percaya diri. Jangankan berhasil, melangkah pun tidak berani, kalau kita kehilangan rasa percaya diri disinilah ketika dampak positiv dari kejujuran.
d.    Sang generasi akan berani melawan kemungkaran, karena merasa benar atau tidak bersalah, dengan batinnya yang bening.

Beberapa Cara untuk Menjadi Orang Jujur
Ada beberapa cara untuk menjadi orang jujur yang dikemukakan oleh “Ciri cara: cara untuk menjadi jujur” (2012), yaitu:
a.    Berpikir jujur. Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengubah pola pikirmu. Jangan pernah pikirkan hal yang berbau ketidakjujuran.Cobalah selalu berpikir untuk melakukan hal yang jujur, dan berkata sesuai fakta yang ada.
b.    Sadari akibat ketidakjujuran. Mungkin sifat tidak jujur sudah ada sejak kita masih kecil, seperti memakan kue tapi tidak bilang-bilang. Memang skalanya masih kecil, tapi kebiasaan menutup-nutupi sesuatu akan berujung pada ketidakjujuran pada masalah yang lebih besar lagi. Kamu harus sadar akibat buruk yang mungkin akan muncul jika kamu tidak jujur. Kesadaran itulah yang membuat seseorang berpikir dua kali untuk melakukan ketidakjujuran.
c.    Akui kebohongan. Mengakui semua kebohongan yang pernah kita lakukan di masa lalu mungkin memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Tetapi, jika tekad untuk merubah kebiasaan berbohong sudah sangat kuat,  cobalah untuk mengakui kebohongan ataupun hal-hal yang kamu sembunyikan selama ini. Dengan demikian, hati kamu pasti lebih lega, dan akhirnya kamu akan berpikir bahwa melakukan kejujuran lebih banyak manfaatnya dibandingkan berbohong dan merasa bersalah terus-menerus.
d.    Melatih kejujuran. Jika ketiga tahap di awal sudah dapat kamu lakukan, sekarang saatnya memulai lembaran baru dengan kebiasaan yang baru pula. Mulailah berpikir, berlaku dan berkata jujur. Kamu bias memulainya dengan hal-hal yang sderhana terlebih dulu. Misalnya saja, jangan mengambil barang milik orang lain tanpa izin, meski itu adalah saudara kandung sendiri.
e.    Berlatih teknik kejujuran. Mengapa jujur juga perlu teknik? Ya, karena tidak semua hal dapat dikatakan sepenuhnya.Teknik di sini adalah cara bagaimana kamu mengatakan hal yang jujur itu dengan kata-kata yang diperhalus, serta tidak menyebutkan hal-hal yang sifatnya pribadi kepada orang lain. Bayangkan jika kamu berkata jujur tanpa memilah mana yang perlu diungkapkan dan yang tidak, pasti hubungan pertemananmu juga akan terganggu. Memang, kejujuran kadang kala adalah hal yang menyakitkan.Oleh karena itu, kamu harus pintar-pintar menemukan perbedaan antara pengungkapan sepenuhnya terhadap suatu hal dan pendapat pribadi yang tidak perlu diketahui semua orang

Daftar Pustaka

Ciri cara: Cara untuk menjadi jujur. (2012). Diunduh dari http://ciricara.com/2012/10/12/ciricara-cara-untuk-menjadi-jujur/
Hariadi. (2011). Jujur kunci sukses. Diunduh dari http://hariadi.student.umm.ac.id/2011/08/05/arti-jujur/
Kejujuran. (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online. Diunduh dari http://kbbi.web.id/
Kenali ciri-ciri pembohong. (2010). Diunduh dari http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1973969-kenali-ciri-ciri-pembohong/#ixzz29YFwLCng..
Putra. (2011, 30 Mei). Kejujuran adalah kesadaran. Diunduh dari http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/30/kejujuran-adalah-kesadaran/.
Yasrin. (2011, 9 Juni). Manfaat utama berlaku jujur dalam kehidupan. Diunduh dari http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2171366-manfaat-utama-berlaku-jujur-dalam/#ixzz29SkeytKu.

24 Oktober 2012

Rabu, 31 Oktober 2012

Pentingnya Menanamkan Nilai Kejujuran pada Anak (Christy Kristianto - 705120059)


Pengertian Kejujuran
     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus ikhlas. Sedangkan kejujuran merupakan sifat jujur, ketulusan hati, kelurusan (hati). Oleh karena itu, pengertian kejujuran atau jujur adalah tidak berbohong, berkata atau memberikan informasi sesuai kenyataan. Kejujuran adalah investasi yang sangat berharga, karena dengan kejujuran akan memberikan manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan kita di masa yang akan datang.

Pentingnya Menanamkan Nilai Kejujuran pada Anak
     “Kejujuran adalah dasar dari komunikasi yang efektif dan hubungan yang sehat” (Kelly, 2003/2005). Ini membuktikan bahwa kejujuran sangat penting, supaya hubungan anak dan keluarga dapat terjalin dengan harmonis. Kejujuran juga akan menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dan akan terciptanya rasa kepercayaan. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap ransangan-ransangan yang berasal dari lingkungan luar. Dengan demikian, pada masa anak sangat ideal untuk orang tua menanamkan nilai kejujuran pada anak-anaknya.

Peranan Penting dalam Mengembangkan Nilai Kejujuran
     Mengembangkan nilai kejujuran pada anak, orang tua dan guru sangat berperan penting. Orang tua dan guru adalah orang yang paling dekat dan paling mempengaruhi pertumbuhan anak.
     Peran orang tua. Peran orang tua dalam keluarga sangat penting dalam mengembangkan atau meningkatkan nilai kejujuran. “Seluruh etika kejujuran dan integritas dimulai sejak dini” (Kelly, 2003/2005). Oleh karena itu, peran orang tua dalam mengembangkan nilai kejujuran pada anak sejak usia dini sangat penting dan itu akan mempengaruhi sikapnya pada usia remaja bahkan hingga dewasa. Selain dapat meningkatkan nilai kejujuran, anak juga akan memiliki integritas yang tinggi dalam hidupnya. Orang tua harus menerapkan kejujuran dalam lingkungan keluarga dan harus memberi contoh atau panutan terhadap anak-anak mereka. Dengan demikian anak akan bertumbuh dengan nilai kejujuran yang tinggi dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar.
     Menurut Kelly (2003/2005), orang tua harus mendorong dan mendukung anak untuk berkata jujur, dan tidak meminta anak untuk berkata tidak jujur demi kepentingan orang tua. Selain itu, orang tua juga tidak boleh memanggil anaknya dengan sebutan pembohong karena akan membuat anak bertumbuh menjadi pembohong.
     Peran guru.  Peran guru di sekolah juga penting dalam mengembangkan nilai kejujuran pada anak sejak usia dini. Misalnya memberi sanksi terhadap murid yang bertindak tidak jujur saat ujian berlangsung. Dengan demikian dapat melatih anak untuk disiplin dan bertindak jujur. Anak tahu kalau berlaku tidak jujur akan merugikan dirinya sendiri. Guru juga dapat memberikan ajaran-ajaran mengenai arti dan manfaat kejujuran kepada anak murid.

Kendala dalam Mendidik Anak untuk Jujur
     Mendidik anak untuk selalu bersikap jujur pasti muncul kendala-kendala yang menghambat anak untuk bersikap jujur. Tidak sedikit kendala yang akan dialami oleh orang tua. Kendala-kendala itu dapat dibagi menjadi kendala internal dan kendala ekternal.
     Kendala internal. Kendala internal yaitu kendala yang berasal dari dalam diri pribadi anak. Kendala-kendala itu dapat berupa sikap anak yang tidak mau dididik atau sikap melawan terhadap orang tua. Menurut Mulyadi (1997), perilaku anak yang berbohong juga dapat dilakukan anak dengan cara menambah atau mengurangi kata yang sebenarnya terjadi. Itu dilakukan karena anak ingin merasa aman atau melindungi diri dari ancaman.
     Kendala eksternal. Kendala eksternal yaitu kendala yang berasal dari luar diri pribadi anak. Kendala-kendala itu dapat berupa cara orang tua mendidik anak dengan keras atau orang tua yang tidak memberikan contoh yang baik kepada anak. Misalnya orang tua suka berkata tidak jujur atau berbohong kepada anak, sehingga anak juga menjadi terbiasa untuk berbohong. Jika orang tua mengetahui anaknya berbohong, hendaknya orang tua tidak memarahi atau menghukum anak, tetapi orang tua menasehati anak bahwa kebohongan itu tidak baik.

Hubungan Kejujuran dengan Kepercayaan
     Kejujuran sangat berkaitan dengan kepercayaan. Dalam hubungan apapun, kejujuran dan kepercayaan sulit bahkan tidak bisa dipisahkan. Sebuah kejujuran dapat menimbulkan rasa kepercayaan, demikian pula kepercayaan biasanya lahir dari adanya kejujuran. Oleh karena itu, hendaknya para orang tua sudah menanamkan nilai kejujuran pada anak sejak usia dini untuk menciptakan hubungan keluarga yang harmonis dan membuat anak bertumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA
Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ke-4). (2008). Jakarta: PT. Gramedia
     Pustaka Utama.                                            
Kelly, K. (2005). Menghentikan perilaku buruk anak. (M. Kusumawati, penerj.).
     Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Karya asli dipublikasikan tahun 2003
Mulyadi, S. (1997). Mengatasi problem anak sehari-hari. Jakarta: PT. Elex Media
     Komputindo.

23 Oktober 2012

KEJUJURAN (Widiyam 705120009)


KEJUJURAN
     Kejujuran merupakan salah satu nilai moral yang memiliki dampak besar bagi kehidupan sosial para tiap individu sebelum membahas lebih jauh.Mari melihat apa pengertian dari kejujuran.”Pengertian yang paling sederhana adalah tidak menyangkal,kejujuran memiliki tiga unsur utama yaitu kebenaran,kebaikan dan kegunaan.Jadi definisi kejujuran adalah jika apa yang anda beritahukan adalah benar,baik dan berguna” ( ”Pengertian Kejujuran,” 2012).
    Kejujuran memiliki manfaat yang berguna dalam kehidupan sosial maupun sebagai identitas diri individu.Berikut beberapa manfaat kita berbicara jujur: (a) tak akan ada rasa khawatir ataupun rasa bersalah,(b) dengan berkata jujur kita dapat dipercaya orang,(c) orang-orang di sekitar akan merasa kita dapat dipercaya, dan (d) memiliki nama baik dan menjadi pedoman bagi banyak orang (Sunaryo, 2012).
    Walaupun kejujuran memiliki banyak manfaat namun banyak individu yang masih sering berbohong yang akhirnya membawa hal-hal negatif kepada dirinya sendiri sebagai berikut: (a)menyebabkan kecanduan,(b) berbohong itu menyiksa diri,(c) berbohong bisa menghilangkan kepercayaan orang lain,dan (d) berbohong itu bisa menghalangi rejeki (“Efek Negatif Berbohong”, 2011).
    Sikap ketidakjujuran memiliki beberapa akar masalah yang menghambat individu untuk belajar bersikap jujur.Faktor-faktor penyebab eksternal individu adalah (a) kondisi lingkungan di keluarga yang kurang harmonis,dan (b) kurangnya selektif dalam pemilihan teman sebaya.Selain faktor ekstenal ada juga faktor internal yang mempengaruhi sikap ketidakjujuran seperti: (a) kurang memiliki rasa tanggung jawab,(b) sering merasa tertekan,dan (c) kurang memiliki kesadaran taat beragama (“Penyebab Anak Berbohong dan Solusinya”, 2012) .
     Pentingnya penanaman nilai kejujuran karena sudah jelas bahwa akar dari permasalahan negeri ini terletak pada krisis kejujuran seperti korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum pemerintahan.Jadi sangat penting penanaman nilai kejujuran tiap individu untuk ditanam sejak dini. Aspek yang berperan penting adalah dari keluarga.Dengan ditanam nya nilai kejujuran indvidu sejak dini melalui orang tua nya,individu  diharapkan dapat menerapkan sifat kejujuran dalam kehidupan sehari-harinya.Pendidikan juga menjadi salah satu aspek utama dalam penanaman nilai kejujuran.Beberapa upaya dalam progam pendidikan yang menunjang dalam penanaman nilai kejujuran seperti: (a) kantin kejujuran, (b) menyeimbangkan aspek hukuman dan penghargaan,dan (c) evaluasi hasil proses belajar (Mulyadi, 2011) .

Daftar Pustaka:                                                        
Efek negatif berbohong. (2011). Diunduh dari http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/26/efek-negatif-berbohong.
Mulyadi, A. (nd). Penanaman nilai kejujuran dalam pendidikan. Diunduh dari http://alfairuzy.blogspot.com/2012/04/penanaman-nilai-nilai-kejujuran-dalam.html.
Penyebab anak berbohong dan solusinya. (2012). Diunduh dari http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/penyebab-anak-berbohong-dan-solusinya.html.
Sunaryo, K. (2012). Manfaat kejujuran. Diunduh dari http://wartatnh.blogspot.com/2012/04/manfaat-kejujuran.html.

23 Oktober 2012