Tampilkan postingan dengan label merokok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label merokok. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 November 2012

Rokok (Alexander Caesar - 705120130)


 Pengertian Rokok
     Rokok. adalah gulungan tembakau yang disalut dengan daun nipah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Selain itu rokok juga di bungkus dengan kotak kecil agar muat dengan saku.
Jenis Rokok
      Menurut Sitepoe, M. (1997), rokok berdasarkan bahan baku atau isi di bagi tiga jenis:
1. Rokok Putih : rokok yang isinya hanya daun tembakau yang diberi rasa di bagian filternya untuk mendapatkan efek rasa dan aroma baik.
2. Rokok Kretek : rokok isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Kandungan Dalam Rokok
      Menurut David. E (2003). Di dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya, antara lain:
      Nikotin. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat.
      Karbon Monoksida (CO). Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsure ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsure zar arang atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transport maupun penggunaanya
      Tar. Adalah bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat karisogenik.dengan adanya kandungan tar yang beracun ini sebagian dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru sehingga terjadinya kanker.
Dampak Merokok
      Pemicu kanker. Rokok adalah pemicu kanker yang sangat baik karena sejumlah zat kimia pada rokok bersifat beracun yang dapat mengakibatkan kanker. Caesar (2012).
      Mempengaruhi mental. Merokok dapat mengakibatkan ketergantungan, hal ini bisa menyebabkan perokok tidsak bisa berkonsentrasi dalam pekerjaan karena kecanduan rokok. Caesar (2012).
      Bahaya anak kecil. Asap rokok juga tidak baik untuk anak kecil karena dapat menyababkan masalah pernafasan, gangguan otak bahkan kematian (ricajus, n.d).
   


Daftar Pustaka
Pengertian rokok. Diunduh dari    
  http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok
Jenis-jenis rokok
Sitepoe, M. (1997), rokok berdasarkan bahan baku atau isi di bagi tiga jenis. Diunduh dari
  http://www.scribd.com/doc/30889043/Jenis-rokok
Kandungan dalam rokok. Diunduh dari
  http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok#Bahan_kimia_yang_terkandung_dalam_rokok
Dampak merokok. Diunduh dari
http://www.anneahira.com/dampak-negatif-merokok.htm

Pengaruh Merokok dalam Kehidupan Pelajar (Jennyfer Tanzil - 705120061)


Pengertian Rokok
     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), rokok adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus menggunakan daun nipah atau kertas. Menurut Mulyadi (2010), rokok merupakan benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Merokok merupakan kegiatan menghisap rokok (KBBI, 2008, h. 1180). “Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa” (Sitepu, 2000, h. 20).

 Penyebab Pelajar yang Merokok
     Menurut Conrad dan Miller (dikutip dalam Sitepu, 2000), seorang pelajar akan menjadi perokok disebabkan oleh dorongan psikologis dan dorongan fisiologis. Dorongan psikologis pelajar akan membuat dorongan merokok seperti rangsangan seksual, sebagai suatu ritual yang harus dilakukan untuk menunjukkan kejantanan dan kedewasaan. Sedangkan, dorongan fisiologis yang menyebabkan pelajar menjadi perokok dikarenakan adanya nikotin yang terkandung dalam rokok yang menyebabkan ketagihan, sehingga pelajar ingin terus merokok.
     Faktor internal. Pelajar mulai mengenal rokok ketika mereka masuk ke jenjang SMP. Kondisi pelajar yang masih labil menyebabkan pelajar memiliki keingintahuan mengenai rokok. Menurut Hardinge dan Shryock (2001), beberapa faktor internal penyebab pelajar yang mulai mencoba rokok antara lain keinginan untuk mencoba-coba, keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok, dan kedewasaan. Pertama, keinginan untuk mencoba-coba didasari oleh keinginan mencoba rokok untuk kesenangan diri sendiri. Pelajar juga ingin bergembira dengan cara melakukan suatu hal yang lain dari biasanya. Kedua, keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok. Pelajar yang hidup dikelilingi oleh teman-teman perokoknya akan merasa berbeda dengan yang lainnya. Pelajar tidak ingin dibedakan dari teman sekelompoknya. Ketika tahu bahwa merokok merupakan suatu hal yang diwajibkan dalam kelompoknya, maka akan sulit bagi pelajar untuk menolak. Ketiga, pelajar menganggap bahwa merokok merupakan kebiasaan orang dewasa. Pelajar tingkat SMP cenderung ingin dianggap dewasa. Oleh karena itu, hal tersebut dibuktikan dengan cara merokok.
    Faktor eksternal. Selain rasa keingintahuan yang muncul dari dalam diri pelajar, faktor lingkungan eksternal juga menyebabkan seorang pelajar mengenal rokok. Dalam faktor eksternal ini dikenal istilah social smoker, yaitu keadaan ketika seorang pelajar meniru atau mencontoh teman-temannya yang merokok. Menurut Hardinge dan Shryock (2001), beberapa faktor eksternal penyebab pelajar yang mulai mencoba rokok antara lain contoh orang lain dan tekanan kelompok sebaya. Pertama, contoh orang lain yang berpengaruh tidak hanya sebatas teman sebaya, orang tua yang merokok juga dapat menyebabkan seorang anak mengikuti kebiasaan orang tuanya. Meskipun terkadang anak-anak tahu akan bahaya merokok, namun pengaruh orang tua dan teman sebaya sangat besar dalam perkembangan fisik dan psikologisnya. Kedua, adanya tekanan kelompok sebaya. Alasan utama yang sering terungkap ketika seorang pelajar merokok adalah agar diterima dalam kelompoknya. Meskipun saat pertama kali merokok rasanya pahit, mual, dan ingin muntah, namun para pelajar tetap memaksakan diri untuk merokok agar diterima dalam kelompoknya.

Menghindari Kebiasaan Merokok
     Menurut Hardinge dan Shryock (2001), selama 25 tahun terakhir ini lebih dari 30 juta perokok di Amerika Serikat telah berhasil berhenti merokok, dan dua juta orang setiap tahun terus melakukan hal yang sama.
     Pencegahan bahaya merokok. Menurut Roemer (dikutip dalam Sitepu, 2000), strategi-strategi yang dikemukakan oleh WHO  dalam pencegahan bahaya merokok antara lain melalui peraturan negara. Beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah bahaya merokok dalam kehidupan pelajar antara lain: (a) Larangan merokok di tempat-tempat tertentu, seperti sekolah dan tempat-tempat umum; (b) Pendidikan kesehatan yang dapat diselenggarakan melalui seminar mengenai rokok; dan (c) Pola asuh orang tua terhadap anak-anaknya yang dimulai sejak dini.
     Menghilangkan kebiasaan merokok. Menurut Hardinge dan Shryock (2001), beberapa cara yang dapat dilakukan untuk berhenti merokok antara lain, mampu memilih seorang teman baik. Seorang teman yang dimaksud dalam hal ini adalah orang yang harus bersedia menghubungi dan mengingatkan perokok agar ia tidak merokok lagi. Sebaiknya orang ini merupakan mantan perokok, karena ia pasti merasakan dampaknya setelah berhenti merokok. Cara selanjutnya yaitu jangan pernah merokok lagi. Perokok harus membuat keputusan yang bulat untuk berhenti merokok. Pada awalnya memang sangat sulit, namun apabila perokok bersungguh-sungguh, maka ia pasti akan berhasil. Berikutnya yaitu dengan mengingat keuntungan berhenti merokok. Perokok dapat membuat daftar keuntungan dan kerugian dari merokok. Dengan begitu, perokok akan cenderung mendapatkan banyak keuntungan setelah berhenti merokok. Selanjutnya dengan makan dan minum dengan bijaksana, serta meningkatkan aktivitas olah raga. Makan teratur dan banyak minum air putih akan sangat menolong dalam proses berhenti merokok. Air putih akan membilas kotoran-kotoran dalam tubuh yang disebabkan oleh rokok. Kemudian perbanyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran, serta hindari minuman beralkohol. Olah raga akan mengurangi berat badan. Olah raga juga akan memberikan relaksasi jika terdapat ketegangan, serta membuat tidur menjadi lebih nyenyak. Selanjutnya dengan mencari pertolongan rohani. Niat yang dalam dan sungguh-sungguh disertai dengan keimanan kepada Yang Maha Esa akan membantu perokok untuk lepas dari ketergantungannya pada rokok. Terakhir, jangan pernah menyerah atau putus asa. Ketika perokok merasa terguncang dalam proses untuk berhenti merokok, berkatalah kepada diri sendiri di dalam hati bahwa ia tidak boleh menyerah dan tidak boleh putus asa, karena keberhasilan untuk berhenti merokok tergantung pada diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Hardinge, M. G. & Shryock, H. (2001). Kiat keluarga sehat: Mencapai hidup
     prima dan bugar. (R. Supit & P. A. Siboro, Penerjemah). Bandung: Indonesia
     Publishing House. (Karya asli dipublikasikan tahun 1999)
Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ke-4). (2008). Jakarta: Gramedia.
Mulyadi. (2010). Ilmu kesehatan. Diunduh dari
     http://mulyadi.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_134.pdf
Sitepu, M. (2000). Kekhususan rokok Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Dampak Merokok bagi Kesehatan Pelajar di Jakarta (Glenda Gumulya - 705120048)


Pengertian Rokok
     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] (2008) rokok adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus. Rokok dibungkus dengan daun nipah, kertas, dan filter. Rokok banyak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida.

Alasan Individu Mulai Merokok
     Individu yang merokok pasti memiliki berbagai macam alasan yang menyebabkan ia mencoba merokok dan tanpa disadari telah menjadi seorang perokok aktif. Alasan yang disampaikan terkadang tidak masuk akal.
     Menurut Hardinge dan Shyrock (1999/2001) beberapa alasan seperti, mencontoh orang lain, tekanan kelompok sebaya, keinginan untuk menyesuaikan diri, kedewasaan, dan keinginan untuk mencoba-coba. Mencontoh orang lain dapat dilakukan dengan meniru perilaku perokok orang-orang di sekitar lingkungan seperti orang tua, tetangga, dan orang lain yang dikagumi. Tekanan pada kelompok sebaya karena merokok merupakan alasan untuk diterima dalam kelompok, remaja belasan tahun sering merokok karena memiliki lingkungan dengan teman-teman yang merokok. Keinginan untuk menyesuaikan diri ini terjadi karena sebagian orang tahu bahwa dirinya terlalu sulit untuk melawan kecenderungan umum. Melawan rasa ingin merokok sulit dilakukan oleh remaja, sehingga mereka merasa bahwa merokok merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Kedewasaan dianggap juga sebagai alas an, individu yang telah merokok dianggap telah dewasa, sehingga remaja belasan tahun mencoba membuktikan kedewasaan dirinya dengan merokok. Keinginan untuk mencoba-coba adalah alasan terakhir dari individu yang mulai merokok. Remaja belasan tahun ingin mencoba sesuatu yang baru, ingin bergembira, dan melakukan sesuatu yang lain.

Hambatan untuk Berhenti Merokok
     Menurut Hardinge dan Shyrock (1999/2001) sejumlah hambatan yang menghalangi perokok untuk berhenti merokok, sebagai berikut ini :
     Kenikmatan yang diberikan rokok. Rokok dapat memberikan gairah untuk terus bersemangat karena adanya zat nikotin, tembakau dan zat-zat lainnya.
     Menghilangkan stress. Rokok dapat digunakan sebagai pelarian. Apabila seseorang sedang marah, frustasi, gelisah, maka rokok akan bertindak sebagai penenang. Rokok hanya menghilangkan ketegangan dalam waktu yang singkat.
     Gejala yang timbul saat berhenti merokok. Menghilangkan kebiasaan merokok dapat membuat perokok menjadi gelisah dan merasa tidak enak. Menghilangkan ketagihan membutuhkan penyesuaian kembail fungsi-fungsi tubuh. Masalah yang biasanya sering terjadi, yaitu mual, sakit kepala, tidak bisa tidur, dan gelisah serta mudah tersinggung, tidak senang, tidak merasa enak, dan tidak merasa baik.
     Membantu santai. Merokok dapat membuat perasaan santai sehingga perokok yang ingin berhenti akan sulit menghilangkan perasaan tersebut.
     Memberikan rasa aman. Merokok dapat memberikan rasa aman, sehingga perokok sulit untuk meninggalkan rokok.
     Memberikan rasa percaya diri. Rokok meningkatkan rasa percaya diri karena zat-zat yang terkandung didalamnya.

Bahaya Merokok
         Rokok memiliki berbagai macam racun yang dapat membahayakan kesehatan seseorang. Bahaya merokok pun terdapat pada kemasan rokok, namun banyak perokok yang tidak menanggapi peringatan tersebut. Menurut Diehl dan Ludington (2002), bahaya merokok disebabkan karena nikotin dan karbon monoksida dalam asap tembakau.
      Nikotin dapat menimbulkan perasaan lembut, santai, dan rasa senang. Namun begitu, nikotin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh arteri kecil, jantung, otak, dan organ penting lainnya kekurangan oksigen. Zat nikotin adalah bahan yang membuat perokok ketagihan. Karbon monoksida dapat menggangu kemampuan sel darah merah mengikat oksigen. Hal ini menyebabkan napas menjadi pendek, ketahanan tubuh berkurang, mendorong dan meningkatkan penyempitan dan pengerasan pembulu arteri.


DAFTAR PUSTAKA

  Brannon, L., & Feist, J. (2000). Health psychology: An introduction to behavior
     and health (4th ed.). Stamford: Wadsworth/Thomson Learning.
  Diehl, H., & Ludington, A. (2002). Hidup yang dinamis. (P. A. Siboro, penerj.).
     Jakarta: Indonesia Publishing House. Diunduh dari
     http://kamusbahasaindonesia.org
 Hardinge, M. G., & Shyrock, H. (2001). Kiat keluarga sehat: Mencapai hidup prima
     dan bugar. (R. Supit, & P. A. Siboro, penerj.). Bandung: Indonesia Publishing
     House. (karya asli dipublikasikan tahun 1999).

26 Oktober 2012

Minggu, 04 November 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG REMAJA BERPERILAKU MEROKOK (Febby Shabrina Rachman - 705120068)


 Pengertian Perilaku Merokok
     Perilaku merokok dapat didefinisikan dengan pengertian yang berbeda-beda. Namun, perbedaan pengertian mengenai perilaku merokok tersebut tetap memiliki makna yang sama. Berikut ini adalah definisi dari perilaku merokok dari beberapa tokoh yang berbeda.
Bermacam-macam bentuk perilaku yang dilakukan manusia dalam menanggapi stimulus yang diterimanya, salah satu bentuk perilaku manusia yang dapat diamati adalah perilaku merokok. Merokok telah banyak dilakukan pada zaman Tiongkok kuno dan Romawi. Pada saat itu orang sudah menggunakan suatu ramuan yang mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan dengan cara dihisap melalui hidung dan mulut (Danusantoso dikutip dalam Nasution, 2007).
    Menurut Poerwadarminta (dikutip dalam Nasution, 2007, h. 5) mendefinisikan bahwa, “Merokok sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas.” Pada zaman sekarang, perilaku merokok merupakan perilaku yang telah umum dijumpai. Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur yang berbeda. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena rokok bisa didapatkan dengan mudah dan dapat diperoleh di mana pun juga.
  “Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar” (Armstrong, dikutip dalam Nasution, 2007, h. 6). Sedangkan, menurut Danusantoso (dikutip dalam Nasution, 2007) mengatakan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat bagi orang-orang lain yang berada di sekitarnya. Pendapat lain menyatakan bahwa, “Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya, serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya” (Levy, dikutip dalam Nasution, 2007, h. 6).
     Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya.

Perilaku Merokok di Kalangan Remaja
    Menurut Laventhal dan Dhuyvettere (dikutip dalam Nasution, 2007, h. 8) mengungkapkan bahwa, “Kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun.” Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok ketika mereka masih remaja.
    “Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin” (Laventhal & Cleary, dikutip dalam Nasution, 2007).
    Meningkatnya frekuensi dan intensitas perilaku merokok pada remaja disebabkan oleh adanya reaksi yang ditimbulkan dari zat-zat yang terkandung di dalam rokok. “Efek dari merokok hanya meredakan kecemasan selama efek dari nikotin masih ada, malah ketergantungan nikotin dapat membuat seseorang menjadi tambah stres” (Parrot, dikutip dalam Nasution, 2007, h. 1).
    Menurut Tandra (2003) menyebutkan bahwa “Sekitar 20% dari total perokok di Indonesia adalah remaja dengan rentang usia antara 15 hingga 21 tahun.” Angka yang sangat memprihatinkan dengan meningkatnya jumlah perokok di kalangan remaja, meskipun telah mengetahui dampak buruk rokok bagi kesehatan. Sedangkan menurut Tulakom dan Bonet (dikutip dalam Nasution, 2007, h. 3) mengatakan bahwa, “Meningkatnya prevalensi merokok di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia terutama di kalangan remaja menyebabkan masalah merokok menjadi semakin serius.”

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Remaja
    Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa seseorang terutama bagi kalangan remaja melakukan tindakan merokok. Menurut Levy (dikutip dalam Nasution, 2007) mengatakan bahwa setiap individu mempunyai kebiasaan merokok yang berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka untuk merokok. Pendapat tersebut juga didukung oleh Smet (dikutip dalam Nasution, 2007, h. 8) yang menyatakan bahwa, “Seseorang merokok karena faktor-faktor socio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi, dan tingkat pendidikan.”
    Menurut Lewin (dikutip dalam Nasution, 2007) mengungkapkan bahwa “Perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu.” Maksud dari pernyataannya tersebut artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan. Pendapat lain dikemukakan oleh Laventhal (dikutip dalam Nasution, 2007, h. 8) mengatakan bahwa, “Merokok merupakan tahap awal dilakukan dengan teman-teman (46%), seorang anggota keluarga bukan orang tua (23%), dan orang tua (14%).” Hal ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Komasari dan Helmi (dikutip dalam Nasution, 2007, h. 8) yang mengatakan bahwa, “Ada tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja, yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja, dan pengaruh teman sebaya.”
    Faktor-faktor lain yang menyebabkan perilaku merokok di kalangan remaja adalah:
    Faktor coba-coba. Menurut Oskamp (dikutip dalam Nasution, 2007) menyatakan bahwa setelah mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan-alasan seperti kebiasaan, menurunkan kecemasan, dan mendapatkan penerimaan. Sehingga, berawal dari hanya mencoba-coba, seorang remaja dapat menjadi ketagihan untuk menghisap rokok disebabkan oleh efek yang ditimbulkan dari rokok tersebut.
    Faktor lingkungan sosial. Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan perhatian individu pada perokok. Seseorang akan berperilaku merokok dengan memperhatikan lingkungan sosialnya (“Mengapa Remaja Merokok,” 2004).
    Pengaruh keluarga. Pengaruh keluarga merupakan salah satu bentuk dari faktor lingkungan sosial yang menyebabkan seorang remaja berperilaku merokok. Pengaruh keluarga meliputi meniru perilaku salah satu anggota keluarga dan hubungan keluarga yang tidak harmonis.
    Meniru perilaku salah satu anggota keluarga. Menurut Baer dan Corado (dikutip dalam Nasution, 2007) mengungkapkan bahwa pengaruh yang paling kuat adalah bila orang tua sendiri atau salah satu anggota keluarga menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Dengan mencontoh perilaku merokok yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga, khususnya orang tua, dapat menyebabkan seorang anak atau remaja menjadi seorang perokok.
    Hubungan keluarga yang tidak harmonis. Hubungan keluarga yang tidak harmonis ataupun keluarga yang bermasalah, juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya perilaku merokok di kalangan remaja. Mereka menjadikan perilaku merokok sebagai bentuk pelampiasan perasaannya yang kurang mendapatkan perhatian dari anggota keluarganya.
    Menurut Baer dan Corado (dikutip dalam Nasution, 2007) mengatakan bahwa remaja perokok adalah anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia. Orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (Single Parent).
    Pengaruh teman. Menurut Mu’tadin (2002) mengatakan bahwa semakin banyak fakta yang menunjukkan perilaku remaja merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari pernyataan tersebut, ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, pertama remaja tersebut yang terpengaruh oleh teman-temannya atau malah sebaliknya.
    Pengaruh iklan. Menurut Mu’tadin (2002) mengatakan bahwa, “Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada di dalam iklan tersebut.” Sehingga, iklan rokok juga memiliki pengaruh yang cukup besar bagi remaja untuk melakukan tindakan merokok karena ingin terlihat seperti apa yang digambarkan di dalam iklan rokok tersebut.
    Faktor psikologis. Menurut Sarafino (dikutip dalam Nasution, 2007) mengatakan bahwa, “Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi, menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana, sehingga timbul rasa persaudaraan. Merokok juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari.” Sedangkan menurut Laventhal dan Cleary (dikutip dalam Nasution, 2007) mengatakan bahwa faktor psikologis terbagi ke dalam lima bagian, yaitu:
    Kebiasaan. Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif maupun positif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu.
    Reaksi emosi yang positif. Merokok digunakan untuk menghasilkan emosi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan rasa. Merokok juga dapat menunjukkan kejantanan (kebanggaan diri) dan menunjukkan kedewasaan.
    Reaksi untuk penurunan emosi. Merokok ditujukan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan biasa, ataupun  kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain.
    Alasan sosial. “Merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok (umumnya pada remaja dan anak-anak), identifikasi dengan perokok lain, dan untuk menentukan image diri seseorang. Merokok pada anak-anak juga dapat disebabkan adanya paksaan dari teman-temannya” (“Remaja dan Rokok,” 2002).
    Kecanduan atau ketagihan. Seseorang merokok karena mengaku telah mengalami kecanduan. Kecanduan terjadi karena adanya nikotin yang terkandung di dalam rokok. Semula hanya mencoba-coba rokok, tetapi akhirnya tidak dapat menghentikan perilaku tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin.
    Depresi dan stres. Rasa depresi dan stres juga dapat menimbulkan reaksi seseorang atau remaja untuk melakukan tindakan merokok. Pengaruh dari rokok yang diperkirakan dapat menimbulkan ketenangan, menjadi salah satu penyebab yang mendorong remaja yang mengalami depresi dan stres melakukan tindakan merokok.
    Menurut “Remaja dan Rokok” (2002) mengatakan bahwa hubungan antara stres dengan merokok pada remaja, adanya perubahan emosi selama merokok. Merokok dapat membuat orang yang stres menjadi tidak stres lagi. Perasaan ini tidak akan lama, begitu selesai merokok, mereka akan merokok lagi untuk mencegah agar stres tidak terjadi lagi. Keinginan untuk merokok kembali timbul karena ada hubungan antara perasaan negatif dengan rokok, yang berarti bahwa para perokok merokok kembali agar mejaga mereka terhindar dari stres.
    Menurut Wills (dikutip dalam Nasution, 2007) mengatakan bahwa, “Jumlah rokok yang dikonsumsi oleh kalangan remaja berkaitan dengan stres yang mereka alami, semakin besar stres yang dialami, semakin banyak rokok yang mereka konsumsi.” Hal inilah yang menjadikan perilaku merokok, khususnya di kalangan remaja sebagai bentuk pelampiasan dari rasa depresi dan stres, untuk mencari ketenangan di dalam hidupnya.

Kesimpulan
     Perilaku merokok merupakan suatu perilaku yang telah banyak dilakukan oleh masyarakat, termasuk di kalangan remaja. Perilaku merokok di kalangan remaja, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain budaya, lingkungan sosial, gengsi, tingkat pendidikan, faktor mencoba-coba, faktor dari keluarga, faktor dalam pergaulan, pengaruh media massa, faktor psikologis, dan rasa depresi atau stres. Meningkatnya perilaku merokok di kalangan remaja, juga didukung dengan anggapan yang menyatakan bahwa merokok dapat memberikan ketenangan, tetapi tidak dapat dihindari bahwa perilaku merokok memberikan banyak dampak negatif bagi perokok aktif maupun perokok pasif, khususnya bagi kesehatan.

 DAFTAR PUSTAKA

Mengapa remaja merokok. (2004). Diunduh dari http://www.mqmedia.com/tabloid_mq/ apr03/mq_remaja_pernik.htm.
Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja. Diunduh dari http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.htm.
Nasution, I. K. (2007). Perilaku merokok pada remaja. Makalah. Universitas Sumatera Utara, Medan. Diunduh dari http://library.usu.ac.id/download/fk/132316815.pdf.
Remaja dan rokok. (2002). Diunduh dari http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.htm.
Tandra, H. (2003). Merokok dan kesehatan. Diunduh dari http://www.antirokok.or.id/berita/berita_rokok_kesehatan.htm.

26 Oktober 2012

Merokok (Ica Damayanti)


     Seperti yang diketahui rokok tidak asing lagi untuk di dengar, rokok sangat gampang sekali untuk kita temui, karena sudah banyak diperjual belikan di banyak tempat. Ini semua membuktikan bahwa rokok sudah tersebar dilingkungan masyarakat. Merokok adalah kegiatan yang sulit untuk dilepaskan bagi para perokok aktif. Perokok aktif yang menyalakan dan menghisapnya sama seperti ia akan menghisap 4000 bahan kimia racun yang akan merusak seluruh tubuh secara perlahan (Bahaya merokok bagi kesehatan, 2008).
    Zat – zat negatif yang terkandung dalam rokok tidak di takuti oleh para perokok akif. Saat ini saja jumlah perokok terus berkembang terutama di negara berkembang. Keadaan ini sangat merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan 31 Mei menjadi hari bebas tembakau sedunia setiap tahun.
     Merokok sangat mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat di pungkiri. Beberapa fakta mengenai rokok (a) rokok telah membunuh 9,4 juta orang di dunia dalam tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 9,8 juta pada tahun 2020; (b) orang yang meninggal akibat rokok mencapai 350.000/bulan; dan (c) rokok membunuh lebih banyak dari pada AIDS, narkoba, kecelakaan, pembunuhan, dan bunuh diri (Surya, 2011).
     Beberapa penyakit yang telah menjadi faktor terburuk merokok, baik secara langsung atau pun tidak secara langsung. Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan si perokok aktif, tetapi merugikan bagi orang lain disekitarnya. Perokok pasif yang terkena akibat asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok aktif sangat lebih bahaya. Perokok pasif lebih berbahaya dari pada si perokok aktif (Surya,2011).
     Jika Anda perokok aktif, jangan anggap anda saja yang beresiko terkena penyakit. Orang lain yang menghirup asap rokok Anda juga berpeluang besar mempunyai penyakit yang mematikan. Karena asap rokok mengandung karbon monoksida dan tar yang juga menjadi racun dalam tubuh mereka. Karena dalam satu hisapan menyerupai seperti hisapan maut. Diantara kandungan asap rokok termasuklah (a) bahan radio aktif, (b) bahan yang di gunakan dalam cat, (c) racun serangga, dan (d) gas beracun (Bahaya merokok bagi kesehatan, 2008).
     Tidak ada hal positif yang diberikan rokok terhadap lingkungan atau pun untuk diri kita sendiri, tetapi setiap tahun jumlah perokok selalu bertambah.  Faktor-faktor penyebab kecanduan rokok adalah (a) faktor social atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik dari keluarga, tetangga, atau pun teman pergaulan nya; (b) Respon mengulang otomatis ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-kali dan cukup sering, maka akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu secara otomatis (Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan dan Lingkungan, 2006).
     Merokok memiliki dampak yang membahayakan bagi kesehatan, merokok membahayakan bagi hampir semua organ tubuh, menimbulkan banyak penyakit dan memengaruhi kesehatan perokok secara umum. Beberapa penyakit yang di sebabkan oleh rokok contohnya saja (a) kanker, (b) jantung, dan (c) gangguan janin (Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan dan Lingkungan, 2006).
     Tidak hanya dampak negatif yang secara perlahan merusak organ tumbuh. Perokok aktif juga akan mendapatkan dampak yang dapat terlihat secara langsung seperti (a) impotensi, merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi; (b) wajah keriput, merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit Anda dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di sekitar wajah; dan (c) gigi berbecak, partikel dari rokok s dapat memberi bercak kuning hingga cokelat pada gigi Anda, dan ini juga akan menimbulkan bakteri yang menghasilkan bau di mulut Anda (Bahaya merokok bagi kesehatan, 2008).
      Dampak yang sangat membahayakan dari merokok harus segera di tanggulangi, cara-cara dasar menanggulangi kecanduan merokok adalah (a) niat, niat sangat dibutuhkan, jika kamu ingin berhenti merokok. Bersungguh-sungguhlah dan jangan setengah-setengah; (b) mengunyah permen karet Jika rasa ingin menghisap rokok kamu timbul, kunyahlah permen karet sebagai alat pengganti rokok; (c) pergaulan, hindari pergaulan dengan orang orang yang merokok, usaha berhenti merokok tidak akan berhasil jika kamu terus – terusan bergaul dengan mereka (Cara Mengatasi Kecanduan Merokok, 2008).
      Dengan demikian penanggulangan masalah merokok ini semoga dapat diselesaikan,dan dipertegas oleh pemerintah. Lingkungan dan masyarakat yang lain juga memiliki hak untuk dapat hidup sehat tanpa ada nyaa asap rokok yang sangat mengganggu ini. Jalani lah kehidupan kalian dengan tanpa adanya asap rokok yang merusak dan meracuni anda dan keluarga. Sayangi diri anda dengan pola hidup yang sehat dan tanpa ada nya asap rokok.

Daftar Pustaka
Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan dan Lingkungan. (2006). Diunduh dari http://www.garutkab.go.id/download_files/article/Bahaya%20Asap%20Rokok%20Bagi%20Kesehatan%20dan%20Lingkungan.pdf
Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Tubuh dan Lingkungan . (2008). Diunduh dari http://www.usahamaju.com/2010/10/22/bahaya-rokok-bagi-kesehatan-tubuh-dan-lingkungan/
Bahaya Merokok yang Wajib Diketahui.  (2011). Diunduh dari http://majalahkesehatan.com/8-bahaya-merokok-yang-wajib-diketahui/        
Cara mengatasi Kecanduan Merokok. (2008). Diunduh dari http://www.unikgaul.com/2012/02/cara-mengatasi-kecanduan-rokok.html

26 Oktober 2012

Merokok (Sharon Happy Jayanti - 705120022)


     Merokok sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan seiring dengan perkembangan jaman, kebiasaan merokok menjadi semakin parah. Bahkan, tidak hanya orang dewasa yang merokok, anak-anak usia sekolah pun sudah mulai merokok. Hal ini terjadi karena rokok mudah untuk didapatkan dan harganya relatif terjangkau. Rokok adalah gulungan silinder yang berisi daun-daun tembakau. Menurut Gayatri (2007) kandungan didalam rokok yang menimbulkan efek ketagihan dan dapat memengaruhi denyut jantung adalah nikotin. Selain daun tembakau dan nikotin, rokok juga mengandung 4.000 senyawa kimia di mana 200 di antaranya beracun dan 43 di antaranya pemicu kanker.
     Banyak faktor yang memengaruhi individu merokok. Faktor tersebut ditinjau dari segi lingkungan keluarga seperti kebiasaan orangtua yang merokok. Kebiasaan orangtua ini dapat memberi kesan pada anak bahwa merokok adalah hal yang wajar dilakukan. Dari segi kepribadian, individu merokok karena sedang dalam keadaan frustasi, gelisah, kecewa dan putus asa. Individu tersebut merasa bahwa setelah merokok, muncul kelegaan tersendiri seolah-olah masalah yang ada sudah terselesaikan (Aliyah, 2011).
     Merokok dapat menimbulkan dampak negatif terutama bagi kesehatan. Dampak negatif dari segi kesehatan, antara lain (a) bronkitis, (b) tekanan darah tinggi, (c) stroke, (d) impotensi, (d) jantung koroner, dan (e) kanker paru-paru. Bagi ibu hamil yang merokok, dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan kecacatan pada janin (“Bahaya Rokok Bagi Kesehatan dan Tips untuk Berhenti Merokok,” 2011). Selain berdampak bagi individu yang merokok, orang-orang yang tidak sengaja menghirup asap rokok juga rawan terkena infeksi dan gangguan pada saluran pernapasan, seperti paru-paru (Gayatri, 2007).
     Orang-orang yang sudah terbiasa merokok akan kesulitan untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Untuk itu, perlu dukungan dan bantuan lingkungan sekitar seperti keluarga dan sahabat untuk membantu orang tersebut berhenti merokok.
     Peran orangtua dan sahabat dapat dilakukan dari hal sederhana, yaitu mengingatkan individu untuk berhenti merokok. Selain peran lingkungan sekitar, kesadaran diri sendiri juga sangat dibutuhkan. Cara yang dapat dilakukan adalah mencari aktivitas lain yang lebih bermanfaat misalnya membaca buku atau menonton televisi setelah makan (apabila individu terbiasa merokok setelah makan). Hindari juga lingkungan yang dikelilingi oleh orang-orang yang merokok karena hal tersebut dapat menyulitkan individu untuk berhenti merokok (Gayatri, 2007).

 Daftar Pustaka

Bahaya rokok bagi kesehatan dan tips untuk berhenti merokok. (2011). Diunduh dari
    http://www.kucoba.com/2011/04/bahaya-rokok.html
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang merokok. (2011). Diunduh dari
    http://tokorokok.com/seputar-rokok/faktor-faktor-yang-menyebabkan-seseorang-merokok/
Gayatri. (2007). Buku pintar cewek pintar. Jakarta: Gagas Media.

25 Oktober 2012

Merokok (Hasti Cahya Aprilia - 705120152)


Pengertian Rokok
     Rokok adalah gulungan tembakau yang ukurannya kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus daun nipah dan kertas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012). Selain itu, adapun pengertian rokok yang lain. Rokok adalah jajan yang paling nikmat dan murah. Dikatakan nikmat karena orang yang biasa merokok sulit menghentikan kebiasaannya. Disebut murah karena hanya dengan uang lima ratus rupiah, seseorang sudah dapat memperoleh sebatang rokok yang berisi 4 ribu macam zat kimia (Partodiharjo, 2008).

Pandangan Rokok menurut MUI
     “Narkoba itu haram. Jadi rokok seharusnya juga dianggap haram. Merokok dapat digolongkan kepada pekerjaan yang bila dilakukan sangat berbahaya, bila ditinggalkan tidak apa-apa bukan bila dilakukan tidak apa-apa bila ditinggalkan akan mendapat pahala” (MUI dikutip dalam  Partodiharjo, 2008).

Kandungan Dalam Rokok
     Seperti kita ketahui sebelumnya sudah banyak informasi yang kita dapatkan dari buku, koran, majalah, televisi maupun radio mengenai rokok. Terdapat 4000 zat kimia dalam satu batang rokok selain itu terdapat zat adiktif di dalam rokok, 20 diantaranya adalah racun mematikan.
Partodiharjo (2008) menjelaskan bahwa:
    Dari 20 racun maut itu, 8 diantaranya adalah racun mematikan. Dari 20 racun maut itu, 8 diantaranya adalah zat karsinogenik atau penyebab kanker ganas dan sisanya adalah racun tikus hidrogen sianida yang bisa digunakan untuk mengeksekusi narapidana yang dihukum mati, bahan bakar roket (metanol), bahan bakar korek api (butan), racun serangga (arsen), racun knalpot (karbon monoksida), penyamak kuliat (thylamin), pembersih lantai (amonia), racun serangga (ddt) dan lain-lain.
Merokok di Waktu Kecil
     Dewasa ini, banyak anak kecil yang sudah kecanduan dengan rokok. Kebanyakan dari mereka adalah anak yang kurang kasih sayang orang tua dan kurang perhatian dari keluarga. Selain itu juga karena faktor lingkungan tempat tinggal. Seperti yang kita ketahui kasus rokok yang sedang marak belakangan ini adalah karena faktor lingkungan. Dari hanya sekedar melihat lalu mencoba dan merasakan adanya keinginan untuk terus mencoba kembali. Hal ini memberikan dampak buruk bagi fisik dan mental bagi tiap anak. Anak yang merokok di waktu kecil akan mengalami gangguan kesehatan yang lebih parah seperti lemah, malas hingga mengalami penyakit kronis yang serius.
Partodiharjo (2008) mengemukakan bahwa:
    Kondisi fisik dan mental yang buruk menyebabkan ia kelak tumbuh menjadi orang yang lemah, tetapi sekaligus sombong dan bodoh. Karena bodoh dan memiliki karakter yang buruk, ia tidak disukai banyak  orang, kurang sukses dalam pergaulan, dan bisa menjadi miskin. Kemiskinan dapat membuat orang menjadi jahat.
Oleh karena itu, hendaknya orang tua selalu mengawasi anak-anaknya, membimbing anak, memberikan contoh yang baik dengan tidak merokok dan memberikan kasih sayang kepada anak.

Ketertarikan Generasi Muda dengan Rokok
     Ketertarikan ini didorong oleh sifat alamiah setiap generasi muda. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang hebat terhadap suatu hal yang baru. Namun sayangnya pengaplikasian rasa ingin tahu mereka salah terhadap lingkungan. Banyak dari generasi muda yang hanya sekedar mengikuti teman maupun sahabat karib mereka. Kebanyakan dari mereka yang terpengaruh dengan teman-temannya yang perokok tidak ingin dikatakan sombong, tidak sekawan maupun dan lain sebagainya.
     Partodiharjo (2008) mengemukakan bahwa:
Bila ada satu orang yang merokok di dalam satu kelompok anak muda yang tidak  merokok, anak-anak yang lain cenderung untuk ikut merokok karena terdorong oleh rasa ingin tahu dan setia kawan. Kelompok tadi pun berubah menjadi kelompok anak muda perokok.

Kecanduan Perokok
     Banyak sekali anak muda zaman sekarang yang mulai kecanduan dengan rokok. Yang awalnya hanya coba-coba saja lama-lama menjadi ketagihan. “Perokok sulit meninggalkan rokok karena kenikmatan yang disebabkan oleh nikotin memiliki daya adiktif. Artinya, rokok itu memaksa perokok untuk ketagihan” (Partodiharjo, 2008).

Bahaya Merokok
    Banyak dari mereka perokok aktif yang tidak memiliki rasa peduli terhadap orang sekitarnya. Kebanyakan dari mereka hanya mementingkan diri sendiri dan bersikap acuh tak acuh terhadap orang disekelilingnya. Menghisap dan membuang asap rokok semaunya. “Yang rugi, perokok pasif. Yang pasif memiliki risiko yang sama besar terserang kanker seperti yang aktif. Karena pada asap rokok terdapat ratusan bahan kimia yang tidak menyehatkan” (Nadesul, 2012). Banyak perokok yang sangat berani mengambil resiko. Sayangnya sikap perokok tadi tidak memikirkan orang di sekitar mereka baik itu keluarga, saudara maupun kerabat. Yang sangat disayangkan adalah ketika seorang Kepala Keluarga (Ayah) adalah seorang perokok berat di rumahnya. Ia sekaligus membuat sengsara orang yang dicintainya yaitu istri dan anak. Jarang sekali dari perokok yang tahu kebiasaan merokok dapat menyengsarakan istri dan anak mereka. Istri dan anak perokok menjadi perokok pasif itu tandanya mereka lebih mendapatkan bahaya yang lebih besar dibandingkan dengan perokok aktif.
     Seperti kita ketahui sebelumnya bahaya merokok adalah dapat menyebabkan kanker paru-paru, impotensi, gangguan kehamilan bahkan kematian. “Menurut penelitian di Amerika Serikat 86% anak yang kecerdasannya rendah adalah anak yang orang tuanya merokok” (Partodiharjo, 2008).

Daftar Pustaka
Nadesul. (2012, 16 Oktober). Perokok aktif dan pasif risikonya sama. Diunduh dari http://m.okezone.com/read/2012/04/26/482/619290

Partodiharjo. (2008). Kenali narkoba dan musuhi penggunaannya. Jakarta: Erlangga.

Rokok. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

25 Oktober 2012

Merokok (Heny Susanti - 705120091)


Definisi Rokok
     Menurut Wikipedia (2012) rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Macam-Macam Perokok
     Perokok pasif adalah orang yang secara tidak langsung menghirup asap rokok. Contohnya  Susan menghirup asap rokok dari Andi. Perokok aktif adalah orang yang secara langsung menghisap rokok(perokok). Contohnya Andi sedang merokok.

Jenis-Jenis Rokok
     Rokok berfilter merupakan jenis rokok yang menggunakan penyaring(filter). Rokok tidak berfilter merupakan jenis rokok yang tidak menggunakan penyaring.

Penyebab Merokok
     Secara eksternal adanya gangguan atau paksaan dari lingkungan luar (teman-teman sekitar).  Secara internal muncul dari rasa ingin tahu atau penasaran dalam diri seseorang, sehingga keinginan untuk mencoba rokok pun muncul dan akhirnya orang tersebut menjadi pecandu rokok(perokok aktif).

Dampak Merokok
     Dikalangan anak-anak. Menurut SAMPOERNA Tbk(2011), rokok akan menimbulkan kesan yang negative bagi yang melihat anak tersebut merokok dan menyebabkan anak tersebut terkena penyakit sehingga anak yang merokok tidak memiliki umur yang panjang juga mengalami sakit berkepanjangan jika hidup lama. Dapat menyebabkan kebakaran, karena anak-anak seringkali sembarangan membuang sampah.
     Dikalangan anak sekolah. Menurut SAMPOERNA Tbk(2011), rokok memunculkan kesan yang tidak baik bagi remaja yang merokok juga mengidap penyakit dini di usia remaja. Menambah jumlah perokok pasif di lingkungannya dan menyebarkan penyakit si lingkungannya.
     Dikalangan dewasa selain menimbulkan penyakit bagi diri sendiri, asap rokok yang dihasilkan dapat berdampak buruk bagi orang yang menghirupnya saja lewat hidung. Hal ini juga dapat menjadi contoh yang buruk jika merokok di sembarang tempat sehingga, anak-anak yang belum mengerti bias saja menirunya tanpa tahu dampak yang akan di alami.

Pencegahan Bertambahnya Perokok
     Dikalangan Sekolah. Menurut SAMPORNA Tbk, seharusnya sekolah menyediakan area merokok bagi para perokok, seperti para guru atau pendatang/tamu dari luar sekolah, tidak memperjualbelikan rokok di sekolah, menciptakan area bebas merokok di lingkungan sekolah, memberi peringatan/sanksi bagi para siswa yang membawa/menjual rokok ke lingkungan sekolah, membuat aturan tentang rokok. Mengadakan seminar tentang bahaya rokok, serta penanggulangannya.
     Dikalangan Masyarakat. Menurut SAMPOERNA Tbk,  upaya pencegahan dan penurunan rokok yang dapat dilakukan di masyarakat antara lain dengan: Meningkatkan pajak, menghilangkan iklan, menurunkan kesempatan merokok, mengintensifkan pendidikan tentang bahaya rokok, membentuk klinik berhenti merokok + NRT atau Bupropion , meningkatkan gerakan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk tidak merokok di dalam rumah ataupun gedung tertutup di mana ada orang lain di sekitar perokok. Apalagi dalam ruangan yang ber AC. Pengamanan rokok bagi kesehatan perlu dilaksanakan dengan ( PP No. 19 Tahun 2003 ), yakni dengan: Pemberian informasi tentang kandungan kadar nikotin dan tar yang ada setiap batang rokok. Pencantuman peringatan bahaya rokok pada label, Pengaturan yang dapat mengendalikan produksi, penjualan, periklanan dan promosi rokok. Penetapan kawasan tanpa rokok pada tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum.  Solusi untuk mengatasi bahaya rokok dengan antara lain dengan menggalakkan kegiatan: Penyuluhan tentang bahaya merokok. Penerbitan hasil penelitian dampak penyakit. Iklan anti rokok. Penegakan kembali komitmen perwujudan kawasan tanparokokditempat-tempat umum. Melaksanakan Instruksi Menkes RI No.84/ Menkes/Instruksi/II/2002 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di tempat kerja dan sarana kesehatan. Dinas Pendidikan dapat memasukan materi bahaya rokok dalam kurikulum belajar di sekolah sehingga para pelajar, remaja dan guru diberikan pengetahuan tentang bahaya rokok.


DAFTAR PUSTAKA

Rokok. (2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok
Annahira. (2011). Dampak Negatif Merokok yang Mengerikan.http://www.anneahira.com/dampak-negatif-merokok.htm
Akibat Merokok. (2011). http://www.tribunnews.com/2012/04/30/merokok-itu-penyebab-utama-kanker-paru-paru
Wardhani A. K. (2012). Merokok Itu Penyebab Utama Kanker. http://www.tribunnews.com/2012/04/30/merokok-itu-penyebab-utama-kanker-paru-paru

24 Oktober 2012

Rabu, 31 Oktober 2012

Merokok (Theressa Octarine - 705120118)

Pengertian Rokok
     Rokok adalah daun tembakau yang telah dicacah dan digulung dengan kertas (Levinthal, 2012). Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005) rokok adalah “Gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas, dsb)”. Awalnya rokok digulung dengan tangan, namun seiring dengan bertambahnya permintaan pasar, maka saat ini rokok diproduksi menggunakan mesin (Ray & Ksir, 1999). Jadi, rokok adalah benda yang terbuat dari daun tembakau kering yang telah dicacah dan digulung dengan daun nipah, kertas, atau bahan lainnya sehingga berbentuk silinder dan dapat dihisap. Sebelum dihisap, ujung rokok disulut dengan api terlebih dahulu.
    Kandungan-kandungan yang terdapat dalam rokok. Dalam sebatang rokok ada 13 macam bahan kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh (MCKim, 2000). Kandungan-kandungan tersebut antara lain:
· Nikotin, yaitu racun psikoaktif yang ditemukan dalam produk-produk tembakau (Levinthal, 2012).
· Tar, yaitu material yang ditemukan dalam asap tembakau atau pada polusi-polusi udara lainnya (Levinthal, 2012).
· Karbon Monoksida, yaitu gas beracun yang mencegah sel darah untuk membawa dan mengedarkan oksigen dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya (Levinthal, 2012).
· Amonia, yaitu ”Gas tidak berwarna, baunya menusuk, terdiri atas unsur nitrogen dan hidrogen, mudah sekali larut dalam air, senyawanya banyak dipakai di pupuk, obat-obatan, dsb” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
·  Hidrogen sianida
· Acetone, yaitu “Zat cair tanpa warna yang mudah terbakar dan mempunyai bau serta rasa yang khas (dipakai sebagai pelarut di industri dan dipercobaan laboratorium)” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
·  Sianida, yaitu “Zat beracun” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
· Benzena, yaitu “Zat cair tanpa warna, mudah terbakar, berbau harum, dipergunakan untuk membuat zat warna, bahan peledak, obat, minyak wangi, lak, dan sebagai pelarut organik” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
· Cadmium, yaitu “Logam putih, mulur; unsur dengan nomor atom 48, berlambang Cd, bobot atom 112,41” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
· Metanol, yaitu “Bahan bakar yang berasal dari gas bumi atau dari salah satu komponen tambang minyak bumi dengan bahan baku komposisi karbon dan hidrogen” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
·  Asetilena, yaitu “Gas tanpa warna yang mudah terbakar, berbau eter apabila murni, dan digunakan untuk mempercepat proses kematangan buah-buahan” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
· Formalin, yaitu “Larutan bening berbau menyengat, mengandung sedikit metanol untuk bahan  pengawet dan pembunuh kuman” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).  
· Arsenik, yaitu “Unsur nonlogam dengan nomor atom 33, berlambang As, dan bobot atom 74,9216” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

Pengertian Perokok
     Rokok tidak dapat dipisahkan dari perokok. Rokok dan para perokok saling berkaitan satu sama lain. Jika tidak ada rokok, maka tidak ada perokok pula. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) perokok adalah “(orang yang) suka merokok”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang disebut sebagai perokok adalah orang-orang yang suka atau kecanduan menghisap rokok.
     Perokok dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) perokok aktif “orang yang merokok secara aktif”, dan perokok pasif “orang yang menerima asap rokok saja, bukan perokoknya sendiri”. Kesimpulannya tidak semua perokok adalah orang yang mengisap rokok, karena ada juga orang yang hanya menghirup asap rokoknya saja. Namun, baik perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama tidak baik untuk kesehatan tubuh (Ray & Ksir, 1999).

Dampak Negatif dari Merokok untuk Tubuh
     Ada sangat banyak dampak negatif dari sebatang rokok untuk tubuh manusia. Bahkan dalam tiap bungkusan rokok ada peringatan yang tertera bahwa rokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti impotensi, serangan jantung, kanker, gangguan kehamilan, dan lain-lain. Saat kita menghisap rokok ada banyak zat kimia yang ikut masuk ke dalam tubuh kita. Beberapa penyakit yang umum antara lain (MCKim, 2000): a) sakit liver, penyebab dari penyakit ini adalah asap berlebihan yang merupakan gabungan dari nikotin dan karbon monoksida; b) sakit paru-paru, penyakit ini disebabkan karena ketika kita menyerap asap, kandungan abu dan tar masuk ke dalam selaput-selaput yang ada di paru-paru; c) kanker, merokok dapat meningkatkan resiko kanker pada mulut, paru-paru, dan kandung kemih; d) reproduksi, merokok juga dapat berdampak dalam reproduksi, bayi yang lahir dari ibu perokok akan lebih ringan 150 sampai 200 gram dari bayi normal yang dilahirkan oleh ibu yang tidak merokok.

Dampak Psikologis Rokok bagi Para Perokok
    Rokok dapat berpengaruh juga terhadap psikologis para perokok karena rokok dapat meningkatkan
konsentrasi dan membangkitkan kesadaran para perokok (MCKim, 2000). Perokok dapat lebih konsentrasi ketika mereka merokok dan akan lebih cepat gelisah atau tidak konsentrasi ketika  tidak merokok. Merokok dapat menenangkan para perokok disaat mereka cemas dan stress (Ray & Ksir, 1999). Menurut MCKim (2000) dengan merokok kesadaran mental para perokok akan meningkat. Karena kesadaran yang meningkat inilah maka dapat mempengaruhi peningkatan konsentrasi pada para perokok.

Cara Pencegahan Dini Agar Tidak Menjadi Perokok
    Cara-cara untuk mencegah agar seseorang tidak menjadi perokok harus dilakukan sedini mungkin agar seseorang tidak terjerumus dan menjadi perokok. Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain dengan menaikkan harga rokok, karena untuk kalangan remaja jika harga rokok naik maka mereka akan menjadi lebih sulit untuk membelinya (MCKim, 2000). Cara berikutnya adalah dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang bahaya merokok kepada kaum muda (Levinthal, 2012). Dengan memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok diharapkan kaum muda sadar dan tidak mencoba-coba untuk merokok. Rokok sangatlah berbahaya, oleh sebab itu, ada baiknya bila cara-cara preventif ditanamkan sebelum terlambat.

Cara Penyembuhan untuk Para Perokok
    Beberapa cara atau terapi yang dapat digunakan untuk menyembuhkan para pecandu rokok adalah dengan Nicotine Replacement Therapy, terapi ini sama dengan strategi yang digunakan untuk para pecandu heroin, caranya dengan mengganti tembakau atau rokok dengan permen karet, nikotin patch, atau nasal spray (MCKim, 2000). Levinthal (2012) mengungkapkan beberapa cara yang juga dapat digunakan antara lain dengan hipnotis, akupuntur, dan specific prescription drugs, ketiga cara ini dapat mengurangi keinginan para perokok untuk menghisap rokok. Cara lain yang juga dapat digunakan adalah dengan penggunaan obat-obatan seperti Chantix dan Zyban. Peran para dokter dalam memberitahu atau menjelaskan dampak buruk dari rokok untuk para perokok juga sangat penting, misalnya saja dengan membandingkan umur paru-paru para perokok dengan yang bukan perokok (Levinthal, 2012). Dengan cara-cara ini diharapkan para perokok bisa lepas dari ketergantungan mereka kepada rokok karena rokok tidak baik untuk kesehatan.


Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3th Ed.). Jakarta: Balai Pustaka.
Levinthal, C. F. (2012). Drugs, behavior, and modern society (7th Ed.). Boston, MA: Pearson Education, Inc.
MCKim, W. A. (2000). Drugs & behavior: An introduction to behavioral pharmacology (4th Ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, Inc.
Ray, O., & Ksir, C. (1991). Drugs, society, and human behavior (8th Ed.). United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

23 Oktober 2012