Tampilkan postingan dengan label kemacetan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kemacetan. Tampilkan semua postingan
Senin, 05 November 2012
Kemacetan (Sila Paramita - 705120007)
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kota besar dan penduduk yang padat. Padatnya penduduk di negeri ini meningkatkan jumlah aktivitas yang dilakukan sehingga penggunaan alat transportasi menjadi ikut meningkat. Meningkatnya penggunaan transportasi menyebabkan suatu masalah klasik yaitu kemacetan lalu lintas. Salah satu contoh kota besar di Indonesia yang sering mengalami masalah kemacetan lalu lintas adalah Jakarta.
Wijaya (2010) menyatakan bahwa kemacetan lalu lintas adalah suatu keadaan atau situasi yang terjadi di satu atau beberapa ruas/ruang lalu lintas jalan dimana arus kendaraan bergerak sangat lambat, tidak semestinya, hingga stagnan sehingga menyebabkan terganggunya aktifitas dan pergerakan pemakai jalan.
Setiap orang pasti menginginkan sampai ke tempat tujuan dengan cepat, namun kemacetan terkadang datang menjadi hambatan. Menurut Wijaya (2010) terdapat empat faktor penyebab kemacetan lalu lintas yaitu faktor jalan raya (ruang lalu lintas jalan), faktor kendaraan, faktor manusia (pengguna jalan), dan faktor lain.
Faktor jalan raya adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi jalan raya itu sendiri. Faktor ini meliputi buruknya kondisi jalan yang disebabkan karena adanya kerusakan pada ruas jalan, penyalahgunaan ruas jalan, dan adanya genangan air.
Selain itu, terdapat faktor kendaraan yang merupakan faktor-faktor yang berasal dari kondisi kendaraan yang melintasi di jalan raya. Berbagai hal yang menyangkut kondisi kendaraan bisa berupa: jenis, ukuran, kuantitas (jumlah) dan kualitas kendaraan yang melintas di jalan raya. Misal: jumlah kendaraan yang beroperasi/melintas melebihi daya tampung jalan raya, beroperasinya jenis dan ukuran kendaraan tertentu yang berpotensi memacetkan arus lalu lintas. Menurut hasil penelitian, mobil merupakan kendaraan penyumbang kemacetan terbesar. Hal ini disebabkan karena ukuran mobil yang besar.
Faktor manusia adalah faktor-faktor yang berasal dari manusia selaku pemakai jalan. Sikap, perilaku, dan kebiasaan manusia yang kurang tepat dapat menjadi penyebab kemacetan dan membahayakan orang lain. Pemblokiran jalan oleh para demonstran merupakan salah satu tindakan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Selain ketiga faktor di atas, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas, misalnya: (a) penerapan yang keliru terhadap kebijakan dan undang-undang lalu lintas angkutan jalan, (b) keberadaan pintu mall di pinggir jalan, (c) angkutan umum yang menunggu datangnya penumpang, (d) kurangnya jumlah petugas pengatur lalu lintas, (e) demonstrasi, (f) kerusuhan, (g) lampu lalu lintas yang tidak berfungsi, dan (e) cuaca buruk.
Kemacetan memberikan dampak negatif bagi para pengguna jalan. Dampak negatif dari kemacetan dapat digolongkan menjadi dampak secara material dan dampak secara psikologis. Dampak secara material dari kemacetan dapat terbagi lagi menjadi kerugian ekonomi, kerugian bahan bakar minyak (BBM), kerusakan pada mesin kendaraan, dan kerugian waktu.
Kusumaputra (2009) menyatakan bahwa tingkat kemacetan yang sudah dalam taraf memprihatinkan di wilayah Jakarta diperkirakan juga mengakibatkan kerugian yang diderita seluruh warga ibu kota. Jumlahnya mencapai sekitar Rp 28 triliun per tahun. Pernyataan tersebut dapat memperlihatkan bahwa kemacetan menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi individu maupun negara.
Selain itu, kemacetan membuat kendaraan harus menggunakan lebih banyak bahan bakar untuk mencapai tempat tujuan. Secara tidak langsung, kemacetan menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar. Kemacetan juga dapat menyebabkan ausnya rem kendaraan bermotor karena saat mengalami kemacetan, pengendara lebih banyak menggunakan rem.
Terbuangnya banyak waktu untuk menunggu lancarnya arus kendaraan menjadi salah satu akibat kemacetan yang merugikan. Biasanya, karena kemacetan, waktu tempuh menjadi lebih lama dan pengendara harus menghabiskan banyak waktu di jalan.
Ketika menghadapi kemacetan, pengendara juga dapat mengalami dampak secara psikologis. Dampak psikologis yang dapat dialami pengendara antara lain menurunnya tingat produktivitas individu dan stress. Lamanya waktu tempuh di jalan menyebabkan pengendara merasa letih terlebih dahulu sebelum sampai ke tempat tujuan. Letihnya pengendara berpengaruh terhadap tingkat produktifitas individu.
Selain itu, pengendara yang menghadapi kemacetan lalu lintas cenderung memiliki tingkat stress yang tinggi. Biasanya ketika pengendara harus terjebak dan menunggu dalam kemacetan, pengendara merasa sedang menguji emosi dan kesabaran mereka. Keletihan yang mereka alami juga berpengaruh terhadap tingkat stress yang dialami. Keadaan tersebut menyebabkan pengendara mudah merasa stress dan mudah marah.
Kemacetan memang sulit diatasi, namun untuk mencegah kemacetan bertambah parah ada baiknya apabila kemacetan dikendalikan. Ada beberapa faktor penyebab kemacetan yang dapat dikurangi sehingga kemacetan pun dapat terkendali. Beberapa cara mengurangi kemacetan yaitu memperbanyak transportasi massal, meningkatkan tariff pajak kendaraan bermotor, dan memperbaiki sarana umum (jalan).
Menurut Variant-Info.com (2010), meningkatnya jumlah kendaraan yang digunakan menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan. Memperbanyak transportasi massal seperti subway dan monorel diharapkan dapat mengubah pola pikir pengendara untuk lebih banyak menggunakan kendaraan umum daripada pribadi. Cara ini juga diharapkan mampu mengurangi kemacetan yang terjadi. Rendahnya tarif pajak kendaraan bermotor juga diduga menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor. Peningkatan tariff pajak kendaraan khususnya kendaraan beroda empat dapat mengurangi kemacetan lalu lintas.
Faktor penyebab kemacetan lalu lintas lainnya adalah penghindaran jalanan rusak oleh pengendara. Untuk mengatasi kemacetan karena rusaknya jalan, maka pihak yang bertanggung jawab perlu memperbaiki jalan-jalan yang sudah tidak layak untuk dilalui.
Selain dampak negatif, kemacetan juga dapat memberikan dampak positif. Menurut Wijaya (2010), dampak positif dari kemacetan yaitu berkurangnya kecelakaan lalu lintas dan kemacetan dapat mendatangkan keuntungan bagi para pedagang kecil.
Daftar Pustaka
Kusumaputra, R. A. (2009, 10 September). Wow! Kerugian akibat kemacetan di Jakarta Rp 28 triliun setahun. Kompas. Diambil dari http://megapolitan.kompas.com/read/2009/09/10/14592832/wow.kerugian.akibat kemacetan.di.jakarta.rp.28.triliun.setahun
Mengurangi kemacetan di Jakarta dan solusinya. (2010). Diunduh dari http://www.variant-info.com/component/content/article/46-artikel/91-mengurai-kemacetan-di-jakarta-a-solusinya.html
Wijaya, A. M. (2010). Faktor-faktor penyebab kemacetan lalu lintas di Jakarta dan alternative pemecahan masalahnya. Diunduh dari http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=119:faktor-faktor-penyebab-kemacetan-lalu-lintas-di-jakarta-dan-alternatif-pemecahan-masalahnya&catid=35:opini-sebelumnya&Itemid=30
26 Oktober 2012
Kemacetan (Lusiyanah - 705120024)
Indonesia adalah salah satu negara berkembang di Asia. Permasalahan yang ada di negara berkembang lebih kompleks dibandingkan dengan negara-negara maju, mulai dari segi ekonomi, pertumbuhan penduduk yang tinggi, ilmu pengetahuan yang rendah, hingga kurang baiknya fasilitas yang ada. Di antaranya adalah fasilitas jalan, sehingga menyebabkan kemacetan yang sangat merugikan bagi pengguna jalan. Pengertian kemacetan itu sendiri ialah, “kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan” (Jamaluddin, 2012). Kemacetan sangat sering dijumpai di kota-kota besar khususnya kota Jakarta, kota yang sangat padat penduduknya.
Penyebab kemacetan di antaranya kapasitas jalan lebih kecil dari jumlah kendaraan yang ada. Pengguna jalan juga dapat dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya kemacetan karena sifat pengguna jalan yang berbeda-beda, baik umur, jenis kelamin, dan sebagainya. Contohnya: para remaja lebih suka melaju kendaraan dengan kecepatan tinggi, sehingga mengganggu kenyamanan kepada pengguna jalan lainnya. Dan terkadang seseorang tidak sabar membawa kendaraan dalam keadaan macet, jadi ia menerobos jalur yang bukan dijalur yang tepat sehingga menyebabkan kemacetan tambah parah. Badan jalan di jadikan sebagai area parkir. Jumlah kendaraan sangat banyak sementara jalan yang ada tidak begitu luas untuk menampung jumlah kendaraan yang ada dijalan tersebut. Terjadi kecelakaan lalu lintas sehingga menghambat laju kendaraan. Adanya perbaikan jalan sehingga menghambat laju kendaraan. “Fasilitas yang kurang memadai seperti kurangnya perluasan jalan dan sarana pengatur lalu lintas yang kurang baik”(“Penyebab Kemacetan Jalan Raya” 2011).
Jenis kendaraan yang terdapat di Indonesia saat ini beragam jenisnya. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ekonomi yang memudahkan masyarakat dapat memiliki kendaraan dengan biaya yang relatif murah. Selain itu pertambahan penduduk yang semakin pesat juga menambah kepadatan lalu lintas sehingga terjadi kemacetan. Adanya kelongsoran dibagian jalan tertentu. Bus umum atau angkot berhenti seenaknya dijalan umum mencari calon penumpang sehingga tidak memungkinkan kendaraan yang berada dibelakangnya untuk lewat. Adanya proyek pembangunan jalan yang sedang berlangsung sehingga dilakukan pengalihan arus lalu lintas jalan raya.
Dampak kemacetan jalan di antaranya ialah, kerugian waktu karena kecepatan yang rendah. Pemborosan bahan bakar. “meningkatkan polusi udara karena pada waktu kecepatan rendah konsumsi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal” (Jamaluddin, 2010). Mengganggu kelancaran ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya. Membahayakan nyawa seseorang yang sedang sakit parah yang akan dibawa ke tempat pengobatan. Membahayakan nyawa seseorang yang akan melahirkan dan membahayakan nyawa janinnya. Menyebabkan terlambanya kerja, sekolah, kuliah dan aktivitas lainya. Menimbulkan kejenuhan terhadap si pengemudi. Usia kendaraan menjadi sangat cepat harus diganti spare part-nya. Merugikan para supir angkot, karena setorannya tidak maksimal karena harus membeli bahan bakar dengan uang yang seharusnya disetorkan, penumpang banyak yang memilih turun sehingga pembayaran hanya setengah harga tida 100% harga. Kerugian mencapai miliyaran bagi pengguna jalan karena harus membeli bahan bakar yang lebih dari seharusnya. Lingkungan pun kena dampak karena banyak jejak karbon.
Cara mengatasi kemacetan di antaranya ialah, jumlah kendaraan dibatasi karena banyaknya jumlah kendaraan yang ada sangat berpengaruh untuk kelancaran jalan. “Pembuatan jalan layang seperti yang telah dibangun pada jalur ancol-tawang terbukti dapat mengatasi kemacetan”(“Cara Mengatasi Kemacetan” 2012). Pembuatan jalan baru atau pelebaran jalan tertentu dapat menambah kapasitas jumlah kendaraan yang sangat ditampung namun tentu tidak mudah menangani pembebasan lahan yang padat dengan penduduk dengan bangunan-bangunan yang sudah berdiri dengan berbagai fungsi. Membuat jalur Busway menganjurkan masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi atau beralih ke Busway sebagai sarana transportasi umum. Jangan menambah fasilitas untuk mobil seperti jalan tol, parkiran, dan lain sebagainaya, karena dengan menambahnya fasilitas yang bagus, maka orang akan menambah semangat untuk membawa mobil mereka masing-masing. Menaikan harga transportasi pribadi, karena dengan harganya yang mahal orang akan berfikir berkali-kali untuk membelinya. Dikota-kota besar banyak sekali kantor dibandingkan pemukiman sedangkan yang berkerja didalamnya banyak sekali orang yang dari luar kota, seharusnya disekitar kantor banyak pemukiman juga agar para perkerja dapat bertempat tinggal didaerah kantor untuk mengurangi banyaknya orang yang menggunakan kendaraan. Memberlakukan three in one pada jalan-jalan tertentu. Menambahkan transportasi umum dan membatasi transportasi pribadi. Melambungkan biaya parkiran.
Daftar pustaka:
Cara mengatasi kemacetan di Jakarta. (2012). Diunduh dari http://www.ilmusipil.com
Kemacetan. (2010). Diunduh dari http://www.imranjamaluddin.wordpress.com
Penyebab kemacetan jalan raya. (2011). Diunduh dari http://www.ilmusipil.com
26 Oktober 2012
Minggu, 04 November 2012
Kemacetan Lalu Lintas di Jakarta (Alvina Nathasha - 705120037).
Pengertian Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di kota besar seperti Jakarta. Kemacetan lalu lintas merupakan suatu keadaan kondisi jalan apabila tidak ada keseimbangan antara kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan yang lewat (Djamester dikutip dalam Yuliarti 2004).
Faktor-faktor Penyebab Kemacetan di Kota Besar
Jumlah kendaraan. Menurut sebuah penelitian, kemacetan membuat masyarakat Jakarta mengalami kerugian hingga Rp 48 triliun per tahun. Puncak kemacetan diperkirarakan terjadi pada jam sibuk di pagi hari (sekitar pukul 6.30-9.00 WIB) dan sore hari (sekitar pukul 16.30-19.30 WIB).
Transportasi publik. Menurut catatan Dinas Perhubungan, laju pertumbuhan kendaraan pribadi rata-rata 11 persen per tahun atau rata-rata pertambahan jumlah kendaraan adalah 110.000 unit per tahun. Pada tahun 2006 jumlah kendaraan roda dua sebesar 1 juta unit atau 77% dari seluruh jumlah kendaraan bermotor. Mobil pribadi berjumlah 200.000 unit lebih atau 12%, sedangkan kendaraan umum hanya berjumlah sekitar 90.000 unit (8%).
Waktu lampu hijau yang begitu cepat. Sering baru 4-5 mobil yang berjalan lampu sudah kembali merah. Padahal antrian bisa mencapai 1 km atau sekitar 200 mobil. Untuk hal ini mungkin solusinya adalah memperpanjang waktu lampu hijau di tiap tempat jadi 1,5 atau 2 menit.
Pintu masuk jalan tol. Antrian kendaraan untuk membayar jalan tol sering membuat macet. Contohnya di pintu masuk Tol Tebet Barat 2 yang membuat macet sampai ke jalan layang ke arah Mampang. Sementara pintu tol Semanggi juga menimbulkan kemacetan yang sama parahnya. Harusnya pada jam macet jalan tol digratiskan saja sehingga tidak ada antrian bayaran yang membuat macet. Atau bisa juga pembayaran bukan di pintu masuk. Tapi di pintu keluar tol. Sehingga antrian pembayaran tidak memacetkan pengguna jalan lainnya karena masih berada di jalan tol
Jalur busway yang memakan jalur umum. Busway memang mempercepat bus busway. Namun memacetkan kendaraan lain di jalur non busway karena memakan satu jalurumum. Di jalan yang hanya ada 2 jalur, maka Busway memakan separuh jalur. Tak heran di daerah yang ada jalur Busway seperti Thamrin-Sudirman dan sekarang jalan Otista jadi sangat macet
Dampak Negatif
Kerugian waktu. Adanya kemacetan lalu-lintas menyebabkan waktu tempuh makin lama, kelambatan sampai di tempat tujuan baik sekolah, kantor, toko, maupun tujuan wisata. Di samping kelambatan sampai ke tempat tujuan juga akan menyebabkan ketegangan selama mengemudi yang mempercepat timbulnya kelelahan yang pada akhirnya disertai produktivitas kerja. Sedangkan padna waktu liburan sekolah atau pada hari Sabtu di mana pegawai libur, lalu lintas cukup lancar karena jarang mengalami kemacetan (Arya Sena 2009)
Meningkatkan stress. Dengan adanya berbagai aktivitas di sepanjang Jalan Brigjen Sudiarto tentunya juga akan berdampak terhadap lingkungan sekitar. Intensitas pergerakan kendaraan yang cukup tinggi dan tidak adanya sistem tata hijau yang berfungsi sebagai barier di Jalan Brigjen Sudiarto menyebabkan terjadi polusi udara dan suara (kebisingan) yang sangat mengganggu pengguna jalan (Wijayanto 2009)
Keausan kendaraan lebih tinggi. karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi.
Pemecahan Permasalahan Kemacetan
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehentip yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Memperlebar jalan. Sekretaris Dinas Bina Marga mengatakan tujuan pelebaran di kawasan tersebut adalah untuk mengurangi dampak kemacetan. Membuat jalan baru atau melakukan pelebaran jalan dapat menambah kapasitas jumlah kendaraan yang dapat ditampung, namun tentu mudah menangani pembebasan lahan yang padat dengan penduduk dengan bangunan-bangunan yang sudah berdiri dengan berbagai fungsi
Pembatasan Usia Kendaraan. Ketua Organisasi Angkutan Darat DKI Jakarta menyatakan bahwa pembatasan kendaraan pribadi sebenarnya sudah ada dalam peraturan daerah. Namun Pemprov DKI Jakarta masih dihadapkan pada dilema untuk mengimplementasikannya. Bila usia kendaraan dibatasi, maka akan banyak kontra dari masyarakat yang mempunyai kendaraan berusia di atas 10-15 tahun. Kendaraan-kendaraan yang berusia di atas 10-15 tahun tidak diperkenankan menggunakan jalan-jalan di kota Jakarta. Lalu, harus kemana kendaraan-kendaraan tersebut? Pada sejumlah negara yang menerapkan pembatasan usia kendaraan, pemerintah membeli kendaraan-kendaraan yang usianya melampaui batas tertentu tersebut. Untuk itu pemerintah harus memiliki cadangan dana yang cukup besaruntuk membeli kembali kendaraan yang dinilai sudah kadaluwarsa. Kalau pemerintah ternyata tak sanggupmembelinya, maka kebijakan itu hanya akan merugikan masyarakat dan menimbulkan kekacauan sosial (Rotty 2009).
Kelestarian Lingkungan. TDM (Manajemen permintaantrasnportasi) juga dapat dikatakan sebagai “acuan untuk mengurangi jumlah permintaan perjalanan, yang menyebabkan suatu dampak yang berdaya dukung sosial, lingkungan dan operasional” (Ohta Prayudyanto, 2010). Polusi, kebisingan dan pesangon ilegal yang diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas, harus menjadi fokus utama dari TDM ini. Mengurangi emisi kendaraan dan meningkatkan ruang jalan kendaraan berkapasitas besar dapat dilakukan dengan menggunakan sistem pengaturan “zona emisi rendah”.
Manajemen Parkir. Manajemen parkir ini merupakan salah satu kebijakan TDM, sebagai prosesnya dalam peralihan ke angkutan umum dan menekan penggunaan kendaraan pribadi. Sebuah tempat parkir harus disediakan dengan syarat bahwa area tersebut tidak mengganggu kepentingan jalur transportasi yang lain, baik itu dalam bentuk suatu area atau penggunaan bahu jalan sebagai tempat parkir. Kota harus meminimalkan pemakaian ruang publik untuk digunakan sebagai lahan parkir, seperti menggunakan area umum seperti jalan dan trotoar untuk dipakai sebagai tempat parkir, sebaliknya harus menciptakan suatu area khusus untuk parkir, namun dalam pemakaiannya perlu dibebankan tarif terhadap pengguna.
Penetapan Tarif Penggunaan Jalan “Road Pricing”. Tahap perpindahan/transisi saat ini lebih mengarah kepada langkah2 moderat seperti penjualan ticketing untuk mobil atau sepeda motor yang akan masuk ke area CBD. Berhubungan dengan komitmen Indonesia yang tinggi untuk mengurangi efek gas rumah kaca dan polutan-polutan penyebab polusi, disarankan untuk mengadakan sistem perizinan kendaraan untuk memasuki area CBD dengan kebijakan “ketaatan standar emisi”.
Daftar Pustaka
Dapertemen Pendidikan Nasional. (2004). Kemacetan Lalu Lintas. Bandung : UPI
http://parida.student.umm.ac.id/2011/07/08/cara-dan-solusi-mengatasi-kemacetan-di-kota-jakarta/
Prayudyanto, O. (2010). Manajemen Permintaan Transportasi (TMD). Jakarta : gramedia
25 Oktober 2012
Kemacetan (Monica Sukowati Asnan - 705120078)
Pengertian Kemacetan
Yuliarti (2004) mengatakan bahwa kemacetan lalu lintas merupakan suatu keadaan kondisi jalan bila tidak ada keseimbangan antara kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan yang lewat. Gejala ini ditandai dengan kecepatan yang rendah sampai berhenti, jarak antar kendaraan yang satu dengan kendaraan yang lain rapat, pengemudi tidak dapat menjalankan kendaraan dengan kecepatan yang diinginkannya.
Penyebab Kemacetan
Kemacetan di kota-kota besar biasanya ditimbulkan oleh kendaraan yang berasal dari luar kota. Banyaknya kendaraan dari luar kota menandakan skala ekonomi yang sudah semakin meluas. Permintaan transportasi merupakan permintaan turunan, artinya permintaan yang timbul karena adanya permintaan terhadap komoditas lain (“Kemacetan di Kota Bandung sebagai Dampak Perkembangan Ekonomi,” 2012).
Dampak Kemacetan
Kemacetan lalu lintas dapat menimbulkan beberapa akibat seperti terlalu banyaknya waktu yang dihabiskan di jalan, polusi udara, ketidaknyamanan pengguna jalan, dan mengurangi tingkat kenyamanan area perkotaan (“Kemacetan di Kota Bandung sebagai Dampak Perkembangan Ekonomi,” 2012).
Penanggulangan Kemacetan
Suwito (dikutip dalam “kebijakan untuk penanggulangan kemacetan,” 2012) mengatakan bahwa kemacetan dapat dicegah dengan beberapa cara seperti harga bahan bakar untuk kendaraan pribadi harus sangat mahal, pajak dan sewa parkir untuk kendaraan pribadi harus sangat mahal, dan tarif angkutan umum harus sangat murah.
Penanggulangan kemacetan juga bisa melalui kebijakan ekonomi. Kebijakan ekonomi untuk mengatasi kemacetan dapat dilakukan dengan menyocokkan kebijakan ekonomi dengan kebijakan transportasi, misalnya sistem pusat dan sub-pusat kota. Pusat kota merupakan pusat aktivitas ekonomi perkotaan yang melayani internal dan eksternal perkotaan. Kebijakan transportasi yang bisa dilakukan misalnya jalan untuk pusat ini setidaknya harus jalan besar dimana kapasitasnya lebih besar untuk menampung pergerakan dari dalam dan luar kota. Penempatan pusat dan sub-pusat kota harus sejalan dengan kebijakan untuk menetapkan ruas jalannya juga (“Kemacetan di Kota Bandung sebagai Dampak Perkembangan Ekonomi,” 2012).
Reference list
Kemacetan di kota bandung sebagai dampak perkembangan ekonomi. (2012).
Diunduh dari http://km.itb.ac.id/site/?p=7255
Suwito. (2012). Kebijakan untuk penanggulangan kemacetan. Diunduh dari
http://myzone.okezone.com/content/read/2012/07/20/7833/kebijakan-untuk-
penanggulangan-kemacetan
Yuliarti. (2004). Pengertian kemacetan. Diunduh dari
repository.upi.edu/operator/upload/s_b035_002388_chapter2.pdf
Kemacetan (Siti Mustika Indah - 705120136)
Definisi Kemacetan
“Kemacetan adalah suatu keadaan atau situasi yang terjadi di satu atau beberapa ruas atau ruang lalu lintas jalan dimana arus kendaraan bergerak sangat lambat tidak semestinya hingga stagnan menyebabkan terganggunya aktifitas dan pergerakan pemakai jalan” (Wijaya, 2010).
Contoh Kasus dari Kemacetan
Wijaya (2010) mengemukakan tentang contoh kemacetan adalah:
Jakarta adalah kota yang super macet. Sebagai contoh dari Thamrin ke Otista yang jaraknya hanya sekitar 13 km perjalanan dengan kendaraan mobil bisa mencapai 2 jam lebih. Bahkan kalau hujan bisa 3 jam lebih. Kalau anda bekerja di Jakarta dan rumah jauh di pinggiran, anda bisa menghabiskan waktu 3-5 jam lebih di jalan.
Penyebab Kemacetan
Menurut Tarjuki dan Nurachman, penyebab terjadinya kemacetan adalah:
Penyebab masalah kemacetan, tampak dari kondisi, dimana satu sisi jumlah kendaraan yang lalu-lalang di jalan-jalan di Jakarta setiap saat terus bertambah sementara penyediaan jalan untuk menampung tumpahan kendaraan ini tidak berjalan seimbang.Persoalan ini makin rumit, jika dalam kondisi lalu-lintas yang macet. Maka sudah bisa dibayangkan, kota Jakarta akan menimbun aneka persoalan yang berat. Kejadian ini selalu menimpa kota Jakarta.Berdasarkan data Dishub DKI Jakarta, hingga akhir tahun 2010, jumlah kendaraan di Jakarta tumbuh mencapai 7,34 juta unit. Dari jumlah itu, sebanyak 98 persen merupakan kendaraan pribadi, dan hanya dua persen angkutan umum. Pertumbuhan rata-rata kendaraan bermotor di Jakarta dalam lima tahun terakhir sebesar 9,5 persen per tahun.Dari sembilan puluh delapan persen kendaraan pribaditadi, melayani perjalanan sebanyak 44 persen, sementara daridua persen angkutan umum harus melayani 56 persen dari 20,7juta perjalanan per hari di kota Jakarta.
Dampak Negative Kemacetan
“Kemacetan sudah pasti akan timbul kerugian, namun saking banyaknya belum pernah (dan tidak akan pernah) ada yang dapat menghitung secara tepat jumlah kerugian yang di timbulkan akibat kemacetan lalu lintas” (Wijaya, 2010).
Wijaya (2010) mengemukakan bahwa:
Dampak negatif kemacetan lalu lintas yang dapat dirasakan langsung atau tidak langsung, yaitu (a) kerugian ekonomi karena boros bahan bakar (BBM), (b) terganggunya jadwal bisnis dan kegiatan keluarga dengan segala macam dampak yang mengikutinya, (c) kerugian waktu yang berdampak pada kerugian ekonomi, (d) lesunya dunia pariwisata jakarta, dan masih banyak lagi.
Alternatif Pemecahan Masalah Kemacetan
Wijaya (2010) mengemukakan bahwa:
Upaya-upaya (intervensi) untuk mengatasi kemacetan lalu lintas pada umumnya harus berprinsip untuk mengurangi beban jalan raya, menambah kapasitas (daya tampung) ruang jalan, dan melancarka aliran lalulintas di ruang jalan. Upaya-upaya intervensi yang di susun berdasarkan faktor-faktor penyebabkemacetan sebagian besar akan berkonsekuesi/memerlukan adanya perubahan kebijakan (perda) tentang (transportasi lalulintas dan angkutan jalan) upaya-upaya itu adalah (a) memperbaiki jalan-jalan yang rusak dan berlubang, (b) memperlebar ruang jalan di ruas-ruas jalan yang masih memungkinkan untuk di lebarkan(c) melarang penggunaan jalan atau trotoar untuk brbisnis atau berjualan, (d) memaksimalkan kendaraan pribadi dengan menggunakan kendaraan umum dan fasilitas trans Jakarta atau bus way dan masih banyak lagi.
Kesimpulan
Wijaya (2010) mengemukakan bahwa:
Walaupun penyebab kemacetan lalu lintas di Jakarta sebenarna sangat kompleks, tetapi dapat dilokalisir persoalan pokok (issue) terpenting penyebab kemacetan, yaitu (a) terbatasnya lahan (ruang) jalan raya. Oleh karena itu di prlikan upaya menambah lahan ruang jalan melaluai pembangunan jalan-jalan flyover, (b) terjadi beban berlebih (overload) jalan raya akibat pemakaian mobil pribadi yang tidak efesien, (c) pengoprasian bus transjakarta ( bus way) saat ini kurang efesien. Penyebabnya adalah masih kurangnya kuantitas armada dan kualita pelayanan, kurang seriusnya penerapan maintenans. Akan tetapi sekarang mulai terlihat titik terang pentingnya peran bus Trans Jakarta, oleh karena itu di perlukan adanya upaya-upaya trobosan spektakuler, tidak setengah-setengah.
Daftar pustaka:
Wijaya, A. M. (2010). Faktor-faktor penyebab kemacetan lalu lintas di Jakarta alternative pemecahan masalahnya. Diunduh dari http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=119:faktor-faktor-penyebab-kemacetan-lalu-lintas-di-jakarta-dan-alternatif-pemecahan-masalahnya&catid=35:opini-sebelumnya&Itemid=30
Tarjuki & Nurachman. Obsesi spektakuler pemprov DKI tanggul raksasa dari Kanal sampai Bendungan Laut.
25 Oktober 2012
Kemacetan (Gantyani Tripuspita - 705120139)
Definisi Kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan (Wikipedia, n.d). Kemacetan adalah hal atau keadaan macet (KBBI, n.d).
Pandangan Masyarakat Terhadap Kemacetan
Di mata masyarakat, kemacetan yang kerap kali terjadi di kota-kota besar sudah menjadi hal yang biasa. Masyarakat berpikir memiliki kendaraan pribadi bukan sekedar sebagai alat transportasi saja, melainkan juga ada suatu kebanggaan, ukuran kesuksesan, derajat sosial di mata orang lain, dan lain hal sebagainya. Selain itu, kemacetan juga ditimbulkan oleh tingginya tingkat kebutuhan transportasi suatu daerah, baik dari usia sekolah sampai orang bekerja pasti menggunakan transportasi. Bayangkan saja jika setiap orang menggunakan satu kendaraan untuk bepergian. Jadi, tidak heran jika di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, kemacetan telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari (Wikipedia, n.d).
Dampak-dampak dari Kemacetan
Penyebab kemacetan. Beberapa hal yang menyebabkan kemacetan, yaitu : (a) Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan, (b) Terjadinya banjir, (c) Adanya perbaikan jalan, (d) Bagian jalan tertentu yang longsor, (d) Pemakai jalan tidak tahu aturan lalu lintas / melanggar, (e) Adanya parkir liar (Wikipedia, n.d).
Dampak negatif. Kemacetan di kota-kota besar yang sering terjadi memiliki dampak negatif. Berikut adalah dampak-dampak negatif yang ditimbulkan yaitu: (a) Kerugian waktu karena kecepatan perjalanan yang rendah, (b) Pemborosan energi karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah, (c) Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal, (d) Meningkatkan stress pengguna jalan, (e) Mengganggu kelancaran kendaraan (Wikipedia, n.d).
Cara Mengatasi
Menanggapi persoalan kemacetan yang tiada habisnya, dibutuhkan cara untuk mengatasi hal ini, seperti pembatasan jumlah penduduk datang/ urbanisasi, pembuatan jalan baru atau pelebaran jalan, membuat jalan layang, dan lain hal sebagainya (“Cara Mengatasi Kemacetan di jakarta”, 2011).
Pandangan pemerintah tentang kemacetan. Maraknya pengguna sepeda motor yang berteduh di kolong jalan layang (fly over), tampaknya sudah membuat \gerah aparat kepolisian. Sebab, ulah mereka mengakibatkan kemacetan yang berkepanjangan saat hujan deras. Untuk ketertiban dan kelancaran lalu lintas, Polda Metro Jaya akan segera menertibkan mereka.
“Kebiasaan berteduh di bawah jalan layang telah membuat sejumlah ruas jalan Jakarta menjadi macet. Beberapa jalan layang yang dijadikan tempat berteduh itu di antaranya adalah Semanggi, Grogol, Slipi, Pancoran, Mampang, dan Senen” (Kirono, 2012).
Saran bagi pemerintah. Penulis secara pribadi memberikan saran bahwa: “Mengurangi kendaraan yang ada memang dapat mengurangi kemacetan yang salah satunya dengan menganjurkan masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi atau beralir ke busway sebagai sarana transportasi umum” (Patasik, 2012).
Peningkatan fasilitas umum. MRT Jakarta adalah salah satu program Pemprov DKI dalam mengatasi kemacetan yang tertuang dalam Pola Transportasi Makro (PTM). Beberapa strategi untuk menanggulangi kemacetan yaitu: (a) Pembangunan angkutan umum massal, (b) Peningkatan jaringan jalan dan (c) Pembatasan lalu lintas dan penggunaan kendaraan pribadi (Transit, n.d).
DAFTAR PUSTAKA
Kemacetan. Diunduh dari
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kemacetan
Penyebab dan dampak negatif bagi kemacetan. Diunduh dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan
Cara mengatasi kemacetan jalan di Jakarta. Diunduh dari http://www.ilmusipil.com/cara-mengatasi-kemacetan-jalan-di-jakarta
Soebijoto, H. (2009). Awas, Berteduh di Kolong Jalan Layang Akan Ditertibkan. Diuduh dari http://www.kompas.com
Peningkatan fasilitas umum. Diunduh dari
http://jakartamrt.com/index.php?option=com_content&view=article&id=66&Itemid=105&lang=id
25 Oktober 2012
Kemacetan Jakarta (Samantha Puteri Prawira - 705120127)
Data Kemacetan
Kemacetan di daerah Jakarta dan sekitarnya. Polda Metro Jaya (dikutip dalam Sabrina) mengemukakan bahwa:
Jumlah kendaraan yang beredar di Jakarta saat ini ada 11.362.396 unit yang terdiri dari roda dua sebanyak 8.244.346 unit dan roda empat sebanyak 3.118.050 unit. Dari jumlah ini, 98 persen adalah kendaraan pribadi sisanya sebanyak 859.692 unit atau 2 persennya angkutan umum yang mengangkut 66 persen total penduduk Jakarta.
Jumlah kendaraan yang terbilang tinggi ini membuat Jakarta menjadi sesak dan penuh, ditambah lagi dengan kurangnya sarana dan prasarana lalu lintas di Jakarta. Kemacetan yang dialamai oleh Jakarta berdampak bagi daerah disekitarnya, seperti Bekasi, Bogor, Depok dan Tangerang.
Perbandingan kemacetan di Jakarta dengan Ibukota negara lainnya. Dinas Perhubungan (dikutip dalam Banjir dan Kemacetan Lalu Lintas, 2012) mengemukakan bahwa:
Rasio jalan di Jakarta hanya 6,2 persen, angkaini sangat kecil bila dibandingkan kota-kota besar di negara lainseperti Paris yang mencapai 24 persen, Tokyo sebesar 22 persen,dan Singapura sebesar 12 persen. Empat contoh kota ini sudah memiliki angkutan massal yang baik. Sementara itu di Jakarta pertumbuhan ruas jalan tidak lagi sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan. Panjang jalan di ibu kota mencapai 7.650 kilometer dengan luas jalan 40,1 kilometer persegi. Sedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya sekitar 0,01 persen per tahun. Beban jalan di Jakarta pun semakin bertambah dengan adanya kendaraan komuter dari daerah sekitar Jakarta (Bodetabek) sekitar 650.000 unit per hari.
Definisi Umum Kemacetan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990)macet memiliki definisi keadaan tersumbat. Namun secara garis besar kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan seringkali terjadi di kota besar yang transportasi publiknya kurang memadai. Selain kurangnya transportasi publik, kebutuhan jalan dengan jumlah penduduk yang tidak seimbang mengakibatkan kemacetan. Kemacetan yang terjadi juga memberikan dampak bagi para penduduk.
Penyebab dan Dampak Kemacetan
Dinas Perhubungan (dikutip dalam “Banjir dan Kemacetan Lalu Lintas”, 2012) mengemukakan bahwa:
Pemicunya masalah klasik, pertambahan jalan tidak sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor dan roda empat. Total panjang jalan di DKI Jakarta mencapai 5.621,5 kilometer dan hanya kendaraan dan panjang jalan ini, Jakarta telah mencapai kondisi macet total dalam bertambah 0,01 persen per tahun. Dengan ketidakseimbangan jumlah pertambahan waktu yang tak lama.
Dampak dari kemacetan adalah kerugian sosial yang diderita masyarakat lebih dari Rp 17,2 triliun per tahun akibat pemborosan nilai waktu dan biaya operasi kendaraan terutama bahan bakar. Bahkan, ada suatu perhitungan yang memperkirakan kerugian dari kemacetan lalu lintas ini mencapai Rp 43 triliun. Dampak pada tahap selanjutnya adalah menurunnya produktivitas ekonomi kota (bahkan negara) dan merosotnya kualitas hidup warga kota. Setidaknya ada dua ‘subsidi’ yang mendorong orang untuk mengendarai kendaraan pribadi dibanding menggunakan moda transportasi publik. Belum lagi soal polusi udara yang secara tidak langsung membuat penyakit tersendiri yang pastinya harus kita hadapi setiap harinya.
Upaya untuk mengurangi kemacetan oleh kesadaran masyarakat.
Upaya mengurangi kemacetan oleh pemerintah. Dahlan Iskan (dikutip dalam “BUMN Siap Bantu Atasi Kemacetan Jakarta”, 2012) mengemukakan bahwa:
Pembangunan kembali monorel yang sempat tertunda, peningkatan fasilitas KRL, pembangunan rumah susun di kawasan kumuh, pembangunan jalan tol, hingga jalan khusus truk dari Bekasi hingga Tanjung Priok diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta. Mengenai KRL, akan dibangun underpass pada sejumlah perlintasan, sehingga dapat meningkatkan trafik KRL dari setiap 8 menit menjadi 10 menit.
Joko Widodo (dikutip dalam “BUMN Siap Bantu Atasi Kemacetan Jakarta”, 2012) mengemukakan bahwa “Mengenai hal ini akan dikoordinasi beberapa instansi, seperti Kementerian Perhubungan dan PT KAI untuk membangun Jakarta. Hal ini tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus bergandengan agar hal-hal konkret dapat diwujudkan dan bukan hanya rencana belaka saja.”
Kesadaran masyarakat dalam mengurangi kemacetan. Harun Al-Rasyid (dikutip dalam More, 2012) mengemukakan bahwa:
Di benak saya sederhana saja, kalau setiap elemen penyumbang macet tidak bisa diatur dan dikendalikan, mana mungkin macet bias diatasi.Contohnya tingkat kesadaran masyarakat akan penggunaan kendaraan bermotor dan mobil terbilang tinggi, padahal mereka bisa saja menggunakan angkutan umum yang telah tersedia. Dilain pihak pembangunan tata kota seperti pembangunan jalan tol justru memdorong pemilik kendaraan pribadi untuk menggunakan kendaraannya bukan menggunakan transportasi publik.
Dahlan Iskan (dikutip dalam BUMN Siap Bantu Atasi Kemacetan Jakarta, 2012 ) mengemukakan bahwa “Para pejalan kaki pedagang kaki lima sebenarnya dapat lebih tertib lagi jika mereka menggunakan trotoar secara bijaksana agar mengurangi kemacetan di jalan raya.”
Dampak dari Berkurangnya Kemacetan
Polda Metro Jaya (dikutip dalam Widodo, 2012) mengatakan bahwa:
Hasilnya kemacetan berkurang, kapasitas jalan lebih optimal. Jika lalu lintas dan semua pengendara tertib, kasus pertengkaran di jalan dan pertunjukan arogansi tentu dapat dihindari. Banyak sekali masalah sosial dan kejiwaan yang akan terbantu oleh kelancaran lalu lintas.
Daftar Pustaka
Banjir dan kemacetan lalu lintas. (2012, 6 Juni). Diunduh dari http://www.jakarta.go.id/web/news/2012/06/banjir-kemacetan-lalu-lintas
BUMN siap bantu atasi macet Jakarta. (17 Oktober, 2012). Warta Kota, h. 4.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
More. (2012, 16 Oktober). Bukan mengatasi, tetapi mengendalikan kemacetan. Kompas. Diunduh dari http://www.megapolitan.kompas.com
Sabrina. (2011, 5 Agustus). Kemacetan di Jakarta semakin parah. Kompas. Diunduh dari http://internasional.kompas.com/read/2011/08/05/19014739/Kemacetan.di.Jakarta semakin.Parah
Widodo, S. (2012, Mei 22). Melawan arus tidak selalu jelek. Diunduh dari http://inspirana.blogspot.com/2012/05/melawan-arus-tidak-selalu-jelek.html?m=1
25 Oktober 2012
KEMACETAN (Saniscarya R. W. - 705120137)
Pengertian Kemacetan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemacetan adalah hal (keadaan) macet. Definisi kemacetan dalam Buku Laporan Lalulintas Jawa Tengah tahun 2004 adalah terakumulasinya lalulintas dengan penggunaan moda yang tidak efisien pada waktu yang sama, pada rute yang sama, pada tujuan yang sama dan karena keinginan untuk melakukan perjalanan yang bersamaan (Sari, 2011). Wohl et al. (dikutip dalam Sari, 2011) mengatakan bahwa “Kemacetan lalulintas terjadi apabila kapasitas jalan tetap sedangkan jumlah pemakai jalan terus meningkat, yang menyebabkan waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama.” Dapat disimpulkan bahwa kemacetan adalah keadaan macet yang disebabkan tidak seimbangnya jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan.
Penyebab Kemacetan
Salah satu penyebab kemacetan adalah jumlah kendaraan tidak sebanding dengan panjang jalan yang ada. Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya tahun 2010 (Asril, 2012), jumlah kendaraan bermotor mencapai 11.362.396 unit, yang terdiri atas roda dua sebanyak 8.244.346 unit dan roda empat sebanyak 3.118.050 unit. Dari jumlah itu, 80 persen kendaraan roda dua di antaranya berasal dari luar Jakarta, sementara kendaraan roda empat 20 persen dari jumlah kendaraan roda empat seluruhnya. Hal itu tidak sebanding dengan panjang jalan di Jakarta yang hanya 7.650 km dan luas jalan 40,1 km atau 0,26 persen dari luas wilayah DKI. Sementara itu, pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan kendaraan bermotor sampai 15 persen.
Penyebab berikutnya adalah banyaknya pemakai kendaraan pribadi. Dalam survei Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration tahun 2010, tercatat ada 48,7 persen pengguna sepeda motor dan 13,5 persen pemakai mobil. Artinya, 62,2 persen perjalanan di Jakarta menggunakan kendaraan pribadi. Pengguna bus hanya 12,9 persen dari total responden. Pengguna angkutan lain, seperti taksi, bajaj, ojek, dan kereta rel listrik (KRL), 2,3 persen. Ketua DPD Organda DKI Jakarta Soedirman mengatakan “Tingkat keterisian (load factor) angkutan umum di Jakarta hanya 50 persen.” Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Tangkudung (dikutip dalam Sofyan, 2012) mengatakan bahwa:
Kemacetan di Jakarta merupakan kemacetan struktural. Ada banyak kebijakan yang tidak saling terkait. Misalnya, tidak ada keterkaitan antara pertumbuhan tata guna lahan dan penataan angkutan umum ataupun pribadi. Satu persoalan yang mudah terlihat di lapangan adalah minimnya integrasi antarmoda angkutan umum. Antara halte dan stasiun, misalnya, sering berjarak jauh. Hal ini turut membuat orang enggan menggunakan angkutan umum.
Dampak Negatif Kemacetan Secara Umum
Secara umum, dampak negatif kemacetan adalah: (a) hilangnya waktu (Santoso, Soesilowati, Tamin, dalam Sari, 2011), (b) bertambahnya biaya operasi kendaraan (Santoso, dalam Sari, 2011), (c) pemakaian bbm menjadi sangat boros (Santoso, dalam Sari, 2011), (d) polusi udara (Soesilowati, dalam Sari, 2011), (e) tingginya angka kecelakaan (Soesilowati, dalam Sari, 2011), dan (f) menimbulkan ketidaknyamanan bagi pejalan kaki (Soesilowati, dalam Sari, 2011).
Dampak Negatif Kemacetan Dilihat dari Aspek Psikologis
Dilihat dari aspek psikologis, masalah kemacetan memiliki dampak negatif terutama terhadap emosi seseorang. Tarjuki dan Nurachman (2012) mengemukakan bahwa:
Jika orang dilanda macet, emosinya bisa menjadi labil. Ia berada pada titik kerawanan untuk berbuat rusuh atau paling tidak menggulir untaian aksi-reaksi yang tidak sehat secara sosial. Ribuan orang yang secara serentak terjerumus dalam lubang kemacetan di jalanan adalah sebongkah granat raksasa: sedikit ada provokasi, ledakan akan terjadi. Ini tentu saja perumpamaan yang ekstrim tetapi, bagaimana pun, cukup pas untuk melukiskan bahaya psikologis yang tumbuh di balik jiwa para korban kemacetan. Di bawah kondisi yang sama, kontak sosial yang tidak sehat dapat pula merambah ke tingkat keluarga. Jika gara-gara kemacetan, seorang suami, misalnya, selalu tiba di rumah pukul 11.00 malam. Psikisnya akan cenderung tidak siap untuk melakukan tindakan-tindakan ideal di tengah-tengah keluarga. Kontaknya dengan anak-anak juga minim karena saat ia pulang, para bocah sudah tidur dan pada saat ia berangkat, mereka pun barangkali masih nyenyak di ranjang. Potensi ke arah hubungan keluarga yang harmonis, dengan demikian, ikut terkurangi oleh kemacetan.
Upaya Pemecahan Masalah Kemacetan oleh Pengendara
Pengamat Transportasi, Lubis (dikutip dalam More, 2012) mengemukakan bahwa:
Pertanyaan tentang solusi kemacetan seharusnya terarah pada seluruh elemen penyumbang macet, termasuk pejalan kaki dan pengguna angkutan umum. Kemacetan baru bisa dikendalikan jika seluruh elemen yang berkontribusi pada kemacetan dapat dikendalikan. Di benak saya sederhana saja, kalau setiap elemen penyumbang macet tidak bisa diatur dan dikendalikan, mana mungkin macet bisa diatasi.
Dapat disimpulkan bahwa pengendara adalah faktor utama dalam mengendalikan masalah kemacetan.
Upaya Pemecahan Masalah Kemacetan dari Pemerintah
Masalah kemacetan di Jakarta sulit diatasi. Yang dapat dilakukan pemerintah adalah mengendalikan kemacetan (Lubis, dikutip dalam More, 2012). Mangindaan (dikutip dalam Purwanto, 2012) mengemukakan:
Untuk mengatasi kemacetan Jakarta, transportasi harus dipadukan, baik bus, kereta api hingga busway. Begitu juga nanti dengan proyek monorel dan mass rapid transport (MRT). Apalagi nanti rencananya PT Kereta Api juga akan membangun kereta ke bandara. Jadi orang asing bisa dari bandara langsung ke Dukuh Atas, menuju pusat-pusat bisnis seperti di Singapura.
Pemerintah membuat terobosan dengan menetapkan 17 langkah menyeluruh yang meliputi berbagai aspek dalam mengendalikan kemacetan seperti perbaikan jalan, kebijakan perpakiran, penetapan harga gas bagi angkutan transportasi, restrukturisasi angkutan jalan raya, perbaikan penglolaan angkutan kereta api, penambahan jalan tol, peninjauan penggunaan kendaraan kecil bagi angkutan transportasi sampai larangan angkutan liar (Hidayat, dikutip dalam Suhartono, 2010).
Daftar Pustaka
Asril, S. (2011, 5 Agustus). Kemacetan di Jakarta semakin parah. Kompas. Diunduh dari http://megapolitan.kompas.com/read/2011/08/05/19014739/Kemacetan.di.Jakarta.Semakin.Parah.
Asril, S. (2011, 15 Juli). Kemacetan meluas hingga pinggir Jakarta. Kompas. Diunduh dari http://megapolitan.kompas.com/read/2011/07/15/11301930/Kemacetan.Meluas.hingga.Pinggir.Jakarta.
Asril, S. (2012, 4 Februari). Solusi kemacetan di Jakarta: Terbitkan Moratorium Izin Kendaraan Baru. Jurnal Nasional. Diunduh dari http://www.jurnas.com/halaman/12/2012-02-04/197709.
Kemacetan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online. Diunduh dari http://www.kbbi.web.id/
More, I. (2012, 16 Oktober). Bukan mengatasi tapi mengendalikan kemacetan. Kompas. Diunduh dari http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/16/22430375/Bukan.Mengatasi.Tapi.Mengendalikan.Kemacetan.
Purwanto, D. (2012, 15 Agustus). Atasi kemacetan Jakarta, transportasi akan diintegrasikan. Kompas. Diunduh dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/15/12053329/Atasi.Kemacetan.Jakarta.Transportasi.Akan.Diintegrasikan.
Sari, F. A. P. (2011). Analisis kebijakan penanganan kemacetan lalulintas di jalan teuku umar kawasan Jatingaleh Semarang dengan metode analisis hirarki proses (AHP). Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Sofyan, E. H. (2012, 24 April). Kemacetan tetap menjadi momok. Kompas. Diunduh dari http://megapolitan.kompas.com/read/2012/04/24/05434841/Kemacetan.Tetap.Jadi.Momok.
Suhartono. (2010, 2 September). 17 langkah urai kemacetan di Jakarta. Kompas. Diunduh dari http://nasional.kompas.com/read/2010/09/02/22004019/17.Langkah.Urai.Kemacetan.di.Jakarta.
Tarjuki, M. T., & Nurachman. (2012). Obsesi spektakuler pemprov DKI tanggul raksasa dari kanal sampai bendungan laut. Diunduh dari http://www.jakarta.go.id/web/news/2012/06/banjir-kemacetan-lalu-lintas.
24 Oktober 2012
Pengaruh Kemacetan Lalu Lintas terhadap Kinerja Karyawan di Kota Jakarta dalam Tahun 2011-2012 (Cindy Elizabeth - 705120070)
Definisi Kemacetan
Tamin dan Nahdalina (dikutip dalam Setijadji, 2006) mengemukakan bahwa
Kemacetan , ditinjau dari tingkat pelayanan jalan (Level Of Service = LOS), pada saat LOS < C.LOS < C , kondisi arus lalu-lintas mulai tidak stabil, kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil. Pada kondisi ini nisbah volume-kapasitas lebih besar atau sama dengan 0,8( V/ C > 0,8 ). Jika LOS (Level Of Service) sudah mencapai E, aliran lalu-lintas menjadi tidak stabil sehingga terjadilah tundaan berat, yang disebut dengan kemacetan lalu-lintas.
Kemacetan Lalu Lintas
Bagi warga ibukota Jakarta, kemacetan merupakan hal yang sudah biasa dan sering kali terjadi. Kemacetan sudah menjadi sebuah trade mark bagi ibukota kita ini, bahkan ada orang yang selalu mengatakan “kalau tidak macet, bukan Jakarta namanya.” Namun, walaupun sudah hal yang lumrah, tetap saja banyak orang yang sering kali mengeluh mengenai kecametan.
Sudah ada beberapa program pemerintah yang dicanangkan untuk mengatasi kemacetan tersebut, tetapi belum ada satu pun yang berhasil mengurangkan atau menghilangkan kasus kemacetan ini. Dalam kasus kemacetan ini juga warga selalu menyalahkan pemerintah yang tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu ada baiknya kita sebagai warga kota Jakarta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemacetan agar dapat mengintrospeksi diri sendiri, karena bisa saja salah satu penyebab kemacetan tersebut tidak lain tidak bukan adalah diri kita sendiri.
Penyebab Kemacetan
Berikut ini akan dijelaskan hal-hal apa saja yang menyebabkan kemacetan dan mengapa hal tersebut dapat mempengaruhi terjadinya kemacetan tersebut.
Kendaraan yang terus bertambah. Sering kali tanpa kita sadari sebenarnya penyebab kemacetan yang terjadi di Jakarta merupakan kesalahan warga sendiri. Hal ini disebabkan karena kendaraan bermotor di zaman sekarang ini lebih mudah didapatkan dibandingkan dulu. Sekarang hanya dengan biaya Rp. 100.000,00 saja warga sudah dapat memiliki sepeda motor, hal tersebut menyebabkan banyak siswa SMA yang sudah dapat memiliki kendaraan pribadi.
Pembuatan surat izin mengemudi (SIM) pun sekarang sangat mudah, hanya dengan bermodalkan Rp. 20.000,00 kita sudah dapat memiliki SIM, baik SIM A maupun SIM C. Hal tersebut menyebabkan banyak siswa SMA yang bahkan belum berumur 17 tahun pun dapat memiliki SIM dan menyebabkan makin bertambahnya kendaraan bermotor sedangkan lebar jalanan di kota Jakarta tetap.
Kendaraan umum. Dapat kita lihat di sepanjang jalan kota Jakarta banyak sekali supir kendaraan umum yang kurang bertanggung jawab dalam mengemudikan kendaraannya. Kendaraan umum yang sering kita temui antara lain
Bajaj. Kendaraan ini merupakan kendaraan beroda tiga yang berasal dari India. Kendaraan ini sangat digemari oleh penduduk Jakarta walaupun mengeluarkan bunyi yang bising dan asap yang mengepul penyebab polusi. Kendaraan ini menyebabkan macet karena jumlahnya banyak dan jalannya lambat
Bus kota. Kendaraan ini merupakan kendaraan beroda empat dengan ukurannya yang besar. Kendaraan ini selalu mengeluarkan asap yang mengepul, sama seperti bajaj. Kendaraan ini menyebabkan kemacetan karena pak supir selalu menepikan bus nya di sembarang tempat dan suka mengendarainya dengan ugal-ugalan sehingga menghambat kendaraan lain yang ingin meneruskan perjalanan dengan lancar dan aman.
Mikrolet. Kendaraan yang sering kita sebut sebagai angkot ini juga menjadi salah satu penyebab kemacetan di Jakarta. Sama hal nya dengan bus kota yang mengganggu jalannya kendaraan lain dan juga memenuhi ruas jalan sehingga jalanan yang sudah sempit menjadi semakin sempit.
Penyempitan jalan. Di Jakarta saat ini sering terjadinya penyempitan jalan yang menyebabkan semakin sedikitnya ruas jalan yang dapat di pakai. Pembangunan transjakarta pun menjadi salah satu dari penyempitan jalan, Karena adanya jalur transjakarta di beberapa tempat mengakibatkan ruas jalan
yang dapat dipakai oleh kendaraan lain menjadi semakin kecil. Ada juga pekerjaan konstruksi seperti perluasan selokan, perluasan trotoar, pembangunan jembatan laying, dan lain-lain yang menyebabkan semakin menyempitnya ruas jalan.
Kecelakaan. Hal ini pun dapat menyebabkan kemacetan karena menghambat jalannya kendaraan lain dan juga banyak orang yang biasanya berhenti hanya untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi pada kendaraan atau seseorang yang mengalami kecelakaan tersebut.
Demonstrasi. Demonstrasi selalu melibatkan banyak orang untuk terlibat didalamnya dan jika hal ini dilakukan di tengah jalan maka akan mengakibatkan kemacetan karena kendaraan menjadi sulit untuk melaju dan meneruskan perjalanan karena banyaknya orang yang menghalangi dan memenuhi jalan tersebut.
Pegawai yang bertempat tinggal di pinggir kota Jakarta. Salah satu penyebab penuhnya kota Jakarta adalah karena orang-orang yang bertempat tinggal di daerah pinggir kota seperti Tangerang, Bekasi, Depok, dan lain-lain memiliki tempat kerja maupun kuliah di dalam kota Jakarta.
Hujan. Entah apa penyebabnya, namun, setiap kali kota Jakarta diguyur hujan, maka kemacetan pun terjadi. Kemungkinan terbesarnya adalah karena banyak pengendara sepeda motor yang berteduh di pinggir jalan atau banyak orang yang begitu hujan berhenti ingin cepat-cepat sampai di rumah sehingga hal tersebut menyebabkan padatnya lalu lintas kota Jakarta.
Akibat Kemacetan
Dari beberapa penyebab kemacetan yang telah dibahas di atas, menimbulkan beberapa akibat dari kemacetan tersebut.
Emosi meningkat. Terlalu banyak waktu kita tersita karena terjebak di dalam kemacetan dapat menyebabkan emosi kita meningkat, hal ini tentu membahayakan diri kita karena dapat menimbulkan stres dan parahnya akan menimbulkan penyakit stroke.
Pengambilalihan trotoar. Banyak pengendara motor yang sering kali naik ke trotoar karena tidak sabar mengantri dalam padatnya lalu lintas. Hal ini menyebabkan berkurangnya tempat bagi pejalan kaki dan tentu saja membahayakan para pejalan kaki karena para pengendara motor tersebut tidak mau mengalah ataupun memperlambat kecepatannya.
Menurunkan produktivitas kerja. Tidak selalu para pegawai itu duduk diam di dalam kantor dari pagi hingga sore. Ada beberapa bagian seperti misalnya dinas luar harus berpergian dari kantor ke kantor. Namun, karena terjebak dengan kemacetan, maka dapat menyebabkan ketidaktepatan waktu untuk
sampai di kantor yang lain dan hal tersebut menyebabkan pegawai yang bertugas dapat dipandang jelek oleh rekan sekerjanya.
Beberapa Saran Saya untuk Masalah Kemacetan Lalu Lintas di Jakarta
Memperbanyak transportasi massal. Tidak seperti bus kota dan mikrolet tentunya, tetapi seperti transjakarta, namun yang lebih efektif lagi agar tidak mengganggu lalu lintas ataupun mempersempit ruas jalan, contohnya seperti kereta bawah tanah seperti di negara Singapura.
Membuat tempat khusus kendaraan umum. Hal ini saya sarankan agar tidak ada lagi kendaraan umum yang ugal-ugalan dan menyerobot kendaraan lain. Hal ini juga dibuat agar tidak ada lagi kendaraan umum yang parkir sembarangan, baik itu untuk menaikan ataupun menurunkan penumpang.
Membatasi pemakaian kendaraan pribadi. Untuk melakukan kebijakan ini, kita dapat mencontoh budaya dari tempat lain, sebagai contoh yaitu di kota Sydney, Australia yang menarik biaya parkir lebih mahal daripada menggunakan transportasi massal. Tentunya hal ini didukung dengan peningkatan kualitas dan keamanan dari transportasi massal agar warga Jakarta dapat lebih berminat untuk menggunakan transportasi massal dibandingkan menggendarai kendaraan pribadi.
Memperlebar ruas jalan. Hal ini sangat dibutuhkan agar jalan-jalan yang ada dapat menampung banyaknya kendaraan yang dimiliki oleh warga Jakarta saat ini.
Menghimbau polisi untuk lebih tegas dalam bertugas. Seperti yang kita ketahui, polisi lalu lintas (polantas) di Jakarta kurang memiliki ketegasan, hanya dengan bermodalkan Rp 20.000,00 maka kita akan bebas dari tilang. Seharusnya jika ada yang melanggar lalu lintas, para polantas tersebut harus lebih tegas dalam memberikan peringatan agar tidak ada lagi orang-orang yang berani untuk melanggar lalu lintas dan menyebabkan kemacetan serta membahayakan pengguna jalan lainnya.
Membuka lapangan pekerjaan di daerah pinggir Jakarta. Salah satu upaya untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta, hendaknya membuka lapangan kerja baru di daerah pinggir kota Jakarta agar tidak ada lagi penduduk tambahan di siang hingga sore hari yang selalu menambah padatnya kota Jakarta ini.
DAFTAR PUSTAKA
Setijadji, A. (2006). Studi kemacetan lalu lintas jalan kaligawe kota semarang. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Kemacetan (Christine Elka Mengko - 705120021)
Jakarta sebagai ibu kota Indonesia dengan berbagai permasalahan di dalamnya mulai dari banjir, sampah, dan kemacetan yang sampai saat ini belum dapat ditanggulani. Kemacetan merupakan sebuah hal yang tidak asing di jumpai pada kehidupan sehari-hari. Kemacetan adalah peristiwa dimana terhenti atau tersendatnya laju kendaraan yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Menurut Whol (dikutip dalam Iswanto. 2002) kemacetan terjadi bila kapasitas jalan tetap, sedangkan jumlah pemakaian atau pengguna jalan meningkat, maka waktu tempuh perjalanan akan bertambah dan akan menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Kemacetan sering kita jumpai di kota-kota besar seperti di Jakarta ini. Banyak faktor yang menjadi penyebab kemacetan, diantaranya (a) faktor jalan raya yang berasal dari kondisi jalan raya tersebut, buruknya kondisi ruang lalu lintas jalan, pemanfaatan yang salah terhadap ruang jalan serta terbatasnya luas ruang jalan dapat menghambat pergerakan pengguna jalan; (b) faktor kendaraan yang berasal dari kondisi kendaraan, jenis, ukuran, jumlah, dan kualitas kendaraan yang melintas di halan raya; (c) faktor manusia sebagai individu pemakai jalan yang menyangkut mental, karakter, sikap, perilaku, dan kebiasaan yang kurang baik saat menggunakan jalan raya; dan (d) adanya penerapan yang keliru terhadap undang-undang kebijakan dan lalu lintas angutan jalan seperti keberadaan pintu mall di tepi jalan raya yang dapat memicu kemacetan (Wijaya, 2010).
Kemacetan adalah masalah publik yang berkepanjangan sampai saat ini, dengan adanya kemacetan tidak sedikit orang yang merasa dirugikan. Berbagai faktor yang menyebabkan kemacetan itu sendiri berdampak negative, diantaranya (a) bagi kesehatan, kemacetan akan mengakibatkan polusi udara dan polusi suara, penyakit pernafasan, kanker, dan kelainan lainnya yang timbul akibat pencemaran logam dan gas-gas beracun yang timbul akibat pembakaran tidak sempurna dari knalpot; (b) kerugian waktu yang mengakibatkan waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama; (c) jatuhnya harga produk karena polutan dari kendaraan yang menempel di makanan yang di jual di pinngir jalan yang dapat mengurangi minat pembeli; (d) rendahnya produktifitas karena lelah di perjalanan, semakin lama seseorang duduk di kendaraan selama perjalanan akan membuat orang menjadi lelah, baik sebagai penumpang maupun pengemudi; dan (e) mahalnya transportasi berakibat tingginya harga jual barang, dengan bertambah lamanya waktu tempuh mengakibatkan utilisasi kendaraan angkutan yang rendah, produktifiras tenaga supir yang rendah, pemakaian bahan bakar yang tinggi dan semakin pendeknya usia pakai (Setiawan, 2010).
Sebagaimananya sebuah masalah, ketika ada penyebabnya pasti ada pula jalan untuk keluar dari masalah itu. Masalah kemacetan memang sudah terlalu lama dan tidak kunjung membaik, namun jika penanggulangan kemacetan dilakukan secara tepat bisa saja mengurangi tingkat kemacetan. Penanggulangan masalah kemacetan dapat dilakukan dengan cara (a) sosialisasi aturan rambu lalu lintas dan sangsinya kepada masyarakat, (b) sterilisasi jalur kendaraan dari parkir liar, (c) aturan ketat untuk pemberhentian bus atau angkutan umum sehingga tidak menimbulkan kemacetan, (d) penggunaan ukuran bus atau angkutan yang disesuaikan dengan ukuran jalan dan pengguna anggkutan umum, (e) batasan ijin pembelian kendaraan pribadi untuk perorang, dan (f) member sangsi tegas kepada pelanggar lalu lintas (“Cara Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas,” 2011).
Kemacetan bukanlah masalah yang dapat dipandang biasa lagi. Bertambahnya volume kendaraan harus diimbangi dengan perilaku individu yang bijaksana, karena kunci utama dari masalah kemacetan adalah individu sendiri.
Daftar Pustaka
Setiawan, S. Y. (2010). Diunduh dari http://yogas09.student.ipb.ac.id/files/2010/12/Berbagai-Dampak-Kemacetan-Dan-Implikasinya-Terhadap-Pendapatan-Petani-Sayur.pdf
Wijaya, A. M. (2010). Diunduh dari http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=119:faktor-faktor-penyebab-kemacetan-lalu-lintas-di-jakarta-dan-alternatif-pemecahan-masalahnya&catid=35:opini-sebelumnya&Itemid=30
Iswanto, H. (2002). Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/5995/1/hadiTA.pdf
Cara mengatasi kemacetan lalu lintas. (2011). Diunduh dari http://www.syahli.com/2011/05/cara-mengatasi-kemacetan-lalu-lintas.html
24 Oktober 2012
Kemacetan (Helen 705120099)
A. Definisi Kemacetan
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) definisi kemacetan ialah tidak dapat bekerja dengan baik, tersendat, serat, terhenti dan tidak lancar. Selain itu, Hoeve (1990) juga mengatakan bahwa “Kemacetan merupakan masalah yang timbul akibat pertumbuhan dan kepadatan penduduk” sehingga arus kendaraan bergerak sangat lambat. Masalah kemacetan akan timbul pada kota yang penduduknya lebih dari 2 juta jiwa, seperti Jakarta, Medan, Bandung, dan Jogyakarta. Macet terjadi hampir setiap saat ini memang membuat lalu lintas di ibukota terasa begitu tidak nyaman bagi para pengguna jalan.
B. Faktor-Faktor Penyebab Kemacetan
Boediningsih (2011) menyatakan bahwa “Kemacetan lalu lintas terjadi karena beberapa factor, seperti banyak pengguna jalan yang tidak tertib, pemakai jalan melawan arus, kurangnya petugas lalu lintas yang mengawasi, adanya mobil yang parkir di badan jalan, permukaan jalan tidak rata, tidak ada jembatan penyeberangan, dan tidak ada pembatasan jenis kendaraan. Banyaknya pengguna jalan yang tidak tertib, seperti adanya pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan, dan parkir liar. Selain itu, ada pemakai jalan yang melawan arus. Hal ini terjadi karena kurangnya jumlah petugas lalu lintas dalam mengatasi jalannya lalu lintas terutama di jalan-jalan yang rawan macet.
Penyebab lainnya adalah permukaan jalan yang tidak rata. Sebaiknya dilakukan perbaikan jalan agar jalan kembali rata. Selain itu, jenis kendaraan yang lewat di jalan-jalan tertentu sebaiknya ada pembatasan, misalnya untuk mobil truk tidak boleh melewati jalan yang rawan macet pada jam-jam sibuk dengan tujuan untuk menghindari kemacetan lalu lintas”.
C. Dampak Kemacetan
Menurut Bergkamp (2011), kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang sangat besar bagi penduduk, seperti pemborosan bahan bakar, terbuangnya waktu secara percuma, dan kerusakan lingkungan akibat polusi udara yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Pakar Transportasi, Danang Parikesit, menyatakan, menurut survei, masyarakat Jakarta akan menghabiskan 6-8% PDB untuk biaya transportasi. Padahal idealnya menurut standar internasional adalah 4% dari PDB. Pemborosan ini membuat uang seharusnya digunakan atau di alokasikan masyarakat untuk penggunaan lain harus dikeluarkan untuk biaya transportasi. Kondisi ini jelas merugikan masyarakat.
Waktu produktif yang seharusnya dapat digunakan oleh para pekerja justru harus dihabiskan di jalan raya. Tidak hanya itu, menghabiskan waktu berjam-jam di perjalanan ternyata juga memberikan dampak yang cukup buruk bagi psikologis para pengguna jalan. Menurut salah satu survei, kemacetan merupakan salah satu penyumbang terbesar penyebab stress yang dialami oleh penduduk di DKI Jakarta. Hasil penelitian Yayasan Pelangi menaksir kerugian yang diakibatkan dari segi waktu, biaya bahan bakar, dan biaya kesehatan mencapai 12,8 triliun tiap tahunnya. Di sisi lain, kemacetan juga berdampak pada kerusakan lingkungan akibat polusi udara yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah penggunaan kendaraan bermotor dimana setiap kendaraan bermotor pasti mengeluarkan gas buangan. Semakin banyak jumlah kendaraan bermotor, semakin banyak pula gas buangan dan semakin tinggi pula tingkat polusi udara.
D. Cara Mengatasi Kemacetan
Solusi dalam mengatasi kepadatan lalu lintas bisa dicegah dengan dua cara, yakni, solusi jangka pendek dan solusi jangka panjang (Boediningsih, 2011):
Solusi jangka pendek. Ada beberapa bentuk solusi jangka pendek yaitu:
Penempatan petugas pada jam-jam sibuk dalam rangka penertiban dan penegakan hukum. Aparat petugas atau polisi lebih meningkatkan semangat kerja, kejujuran, dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas sehingga petugas selalu ada ditempat tugas terutama pada jam-jam sibuk untuk mengatur kemacetan lalu lintas dan menindak tegas bagi siapa saja yang melanggar rambu-rambu lalu lintas. Serta memasang traffic light atau rambu lalu lintas di perempatan jalan atau dipersimpangan jalan dan penambahan rambu dilarang berhenti dan parki jalan-jalan tertentu yang rawan macet. Mengecat Zebra Cross. untuk menyeberang jalan bagi pejalan kaki, oleh karenanya agar pejalan kaki tidak sembarangan dalam menyeberang.
Solusi jangka panjang. Ada beberapa solusi jangka panjang yaitu:
Pelebaran jalan yang ada untuk mengurangi kemacetan lalu lintas karena jalan yang sudah ada memang sudah tidak mungkin lagi menampung mobil atau kendaraan bermotor yang ada. Pemerintah juga harus Melakukan Perbaikan atau pembenahan persimpangan jalan yang rawan macet serta mengusulkan Bus Sekolah untuk siswa sekolah sehingga para siswa sekolah tidak memakai sepeda motor sendiri maupun diantar atau memakai mobil pribadi. Langkah ini dapat mengurangi kepadatan lalu lintas. Menentukan jenis pengendalian persimpangan yang tepa untuk mengatur persimpangan jalan yang sering rawan kemacetan sehingga di masa yang akan datang diharapkan persimpangan-persimpangan jalan tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas. Yang terakhir perlu diadakan evaluasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat agar instansi terkait atau aparat polisi sebagai pelayan masyarakat dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dari sekarang.
Daftar Pustaka
Bergkamp, D. (2011). Kemacetan lalu lintas DKI Jakarta. Diunduh dari http://ekonomi.kompasiana.com
Boediningsih, W. (2011). Dampak kepadatan lalu lintas terhadap polusi udara kota surabaya. Jurnal, 20(20), h. 122-132. Diunduh dari http://ejournal.narotama.ac.id
Hoeve, I. B. V. 1990. Ensiklopedi Indonesia, seri geografi. Diunduh pada 16 Oktober 2012 dari http://books.google.co.id
Balai Pustaka. 1995. Macet. Diunduh dari http://bahasa.cs.ui.ac.ib/kbbi/kbbi.php?keyword=macet&viarbidang=all&viardialek=all&viarragam=all&viarkelas=all&submit=tabel
24 Oktober 2012
Kemacetan (Mia Sylvia Sanjaya - 705120105)
Pengertian Kemacetan
Kemacetan lalu lintas merupakan suatu hal yang sudah biasa kita dengar bahkan sering sekali kita menemukan dan mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. Kemacetan mempunyai makna yaitu dimana suatu situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan sering terjadi di kota-kota besar yang tidak mempunyai transportasi publik yang kurang memadai dan tidak seimbang antara kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk seperti Jakarta. Alfariszy (2010) mengatakan bahwa “Pada hakekatnya kemacetan adalah jumlah input lebih banyak dari pada jumlah output atau dalam artian lalu lintas jumlah kendaraan yang masuk lebih banyak dari jumlah yang keluar dalam satu jalur.”
Penyebab Kemacetan
”Kemacetan di ibukota DKI Jakarta tidak dapat dihindari, terutama pada titik-titik persimpangan baik di jalan-jalan protokol hingga di jalan tikungan” (Pembatasan kendaraan untuk mengurangi kemacetan Jakarta, 2008). Penyebab kemacetan dikarenakan banyaknya volume kendaraan yang tidak sesuai dengan luasnya jalan raya, tetapi tidak hanya itu kemacetan dapat saja disebabkan oleh adanya perbaikan jalan-jalan yang berlubang. Masalah semakin terasa ketika pengguna kendaraan pribadi seperti motor dan mobil yang sangat besar melebihi kendaraan umum yang tersedia. Kemacetan juga dapat muncul ketika setiap pagi semua orang yang mempunyai tujuan untuk pergi kerja ataupun sekolah ingin cepat-cepat mencapai tujuan mereka sehingga tidak adanya keteraturan dalam berlalu lintas.
Dampak Kemacetan
Kemacetan yang dialami semua orang tentunya mempunyai dampak yang buruk bagi kita sendiri. Salah satu dampak yang sangat terasa adalah pemborosan waktu bagi para pengguna jalan raya. Tempat tujuan yang seharusnya hanya memakan waktu pendek tetapi karena adanya kemacetan ini maka membutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya. Selain itu, semakin bertambahnya volume kendaraan tentunya akan mengakibatkan polusi udara yang meningkat sehingga berdampak terhadap lapisan ozon yang membuat suatu permasalahan yaitu pemanasan global. Kemacetan mempunyai dampak-dampak lain yang semuanya dirasakan oleh kita sendiri. Menurut sebuah penelitian, kemacetan tersebut membuat masyarakat Jakarta mengalami kerugian hingga Rp 48 triliun per tahun (“Pembatasan kendaraan untuk mengurangi kemacetan Jakarta,” 2008).
Penanggulangan Kemacetan
Kemacetan yang terjadi terus-menerus tentunya akan membuat kita semua merasa kesal, stress, muak dan semua hal negatif itu akan bisa kita cegah dan kita kurangi. Kemacetan sesungguhnya dapat kita kurangi bahkan kita hilangkan jika semua orang bekerjasama dalam menangani dan peduli terhadap masalah yang terjadi. Salah satu solusi yang bisa dilakukan antara lain peningkatan kapasitas jalan atau prasarana, keberpihakan kendaraan umum yaitu dengan mengoptimalkan angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan dan pembatasan kendaraan pribadi, dan berikut ini adalah berbagai macam solusi dalam mengatasi kemacetan di Jakarta, di antaranya peningkatan kapasitas jalan atau prasarana, keberpihakan kendaraan umum yaitu dengan mengoptimalkan angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan, pembatasan kendaraan pribadi, jalur three in one lebih diperluas wilayahnya dan tidak menggunakan batas waktu, jalan-jalan yang dilalui busway yang menyebabkan penyempitan badan jalan harus segera diperlebar, membangun transportasi massal lain, seperti misalnya subway atau monorel. menerapkan usia kendaraan yang layak beroperasi. Ini juga dapat mengurangi polusi, meningkatkan tarif pajak kendaraan bermotor, khususnya kendaraan roda empat, mengadakan pelatihan atau seminar kepada supir-supir angkutan umum tentang keselamatan dan peraturan berlalu lintas, menegakkan aturan dengan menindak tegas semua pelanggar lalu lintas tanpa kecuali ataupun oknum polisi yang berbuat pungli, memperbanyak dan terus menerus mengingatkan masyarakat melalui spanduk, brosur, ataupun iklan tentang disiplin berlalu lintas. Baik di media Cetak ataupun media elektronik. Jika kita semua menjalani solusi tersebut dengan benar saya yakin kemacetan dapat teratasi dengan baik.
Daftar Pustaka
Alfaridzy, Solusi kemacetan kota Jakarta. 2010. Diunduh dari http://alfaridzy.wordpress.com/tag/artikel-kemacetan-jakarta/
Pembatasan kendaraan untuk mengurangi kemacetan Jakarta. 2008. Diunduh dari http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/wacana%20kemacetan.pdf
Mengurai kemacetan di Jakarta. Diunduh dari http://www.variant-info.com/component/content/article/46-artikel
24 Oktober 2012
Kamis, 01 November 2012
Dampak Kemacetan terhadap Psikologis Warga di Jakarta Barat (Andiani - 705120047)
Pengertian Kemacetan
Jakarta Barat merupakan kota yang memiliki banyak kegiatan, hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan di kota Jakarta Barat. Kemacetan berasal dari kata macet yang berarti tidak dapat bekerja dengan baik. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar yang tidak seimbang antara kebutuhan jalan dengan kepada penduduk, seperti kota Jakarta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ([KBBI], 2008).
Penyebab Kemacetan
Menurut Novijaya (2012), kemacetan di Jakarta dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu (a) pengemudi yang tidak mau mengalah dan ingin cepat sampai di tempat tujuan; (b) lampu hijau pada lalu lintas yang menyala terlalu cepat, sedangkan antrian mobil masih panjang; (c) kendaraan umum berhenti di tepi jalan untuk menunggu penumpang; (d) pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan; (e) terjadi kecelakaan membuat ada warga berhenti untuk melihat kejadian tersebut, sehingga jalan menjadi lumpuh; (f) terjadi perbaikan atau pembongkaran jalan yang menggambil hampir sebagian badan jalan; (g) terjadinya hujan yang mengakibatkan jalanan menjadi licin, sehingga pengemudi melambatkan kendaraannya; (h) warga memarkirkan kendaraaannya di tempat yang tidak semestinya; (i) adanya pasar kaget yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut; dan (j) adanya lubang di jalan.
Dampak Kemacetan
Dampak terhadap psikologis. Kemacetan di Jakarta yang sudah merajalela dapat membuat orang menjadi stres ketika menghadapi kemacetan. “Dalam psikologi istilah stres untuk menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu/organisme agar bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri” (Faiqah, 2009).
Menurut Faiqah (2009) tanda-tanda seseorang mengalami stres adalah: (a) gejala fisik, seperti merasa lelah, otot kaku dan tegang; (b) gejala mental, seperti penurunan konsentrasi dan daya ingat; dan (c) gejala emosi, seperti cemas, frustasi, mudah marah. Kalangan pengusaha khawatir kemacetan dapat membawa dampak psikologis pada karyawannya sehingga kinerja karyawan terganggu. Kinerja karyawan yang terganggu dapat menurunkan kualitas perusahaan tempat dia kerja.
Dampak terhadap kesehatan. Menurut Erindrian (2012), karbondioksida yang dikeluarkan oleh kendaraan bila dihirup oleh manusia dapat menganggu kesehatan. Universitas California Selatan meneliti 7.500 wanita dari dua puluh dua negara bagian di Amerika Serikat mengenai efek samping yang diakibatkan menghirup gas buangan kendaraan bermotor terhadap kesehatan otak, yaitu dapat memengaruhi kapasitas mental, inteligensi, dan stabilitas emosi. Berdasarkan hasil penelitian di Belanda, jika kita menghirup asap kendaraan bermotor selama tiga puluh menit dapat meningkatkan intensitas kerja otak yang berpengaruh pada perilaku, kepribadian, kemampuan mengambil keputusan, dan meningkatkan stres. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan New York, Boston, Beijing, dan Krakow, anak-anak yang tumbuh di daerah dengan gas karbon dioksida tingkat tinggi memiliki tingkat inteligensi yang lebih rendah. Mereka juga mengalami depresi, kecemasan, dan kesulitan konsentrasi dibanding anak-anak yang tumbuh di daerah dengan gas karbondioksida tingkat rendah.
Solusi untuk Mengatasi Kemacetan
Menurut Nizami (2007), ada beberapa tindakan yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Pertama, pelebaran dan pendalaman kali-kali di Jakarta dapat membuat jalan baru tanpa harus menggusur perumahan. Kedua, jalan tol Cawang-Semanggi dijadikan satu arah pada pukul 07.00-09.00 WIB hanya ke arah Semanggi. Hal ini disebabkan karena pada pagi hari kendaraan yang menuju arah Semanggi begitu padat dan macet sementara arah sebaliknya sangat lancar. Pukul 17.00-19.00 WIB, ketika jam pulang kantor, jalan tol Cawang-Semanggi dijadikan satu arah hanya ke arah Cawang. Ketiga, alternatif yang lebih ekstrim adalah memindahkan ibu kota dari Jakarta ke kota yang kurang penduduknya seperti di Kalimantan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan jika terjebak macet untuk menghilangkan stres, yaitu: (a) mengambil dan menghembuskan napas secara perlahan, (b) mendengarkan musik bertempo pelan, dan (c) menaruh aroma terapi yang disukai.
Saran dalam Mengatasi Kemacetan
Menurut Erindrian (2012), masyarakat sebaiknya mentaati peraturan lalu lintas sehingga kemacetan di Jakarta dapat berkurang. Masyarakat juga memanfaatkan transportasi umum seperti Transjakarta sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalisir. Pemerintah diharapkan membangun sarana dan prasarana yang memadai bagi masyarakat sehingga masyarakat menjadi nyaman dan mengurangi kemacetan.
Daftar Pustaka
Erindrian, G. (2012). Makalah kemacetan Jakarta. Diunduh dari http://ghariza-
erindrian.blogspot.com
Faiqah, V. (2009). Pengaruh pemberian lactium terhadap tingkat kebugaran pada
mahasiswa FK Undip angkatan 2008 yang menghadapi ujian pre semester.
Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/12705/1/Viqa_Faiqah.pdf
Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ke-4). (2008). Jakarta: Gramedia.
Nizami, A. (2007). Cara dan solusi mengatasi kemacetan di kota Jakarta.
Diunduh dari http://infoindonesia.wordpress.com
Novijaya (2012). Kemacetan Jakarta. Diunduh dari
http://novijaya12.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_13.pdf
Rabu, 31 Oktober 2012
Kemacetan di Ibukota Jakarta (Stacia Prasetyo 705120056)
Pengertian Kemacetan
Menurut (O’Connor, Jim E. and John E. Costa. 2004) situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Penyebab Kemacetan di Ibu Kota Jakarta Barat
Mobil. Para pengendara mobil biasanya suka meperlambat jalan untuk melihat suatu kejadian.
Motor. Para pengendara motor tidak menggunakan peraturan kendaraan yang baik sehingga terjadi kemacetan.
Kendaraan Umum. Para kendaraan umum menaikkan penumpang atau pun menurunkan penumpang secara benar selain itu mereka tidak memberikan lampu sen untuk menepi sehingga bisa terjadi kemacetan ataupun kecelakaan.
Masyarakat. Masyarakat di ibu kota Jakarta menaiki kendaraan umum di pinggir jalan sehingga terjadi kemacetan karena kendaraan umumitu harus memberhentikan mobil nya di tengah jalan.
Galian Jalan. Galian jalan itu menjadi salah satu penyebab, karena sebagian jalan diambil sehingga yang tadinya dua jalur menjadi satu jalur, sehingga jalan bertambah sempit.
Melihat kecelakaan. Para pengguna jalan biasanya melihat suatu kejadian kecelakaan, bahkan rela untuk berhenti sejenak untuk melihat apa yang terjadi, tanpa melakukan apapun, hanya melihat, dan biasanya itu dilakukan oleh para pengendara motor, sehingga mobil atau motor tidak dapat berjalan karena terganggu oleh pengendara motor yang berhenti mendadak.
Hujan. Hujan menjadi salah satu penyebab kemacetan di Jakarta karena jalan-jalan di Jakarta banyak yang berlubang, sehingga jika hujan turun, lubang terisi dengan air. Masyarakat harus berhati-hati jika melewati lubang itu sehingga masyarakat memperlama laju kendaraan, sehingga Jakarta menjadi macet total ("Penyebab Kemacetan yang Paling Menyebalkan," 2011).
Akibat kemacetan di Ibu Kota Jakarta Barat
Dari tahun ke tahun terjadi penurunan pendapatan pada masyarakat Jakarta untuk tingkat ekonomi menengah ke bawah. Indikatornya adalah setiap tahun nilai kerugian masyarakat mencapai Rp43 triliun per tahun oleh belanja boros akibat kemacetan. Hal itu berarti ada korelasi positif antara kemacetan arus lalu lintas ekonomi masyakarat itu disebabkan pengeluaran tambahan yang dibebankan warga akibat kemacetan, yakni belanja onderdil yang meningkat, pembelian bahan bakar minyak (BBM) serta timbulnya penyakit fisik dan psikis.Memang jika menelusuri faktor penyebab kemacetan arus lalu lintas sangatlah kompleks dan beragam, mulai dari angka pertumbuhan penduduk disertai transaksi jual beli kendaraan bermotor yang meningkat dari hari ke hari, urbanisasi (Andinof Chaniago, 2009)
Solusi kemacetan di Ibu Kota Jakarta Barat
Penegakan hukum. Minimnya penegakan hukum saat ini membuat pengemudi terlihat biasa dan bebas melakukan pelanggaran hukum atau aturan lalu lintas.
Mengadakan Standar Pelayanan Minimum (SPM) bagi angkutan umum di Jakarta. Hal ini guna melindungi hak konsumen atau pengguna angkutan umum untuk mendapatkan jaminan pelayanan yang baik, nyaman, serta aman.
Melakukan evaluasi trayek angkutan umum eksisting (reguler). Hal ini didasari oleh banyaknya trayek angkutan umum yang tumpang tindih. Evaluasi ini untuk mengetahui kebutuhan armada trayek, membatasi pemberian izin trayek baru secara selektif, mengalihkan kendaraan dari rute “kurus” ke rute “gemuk”, serta memulai sistem pemberian izin trayek berdasarkan quality licencing atau lelang.
Memperbaiki layanan kereta api komuter Jabodetabek. Alasannya, kereta api dianggap tulang punggung sarana angkutan umum massal di Jakarta dan sekitarnya.
Meningkatkan biaya penggunaan kendaraan bermotor pribadi di Jakarta. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan parkir mahal berdasarkan zonasi, penerapan jalan berbayar, dan mencabut subsidi BBM.
Mensubsidi angkutan umum. Hal ini guna meningkatkan minat masyarakat memanfaatkan angkutan umum karena berdasarkan politik manajemen transportasi, hanya angkutan umum yang berhak atas subsidi.
Melakukan perbaikan kelembagaan bisnis atau operator angkutan yang ada sekarang. Pengelolaan angkutan umum harus berupa badan hukum bukan individu-individu.
Pembatasan usia kendaraan bermotor yang beroperasi di Jakarta. Hal ini untuk menjamin secara sistematis bahwa angkutan umum akan berkembang pelayanannya dan teknologi armadanya.
Melakukan restrukturisasi Dinas Perhubungan menjadi Dinas Transportasi dan Infrastruktur Jakarta. Hal ini untuk meningkatkan kinerja pengelolaan transportasi yang dilakukan melalui penggabungan beberapa satuan kerja atau unit kerja di lingkungan Pemprovinsi DKI Jakarta. Menurut solusi kemacetan ala dewan transportasi kota jakarta. ( solusi kemacetan ala dewan transportasi kota jakarta
Referensi list:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan
http://malesbanget.com/2011/12/6-penyebab-kemacetan-yang-paling-menyebalkan/
http://www.fourseasonnews.com/2012/08/dampak-kemacetan-dalam-perekonomian.html
http://www.proud2rideblog.com/2011/12/24/9-solusi-kemacetan-ala-dewan-transportasi-kota-jakarta/
23 Oktober 2012
Langganan:
Komentar (Atom)