Jumat, 27 September 2013

Sex at Work, Stop It! (Nadya Puspita Ekawardhani)

     Setiap manusia memiliki kebutuhan akan seks. Tentu saja kebutuhan tersebut adalah kebutuhan yang wajar untuk dipenuhi asalkan dilakukan di tempat yang seharusnya dan dengan orang yang tepat. Sering kali kebutuhan akan seks disalah-gunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan atau kepuasan pribadi. Pada umumnya, yang menjadi korban pelecehan seksual adalah wanita. Wanita yang dianggap memiliki pribadi yang lemah dan tidak dapat melawan, sering kali dimanfaatkan secara seksual. Salah satu pembahasan kelas psikologi perempuan pertemuan kelima membahas pelecehan seksual terhadap wanita di tempat kerja. Sejauh ini, karena Saya belum masuk ke dalam lingkungan pekerjaan, sehingga Saya belum benar-benar melihat kasus pelecehan seksual terhadap wanita di tempat kerja. Namun, ibu Henny Wirawan (dosen psikologi perempuan) dan presentasi kelompok memberikan contoh dan penyebab pelecehan seksual tersebut. Terdapat beberapa faktor penyebab pelecehan seksual di tempat kerja, salah satunya karena rasa takut kehilangan jabatan yang telah diperoleh seorang wanita dalam sebuah perusahaan. Dari contoh tersebut dapat diprediksikan mungkin saja wanita tersebut memiliki masalah ekonomi yang mengharuskan ia bekerja dan rasa cemas apabila tidak mendapatkan posisi dan penghasilan yang sama di perusahaan lain. Saya pribadi sebagai seorang wanita, ketika mendengar cerita pelecehan seksual di tempat kerja dengan alasan mempertahankan posisi adalah hal yang sangat disayangkan. Posisi dan penghasilan dapat diperoleh kembali, tetapi apakah kemurnian tubuh dapat kembali?
     Pelecehan seksual memang tidak melulu soal pemaksaan baik secara kasar atau halus untuk melakukan hubungan seks. Menurut Saya pelecehan seksual tergantung dari niat si "pelaku" dan perspektif si "korban". Apabila seorang wanita yang berasal dari lingkungan yang menganggap hubungan lawan jenis selain dengan pasangan resminya adalah suatu hal yang tabu, bisa saja ketika seorang pria menatapnya cukup lama meskipun dari jarak jauh dan sedang tidak memanfaatkan kesempatan, wanita tersebut merasa tidak nyaman dan dilecehkan. Namun sebaliknya, apabila seorang atasan pria mendekati karyawan wanita secara langsung dan tertarik secara seksual, wanita tersebut akan menganggap hal itu hal yang wajar saja kalau memang wanita tersebut merasa tidak dimanfaatkan atau dilecehkan. 
     Sebagai seorang wanita, mencaga tubuh dan penampilan merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan kepercayaan diri. Berpenampilan rapih dan wangi tentunya membuat orang di sekitar tidak malas untuk berdekatan. Namun, bukan berarti membiarkan orang lain dengan asal "menikmati" tubuh dan penampilan seorang wanita. Di samping itu, sebagai wanita berhati-hatilah dalam mempersepsikan perilaku lingkungan untuk menjaga hubungan interaksi dengan orang lain maupun menjaga diri sendiri. Be a smart woman!
 
25 September 2013

Diskriminasi dan Pelecehan Seksual (Prisco Wirawardhana)

Sebuah kata mutiara yang sangat baik, membuat saya merenung lebih dalam mengenai fenomena diskriminasi dan pelecehan seksual yang terjadi pada perempuan di tempat kerja.

“People seem weak, but they're strong.They seem strong, but they're weak.”  -Fuyumi Soryo-

Apa yang saya renungkan? Saya merenung dan mencoba menghubungkan kata-kata mutiara tersebut kepada setiap wanita yang menjadi korban diskriminasi dan pelecehan di tempat kerja. Kebanyakan orang yang melakukan diskriminasi dan pelecehan seksual kepada wanita berpikir ia memiliki kekuatan dan superioritas yang lebih dibandingkan dengan seorang perempuan. Namun, pernyataan tersebut sebenarnya sebuah kesalahan besar.

Pernahkah kita berpikir lebih dalam mengenai para perempuan yang tetap kuat menanggung segala bentuk diskriminasi dan pelecehan seksual dari abad-abad dahulu sampai sekarang? Bukankah mereka sering kita sebut sebagai kaum yang lemah dan mudah kita perlakukan dengan negatif? Semoga dari pertanyaan-pertanyaan diatas membuat kita merenung dan sadar, bahwa para perempuan yang mungkin kita anggap lemah itu memiliki kekuatan dan ketahanan mental yang lebih dari orang-orang yang terlihat kuat.

Para perempuan yang mengalami diskriminasi dalam pekerjaan seperti rendahnya upah atau gaji, serta halangan-halangan untuk kenaikan jabatan tidak membuat mereka berhenti untuk terus berjuang hidup. Kekuatan terbesar para perempuan tak lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anak mereka. Tak ada seorang pun yang senang mengalami diskriminasi, namun semangat para perempuan untuk terus menghidupi keluarganya membuat para perempuan terus bertahan dalam tekanan diskriminasi yang terjadi. Selain tekanan diskriminasi yang dialami oleh perempuan di tempat kerja, pengalaman pelecehan seksual mungkin saja dapat terjadi. Pelecehan seksual tidak memilih korban, kerabat, teman, saudara, atau bahkan diri kita sendiri mungkin saja dapat menjadi korban tangan-tangan yang tidak beradab dan tidak bertanggung jawab.

Yah… sekali lagi, mungkin kita (kaum laki-laki) boleh bersenang hati, karena sebagian besar kasus pelecehan seksual terjadi pada perempuan dan dilakukan oleh kita (kaum laki-laki), yang berpikir bahwa laki-laki memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan dengan perempuan. Perilaku pelecehan seksual yang dilakukan BUKAN menunjukan kekuatan yang sesungguhnya dari kaum laki-laki sejati. Namun lebih memperlihatkan kelemahan-kelemahan kaum laki-laki dan para pelaku pelecehan seksual atas kurangnya kontrol terhadap diri sendiri. Sekali lagi, dari kata-kata mutiara diatas menunjukan bahwa banyak orang sesuai dengan penggalan frase dari kalimat tersebut “They seem strong, but they're weak” (Mereka terlihat kuat, tetapi sebenarnya mereka lemah).

25 September 2013

Pelecehan Seksual Di Tempat Kerja (Irena Nova Wijaya)


Dahulu saya pernah membaca kasus tentang pelecehan seksual di tempat kerja. Di mana seorang karyawati yang katanya selalu memakai pakaian sopan ke tempat kerja, tidak memakai make up yang tebal, memiliki tutur kata yang halus, dan pintar, memilih untuk keluar dari perusahaan nya padahal ia memiliki kualifikasi yang baik untuk perusahaan tersebut. Karyawati tersebut mengaku ia sering di rayu oleh atasan nya, lebih dari itu bahkan atasan nya suka memegang tangan, pundak, dan bagian lain nya. Karyawati tersebut tidak dapat melawan dan akhir nya memilih keluar dari perusahaan.  
Pelecehan seksual di tempat kerja yang di alami kaum perempuan biasanya di lakukan oleh mereka yang berada pada posisi senior dan menduduki jabatan atasan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh dominasi laki-laki atas status, posisi, dan jabatan di berbagai institusi. Sedangkan perempuan yang memasuki lingkungan kerja masih berada pada posisi atau status relatif lebih rendah, meskipun pendidikan perempuan tinggi namun terkadang stereotype terhadap kaum perempuan membuat untuk tidak dipromosikan. 
Tips menghadapi pelecehan seksual ditempat kerja:
  • Bangun lah citra diri yang baik. Pada dasar nya orang disekeliling kita akan bertindak sebagaimana kita bertindak. Bagaimana orang lain akan menghargai kita semua tergantung bagaimana kita bisa menghargai diri kita sendiri. Sikap anda lah yang akan menentukan bagaimana orang lain berperilaku terhadap anda. Tetap lah bersikap profesional di tempat kerja dan bangun lah rasa hormat antar rekan kerja.
  • Percaya diri. Perbuatan pelecehan seksual merupakan sebuah perbuatan jahat yang dapat membuat pelaku nya senang karena telah berhasil melakukan nya. Jangan menunjukkan rasa sedih, tangis, atau patuh. Tunjukkanlah anda adalah orang yang tegar, dan siap melakukan perlawanan dengan menolak dengan tegas, serius, dan profesional. 
  • Kumpulkan bukti. Apa bila kejadian buruk tersebut sudah terlanjur terjadi pada diri anda, coba lah mengumpulkan bukti-bukti terkait, barang-barang yang ditempat kejadian, pakaian, foto, atau saksi. Dengan begitu anda bisa membawa kasus tersebut ke pengadilan dengan bukti yang kuat.
25 September 2013

Interracial Dating – Hubungan antar ras (Yanhardi Chandrawan)

Sehebat-hebatnya suatu negara dalam memerangi rasisme, hal itu akan tetap ada dalam budaya masyarakat. Meskipun rasisme yang kita rasakan zaman kini tidak sefrontal dan separah dahulu. Sebut saja dalam bahasa sehari-hari, meskipun dalam konteks bercanda dengan teman kita seringkali mengucapkan kata “Ah dasar jawa lu” atau “Yah elah emang lu cina pelit”. Tentu saja kita tidak marah karena yang mengatakan itu adalah teman kita sendiri, dan kita sadari itu hanyalah bercanda. Pergaulan jaman sekarang pun sudah tidak terbatas ras lagi. Saya sangat senang kita mendapatkan pergaulan antar ras yang kontras, misalnya etnis tionghoa dengan etnis NTT/NTB. Entah mengapa saya seperti mendapatkan siraman air di dalam hati saya, ada suatu dorongan yang membuat saya senang yang saya sendiri tidak tahu kenapa. Mungkin karena itu menandakan ras sudah tidak lagi menjadi pembatas bagi pergaulan. Saya suka melihat keharmonisan dari suatu pergaulan yang majemuk, atau bahkan suatu kelompok masyarakat di daerah tertentu. Namun pertanyaannya adalah, sejauh manakah anda mau menjalin hubungan terhadap orang yang berbeda ras?
Beberapa waktu yang lalu, para mahasiswa/i psikologi UNTAR mengadakan penelitian kecil-kecilan di bidang psikologi sosial. Mereka membeirkan saya kuesioner yang berisikan nama-nama etnis yang terdapat pada belahan-belahan bumi Indonesia. Terdapat juga skala yang menandakan sejauh mana hubungan yang saya “izinkan” terjadi antara saya dengan etnis tersebut, antara lain adalah teman, rekan kerja, tetangga, dan suami/istri. Hasilnya cukup mengejutkan bagi saya, karena bagi saya sendiri pun, saya menyadari bahwa dari sekian banyak etnis yang dihadapkan kepada saya, hanya 3 etnis saja yang saya tandai bahwa saya menyetujui mereka untuk menjadi istri saya. Tidak sedikit etnis yang saya tandai bahwa saya hanya ingin mereka menjadi tetangga, atau rekan kerja. Bagaimana dengan anda? cobalah membuat list akan etnis-etnis yang terdapat di Indonesia, kemudian berikanlah rating kepada mereka. Berapa banyak etnis yang anda “izinkan” menjadi suami/istri anda?

Meskipun begitu tidak sedikit juga orang yang telah melakukan hubungan antar ras, atau interracial. Biasanya anak dari hasil persilangan antar ras akan membawa kode-kode genetik dari masing-masing etnis. Akan tetapi bukan hal itu yang ingin saya bicarakan, melainkan bagaimana cara hubungan antar ras bisa bertahan. Tentu saja diperlukan kadar toleransi yang luar biasa dari kedua belah pihak dalam menjalankan rumah tangga yang berbeda ras. Kebutuhan mereka akan melakukan adat istiadar mereka, mengunjungi rumah orangtua mereka, dan bagaimanakah anak mereka kelak? tentu saja salah satu pihak harus mengalah agar anak mereka memiliki identitas yang jelas. Harus ikut Ibu atau Ayahkah ia? Karena itu pikirkanlah hal-hal itu dari sekarang jika anda ingin melanjutkan hubungan serius dalam hubungan antar ras anda. Agar anda tidak menemui masalah-masalah baru di hari esok kelak.

25 September 2013

Pacaran.. ? Hhmmm….(Hanna Hadipranoto)


“Aku sama dia udah jadian lho..” Ya, kata “jadian” sering digunakan oleh pasangan yang baru memulai sebuah hubungan penjajakan untuk mencari sebuah kecocokan. Hubungan ini umumnya disebut “pacaran”. Ketika dua orang ingin memulai sebuah hubungan yang lebih dari sekedar pertemanan, maka mereka biasanya akan memulai dengan pacaran. Pacaran merupakan awal dari hubungan yang intim pada orang dewasa dan sebagian pada kalangan remaja.
Dalam berpacaran, pasangan sebaiknya dapat belajar untuk mengenal satu sama lain. Mengenal karakter satu sama lain dan untuk mencari kecocokan dalam berbagai hal, seperti dalam pikiran maupun dalam pembicaraan. Bagi pasangan dengan latar belakang ras ataupun budaya yang berbeda, hal ini sangat penting. Pasangan perlu lebih bekerja keras untuk saling mengerti satu sama lain karena memiliki latar belakang yang berbeda atau terkadang sangat bertolak belakang. Meskipun pacaran dapat dikategorikan sebagai hubungan yang intim, namun pacaran bukanlah saatnya pasangan untuk saling mengeksplorasi setiap jengkal tubuh masing-masing pasangannya. Lalu bagaimana dengan masalah ciuman yang sering disebut tanda sayang dan cinta dalam sebuah hubungan? Menurut saya, ya boleh-boleh saja. Eeiitss, tapi ingat, jangan sampai kebablasan. Sebagai anak muda yang sedang meletup-letup dalam hal cinta, kalian harus tahu batasan-batasannya. Jangan sampai menyesal dikemudian hari.
Pada intinya, dalam membangun sebuah hubungan yang diutamakan adalah membangun kelancaran dalam berkomunikasi dan menyamakan pemikiran untuk mendapatkan kecocokan satu sama lain. Untuk masalah hubungan yang lebih intim, hubungan yang lebih intim akan dapat dinikmati ketika kedua belah pihak telah memiliki status hubungan yang sah baik di mata hukum atau agama. Hal ini memang dipengaruhi karena adanya budaya. Kita tinggal di negara Indonesia yang menentang hubungan seks dilakukan sebelum menikah atau melakukan hubungan seks dan tinggal satu rumah tanpa status perkawinan yang disebut sebagai kohabitasi.
Nah para pembaca semuanya, bagi kalian yang sudah mempunyai pasangan dan belum memiliki status hubungan yang resmi, sebaiknya janganlah melakukan hubungan seksual agar tidak terjadi penyesalan atau masalah dikemudian hari.  Bagi para pembaca yang sudah memiliki hubungan yang sah di mata hukum maupun agama, jagalah hubungan kalian, termasuk hubungan intim ataupun komunikasi agar dapat hubungan dapat tetap harmonis hingga kakek nenek. Karena dalam sebuah pernikahan pasti banyak rintangan dan masalah yang harus dihadapi serta diselesaikan agar hubungan tetap harmonis.

25 September 2013

Diskrimasi dan Pelecehan terhadap Perempuan (Hertha Christabelle)

Diskriminasi dan pelecehan terhadap perempuan sudah tidak asing lagi bagi kita. Namun, tidaklah bijaksana bila bila kita hanya berteriak-teriak mengajukan protes terhadap diskrimasi dan pelecehan tersebut. Alangkah lebih baik, bila kita mencari tahu akar penyebab mengapa terjadi diskriminasi dan pelecehan tersebut. Banyak faktor mengapa pelecehan dan diskriminasi dapat terjadi. Salah satunya tidak dapat dipungkiri budaya bangsa Indonesia yang sebagian besar menganut budaya patriarki menjadi salah satu faktor terjadinya diskriminasi dan pelecehan terhadap perempuan yang mungkin tidak bisa kita ubah. Namun itu bukanlah satu-satunya faktor. Faktor lain yang dapat dicegah terdapat pada diri perempuan sendiri. Sebagai perempuan, haruslah bisa menempatkan diri dengan baik sesuai situasi.

Dalam berpakaian, perempuan harus bisa menyesuaikan pakaian dengan keadaan. Misalnya di kantor, berpakaianlah secara tepat. Pakaian formal dan tidak terlalu terbuka adalah pilihan yang tepat. Saat ditempat umum yang tidak aman, seperti di pinggir jalan, jangan menggunakan pakaian yang terbuka. Ini mencegah adanya pelecehan dan sikap diremehkan (yang memicu diskriminasi).

Jaga tingkah laku. Sebagai seorang yang tidak menghendaki pelecehan dan diskrimasi kita harus bisa menempatkan diri sesuai dengan nilai dan norma. Bertindaklah secara sopan sehingga tidak mengundang diskriminasi dan pelecehan.

Buktikan kalau perempuan punya kemampuan yang tidak kalah dengan laki-laki. Bila perempuan tidak punya kemampuan yang baik, hal tersebut menjadi alasan perempuan bisa diremehkan dan diperkakukan semena-mena. Misalnya, TKW di negara lain yang tidak memiliki bekal bahasa dan kemampuan bekerja menjadi alasan diperlakukan secara tidak baik (pelecehan dan diskriminasi). Sementara bila seorang perempuan dengan kemampuan yang baik akan lebih disegani dan dihargai.

Bersikap tegas bila terjadi diskriminasi dan pelecehan. Jangan menganggap hal tersebut biasa. Hal ini mencegah terulang kembali tindakan tersebut.

Untuk kedaan tertentu jangan terlalu sensitif. memasukkan ke hati tiap perkataan atau tidakan orang lain. Ambil sisi positifnya. Karena akan dinamakan pelecehan jika korban tidak suka dengan perkataan atau tindak orang lain. Misalnya, "ah wanita lelet.." Anggap hal tersebut gurauan atau motivasi agar lebih sigap.

Semua hal di atas tidak berarti diskriminasi dan pelecehan disebabkan oleh perempuan itu sendiri. Tetapi sebagai perempuan kita harus tahu pelecehan dan diskriminasi dapat kita bisa dicegah mulai dari diri sendiri.

25 September 2013

Different? Why not? (Ratna Sari Dewi)

Hubungan intim dengan pasangan yang memiliki suku atau agama yang berbeda?? Apakah itu menjadi sebuah masalah yang perlu dipertimbangkan?? Kuncinya adanya kecocokan dan merasa nyaman aja sih. Terlebih pada dasarnya hubungan intim adalah suatu bagian yang paling mendasar dari kehidupan manusia. Interractical Dating, walaupun budaya bisa saling mempengaruhi pasangan, mulai dari budaya pasangan seperti menjalani hubungan dengan yang paling sering kita temui saat ini, ialah pasangan dengan beda agama, ada juga yang berbeda suku, misalnya salah satu dengan suku tiong hua dan perempuannya bersuku jawa. Akan membutuhkan tenaga ekstra untuk menyesuaikan antara satu budaya dengan budaya lain. Namun itulah indahnya sebuah perbedaan, belajar saling memahami, saling  mengerti dan yang terakhir adalah saling bisa menerima. Apakah untuk mencintai seseorang pula harus selalu "sama"?
Indahnya sebuah perbedaan itulah yang menjadi sebuah "cerita" hidup untuk dibagikan kepada generasi kita selanjutnya. Dengan adanya perbedaan dengan hubungan dengan pasangan dengan beda keyakinan maupun beda suku, bukan menjadi alasan untuk tidak bisa hidup bersama. Saya memiliki cerita mengenai sepasangan pasangan, yang notabenenya adalah keluarga dekat saya sendiri. Keluarga saya adalah garis keturunan tiong hua, cerita  yang saya bagikan ialah tentang kakak laki-laki kedua dari mama saya saat ini menikah dengan seorang wanita yang saya anggap merupakan salah satu wanita yang saya kagumi, yang saya panggil kim-kim, yaitu sebutan untuk istri dari paman saya. Tante saya ini memiliki suku dan agama yang berbeda dengan kami, beliau seorang muslimah dan asli jawa (jogja), dan saat ini paman saya itu sudah berpindah keyakinan untuk menjadi seorang muslim. 
Apakah sulit menjalani pernikahan dengan berbeda suku ditambah lagi dengan perbedaan keyakinan?
dengan sangat yakin saya menjawab "TIDAK", karena toleransi yang begitu besar satu sama lain, dengan rasa saling menghormati, hubungan pernikahan mereka terasa begitu indah. Adanya penerimaan dari kedua pihak keluarga juga mendukung keharmonisan keluarga ini. Saya melihat betul dengan, tante saya ini dengan hati yang sangat terbuka berusaha memahami budaya, tradisi dan juga kebiasaan serta tabiat keluarga kami. Bertanya banyak kepada mama saya, berusaha mendekatkan diri dengan keluarga kami, bahkan untuk tradisi "imlek"pun dilakukan oleh tante saya untuk menghormati suaminya. Sebaliknya paman saya juga akan mengikuti puasa, sholat, dan juga mengikuti ritual-ritual agama muslim. Banyak sekali toleransi yang tidak bisa saya deskripsikan, namun bisa saya rasakan, dan saya bisa menjamin kalau itu tulus. Saat ini mereka telah dikaruniai seorang anak laki-laki, mereka tetap menamai sepupu saya ini dengan nama "marga" dari keluarga kami, dan dia dididik dengan perbedaan budaya dari kedua orang tuanya. Cerita ini berani saya angkat sebab, pasangan "sweet" ini, sudah saya kenal sejak mereka berpacaran, dan saat itu saya masih duduk dikelas 5 Sekolah Dasar. Kehangatan keluarga inilah yang banyak menginspirasi hidup saya. And i'm proud of them!!
Tidak selamanya perbedaan itu menyulitkan, namun perbedaan itu mengajari kita indahnya memahami, mentoleransi, dan menerima. Tidak ada yang tidak bersatu, jika tidak diawali dengan  usaha.
 
25 September 2013

Adult Sexual Relationship (Aristo Pratama)

kata orang zaman dulu (udah tanya dari nenek sama orang tua dan tetangga) kalau cinta itu adalah segalanya bagi mereka dan tidak bisa terpisahkan walau maut menjemput. hubungan intim mampu menimbulkan gairah bagi tiap pasangan. Gunanya? Untuk mempertahankan hubungan mereka sebagainsalah satu syarat dalam bercinta.
untuk orang indonesia itu sendiri, dalam menjalani proses pacaran, berkencan adalah suatu hal yang penting, kenapa? untuk bisa mengetahui pasangan tersebut, siapa dirinya, bagaimana cara dia berbicara, bagaimana cara dia bertingkah laku di hari pertama bertemu, dan bagaimana melihat keromantisan dari pasangannya tersebut. dalam berkencan, apakah itu serius atau sekedar bisnis demi keu tungan semata, atau mencari tahu saja atau hanya untuk main-main? waw, banyak sekali pilihannya.
1. Dalam hubungan yang serius, seseorang mencari pasangan bukan hal yang sekedar main belaka, mencari dari bibit, bebet, bobot yang jelasn dan siap dijadikan pendamping hidup untuk masa depan sampai tua nanti. dalam hubungan yang serius, seseorang tidak akan lagi memikirkan angan-angan apa yang dilakukannya dengan pasangannya, tetapi memikirkan hal-hal lain seperti keperluan untuk beruda dengan pasangannya, anak dan masa depannya, karier, dan masalah lain untuk keluarga intinya.
2. Kalau hanya dari segi mencari tahu saja, itu sih masih saja ingin tahu apa itu pacaran dan belum mengarah ke arah yang serius. dari segi mencari tahu saja, hanya untuk membandingkan pasangan tersebut dengan pasangan yang lain sebagai bentuk pengalaman dari dirinya untuk mencari tahu pasangan mana yang cocok untuk dirinya. nah kalau disini suka disalah artikan sebagai playboy atau playgirl, yaitu seseorang yang suka bergonta ganti pasangan dan cepat bosan dan mudah sakit hati dan tidak mau menerima kekurangan. padahal, mereka itu hanya ingin mencari yang cocok untuk mereka.
3. Dalam sekedar bisnis atau keuntungan semata, biasanya sih ini digunakan orang-orang yang jahat nih. biasanya ini dijadikan penentuan orang seseorang demi mencapaimapa yang menjadi tujuannya. bagaimana dengan patner kerja? wah ini sih bisa jadi dari sekedar bekerja bareng lalu timbul deh rasa suka dan menjadi pasangan yang cocok untuk ke depannya. untuk yang jahat? bisa menjadi proses sesuatu yang yang merugikan orang lain. tapi terkadang juga, banyak dari mereka yang tiba-tiba terbius oleh korban yang ditipunya dan menjadi suka dengan orang tersebut dan tak segan-segan menunjukkannya depan publik walau tahu apamyang dilakukan orang jahat ini (bukan palsu lho, karena saya pernah mengalami hal semacam ini).
lalu bagi orang indonesia itu sendiri, dalam berhubungan seksual menjadi hal yang tabu dan masih dalam proses yang terbilang tidak pantas dilakukan karena masih teranut oleh keyakinan agama yang kuat dan budaya yang kental dalam pribadi orang indonesia itu sendiri. buktinya, dalam berhubungan seks, sebelum menikah tidak diperbolehkan berhubungan karena melanggar norma agama dan akan mendapatkan sanksi dosa bagi seseorang yang melakukan hubungan tersebut sehingga menjadi suatu hubungan yang tidak ada gairah atau biasa-biasa saja. jika terlanjur berhubungan akan menimbulkan rasa bersalah dan mempermalukan banyak orang karena mencoreng namanya (mementingkan harga dirindibanding gairah, lalu untuk apa cinta itu dijalani?).
jika ada yang menjalankan hubungan dengan pasangan yang muda? katanya sih lebih alot dalam berhubungan seks. ternyata tidak juga, toh pasangan yang tua akan merasa muda kembali karena proses gairah dari pasangan yang muda, ya itu sih tergantung individu itu sendiri apakah masih mampu atau tidak dalam berhubungan intim.
kalau ada pasangan yang hidup bersama tapi belum menikah? boleh atau tidak. bagi orang indonesia itu sendiri ini masih tabu dan katanya "haram" karena takut hamil di luar nikahlah, jelek namanya lah, dan sebagainya. tapi ada untungnya juga lho sebenarnya, yaitu untuk bisa mengetahui sifat dan kelakuan sehari-hari pasangannya tersebut, lalu bisa menjadikan dirinya belajar menjadi orang tua untuk ke depannya, seperti pembagian membayar uang listrik dan keperluar sehari-hari di rumah dan proses penghematan, menabung untuk masa depan nanti.
menikah itu bahagia selamanya tidak? ada yang iya ada yang tidak. dalam menikah itu menjadi sesuatu yang sakral lho hukumnya. terutama dalam hukum cinta. dalam menikah yaitu menjadi satu tak terpisahkan. dan tak tergantikan. orang yang bercerai itu karena satu lain hal seperti maslaah ekonomi, ketidak cocokan lagi atau sekedar menemukan kekurangan dari pasangan. itu sih namanya cuma mau nafsunya doang, belum bisa bertanggung jawab.  bagaimana dengan mereka yang homoseksual? tentu kalau di luar negeri, ini menjadi sesuau yang sah karena bisa mempertahankan hubungan. sampai mereka tua nanti. waw, kok lebih setia mereka yah dibanding yang heteroseksual? lalu bagaimana dengan merekamyang dijodohkan? tentu prosesnya beda karena proses pencarian cinta berjalan setelah mereka dijodohkan. buktinya, ada juga lho yang sampai tua awet karena dijodohkan sedari muda. jadi jangan kira dijodohkan itu menjadi tidak awet dalam berhubungan, justru tergantung dari tiap masing-masing individu.
mempunyai anak apakah bisa mengurangi gairah dalam berhubungan intim? justru cari waktu yang tepat dong dalam berhubungan, entah itu malam setelah anak tidur. bagaimana dengan mereka yang bayi atau balita? yantergantung cara mengasuhnya, jika mengasuhnya baik pasti anak itu tertidur pulas atau nyenyak, baru deh disitu menjalani hubungan intim.
kalau yang udah tua? justru cara berhubungan intimnya berbeda, kasihan udah tua masih berhubungan seperti itu, yang ada ntar gak kuat lagi.  justru lebih banyak bersama-sama jika kemana-mana, atau mengobrol seharian, seperti yaitu proses berhubungan intim untuk yang tua.
bagaimana dengan mereka yang ingin menikah dengan beda ras? katanya ingin memperbaiki keturunan? kalau blasterannya kayak campur-campur sih itu mah kelainan namanya. justru dengan menikah beda ras akan ada timbul dua hal budaya yang berbeda dan bisa dikenalkan ke anaknya sehingga anaknya tidak akan mengalami kayak metabolisme turunlah, minderlah, justru kalau di indonesia itu wah banget jadinya. kecuali, jika adatnya kuat banget dan tidak boleh keluar dari jalur adat yang telah ada turun temurun. ya semua ini tergantung lagi dari masing-masing individu.

24 September 2013

Until Death do Us Apart (Meylisa Permata Sari)

Pada minggu ini, kelas Perilaku Seksual membicarakan mengenai adulthood sexual relationship. No, saya tidak akan menulis bagaimana mereka melakukan hubungan seksual. Lebih ke arah hubungan orang dewasa itu sendiri.
Sebelum menikah, sebagian besar pasangan terlibat dalam hubungan berpacaran. Dalam hubungan ini, mereka mencoba untuk mengenali satu sama lain (seharusnya mengenali pribadinya loh, bukan fisiknya). Setelah beberapa waktu menjalin hubungan, pasangan akan menentukan apakah mereka akan melanjutkan hubungan ke jenjang selanjutnya ataukah memutuskan hubungan. Memutuskan hubungan bukanlah keputusan yang mudah, terlebih jika hubungan tersebut telah dibangun dalam waktu yang lama beberapa pasangan mungkin telah menjalin hubungan dalam waktu yang cukup panjang, namun setelah mengenal, ternyata tidak cocok satu sama lain untuk dilanjutkan dalam pernikahan. Bagi saya, ada baiknya untuk berpisah saja kalau memang tidak cocok, daripada nanti membuat “neraka” rumah tangga, karena keukuh dilanjutkan hanya karena sayang sudah buang “investasi” yang banyak.
Kemudian, jika akhirnya memutuskan untuk menikah nantinya, seseorang harus berusaha untuk membangun keluarga yang bahagia. Bukan berarti tidak ada masalah, namun bagaimana anggota keluarga saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah tersebut. Tiap masalah yang dihadapi dan diselesaikan, hal tersebut dapat memperkuat hubungan. Hingga akhirnya pasangan menjadi tua bersama.
Pada hari Minggu, kakak dan saya sering pergi untuk makan pagi di sebuah kedai kopi. Setiap kali kami ke sana, kami melihat sepasang opa dan oma yang juga menikmati secangkir kopi dan roti. Mereka menggunakan pakaian berolahraga, seakan sehabis olahraga pagi bersama. Saya sering mengobservasi mereka, terkadang “nguping”. Ada saja yang mereka bicarakan, masalah politik, sosial, dsb. Sehabis berbicara dan menghabiskan makanan dan minuman, mereka keluar bersama.
Bagi saya mereka adalah pasangan yang hebat. Saya tidak tahu bagaimana cara mereka mempertahankan hubungan mereka dengan baik (walaupun hanya dari luar). Mereka menghabiskan waktu bersama dan saling berinteraksi, tidak dalam dunia masing-masing, walaupun mungkin mereka telah bersama dalam waktu yang lama.
Sepasang opa oma tersebut dapat kita jadikan sebagai contoh. Di usia mereka yang sudah lanjut, mereka tetap saling bertukar pikiran, bahkan rutin mengikuti kegiatan bersama. Saat memilih untuk menikah nanti, carilah pasangan yang kita dapat hidup bersama selamanya, jangan sebatas seperti opa oma, jika bisa lebih, hingga maut yang memisahkan.
“So it’s not gonna be easy. It’s going to be really hard; we’re gonna have to work at this everyday, but I want to do that because I want you. I want all of you, forever, everyday. You and me… everyday.”
― Nicholas Sparks, The Notebook

“I don’t want to be married just to be married. I can’t think of anything lonelier than spending the rest of my life with someone I can’t talk to, or worse, someone I can’t be silent with.”
― Mary Ann Shaffer

24 September 2013

Adult Sexual Relationship (Jeanne Khu Sanny)



     Setiap individu menjalani intimate relationship (hubungan yang intim), yang merupakan bagian mendasar dari kehidupan manusia. Hal ini dilakukan dengan seseorang dari  jenis kelamin yang berbeda maupun  jenis kelamin yang sama, hidup bersama lalu sampai pada jenjang pernikahan. Dan intimate relationship membuat pasangan merasa aman dan bahagia.
    
Namun bagaimana proses memiliki intimate relationship dengan seseorang? 


     Pertama adalah memilih pasangan. Memilih pasangan dapat dilakukan dengan dating. Pada dating tradisional, yang masih ada pada zaman sekarang, laki-laki menjemput pacarnya dan meminta ijin pada orang tua perempuan untuk pergi pada suatu event. Namun, ada juga hubungan yang memanfaatkan pasangannya untuk memanfaatkan dan memenuhi kebutuhannya.
     Hubungan antar pasangan pun dipengaruhi oleh perbedaan budaya, seperti ras. Hal ini disebut interracial dating. Contohnya adalah pasangan ras jawa dan batak. Orang jawa dikenal kaku, lembut dan disiplin, sedangkan orang Batak dikenal tegas, dan keras. Hendaknya masing-masing individu dapat saling memahami dan beradaptasi antar budaya di dalam keluarga.     
     Intimate relationship juga menimbulkan gairah dengan melakukan hubungan seksual. Dalam melakukan hubungan seksual dengan yang lebih tua, menurut penelitian menimbulkan kesehatan yang baik dan memperlambat proses penuaan baik fisik maupun psikis pada pasangan yang lebih tua.
     Dalam menjalani intimate relationship, pasangan menjalani hidup bersama namun belum menikah yang disebut kohabitasi. Hal ini berfungsi untuk menjaga komitmen, namun pada sisi negatif menimbulkan masalah pada hubungan kedepannya. Kohabitasi pada pasangan yang berbeda budaya dapat menimbulkan kesalahpahaman pada anak.


Pernikahan merupakan salah satu aspek penting dalam mencapai tujuan hidup. Pasangan berharap menikah dengan seseorang yang sesuai dengan kehidupan mereka. Dengan menikah, pasangan kemudian berkomitmen dan memiliki anak. Setelah menikah, terjadi perubahan dalam hubungan seksual karena seks merupakan esensi bagian dari pernikahan. Akibat kebutuhan emosional yang belum terpenuhi, banyak perselingkuhan yaitu melakukan hubungan seks diluar pernikahan dengan partner orang lain.

Terdapat dua jenis petualangan seksual yaitu swingers (membuka pertukaran pasangan seksual) dan polymorsits (membuka pertukaran pasangan). Hal ini harus disetujui oleh kedua belah pihak dan berhubungan seks hanya dengan orang yang negatif dari penyakit seksual.

Banyak pasangan yang melakukan seks diluar nikah walaupun tidak ditoleransi dan dilarang oleh budaya. Selain itu, beberapa negara mengizinkan praktek poligami yang banyak terdapat di negara Afrika dan Timur Tengah. 



Hubungan homoseksual berbeda dengan hubungan heteroseksual. Hubungan heteroseksual terdiri dari pasangan gay dan lesbian. Hubungan homoseksual memiliki tingkat kepuasan hubungan yang lebih tinggi, berbagi lebih banyak kasih sayang, humor, dan kegembiraan dalam hubungan mereka, dan memiliki ketakutan yang lebih sedikit dan perasaan negatif mengenai hubungan mereka. Terdapat beberapa negara yang mengijinkan hubungan homoseksual seperti Denmark, Spanyol, Afrika Selatan. Homoseksual pun dapat melakukan pernikahan dan ingin memiliki anak.

Pernikahan yang dianggap gagal menyebabkan perpisahan yang disebut perceraian. Perceraian disebabkan oleh faktor sosial, predisposisi dan  permasalahan internal dalam pasangan. Setelah bercerai, proses penyesuaian memberikan dampak fisik dan psikis pada individu.  Berkencan dan menikah kembali merupakan hal yang dilakukan setelah bercerai. Namun tidak banyak juga yang tetap sendiri.  Perceraian umumnya ada di setiap masyarakat dan memiliki stigma. Di Amerika, dan Eropa, perceraian relatif mudah. Namun ada juga negara yang sebagian besar beragama Katolik yang tidak memperbolehkan perceraian. 



     Intimate relationship adalah salah satu prioritas dalam kehidupan kita. Hubungan dengan orang lain membuat kita lebih bahagia, merasa dicintai dan dibutuhkan. Hal ini terus berlangsung hingga mencapai usia tua. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen, komunikasi, pengertian dan adaptasi pada pasangan sehingga tidak terjadi kegagalan dalam hubungan.
23 September 2013

Science of Sex Appeal (Jeanne Khu Sanny)


 


     Kegiatan kelas perilaku seksual kali ini adalah menonton film berjudul “Science of Sex Appeal”. Dari film ini ditemukan bahwa banyak sekali aspek yang berpengaruh pada ketertarikan seksual.


     Pertama adalah wajah. Dari wajah seseorang, kita dapat menentukan bahwa kita tertarik atau tidak dalam pandangan pertama. Dalam suatu penelitian ditemukan bahwa laki-laki cenderung memilih perempuan berwajah feminim, perempuan cenderung memilih laki-laki yang berwajah maskulin. Selain itu, 8 dari 10 pria dan wanita menyukai wajah yang simetris. Dari gambar diatas, wajah mana yang lebih disukai??


     
     Kedua adalah proporsi/ bentuk tubuh.  Bagian tubuh seperti payudara, pinggul, pinggang dapat membuat seseorang tertarik.  Perempuan tentunya secara fisik menyukai laki-laki yang atletis, tinggi, memiliki bentuk tubuh proporsional dan maskulin. Sedangkan, laki-laki menyukai perempuan yang memiliki tubuh ramping, pinggang dan pinggul proporsional, dan seksi.  Namun, setiap orang memiliki ketertarikan fisik yang berbeda karena hal tersebut bersifat relatif, ada yang menyukai dan ada juga yang tidak. 
      Faktor fisik lain yaitu suara. Laki-laki menyukai perempuan yang bersuara tinggi dan  perempuan cenderung menyukai laki-laki yang memiliki suara rendah dan berat. 
Suara dan wajah perempuan pun berubah ketika masa ovulasi. Penelitian mengatakan bahwa perempuan masa ovulasi, suara menjadi lebih tinggi dan wajah menjadi lebih merona atau bersinar.


     Ketiga, adalah aroma tubuh. Setiap orang memiliki aroma tubuh yang khas dan berbeda, disukai maupun tidak disukai. Ada pasangan yang mendeskripsikan aroma tubuh pasangannya yang ia sukai sehingga itu menjadi salah satu faktor ketertarikan.  Penelitian mengatakan bahwa seseorang tidak menyukai aroma tubuh dari keluarga sendiri. Hal ini mencegah terjadinya incest atau hubungan sedarah. 


 








Selain itu, ada juga faktor gaya hidup yang menjadi cerminan diri. Pada laki-laki, mobil yang ia pakai merupakan cerminan dirinya, dan membuat lawan jenis tertarik.
Which do you prefer? :)


      Dari berbagai faktor ketertarikan diatas, yang tak kalah pentingnya adalah CINTA itu sendiri. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Nobody's Perfect. jadi, Just The Way You Are aja (kata Bruno Mars), karena dirimu unik dan berharga. 

19 September 2013

Hubungan Seksual --> Semua Akan Indah Pada Waktunya (Kusbandiyah Chandrawati)



Hubungan seksual….
Kira-kira apa yang akan terlintas di otak Anda saat membaca kata tersebut? Mungkin kebanyakkan orang akan langsung berpikir negatif atau mungkin beberapa orang akan lebih sensitif saat membahas soal ini… Bahkan mungkin ada beberapa orang yang pikirannya akan langsung melayang jauh entah kemana….. Hmmm…. Padahal hal ini bukanlah sepenuhnya hal buruk atau hal yang tidak patut untuk dibahas. Sebaliknya, seharusnya hal ini sudah mulai dibicarakan kepada anak-anak agar mereka mendapatkan pendidikan seksual yang tepat sehingga mencegah hal-hal buruk yang akan terjadi di kemudian hari. Hanya mungkin karena budaya “ketimuran” kita saja yang menganggap hal tersebut masih tabu untuk dibicarakan sehingga banyak anak remaja yang tidak benar-benar memahami hal ini dan akhirnya terjerumus dalam hal-hal yang negatif.

Sebenarnya bagaimana sih hubungan seksual itu bisa terjadi? Di sini kita tentunya tidak akan membahas mengenai bagaimana caranya melakukan hubungan seksual melainkan yang akan dibahas adalah bagaimana proses terbaik yang akan menjadikan hubungan seksual tersebut istimewa. Sesuai dengan budaya dan agama tertentu, seharusnya hubungan seksual itu baru diperbolehkan untuk terjadi setelah sepasang manusia mengucap janji untuk saling menjaga, mencintai, menyayangi dan hidup bersama selamanya. Dalam hal ini tentu saja maksudnya adalah pernikahan. Pernikahan yang sah secara hukum dan mungkin sah di mata Tuhan secara agama.
Namun, bagaimana dengan hubungan seksual yang telah terjadi sebelum adanya ucapan janji pernikahan? Di zaman yang kian modern ini, mungkin semakin banyak orang yang telah melakukan hubungan seksual sebelum pernikahan atau bahkan memang tidak akan pernah ada pernikahan yang akan dilaksanakan. Maksudnya begini… Ada beberapa pasangan yang telah melakukan hubungan seksual dan bahkan tinggal bersama tanpa adanya ikatan pernikahan. Pasangan seperti itu disebut pasangan kohabitasi. Tanpa disadari mungkin pasangan seperti itu cukup banyak ada di sekitar kita.
Selain itu, ada juga pasangan yang tingkat hubungannya baru sekedar berpacaran dan telah melakukan hubungan seksual pada saat berkencan. Akibatnya? Ya tentu saja akibatnya banyak sekali…
Misalkan pasangan remaja yang masih sekolah dan tentunya masih sangat labil… Dengan mudahnya mereka dapat berhubungan selayaknya suami istri padahal belum ada ikatan yang jelas diantara mereka. Alasannya mungkin hanya sekedar coba-coba dan katanya cobanya hanya 1x. Jika ada kata coba 1x berarti akan ada selanjutnya 2x, 3x, 4x dan seterusnya. Remaja yang emosinya masih sangat labil tentu akan larut dalam “kenikmatan” sementara tanpa memikirkan dampak kelanjutannya. Coba pikirkan bagaimana jika yang coba-coba itu kemudian berbuah. Misalnya hamil atau mungkin tertular penyakit-penyakit tertentu ataupun dampak-dampak buruk lainnya. Pikirkan bagaimana orang tua yang akan merasakan kekecewaan atas perilaku anaknya. Pikirkan juga masa depanmu jika hal buruk tersebut sampai terjadi.
Hubungan seksual bukanlah sekedar ajang coba-coba atau iseng-iseng saja. Hubungan seksual itu jauh lebih dalam dan intim karena dibalik hubungan itu akan ada dampak berkepanjangan dan tanggung jawab besar di dalamnya. Jika seseorang masih belum cukup dewasa untuk hal ini, sebaiknya janganlah mencoba karena belum tentu akan dapat bertanggung jawab atas akibatnya di kemudian hari.  
Janganlah merusak diri sendiri hanya demi “kenikmatan” sementara. Percayalah bahwa segala sesuatu akan ada waktunya. Cukup bersabar dan tunggu saja waktunya. Saat Anda benar-benar telah menemukan pasangan yang tepat untuk melalui hidup bersama baik suka maupun duka dan bukan hanya sekedar orang yang ingin mencari kesenangannya saja. Hubungan seksual akan menjadi sangat istimewa nantinya jika kita bisa bersabar dan menunggu waktu yang tepat. Berhubungan seksual untuk pertama kalinya bersama dengan orang yang benar-benar dicintai setelah menikah akan menjadi saat-saat paling membahagiakan dan akan menjadi momen yang tidak akan pernah terlupakan. Jadi jangan sia-sia kan kebahagiaan itu di awal dengan orang yang belum tentu akan menjadi pasanganmu seumur hidup. Ingatlah bahwa semua akan indah pada waktunya.  

23 September 2013

Bagaimana Cara "Kita" Kaum Hawa Menangani Pelecehan Seksual??? (Monica Teny)

Pelecehan seksual adalah suatu bentuk perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seksual yang tidak diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan hubungan intim, dan perilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada hubungan intim (“Pelecehan Seksual”, 2013).

Banyak yang mengira dan menganggap bentuk pelecehan seksual adalah pemerkosaan atau dipegang bagian pribadinya. Padahal bentuk pelecehan seksual bisa berupa Sexist Words, suatu bentuk penggambaran kata secara langsung kepada kita (khususnya wanita) seperti memanggil wanita dengan sebutan “doll”, “babe”, atau “honey”, menyatakan bahwa “wanita lebih banyak menangis dan lebih lemah dari laki-laki”, dll. Sexist Behavior, pelaku pelecehan seksual juga mendapat kontribusi dari lingkungan yang memungkinkan pelecehan seksual terjadi, seperti melihat ke atas atau ke bawah pada saat menggunakan escalator, menatap bagian tertentu dari seseorang, dll. Sexual Advances, suatu bentuk pelecehan seksual dalam rupa rayuan seksual fisik dan verbal yang terjadi pada seseorang atau kelompok, seperti menganti dikusi menjadi topik yang berbau seksual, menceritahukan atau memberitahukan lelucon dan cerita seksual, dll.
Lalu, bagaimana cara kita untuk mengantisipasinya? Apa yang harus kita perbuat?

Kita terutama kaum hawa, dapat mengantisipasi perbuatan pelecehan seksual dengan adjust the mentality dimana seorang korban harus dapat menyesuaikan perasaan dan mentalnya dengan tidak menyalahkan diri sendiri, menjadi masuk akal bagaimana orang lain akan berinteraksi. Take appropriate actions di mana korban pelecehan seksual juga dapat mengambil beberapa tindakan seperti mencari cara untuk berkata atau memberitahukannya, mendokumentasikan setiap kejadian secara rinci dan menyimpan semua bukti, melaporan kepada kepolisian atau organisasi sosial, mengatasi masalah melalui penenangan diri.
JADI BERANILAH “KITA” KAUM HAWA UNTUK MENGATAKAN “TIDAK” DENGAN JELAS DAN KUAT TERHADAP ANCAMAN ATAU PERBUATAN YANG MELECEHKAN!!!
23 September 2013

Diskriminasi Wanita di Tempat Kerja (Talissa Carmelia)

      Wanita yang bekerja bukanlah suatu pemandangan yang asing saat ini. Wanita bekerja dalam berbagai profesi di sekitar kita. Dari profesi yang bergengsi hingga profesi  yang tidak biasa. Namun banyak yang lebih memilih pria dibandingkan wanita. Hal tersebut sering menjadi kekhawatiran bagi wanita.

       Di saat wanita diterima di dalam suatu pekerjaan, terdapat suatu kekhawatiran baru terhadap wanita. Wanita sering diperlakukan tidak adil dalam bekerja.  Bahkan wanita harus mampu menjaga dirinyadari berbagai diskriminasi yang sering terjadi di tempat kerja. Diskriminasi di tempat kerja ini beragam bentuk dan oleh siapa. Diskriminasi yang paling sering dialami adalah diskriminasi dalam promosi jabatan. Ketika wanita dan pria menjadi calon untuk dipromosikan, maka wanita sering kalah bersaing denganpria. Karena pria dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dan lebih dapat diandalkan dibandingkan wanita.

      Menurut Deaux & Emswiller, keberhasilan laki-laki seringkali dihasilkan melalui kemampuan yang tinggi (misalnya bakatatau kecerdasannya). Sedangkan keberhasilan wanita cenderung dikaitkan dengankeberuntungan. Bahkan di saat wanita ditawarkan untuk promosi jabatan, sering sekali itu adalah sebuah modus para atasan untuk berhubungan dengan karyawan wanita tersebut.  Oleh karena itu, promosi jabatan untuk wanita harus dipertimbangkan dan diselidiki lebih jauh.

     Diskriminasi lain yang sering terjadi adalah pelecehan seksual terhadap karyawan wanita. Pelecehan seksual ini bisa dilakukan oleh atasan maupun sesama rekan kerja. Bentuk pelecehan bisa berupa perkataan juga secara tindakan, seperti “hai cewe”,” eh gendut” , "memegang bagian tubuh wanita seenaknya" , "meminta untuk lembur karena ada modus".  Melalui perkataan atau tindakan mampu dibilang sebuah pelecehan, tergantung oleh pendapat setiap orang.

     Diskriminasi yang sering terjadi di tempatkerja juga sering terjadi pada wanita yang telah berkeluarga ataupun mau berkeluarga. Banyak masyarakat yang masih berpendapat bahwa wanita seharusnya berada di rumah dan menjadi ibu rumah tangga. Di saat wanita hamil, Undang-Undang No. 13 tahun 2003 membahas hak-hak reproduksi perempuan. Padapasal 82 tentang cuti melahirkan dan keguguran dan pasal 83 tentang menyusui anak. Masih banyak perusahaan yang belum memberikan gaji penuh, sesuai undang-undang. Selain itu, fasilitas-fasilitas untuk para wanita yang sedanghamil pun tidak dipenuhi, misalnya tempat untuk menyusui di tempat pekerjaan.

      Oleh karena itu, wanita harus mampu melihat situasi dan kondisi di tempat kerja. Agar mampu menghindari berbagai kemungkinan buruk yan terjadi di tempat kerja.  Bukan berarti bahwa setiap wanita yang bekerjaakan menjadi korban pelecehan. Namun akan lebih baik bagi wanita untuk  lebih berhati-hati dan mampu bertindak pintar di tempat kerja. Menjadi wanita yang mampu berkontribusi  dan menjadi individu yang mandiri serta kuat.

23 September 2013

are you ready to be a parents? (Dhiya Afifah Purvita)

Pada minggu ini mata kuliah perilaku seksual menjelaskan mengenai Adulthood Sexual Relationship. Apa saja sih yang dibahas pada minggu ini? Pada minggu ini, dikarenakan ada kesalah teknis jadi penjelasan materi tanpa menggunakan power point, agak bingung sih tapi saya akan mencoba merangkum materinya menurut versi saya. Yuk di simak..
     Awalnya sepasang pasangan heteroseksual maupun homoseksual memulai suatu hubungan dengan pendekatan (PDKT sih kata anak jaman sekarang hihi), nah pada proses PDKT ini biasanya pasangan akan melihatnya lebih banyak sisi positif daripada sisi negatif hehe..nah biasanya, jika sedang dalam taham PDKT, pasangan sering melakukan kencan pada malam minggu dengan tujuan mempererat hubungan mereka. Biasanya jika dilihat pada jaman sekarang, bentuk umum dari berkencan adalah makan malam (dinner) atau nonton film terbaru saat ini. Nah saat berkencan, biasanya seseorang akan berpenampilan lebih menarik, memakai make up, dan menggunakan baju terbaik.
     Terkadang dalam menjalani suatu hubungan, seseorang lebih menginginkan untuk behubungan seksual untuk mengetahui mengenai pasangannya. Dan banyak yang menilai kadar cinta seseorang dengan melihat apakah orang tersebut mau untuk berhubungan seksual dengannya. Nah, bagi para wanita berhati-hatilah menjaga badan atas rayuan lelaki. Dalam berpacaran, kita harusnya mengenal seseorang dan memperkuat secara batin bukan mengeksplor rasa cinta melalui fisik (Wirawan, 2013). Nah setelah PDKT dan jadian, kebanyakan pasangan muda akan mulai berbicara mengenai rencana, harapan menikah sesuai dengan seseorang sesuai dengan keinginan mereka. Faktanya, dikatakan pada sebuah studi bahwa pasangan heteroseksual yang menikah memiliki tingkat well-being yang baik.
     Setelah menikah dengan seseorang yang dicintai, yang diinginkan oleh pasangan adalah mempunyai anak untuk meneruskan keturunan keluarga. Anak-anak yang lahir dengan orangtua yang berpisah maupun hidup bersama akan memberikan dampak yang berbeda pada anak tersebut. pola asuh orangtua sangat berperan pada pembentukan perilaku pada seorang anak. Orangtua dengan anak yang memiliki waktu untuk menjalin hubungan dnegan anak akan memiliki kepuasan yang tinggi pada hubungan mereka dibanding dengan orangtua yang memiliki waktu yang sedikit dengan anaknya. berdasarkan hal tersebut, tidak jarang anak tidak betah dirumah karena merasa diabaikan dan mencari kesenangan dan perhatian di luar masyarakat. Kualitas seorang anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orangtua. Are you ready to be a parents?
 
23 September 2013
 
 

Cohabit? Good or Bad? (Philomena Widy)

Aku mengingikanmu. Aku bahagia bersamamu. Aku memilikimu namun aku tak ingin terikat denganmu. Aku menyukaimu, ingin bersamamu. Aku tak ingin terikat dengan tali perkawinan karena aku takut untuk berpisah denganmu dikemudian harinya. 


     Cohabitation, apaan sih itu? Kalau bahasa kerennya di Indonesia, Cohabitation itu adalah kumpul kebo. Dulu sih guru sosio saya membuat lawakan dengan nama "bufallo together". Saat guru itu berkata demikian anak-anak hanya tertawa senang. Memang sih gak salah kalau secara harafiah kumpul kebo kita translatekan ke bahasa inggrisnya lewat google translate seperti itu.. hehehe..

     Sebenarnya untuk di negara kita sendiri, kumpul kebo masih dapat dikatakan jarang ada. Ada sih tapi tidak sebanyak kalau kita merunjuk ke luar negeri kita tercinta. Kumpul kebo di Indonesia masih tidak terlalu ketara karena di Indonesia sendiri masih banyak norma-norma yang membatasi kita untuk tidak melakukannya. Banyak yang norma yang membatasi misalnya norma dalam agama yang menyatakan bahwa jika kita tinggal serumah dengan lawan jenis kita dan melakukan sex di luar nikah dikatakan melakukan perzinahan. Lalu juga ada norma-norma di dalam masyarakat serta pandangan-pandangan yang bersifat negatif jika kita melakukan cohabitation.

     Memang sebenarnya ada banyak pro dan contra yang menghiasi bentuk hubungan seperti ini. Bebrapa orang ada yang mengatakan bahwa sebenarnya ada sisi negatif serta sisi positif di dalam bentuk hubungan seperti ini. Sisi positif yang dapat dilihat adalah biasanya pasangan yang melakukan hubungan seperti ini memiliki tingkat kesetiaan dan komitmen yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan lainnya. Mereka lebih membagi waktu pada segi ekonomi serta pembagian waktu kerja sehingga lebih siap kedepannya. Sisi negatif dari cohabitation adalah terkadang pasangan yang melakukan hubungan seperti ini akan di pandang oleh masyarakat dengan tatapan miring serta tentu saja melakukan hubungan intim sebelum menikah merupakan tindakan yang dilarang oleh banyak nilai-nilai dasar seperti nilai moral dan agama. 

     Tak banyak pasangan cohabitation berpisah, namun itu juga tidak menutup kemungkinan kalau setelah tinggal serumah pasangan cohabitation tersebut membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Ada pasangan-pasangan yang baru melakukan pernikahan setelah mereka memiliki anak. Ada pula yang melakukan pernikahan setelah anak-anak mereka besar atau di usia lanjut. Hal itu memang lazim di luar negeri akan tetapi tidak di Indonesia. Akan tetapi memang lebih baik dan lebih sehat jikalau kita melakukan hubungan yang "sehat" dalam artian tidak berhubungan intim sebelum menikah serta akan lebih baik jika kita melakukan hubungan intim dengan orang yang benar-benar sampai akhir hayat menjadi pasangan kita bukan? ;D

22 September 2013

Salah Memilih Hadiah, Berdampak Pelecehan (Venty Nathalia)

     Bingung ingin memberi hadiah apa untuk orang terdekat atau bahkan sahabat kita? Memberikan seseorang hadiah, tentu saja akan menimbulkan rasa senang bagi si penerimanya. Tapi, jangan salah. Ada lho hadiah yang kita berikan ternyata dianggap sebagai pelecehan bagi si penerimanya meskipun kita tidak bermaksud untuk itu. Salah dalam memilih hadiah, dapat memberi kesan yang tidak baik sepanjang hidup si penerima. Nah, hadiah apa ya? Salah satunya adalah memberikan hadiah pakaian dalam. Wow! Terdengar cukup ekstrim ya, tetapi di beberapa kalangan, hal tersebut lumrah terjadi. Mungkin sebagian dari kita juga bertanya-tanya, mengapa hadiah tersebut bisa dianggap sebagai sebuah pelecehan?
     Ada yang berpendapat bahwa kita sebagai pemberi bebas memilih hadiah apa saja karena yang terpenting sudah memberi, atau bahkan memberikan hadiah tersebut sebagai ajang lucu-lucuan. Terlepas dari itu semua, kita sebagai pihak pemberi yang bijak juga harus mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari hadiah yang akan diberikan. Jangan sampai lho, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Karena salah dalam memilih hadiah, kita malah dijauhkan secara tidak langsung oleh sahabat kita sendiri. Tidak ada yang salah sebenarnya dalam memberikan hadiah pakaian dalam kepada orang lain. Namun, yang menjadi masalahnya adalah si penerimanya menganggap itu sebagai hal yang positif atau negatif. Persepsi setiap orang itu berbeda dan tidak dapat disamakan. Bisa saja si penerima mungkin menganggap hal tersebut memang lucu atau bahkan yang lebih ekstrim adalah menganggap itu benar-benar sebuah pelecehan.
     Apabila seseorang sudah merasa dilecehkan, akan berdampak buruk pada berbagai aspek baik bagi dirinya sendiri. Ada sebab, ada akibat. Singkatnya, seseorang yang telah menganggap dirinya dilecehkan akan merasa harga dirinya rendah, kemudian lama kelamaan ada kemungkinan akan menarik dirinya dari lingkungan. Setelah menarik diri dari lingkungan, orang tersebut otomatis akan merasa dirinya tidak dipedulikan lagi dan pada akhirnya bisa berdampak pada bunuh diri. Seram ya? Tentu saja. Sebuah fakta yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa beberapa kasus bunuh diri di sekitar kita karena pernah merasa dilecehakan sebelumnya.
      Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembacanya. Hati-hati dalam memilih hadiah untuk orang lain adalah salah satu kiat sukses dalam membina hubungan dengan seseorang. Hadiah yang berkesan itu banyak, tetapi alangkah lebih baik jika kita memberikan sebuah hadiah yang bermakna positif bagi si pemberi dan si penerimanya.

22 September 2013

Sexual harrasment (Refacha Violany)

Saya punya cerita mengenai pelecehan seksual yang dialami salah satu teman perempuan saya. Cerita ini terjadi sekitar beberapa bulan yang lalu.

Saat itu teman saya pulang dari kampus sekitar pukul 7 malam dengan menggunakan busway. Saat itu, keadaan busway sangat penuh dan sesak. Sehingga teman saya terpaksa berdiri dan berhimpitan dengan banyak orang lainnya. Saat teman saya berdiri didalam busway, seorang laki-laki berparas seram berdiri disampingnya dan karena keadaan busway yang penuh sehingga lelaki itu menghimpit badan teman saya. Tapi yang mengerikan adalah, bukannya lelaki itu mencoba menjaga jarak dengan teman saya tetapi dia malah dengan sengaja menghimpit badannya yang besar ke depan badan teman saya.  Sehingga dada teman saya berhimpitan dengan dada lelaki asing itu. Kejadian itu berlangsung cukup lama. Saat itu teman saya ketakutan, dan posisinya, banyak orang di dalam busway tersebut melihat pemandangan yang janggal itu. Ironisnya, tidak ada orang yang berani menegur lelaki tersebut atau menolong teman saya sama sekali. Semenjak kejadian itu, teman saya mengalami trauma naik busway selama beberapa bulan.

Hal ini sungguh membuat saya terkejut saat mendengar ceritanya. Kejadian yang teman saya alami, termasuk pelecehan seksual terhadap perempuan. Ironisnya, mengapa orang-orang disekitar tidak menolong dan hanya mengamati saja? Sebagai perempuan, hal ini patut dijadikan pelajaran bagi perempuan lainnya. Kondisi seperti ini bisa saja dialami oleh perempuan manapun. 

Saya mempunyai beberapa saran yang dapat menghindari kita dari kejadian-kejadian seperti ini.

Pertama, untuk para perempuan, usahakan tidak pulang malam sendirian dengan menggunakan kendaraan umum. Banyak sekali orang asing diluar sana yang memanfaatkan waktu malam untuk menyalurkan nafsu mereka pada wanita yang keluar malam sendirian.

Kedua, pakailah busana yang tidak terbuka atau tidak memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang sekiranya dapat membuat laki-laki terangsang. 

Ketiga, sebisa mungkin saat sedang berpergian malam hari minta temani orang terdekat. Hal ini dapat menghindari kesempatan para pelaku untuk melakukan kegiatan pelecahan seksual.

Dan yang terakhir, adalah selalu waspada. Jika mengalami suatu hal yang janggal, segera berteriaklah atau melakukan perlawanan diri sebisa mungkin. 

Keep aware girls! 

 21 September 2013

Adult Relationship Sexual (Patricia Gloria)

     Pada pertemuan kamis lalu presentasi yang dilakukan adalah kelompok saya. Kelompok saya membahas mengenai hubungan orang dewasa. Presentasi yang pertama dilakukan oleh Kak Aristo Pratama yang membahas mengenai keintiman dan jenis kelamin sama. Dikatakan bahwa hubungan lawan jenis merupakan hubungan yang penuh dengan gairah. Pada pasangan lesbian dan gay hubungan adalah salah satu syarat untuk mempertahakan suatu hubngan yang intim. 

     Selain itu dibahas pula menganai tipe-tipe dari pacaran pada seseorang. Bagaimana pacaran tersebut hanya untuk bermain-main saja ataukah untuk sebuah hubungan yang serius? Akan ada beberapa penjelasan mengenai suatu hubungan. Perbedaan budaya dapat juga mempengaruhi hubungan pacaran, ada juga pasangan-pasangan beda ras dan ada pula pasangan yang satu ras. Bagi pasangan yang beda ras hendaknya dapat memahami dan mengerti mengenai ras pasangannya. 
     Dalam menjalani suatu hubungan seorang akan ingin tahu terhadap keseriusan hubungan pasangannya dengan mencoba untuk melakukan hubungan seksual. Ada pula hubungan dengan pasangan yang lebih tua dari sebuah penelitian dikatakan bahwa hubungan yang sehat adalah hubugan dengan pasangan yang lebih tua.
     Kak Aris juga menjelaskan mengenai cohabitation yang biasa disebut dengan tinggal bersama. Pasangan yang tinggal bersama merupakan suatu hal yang wajar bagi kalangan muda. Tergantung dilihat dari pandangangan yang positif. Ada juga yang memperbolehkan kohabitasi atau kumpul kebo untuk budaya tertentu dan ada yang memberi pandangan yang negatif bahwa tinggal bersama pasangan yang belum menikah. 
     Penejelasan kemudian dilanjutkan oleh saya, yang membahas tentang pernikahan. Dalam penelitian orang-orang yang menikah cenderung lebih sehat ketika mereka bercerai. Kebanyakan dari pasangan  yang bercerai disebabkan karena kebutuhan seksual mereka tidak terpenuhi. Banyak pasangan yang menikah mengharapkan pernikahan yang berakhir dengan bahagia tetapi tidak semua memenuhi pernikahan yang bahagia. Selanjutnya dijelaskan mengenai memiliki anak bahwa anak-anak yang lahir dari orang tua yang bekerja tidak memiliki waktu dengan orang tua cenderung menjadi anak-anak yang kurang diurus sehingga anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak memiliki hubugan yang baik dengan orang tua. Ada pula anakanak yang lahir dari orang tua yang belum resmi menjadi suami istri dikarenakan pasangan tersebut hanya ingin memenuhi kebutuhan seksualnya saja, ada juga menikah hanya untuk memenuhi kebutuhan seksual. 


     Pada sebuah penelitian dikatakan bahwa pasangan yang menikah 40% berhubungan seks seminggu sekali sendangkan pasangan belum menikah berbuhungan seks berkali-kali dalam sebulan. Sedangkan pada pernikahan usia tua, para pasangan suami istri lebih memiliki keintiman. Pernikahan pada orang tua cenderung memiliki kehidupan yang baik dan cenderung untuk tidak melakukan perceraian karena mereka sudah mengalami banyak pengalaman dari masa lalu. 
     Dalam pernikahan ada juga pasangan yang berselingkuh karena kebutuhan seksualnya tidak terpenuhi. Kebanyakan dari kaum pria, karena dari penelitian bahwa pria yang menikah memiliki kebutuhan seksual sendangkan wanita lebih kepada kebutuhan secara emosi. Ada juga pasangan yang memberikan pertukanan pasangann untuk memuasakan kebutuhan seksual mereka. Pasangan-pasangan tersbut rela untuk membagikan pasangannya untuk bertukar pasangan supaya terpenuhi kebutuhan mereka. Kemudian ada juga mengenai petualangan seksual dimana pasangan memberikan kesempatan untuk pasangannya berhubungan seks dengan orang lain.


     Presentasi kemudian dilanjutkan oleh Amelia, menjelaskan bahwa pernikahan yang dilakukan karena dijodohkan. Penelitian yang ada yaitu di Venezuela, Iran, dan China. Beberap orang diminta utnuk menikahi orang yang memiliki status yang tinggi, yang lainnya diminta untuk menikahi saudara satu ras ini yang terjadi di China. 
     Setelah itu presentasi dilanjutkan oleh Jeane yang meembahas tetang pernikahan dengan seseama jenis. Dilihat dari hubungan keintiman dari pernikahan seseama jenis bahwa hubugan sesama jenis lebih intim dibandingkan dengan hubungan dari lawan jenis. Pasangan yang homosekusal sering mendapatkan pertentangan dari pihak keluarga. 
     Kemudian Jeane juga menjelaskan adanya perceraian,
Faktor berkontribusi pada perceraian adalah menikah pada usia muda, menikah karena kehamilan, alkohol dan penyalahgunaan obat dan memiliki anak setelah menikah. Jarak antara pernikahan dan kedatangan anak adalah faktor penting mendukung stabilitas perkawinan dan menjadi lebih aman dalam finansial. Agama juga penting seperti Katolik dan Yahudi yang cenderung tidak bercerai daripada Protestan dan perceraian lebih tinggi pada pasangan yang berbeda agama. 
 
21 September 2013

Mengapa Tertarik? (Handayani)

Laki-laki + Perempuan = Mengapa Saling Tertarik?
Menurut Anda, apa sih yang membuat Anda tertarik pada lawan jenis Anda ? Mercedes Benz ? Lamborgini ? Sexy ? Sungguh hal yang lazim ketika Anda mendengar " Eh, gue suka deh sama dia ? | Kenapa ?| Dia ganteng kali cyin, tajir parah, hartanya ga abis 7 turunan 8 tanjakan 3 tikungan." Atau " Bro, liat tuh cewe, gilaaaa, ajib banget yeh badannya ? Omas aja mah lewat lah." :p
Dan hal tersebut memang benar adanya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi ketertarikan seseorang terhadap lawan jenisnya.
Yang pertama, tentu saja yang dari mata jatuh ke hati alias fisik hehe. Menurut film yang saya tonton ini, pria lebih suka perempuan yang bentuk wajahnya feminim. Sebaliknya, perempuan menyukai wajah yang maskulin. Dan laki-laki maupun perempuan, tertarik dengan wajah lawan jenis yang simetris, alias kalau  wajahnya dibagi 2 dengan hidung sebagai bagian tengahnya, wajah kiri dan kanan terlihat sejajar. Contoh: Siapa sih wanita yang ga klepek-klepek liat Taylor Lautner yang bertelanjang dada dengan bentuk tubuhnya yang six pack? Atau siapa sih laki-laki yang ga mau jadi pacarnya Angelina Jolie atau Taylor Swift nan seksi itu ?
Kedua, suara. Suara yang seperti apa ya ? Ayam petok-petok, bebek kuek kuek ?
Pernah mendengar customer service pada handphone anda ketika berbicara ? Dan pernah berkata dalam hati "Idih, meuni adem pisan euy ngadengerkeun si teteh ngomong, ieu teh angin surga kitu ?" hehe..
Yak ! Wanita lebih menyukai suara laki-laki yang bernada rendah (alto), sebaliknya laki-laki menyukai suara wanita yang bernada tinggi alias sopran.
Ketiga, tebak apa ? DOR ! Bau. Tarik nafas dalam-dalam, keluarkan lewat lubang bawah. Oops, bukan kentut ya maksudnya. :D

Yak, jadi menurut film ini, seseorang bisa tertarik pada lawan jenisnya karena bau tubuhnya. Seperti hewan saja ya ? Tapi begitulah adanya. Jadi, pada wanita, apabila sedang menstruasi bisa saja menemukan bebauan yang disukai olehnya, yang biasanya baunya tidak ia sukai ketika sebelum siklus menstruasi terjadi. Ada bau yang dihasilkan melalui kelenjar keringat dan gen yang ada di dalam tubuh masing-masing individu, yang membuat 1 sama lain tertarik. Mengapa sesama saudara tidak saling menyukai 1 sama lain ? Karena memiliki 1 ikatan atau gen yang menghasilkan bau yang sama, oleh karena itu kalau bersaudara tidak suka dan tidak menikah dengan saudara sendiri.
Keempat dan terakhir (kalau tidak salah ingat) Hehe..
Perempuan kalau mau menikah biasanya orang tuanya lihat apanya sih ?
Pasti tidak jauh-jauh dari 3B (Bebek, Burung, Buaya) hahaha. Bukan itu, tentu saja Bibit, Bebet, Bobot. Am I right ? 
Begini kira-kira pesan ibu kepada anak biasanya: " Kamu tuh kalo cari pacar yang punya HATI (Harta dan Properti, biar bisa kasih kamu CINTA (Cincin dan Permata) ^^
Ya, para lelaki, asal tahu saja, salah satu pertimbangan wanita tertarik pada lawan jenisnya adalah faktor ekonomi. Tidak bisa dipungkiri, selain memang harus saling mencintai, juga harus bisa menghidupi kehidupan rumah tangga untuk kedepannya. Bukan cuma makan cinta toh ? Makan nasi.

Mengapa Anda CINTA dengan pasangan Anda ? Anda CINTA atau Anda COCOK ? 
Menurut Anda, apakah CINTA dan COCOK adalah hal yang sama ?
Tentu berbeda !
Batu bata dipinggir kolam ikan
Bercocok tanam pakai pacul
Ketika CINTA diperjuangkan
Di sanalah ke-COCOK-kan muncul
Semoga bermanfaat :)  
 
20 September 2013