Kamis, 29 Agustus 2013

It’s all about love…(Indri Kusumawati)

“Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga…”  penggalan sebuah lagu dangdut yang cukup familiar yg bercerita tentang cinta, ya cinta… siapa yang tidak tahu kata ini bahkan anak kecilpun bisa mengucapkan kata cinta, meskipun bisa dipastikan mereka masih belum mengetahui makna sebenarnya dari kata cinta :D

Lebih dalam lagi soal cinta, seorang tokoh bernama Robert Stenberg pun punya teori tentang si cinta three element of love, yakni Passion, Intimacy dan Decision/Commitment. Kalo bebicara soal passion atau hasrat sepasang sejoli yang sedang mencinta pasti punya yang namanya si hasrat ini. Hasrat salingmemiliki sampai hasrat mencinta yang teramat mendalam he..he..

Dari si hasrat muncul keintiman, kemana-mana berdua, jalan pake gandengan tangan, bersenda gurau mesra berasa dunia milik berdua (yg lain pada ngontrak… ha.. ha..)

Eits…. tapi tunggu dulu, dunia cinta tak selamanya berjalan mulus bebas hambatan kayak jalan tol. Cerita cinta mungkin akan selalu bergulir berganti kisah dan tak lekang oleh waktu (bahasa ala pujangga ^^;). Tapi cinta bisa saja memudar seiring berjalannya waktu, so… butuh komitmen dan usaha untuk bisa mempertahankan cinta untuk bisa bersemi sepanjang waktu.

Seperti penggalan lirik lagu diawal tulisan yang mengibaratkan cinta itu seperti bunga, dan untuk mendapatkan bunga yang indah butuh usaha untuk merawatnya secara terus menerus. Carilah cara yang tepat untuk bisa merawat cintamu bukan dengan rasa overprotective yang tinggi ataupun rasa cemburu yang dalam terhadap pasangan.

Kalo ada yang bilang cemburu itu bumbu cinta rasanya kurang tepat.. for your information rasa cemburu itu menunjukkan ketidakpercayaan dan rasa insecure terhadap pasangan yang kalau terus dilanjutkan mungkin akan menciptakan sebuah sad ending buat kisah romantisme cinta mu ;)

Jadi butuh usaha atau effort buat cinta yang bertahan lama, karena kita ngga tinggal di dunia dongeng yang akan selalu berakhir happily ever after tp kita masih tinggal di dunia realistis.

Bisa mencinta dan dicinta akan memberikan dampak rasa positif dalam diri dan membuat hidup jadi lebih berarti, but don’t forget “there is no happily ever after without effort^^”.

So, are you ready to love and be loved? :) )

29 Agustus 2013

Cinta is Love, not that easy.(Bella Remia)

     "Cinta", sebenarnya apa arti dari kata tersebut? Ada yang dapat mendeskripsikannya dengan bahasa yang jelas dan bukti yang kuat? Menurut saya secara pribadi, "Cinta" itu sesuatu yang fiktif dan maya, sesuatu yang hanya dapat dirasakan kehadirannya tetapi tidak dapat dibuktikan keadaanya.  Para ahli kognitif mengatakan bahwa "Cinta itu ada karena Anda berpikir bahwa Cinta itu ada". Saya sepenuhnya setuju dengan hal ini. Segala jenis perasaan itu ada karena Anda berpikir bahwa Anda memiliki perasaan itu. Tidak ada hal yang dapat muncul dengan sendirinya tanpa melalui proses kognitif terlebih dahulu. Karena hal inilah maka banyak orang mengatakan bahwa otak adalah hal yang paling luar biasa dari diri manusia. Sekali lagi saya setuju dengan hal ini. Cinta itu bukan sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Cinta itu adalah insting primtif manusia yang sudah ada sejak zaman manusia pertama hingga sekarang. Cinta itu sifat dasar manusia sedangkan sifat jelek lain seperti benci, dengki, iri, kejam dan sebagainya adalah hasil pembelajaran. Kenapa saya berkata demikian? Karena cinta itu bisa membuat manusia merasakan luka dan sakit yang sangat dalam meskipun cinta tidak memiliki wujud fisik yang nyata untuk melakukan hal tersebut. Rasa sakit tersebutlah yang lama kelamaan membuat manusia untuk menumbuhkan sisi jahat dalam dirinya dengan tujuan untuk melindungi hatinya. Setuju? Benar? Belum tentu, itu hanya pendapat saya secara pribadi.
     Kata orang,  Cinta itu mirip dengan Kentut. Nyesek kalau ditahan tetapi malu kalau dikeluarkan. Nyatanya dalam dunia realitas, Cinta itu perlu diungkapkan sehingga manusia sadar akan kehadirannya. Pengungkapan atas nama cinta bukan hanya dilakukan kepada orang lain, tetapi juga kepada Anda sendiri. Karena apabila Anda tidak mengungkapkan dan mengakui si cinta kepada diri Anda sendiri, selamanya Anda akan meyangkal keberadaanya. Kembali lagi ke teori yang diungkapkan para ahli kognitif tadi. Setelah Anda mengakui keberadaan cinta dalam diri Anda, Anda kemudian ingin juga mengungkapkan perasaan tersebut kepada orang yang Anda pikir Anda cintai. Pengungkapan si Cinta kemudian akan membawa Anda ke jenjang hubungan yang selanjutnya (kalau di terima pasangan, kalau tidak di terima yah nasib Anda). Jika Anda sudah tahu bahwa si cinta hadir dalam diri Anda tetapi Anda tidak mengungkapkannya kepada orang yang Anda pikir Anda cinta, maka selamatlah Anda. Selamat bahwa perasaan Anda selamanya tidak akan terbalas karena pasangan Anda bukan dukun yang bisa baca pikiran.
     Jenjang selanjutnya setelah Anda mengungkapkan cinta adalah pacaran (bisa jadi pacaran, bisa jadi langsung nikah). Banyak orang yang berhenti melakukan pengejaran (chasing) setelah mendapatkan orang yang dia inginkan untuk menjadi pasangan hidupnya. Mereka berhenti melakukan hal-hal yang mereka lakukan pada saat melakukan pendekatan, mereka berhenti mengirimkan sms good morning and good night, mereka berhenti memberikan perhatian yang biasanya rutin mereka berikan, serta hal-hal sweet lainnya. Padahal faktanya, cinta itu perlu usaha. Usaha apa? Usaha untuk mempertahankan rasa cinta itu agar tetap ada. Cinta itu sebentuk perasaan yang ada karena Anda berpikir dia itu ada. Ketika Anda sudah bosan, sudah lagi kehilangan ketertarikan, maka pikiran akan adanya cinta itu juga akan berangsur-angsur pudar. Terus apa yang menjadi kunci bertahannya sebuah hubungan? Tidak lain tidak bukan adalah Komitmen. Komitmen Anda kepada pasangan, komitmen Anda untuk menjaga agar cinta itu tetap ada. Zaman sekarang ini orang dapat dengan gampang menjual janji, menawarkan komitmen yang hanya bersifat semu dan sementara. Tidak heran, banyak orang putus dan cerai seenak jidat mereka. Apa susahnya? Tinggal tanda tangan di atas hitam putih yang bercap materai terus sidang. Sudah selesai, cari lagi pasangan baru. Tidak cocok? Ulangi lagi tindakan yang saya sebutkan. Moral dan omongan orang sudah bukan lagi masalah. Susah cari pasangan baru habis bercerai? Itulah peran media sosial yang sangat booming sekarang. Apa gunanya WeChat, Kakao Talk, Line, WA, dan kawan-kawannya itu? Manusia pada abad 21 ini maksimum dalam menawarkan cinta tetapi minim dalam hal berkomitmen.
     Anda percaya kekuatan cinta? Cinta murni tanpa terbatas atau yang terkenal dengan "Agape" ? Menurut saya, cinta agape itu adalah cinta terhadap kepribadian orang tersebut, cinta dengan apa adanya dia bukan dia adanya apa. Ketika Anda jatuh cinta kepada keseluruhan orang tersebut, segala sesuatu yang dia perbuat menjadi indah karena itulah dia, diri dia seutuhnya. Meskipun dia akhirnya berselingkuh, berubah menjadi orang yang samasekali Anda pikir bukan dirinya, ketika dia tidak lagi memperlakukan Anda seperti pada awalnya ia memperlakukan Anda, Anda tetap cinta. Cinta atau bodoh? Yah, cinta sama bodoh beda tipis sih ya. Menurut saya itu cinta murni. Cinta seseorang secara keseluruhannya dia, sisi jeleknya maupun sisi baiknya. Seutuhnya Anda menerima hal-hal jelek dalam dirinya sebagai bagian dari dirinya. Masalahnya sekarang, ketika Anda dapat mencintai seseorang sedemikian rupanya, apakah orang tersebut juga dapat memberikan hal yang serupa? Jawabannya? Hanya dia dan Tuhan yang tau. Every falls will make you hurt. Jadi ketika Anda memutuskan untuk jatuh cinta, bersiaplah juga untuk sakit hati. Cinta dan sakit hati itu sudah merupakan 2 hal yang tidak dapat lagi terpisahkan. Tidak jarang sih, orang yang dulunya baik hati, cinta Tuhan, sayang orang tua, dan rajin menabung tiba-tiba berubah menjadi tukang selingkuh, tukang maki pacar, tukang teriak dan sebagainya karena pernah tersakiti oleh cinta. Lebih baik dia menyakiti daripadi dia tersakiti. Apa yang dapat kita lakukan untuk orang seperti itu? Doain sajah, bawa ke psikolog untuk konsul agar dia kembali seperti dulu. Menurut saya, kita hanya perlu mengerti. Belajar untuk mengerti orang lain. A heartless once care too much. Selalu ada alasan dibalik perubahan seseorang. Manusia itu berubah biasanya karena 2 hal. Yang pertama adalah karena ia telah banyak belajar, yang kedua adalah karena ia telah banyak terluka. Apabila cinta hanya berdiri sendiri, manusia yang menjadi wadah cinta itu akan penuh luka, penuh darah.
     Orang selalu bilang, fall in love but take your brain with you. Cinta itu perlu dilindungi, salah satunya dilindungi oleh otak. Makanya jangan mau dibodohi cinta atau lama-lama Anda bisa bunuh diri. Segala macam rasa cemburu yang rasanya sakit setengah mampus. Cemburu? Cemburu itu karena takut milik kita di rebut orang? Cemburu itu adalah bentuk ketidakpercayaan diri. Tidak percaya diri bahwa pasangan kita hanya akan memantapkan hatinya untuk kita. Cemburu itu sebenarnya hanya ketakutan yang terjadi dalam diri kita sendiri, rasa tidak aman, dan kita kemudian marah-marah kepada pasangan kita untuk melindungi dan menghilangkan perasaan tidak enak yang muncul dalam diri kita. Coba Anda renungi deh. Cemburu karena ingin merasa spesial, ingin diekslusifkan, ingin dinomorsatukan. Itu kehendak pribadi dan kita memaksa pasangan kita untuk melakukan hal tersebut. Cemburu itu adalah sisi keogisan diri kita bukan merupakan bentuk dari cinta. Yah memang sih, kita cuma bisa cemburu karena orang tersebut penting bagi kita. Sama juga dengan galau, kita cuma galau karena orang tersebut penting bagi kita. Pertanyaannya adalah, ketika kita mencintai seseorang apakah mereka juga diwajibkan untuk mencintai kita? Tidak. Cinta itu adalah ketika kita sanggup merelakan orang yang kita cintai itu untuk bahagia meskipun bukan dengan kita (sudah kayak drama korea). Sakit? Iya, sangat. Tetapi itulah wujud cinta yang seharusnya. Sisi menginginkan orang yang kita cinta untuk menjadi miliki kita seorang adalah bentuk keegosian kita. Dan tidak dapat dipungkiri, semua orang memiliki sisi egoisnya karena itu cerita cinta seperti drama korea hanya ada dalam televisi.
     Jadi apa kesimpulannya? Love truly, ready to hurt. Pain will gone, scratch will remain forever but it is a prove that we are alive. You may be broke, you may be have a big hole in your heart, you may feel that world is leaving you alone, but remember it is not the end of your world. When you fall down, you may lay on the floor for a moment, but remember to wake up and keep on moving. Don't you ever make someone as your everything, cause when you lose them, you will just have nothing. No matter how much pain you ever feel, just keep on love truly. Yes, you may feel a thousand more hurt and a thousand more scratch in you heart, but it is your only key to find true love. Cause, only who love truly will find their true love. And keep your commitment after you find your other half, cause the best may not come twice. Good luck, Love.

24 Agustus 2013

Love – berkembang seiring berjalannya kehidupan (Yanhardi Chandrawan)

Universitas Tarumanagara, Fakultas Psikologi, merupakan tempat dilaksanakannya kelas perilaku seksual di hari Kamis sore. Pertemuan kali ini membahas tentang love and intimacy, dan salah satu kalimat yang paling melekat bagi saya ada bahwa Love develops over the life cycle-bahwa cinta itu berkembang seiring dengan berjalannya siklus kehidupan. Mulai dari masa balita, di mana kedekatan dimulai kepada Ibu, atau pengasuh. Sampai ketika masa remaja di mana kita mulai memberontak orang tua kita, dan mulai mencari dan mencoba cara-cara orang dewasa memaknai cinta. Intinya di sini, bahwa membangun cinta bukan hanya soal ketika kita menemukan pasangan hidup saja. Namun kita harus memenuhi diri kita dengan penuh cinta kasih, bahkan sejak awal kehidupan. Dengan begitu atribut atau sifat penuh cinta kasih akan bertumbuh terus dalam diri kita, sehingga lama-lama menjadi sebuah kebiasaan dalam berpikir dan bertindak.

Karena itu bagi kalian, teman-teman saya, terutama yang sebentar lagi menjadi orangtua. Ingatlah bahwa anak kalian akan selalu mengingat apa yang mereka dengar, lihat, dan rasakan dari perilaku kalian ketika di depannya. Gambaran tersebutlah yang kemudian akan menjadi patokan dan cara dia hidup di kemudian harinya. Kebudayaan dan adat istiadat memang baik, tetapi jangan sampai hal tersebut menjadi penghalang atau bahkan penghancur kehidupan berkeluarga anda, kehidupan anak anda kelak. Jadilah orang yang cerdas dalam berpikir dan bertindak, jangan terbawa arus kehidupan yang tidak jelas arahnya dikarenakan banyaknya pengaruh buruk dari luar. Berperilakulah seperti yang kau inginkan pada anakmu kelak, karena itu merupakan salah satu langkah awal untuk menjadikan anakmu manusia yang baik, atau bahkan lebih baik dari generasi kita.

28 Agustus 2013

Love Need Efforts (Celviana)

Saya akan mengupas sedikit tentang kesan saya pada mata kuliah perilaku seksual pada perkuliahan pertama. Pada pertemuan pertama, Ibu Henny (dosen) menjelaskan tentang teori-teori yang ada dalam perilaku seksual berserta masalah-masalah dari perilaku yang sering terjadi di lingkungan masyarakat dan salah satunya adalah CINTA. Bicara soal cinta, semua orang pasti tahu apa itu cinta. Namun jika anda ditanyain mengenai apa itu Love, dapatkah anda menjelaskannya? Pada jaman sekarang, baik laki-laki maupun perempuan akan senantiasa berkata I love you kepada pujaan hatinya. Bahkan orang rela untuk melakukan hal apa saja hanya demi sepatah kata I love you. Namun, apakah mereka benar-benar mengerti apa arti love yang sebenarnya?
   
     Anda mungkin merasa sangat bahagia apabila orang yang anda cintai juga mencintai anda, sehingga anda berkata bahwa saya melakukan semua ini karena saya mencintai dia. Saya cemburu karena saya cinta. Namun, bukan berarti anda akan menjadi buta karena cinta itu sendiri kan? Seharusnya kita semua harus menyadari bahwa didunia yang realistis ini tidak ada yang namanya romantis berlebihan seperti yang ada didalam dongeng. Pada masa pacaran anda mungkin merasa pacar anda romantis sekali karena anda selalu dimanjain seperti ala princess namun siapa tahu apa yang akan terjadi setelah anda menikah nanti? Apakah pasangan anda masih akan melakukan saja demi anda? Dan apakah anda juga rela dipukuli (bukan doain yah) dengan alasan cemburu karena cinta?

     Seperti kata dosen saya (Ibu Henny) bahwa happily ever after hanya ada dalam cerita Cinderella. Tak ada satupun yang tahu apa lanjutan dari cerita tersebut. Apakah Cinderella akhirnya terjadi bullying, kekerasan dalam rumah tangga   yang biasa kita sebut KDRT atau mungkin juga sang pangeran menikah lagi karena Cinderellanya mandul. Who knows?? Cinta itu umpama sebuah tanaman yang harus dirawat dan dijaga. Usaha yang ada itu sangat berharga dan penting dalam suatu hubungan. There were no happily ever after without any effort (Wirawan, 2013).\

28 Agustus 2013

Love and Intimacy. Not just a fairy tale! (Theresia Syanli Octavia)

Have you ever went on to relationship or do you get close to someone? Have you ever feel that love is actually a mystery? Actually, that's what I feel. Sometimes, in the relationship that I go through, I feel not success to find the formula of love and, well, there is no formula of love. In love itself, there's a cause that we like someone, that is pheromone. That's why siblings don't like each other because they don't like each others smell. That's for preventing the incest. There is also process to love and be loved. This is how you can having a good relation between friends and your partner.

In the Sexual Behavior class yesterday, I realized that love is not like a fairy tale, when there is kingdoms, with princess and prince who ride a white horse, partying all day, and so on. Live is not just romantic. Do you really think that Cinderella live happily ever after with his Prince Charming? The prince could be have some bad attitude so they got divorce.

There are some types of love, which is:

1. Romantic love: usually having some physically attractive and sexual desire. There are some criteria to attract to, is it physically or sexually. There is also have some anxiety and restless. In this type, someone tend to idealize their partners, ignore the mistake that their partners would make even though what their partners did is truly fault.

2. Passionate love: sign with interest with each other so they can have sex before marriage.

3. Companionate love: sign with trust and care with each other. It involves loving, intimacy, and attachment with the others. The point is, there is commitment in relationship.

—John Alan Lee suggests that there are six basic types of love:
1. Eros (romantic lover): Often called as "love at the first sight" where the couple full of passion.
2. Ludus (game-playing lover): The couple often seen as break up and in love with each other again everytime.
3. Storge (quiet, calm lover):  Couples that the relationship is not like dating each others.
4. Mania (crazy lover): This is love that can be very dangerous because the partner have a very high level of jealousy.
5. Pragma (practical lover): The relationship looked as having each others approval in their relationship.
6. Agape (selfless lover): Couples look very thrusting their partners, but it can be negative if the couple feel not being in their attention.

Now, do you realize that love in the past is really different with love at this time?

Couples in the past can be married because they are being paired with and go the "dating" time when in marriage. But, couples from the past still can be more acceptable to their own partners all that they had. That's why couples from the past still have more commitment and there's rarely have a divorce.

Nowadays, women can work and often have many demand in life. They're also lack of feeling thank rather than in the past. It's all happen because there is difference of demand and commitment.

It seems hard to accept partner if the partner itself (especially men) doesn't have their own personal car, funds for dating, also maybe doesn't active in the social media. Imagine that, your partner only have a bicycle, doesn't have any income, only have e-mail and doesn't understand about internet. There are some partner (women) angry and having a conflict because no good night message, no see you message, no good morning message and so on in the social media. Can you imagine how complicated it is in today's relationship?

Relationships take effort and when a couple stops working on the relationship, both partners can become very lonely, love can fade and intimacy can evaporate. When love is lost, for whatever reason, it is a time of pain and mourning. The support of family and friends can help us let go of the lost love and try to form new attachments. But also don't little by little we update our status to seeking attention because in some times, people who read about it also become angry.

Sometimes I saw couples that giving code by downloading a certain pictures to give code for another partner to buy for it. It means you manipulate your partner and controlling them in hope your partner buy it for you. When the partner didn't buy it? There will be conflict.

Possessiveness indicates a problem of self-esteem and personal boundaries and can eventually lead to stalking. Possessive people maybe smelling the aroma of their partner, check all of their belongings, check and control their partner message and other activity in their phone. Also don't let their partner go without their permit.

As we grow older, commitment in love becomes more important and passion may decrease importance.

So, who is the first one that loving us without ask something from us? The answer is our parents. They don't ask us to pay anything and don't complain as they take care of us until now.

Have you ever watch Shrek? Maybe that is the example of how love being effort and have commitment. Shrek defeated the dragon and the evil Farquaad until married with princess Fiona. Even Fiona's parents surprise when they know that their son-in-law is a giant Ogre. Not only that, their beautiful princess now change into an Ogre like her husband. Even so, with all of the effort, Fiona's parents allowed their relationship. People who said happily ever after never take an effort because the basic of love is effort and struggle.

You don't have to look about your partner's social network, checking his/her phone everyday, spying all his/her activity, smelling his/her smell that is not your smell. Let your partner free and trust them. With commitment, good communication, and trust, your partner will not having affair from you.

28 Agustus 2013

Love and Intimacy (Jeanne Khu Sanny)

    Pelajaran pertama yang saya dapatkan dari kelas ini adalah setiap orang butuh cinta dan keintiman dengan orang lain. Hal ini didapatkan oleh setiap orang dengan cara yang berbeda-beda.
Cinta pada zaman dahulu diwujudkan dengan dongeng dengan kisah cinta yang sempurna dan happy ending. Tetapi pada saat ini, tidak ada romantisme di dunia nyata. Hidup yang kita jalani tidak semata-mata romantis. Setiap orang membutuhkan usaha untuk mendapatkan cinta.
     Menurut Robert Sternberg, cinta terbentuk oleh tiga elemen yaitu : passion, intimacy, dan decision/commitment. Teori lain yang bersangkutan yaitu dari John Alan Lee memiliki beberapa tipe cinta yaitu  eros (romantic lover),  ludus (game-playing lover),  storge (quiet, calm lover),  mania (crazy lover),  pragma (practical lover), dan agape (selfless lover).
     Terdapat berapa pandangan mengenai cinta. Secara biologis di dalam tubuh kita terdapat hormon pheromones yang berkontribusi untuk merasakan cinta. Hal ini terjadi karena neurotransmitter dan otak menemukan afek dalam merasakan cinta. Pada aspek behavioral, cinta terjadi karena positive reinforcement.
     Intimacy merupakan aspek penting dalam elemen cinta.  Perempuan dan laki-laki memiliki gaya intimacy yang berbeda-beda. Intimacy dapat dimulai dengan mencintai dan mengerti diri sendiri.

Cinta tidak melulu indah dan bahagia. Pada kenyataannya terdapat permasalahan dalam cinta seperti cemburu (bukan bumbu cinta), possesiveness, dan masalah komunikasi yang dapat merusak hubungan itu sendiri.

Dari penjelasan di atas, terdapat kiat-kiat dalam hubungan cinta yaitu berpikir realistis, selalu berusaha menjadi yang terbaik, percaya dan memiliki komitmen , serta komunikasi yang baikmenjadi aspek penting dalam hubungan yang sehat.

27 Agustus 2013

Psychology: Second Chance. Is it possible? (Vivian Amelia)

     Tonight I'll be posting bout a topic called love. :) I would say that this is a very common topic. But today, the view of love has given so many perspectives in our lifes. Including Psychology. Well, I'm trying to catch essences of what I have learned in class and connect it to what happened in the real life. So what you will be reading is my opinions and thoughts, and of course my own feeling about love (and intimacy) in ways of psychology perspectives.

     Love. When you read about this word, what has come to your mind? The face of someone you love? Things? Or maybe some places? Hahaha. The definition of love has many relatives. You can define it anything you like, and there is no wrong answer. But what is real for us is that, love is connected to feelings and thoughts. And every human-being in this world that ever borned, will receive love, grow with love and learning how to love.

     I believe that each of us who read this, have ever experienced love in so many ways. Now, let's talk about it. Has it ever come to your mind that can we have second chance in love? Sometimes, I thought bout it. :)

I believe some of us, have a moment in life where we regreted something that we ever done with our loved one.
I believe some of us, have a moment in life where we were flashing-back, and thought about how childish we were that time
and hurted the feeling of someone we loved.

Well, you know, psychology do researches bout love.
And love is a science.
What I have discovered, is that psychology helped us remind that love actually have some components. R. J. Sternberg says that love have 3 main components and that is passion, intimacy, and commitment. Well, I won't gonna repeat the lecture, because I'm not a lecturer. Hahaha
And couples, who had these 3 components believe will had something we called true love (consummate love).

     Love, is a relationship we made to someone. The love relationship is not all alone we go through. A good relationship will grow and grow more mature as the time goes by. A good love relationship, will not stayed the same forever. It will have some changes, will have challenges, that brought us (maybe) to who we are. Well, you know some of us really take a lifetime to figure out who love is. In my opinion, love come when we stop waiting. All the neuron in us, will tell. Like biologically if we met our love one, a hormon called pheromones will automatically bring out the sensation. And we loved the smell or you could say fragrance that our love one had. And maybe, we just think we love someone, then we love someone. And maybe, it is our need inside that made us love someone.

And so, back to the topic. Second chance. Will we ever have that?
The second chance to love him/her better than before. The second chance of love growing again. And of course, in a better conditions, that we've learned the mistakes from. Of not being so childish, of after regreting our past attitudes to him/her.
Only destiny. And only God knows.

So, please don't stop growing love in our heart.
So please, please love, love for once that have no regrets.
And lucky you, who had the second chance to be in a relationship with someone again, please, please love and make it works. Let it flow, let the love grow.
And for you, who have the second chance of loving others, please make it better than befire.
Love not only need the feeling of intimacy, of being closed together, but you must have passion. Intimacy and passion never brouht you to the end. So commitment will take your love to a feeling called forever.

26 Agustus 2013

make your own way to express your positive love (Dhiya Afifah Purvita)

Pada hari Kamis, 22 Agustus 2013 adalah mata kuliah kedua di semester baru yang sedikit menakutkan yaitu Perilaku Seksual. Ini mata kuliah kedua yang di ajarkan oleh Dosen yang mengajar selalu dengan semangat 45 yaitu Bu Henny Wirawan. Pembahasan pada pertemuan pertama ini mengenai Love and Intimacy. Hhmmm siapa yang tidak tertarik berbicara tentang cinta? Mungkin orang yang lagi patah hati hehehe… yuk simak..

     Cinta itu tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan. Terkadang cinta datang tiba-tiba disaat seseorang tidak mencari cinta tersebut. seperti kata Bu Henny bahwa cinta itu misteri. Dan misteri cinta adalah bagian dari daya tarik seseorang. Kita bisa jatuh cinta dengan orang lain karena penampilannya oke. Penampilan memang yang pertama kita lihat tapi penampilan bukan yang utama (gaya banget kata-katanya hehe..). setiap orang menginginkan kisah cinta yang sempurna tapi ingat bahwa hidup ini realistis tidak selalu seperti kisah Cinderella yang bahagia. Bahagia itu tidak datang karena orang lain tapi bahagia itu datang karena kita, karena kita yang membuat sesuatu menjadi bahagia dengan cara kita sendiri. Kenapa kita tidak bahagia?mungkin karena jatuh cinta dengan orang yang salah. Mengapa kita bisa jatuh cinta dengan orang yang salah? Karena seorang wanita dan lelaki dapat jatuh cinta satu sama lain, mungkin sementara waktu, mungkin pada waktu yang salah, mungkin terlambat seperti lagu sheila on 7 melewatkanmu hehe.. dan mungkin mereka jatuh cinta untuk selamanya. Siapa yang tahu? Kata bu Henny sih yaa cinta itu tidak ada rumusnya. That’s right J

Cinta bisa karena hasrat seksual, gairah seksual maupun komitmen. Semakin berkembangnya suatu zaman membuat perbedaan antara orang zaman dahulu dengan orang zaman sekarang dalam hal menjalankan suatu hubungan. Bisa dilihat dari segi material, dimana sekarang pasangan lebih banyak menuntut dengan pasangan. Dari segi ekonomi, zaman sekarang wanita banyak yang bekerja dan mempunyai penghasilan sendiri sedangkan zaman dulu yang bekerja adalah lelaki. Serta dari segi komitmen dan komunikasi dengan pasangan. Dalam suatu hubungan seseorang membutuhkan usaha supaya cinta selalu ada pada hubungan yang sedang dijalani. Hubungan tanpa usaha bagaikan tahu Psikometri itu sangat susah tapi hanya mengeluh dan tidak belajar sama aja SIA-SIA!hehehe.. seseorang yang menjalani hubungan dengan orang lain maupun sudah menikah tidak terlepas dengan rasa cemburu. Cemburu berarti kita tidak percaya dengan orang yang kita cintai. Cemburu membuat kita selalu berfikir negatif dan membuat kita egois terhadap pasangan. Terkadang kita juga cemburu dengan orang lain yang kita anggap mempunyai hubungan yang sangat romantis dengan pasangannya seperti Raisa (penyanyi) dengan Keenan pacarnya yang selalu keliatan sweet sehingga kita menuntut pasangan kita melakukan hal yang sama. That’s wrong J terkadang apa yang kita lihat tidak sesempurna kenyataannya, setiap pasangan mempunyai cara sendiri untuk menyatakan rasa sayangnya. So, this time to make your own way to express your positive love J

25 Agustus 2013

Love=Romantic? Passion? Or Intimacy? (Danny Kojima)

All right, from now on, I will talk in English only for some knowledge that I want to share. For my novel, it will still in Bahasa.

Everybody know what love is. Everybody love what love is. I mean, who don’t love the love?? Some of us love someone…just because we love them. That is the simplest reason. Other than that, anyone can love someone because of money they have, or want to having sex, or pretty face, or many other reason. But when someone truly love another one, they just love the other because they love the other.

So…what is actually love? Well, there are so many theories about love that everyone talk about even in Psychology. I will not tell each of it, but I will tell one of the theory that everyone also know. According to John Alan Lee, there are 6 type of love:
      (1)  eros—romantic love;
      (2)  ludus—game-playing love;
      (3)  storge—quiet,calm love;
      (4)  mania—crazy love;
      (5)  pragma—practical love; and
      (6)  agape—selfless love.

With all of these type of love, we can combine it into 3 major type of love:
      (1)  Romantic Love à there is a sense of ecstasy and anxiety, about physical attraction and sexual desire
      (2)  Passionate Love à only about sexual attraction
      (3)  Companionate Love à where love will grow with the intimacy and attachment.

We now know 3 major type of love, but…which is the real love?? Is it only romantic? Or maybe only passion? Or it’s only about companion—intimacy???

Before we go there, let us see how marriage is. Why marriage? Because marriage is the simplest example for us to know what love is. Everyone marry because they’re love each other. The question is…which love?? As we can see nowadays, there are so many couple who get divorce. Because of what, because they don’t fit with each other, because their partner is like a jerk, because…they don’t LOVE anymore. It will look interesting when we look back how our parents, or maybe grandparents can still be together even they have a very big problems in their lives. What is actually they have that we don’t have right now?

In the past, people get married only for the economic union between parents. So it’s like, “I like your daughter/son, we should get united so that our economy would be bigger. Let us engage our kids so we can be siblings and have more money.” Seems weird, but yeah, this is what actually happened in the past. So they arrange the marriage and so there come husband and wife and they become sibling by blood. Maybe in the west, they’re not doing this anymore, but in the east, some of us still do this kind of marriage. You can see this in Japan where some Yakuzas want to arrange a good relationship with another family. When it comes into kingdom, almost all of the kings also did it to have a good relationship with another kingdom.

The question is, why we need to know about it? The most interesting part is that, even they have their marriage arranged, only a little, I mean very little they have a divorce. Even they had problems, they don’t easily divorce because of things: (1) Husband and wife have enough with what they have, it’s good to be alive for them; (2) There is also financial dependency for wives. They only can get money from their husband; (3) Even there is no commitment with each partner, they have commitment for their children.

It is very different from nowadays marriage that so many of us choose to divorce only because one simple thing. Husband an wife can get divorce only because they fighting with something very simple, is my husband/wife can clean up the dishes or not. Yup, some of them fight because of this simple thing and can get divorce. How ironic is it?

So back to the beginning, what is love? As we already see the example from the past and nowadays, we can conclude that love need commitment and intimacy. Indeed we humans need sex, but that’s normal in marriage. At the first day of our marriage, we want to go to the bed quickly and want to having sex, that’s okay, it’s fine, it’s human nature. We look at our wives and husband, oh, how beautiful he or she is. But remember this, face can change through time, so you can’t have beautiful face forever. When you grown old, your face will have wrinkles, and soon, your beautiful face will disappear. So how can you still love your partner when you see an old man or woman next to you? Intimacy is needed.

Passion for sex and romantic is needed at the first time you married. But when time goes by, the passion and the romantic-ness will disappear, while you growing intimacy to your partners.

So what is Love? Love is like a tree that will grow if you plant it in the ‘intimacy’ soil, and you give the ‘passion and romance’ manure so they will grow rapidly. The roots of the tree, will stuck inside the ‘intimacy’ soil and it will grow until it fruitfull.

“You wives, be in subjection to [your] husbands, as it is becoming in [the] Lord. You husbands, keep on loving [your] wives and do not be bitterly angry with them”
Colossians 3:18,19

Immature love says: 'I love you because I need you.' Mature love says 'I need you because I love you.'
Erich Fromm

25 Agustus 2013

Cinta? (Novie)

Cinta..
Kata ini selalu terlintas dalam kehidupan kita sejak kita masih dikandungan ibu. Kata cinta sering diucapkan saat kita masih kecil seperti "aku cinta ibu, aku cinta ayah, aku cinta keluargaku". Cinta bisa tumbuh di mana saja dan kapan saja. Bahkan iklan pun menggunakan kata "cinta" untuk mempromosikan produknya.

Cinta itu tumbuh sendiri dari pribadi setiap insan. Cinta itu timbul akibat kelekatan hubungan seseorang dengan orang lain. Namun, apakah kita tahu apa arti cinta?
Cinta tidak dapat didefinisikan secara detail karena cinta tidak memiliki ruang dan waktu. cintapun juga tidak memiliki rumus.

Seringkali dalam dunia  remaja menggunakan kata "cinta" untuk menembak pujaan hatinya. Bukan hanya laki-laki saja, namun perempuan pun seringkali mengatakan cinta kepada pujaan hatinya. Cinta bisa mengubah segalanya. Mulai dari malas menjadi rajin akibat pujaan hatinya hingga dapat menentang orangtua karena ingin bertemu pujaannya. Sedasyatkah datangnya cinta yang hadir dalam kehidupan setiap insan?

Sering kita mendengar kata "katanya cinta sama aku, beliin aku berlian dong sayang?" atau parahnya lagi "kalau kamu cinta aku, mari kita melakukan hubungan seksual". Kata-kata tersebut mungkin gurauan dalam menjalin sebuah hubungan, namun bagaimana jika perkataan tersebut berubah menjadi perkataan serius?

Banyak sekali manusia mencari dan mengejar cintanya dengan beribu cara, taktik dan alasan agar pujaannya dapat ia miliki. Namun, jika melakukan pujaan kita dan memperlakukan pujaan kita sampai diluar batas normal seperti memukul pujaan kita, melakukan hubungan seksual sebagai bukti cinta, apakah hubungan tersebut masih bisa dikatakan dengan sebutan "cinta"?

Setiap insan di muka bumi ini tidak dilarang untuk memiliki cinta, namun kiranya cinta itu bukan cinta yang kosong, cinta sesaat atau cinta akan seksual. Cinta yang baik adalah cinta yang tumbuh berdasarkan iman dan dirawat berdasarkan kasih sayang, pengertian, saling menghormati satu dengan yang lain, berkomiten dan saling menjaga satu dengan yang lain. Cinta yang murni adalah cinta yang memberi tanpa mengharapkan imbalan, sama seperti ibu kita mencintai kita tanpa mengharapkan balas jasa.


Kata Cu Pat Kai "Beginilah cinta, dari dulu deritanya tiada akhir". Jika kamu tidak ingin menderita dengan cintamu, jangan melakukan hal yang bodoh dalam menjalin sebuah hubungan. Banyak yang berkata hidup tanpa cinta adalah mati, suram, dsb. Begitupun dengan cinta, cinta bisa mati, cinta bisa datang dan pergi seiring dengan waktu, namun jika kita merawat cinta itu dengan komitmen dan hal-hal yang positif, semua itu akan berjalan seindah seiring dengan bergulirnya waktu sama seperti halnya Tuhan mencintai anak-anakNya yang mengasihi Dia.

25 Agustus 2013

Hidup itu Nyata, Cinta itu Realita…(Kusbandiyah Chandrawati)

Love…

Semua orang pasti tahu apa itu love. Ya… Mungkin semua orang tahu, tapi belum tentu mereka paham apa arti love yang sebenarnya. Apakah love itu hanya sekedar lambang berbentuk hati berwarna merah?

Hmm… Mungkin kebanyakan orang menggambarkan kata love hanya semudah itu. Tapi sebenarnya apa sih itu love? Kenapa banyak sekali orang yang mengagung-agungkan kata itu? Bahkan tidak sedikit orang yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan kata love dari seseorang…

Mungkin bagi beberapa orang, love (cinta) itu segalanya. Ya…  Tentunya memang akan menjadi hal yang paling membahagiakan jika kita mengetahui bahwa ada orang yang sangat mencintai kita.  Tapi, bukan berarti kita harus buta karena cinta kan...? Jangan sampai kita menjadi orang bodoh yang rela memberikan apa saja demi cinta. Khususnya pada kaum hawa…

Tidak sedikit wanita yang rela memberikan apa saja kepada orang yang katanya… pacarnya (hanya pacarnya lho…), bahkan rela memberikan “tubuh”-nya hanya demi kata “cinta” dari sang pacar. Ingatlah bahwa pacar belum tentu akan menjadi suami-mu di kemudian hari. So… sebagai wanita janganlah terlalu bodoh dengan semudah itu memberikan “tubuh”-mu kepada sang pacar hanya karena janji akan dinikahi… Janji sekedar janji, belum tentu akan menjadi kenyataan.

Tidak sedikit juga, pria yang meminta keperawanan sang pacar sebagai bukti cinta. Tentunya, pria akan dengan mudah mengumbar kata cinta demi mendapatkan kepuasan bagi dirinya sendiri. Ingatlah bahwa cinta itu tidak perlu pembuktian! Karena cinta sejati bukanlah untuk dibuktikan melainkan untuk dirasakan. Cinta sejati datang dari hati, bukan hanya sekedar ketertarikan fisik saja.

Kita boleh menentukan pilihan sebagai kriteria pasangan kita, tapi ingatlah bahwa “nobody is perfect ”. Tidak ada satupun orang yang sempurna, orang yang rupawan belum tentu cendekiawan, yang cendekiawan belum tentu hartawan, dan orang yang hartawan belum tentu rupawan. Oleh sebab itu, pilihlah pasangan berdasarkan hatinya, sebab hal lain diluarnya hanya merupakan kelebihan dari masing-masing orang. Bahkan terkadang orang yang telah sesuai dengan kriteria kita saja belum tentu menjadi pasangan kita, yang pacaran bisa putus, yang menikah juga bisa cerai. Maka, janganlah menilai orang hanya sekedar fisiknya saja, melainkan lihatlah jauh ke dalam hatinya. Cinta sejati akan muncul saat kita bisa melihat hal positif dari dalam dirinya.


Kita ini hidup di dunia nyata. Bukan di dunia dongeng di mana sang pangeran rupawan bertemu dengan putri idaman yang akan menjadi pasangannya seumur hidup. Jika pada akhir dongeng hampir selalu dikisahkan bahwa “they live happily ever after.”, tapi belum tentu hal tersebut sama dengan kehidupan nyata kita. Bermimpi itu boleh… tapi jangan juga terlalu larut dalam mimpi indah. Hidup ini nyata…. Dan cinta itu realita… Jadi, belum tentu orang yang menjadi pacarmu akan menjadi pasanganmu di kemudian hari.

Jangankan pacar, orang yang sudah menikah saja bisa bercerai. Apalagi yang hanya berpacaran... Kita boleh menggunakan hati untuk memilih pasangan tapi tetap harus menggunakan otak dalam menjalankannya. Kita mungkin bisa melakukan suatu hal tanpa rasa cinta, tapi jika benar cinta tentu kita akan melakukan “sesuatu” untuknya, dan tentunya “sesuatu” tersebut adalah hal positif yang membangun, bukan sebaliknya yang akan menjerumuskannya. Jangan sia-siakan suatu hal berharga hanya demi cinta di awalnya saja.

25 Agustus 2013

Let's Talk About Love (Meylisa Permata Sari)

Haloo.. Setelah liburan semester yang cukup (ga juga sih) panjang, saya mulai mengikut perkuliahan seperti biasa. Pada semester ini, saya kembali menemui Ibu Henny dan Ci Tasya tapi di mata kuliah yang berbeda, yaitu kelas Perilaku Seksual. Bagi teman-teman yang belum tahu, di kelas ini, Ibu Henny tidak mengajarkan bagaimana cara melakukan perilaku seksual itu, namun untuk memahami perilaku seksual dari teori-teori yang ada, beserta dengan masalah-masalah perilaku seksual yang biasa terjadi pada masyarakat.

Pada pertemuan yang pertama, kelas ini menerangkan mengenai cinta. Jika Anda ditanya mengenai apa itu cinta, dapatkah Anda menjawabnya? Jika pun iya, apakah jawaban Anda sama dengan teman Anda yang lainnya?

Seringkali kita berbicara mengenai cinta, namun kita sendiri masih bingung dengan apa itu yang dinamakan sebagai cinta. Ada yang mengatakan bahwa misteri tentang cinta merupakan daya tarik dari cinta itu.

Saya ingin bertanya, Anda tidak serta merta bertemu banyak orang lalu mencintai orang-orang tersebut bukan? Bagaimana pada akhirnya “dia” menjadi orang yang kita pilih sebagai orang yang kita cintai? Ada banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana cinta dapat terjadi. Ada teori yang mengatakan bahwa setiap manusia memiliki pheromones, dan secara tidak langsung, kita “mengendus” pheromones orang lain. Jika pheromones itu sesuai dengan selera kita, maka perasaan cinta itu terbentuk. Ada lagi teori lain yang menyatakan bahwa perasaan cinta itu terbentuk dari kebutuhan kita untuk dilindungi dari ancaman, menjaga anak kita dan dari dorongan seksual. Ada lagi yang mengatakan bahwa kita mencintai seseorang karena kita BERPIKIR bahwa kita mencintai orang tersebut. Ada banyak lagi teori lain yang mencoba menjelaskan bagaimana pada akhirnya kita dapat mencintai seseorang, namun apakah hal itu benar-benar menjelaskan keadaan yang sesungguhnya dari cinta tersebut? Mungkin, itulah salah satu misteri cinta.

Cinta, cinta, cinta. Kita sering menemukan film-film ataupun cerita yang menceritakan kisah cinta. Siapa yang tidak tahu kisah Cinderella? Sejak kecil, saya sering menemukan kisah ini, tidak hanya dari bacaan, namun dari filmnya juga. Bagaimana Sang Pangeran bertemu dengan Cinderella lalu mereka hidup bahagia selama-lamanya. Saat masih kecil saya suka sekali dengan cerita ini, namun kenyataan menunjukkan sebaliknya. Coba saja Cinderella itu bukan gadis yang jelita. Bagaimana jika Cinderella itu ternyata pendek, hidung pesek, rambut bercabang. Apakah Pangeran tetap ingin dengan Cinderella? Bagaimana jika ternyata kerajaan Pangeran berperang dan kalah sehingga mereka jatuh miskin, akankah mereka tetap “Live happily ever after?”. Berkhayal itu boleh, tapi tetap saja kita harus melihat realita yang ada.

Atau jangan-jangan, karena terlalu banyak melihat bagaimana cinta di dunia fiksi, kita menganut konsep cinta itu ke dunia nyata, bahwa pasangan kita harus seperti pangeran. Datang itu harus pakai mobil mewah (pengganti kuda putih), bawa bunga, dsb. Kalau tidak seperti itu marah-marah ke pasangan. Katanya tidak ada usaha lah untuk membangun hubungan.

Dalam membangun hubungan itu memang membutuhkan usaha. Jika tidak ada usaha, maka hubungan itu bisa hancur. Namun, saya ingin berbagi pengalaman tentang pembicaraan saya dan sepupu saya mengenai usaha.

Ada suatu hari di mana saya mengeluh kepada sepupu saya mengenai pasangan. “Kok dia ga perhatian ya? Ga ini ga itu?”

Sepupu saya bertanya, “dia telepon ga? Ngapel ga ke rumah kamu?”

“Iya ko”

“Itu mah namanya pasangan masih berusaha untuk berhubungan.”

“Lah, bukankah itu memang hal yang seharusnya dilakukan pasangan untuk saya?”

Sepupu saya berkata, “Coba kamu pikir ya Mel, untuk dateng ke rumah kamu, itu butuh usaha. Waktu, uang, bensin, belum lagi kalau lagi panas. Mungkin menurut kamu itu hal yang wajar untuk dilakukan, tapi itu usaha bukan?”

Dari percakapan saya dengan sepupu saya, saya belajar bahwa sering kali kita merasa bahwa apa yang pasangan lakukan untuk kita adalah hal yang seharusnya dilakukan, seperti istri membuatkan kopi untuk suami, atau suami membetulkan listrik yang rusak, namun kita lupa bahwa untuk melakukan hal tersebut, itu butuh usaha. Mungkin kita harus merenung dan bertanya pada diri kita sendiri, apakah mungkin kita yang tidak menyadari usaha pasangan kita? Dan hanya berfokus pada ekspektasi kita?

Mungkin saja kisah cinta yang kita jalani tidak seperti di kisah dongeng, namun kita dapat membuat kisah cinta yang indah menurut versi kita sendiri bukan? Mungkin pasangan kita tidak sempurna, namun bukankah ia juga menerima kita dalam ketidaksempurnaan kita?

Semoga artikel ini bisa menjadi pencerahan bagi orang-orang yang sedang menjalani kisah cintanya, dan juga referensi bagi orang yang akan membentuk kisah cintanya suatu saat nanti..

1 Corinthians 13:4-8 (New International Version)

“Love is patient, love is kind. It does not envy, it does not boast, it is not proud. It does not dishonor others, it is not self-seeking, it is not easily angered, it keeps no record of wrongs. Love does not delight in evil but rejoices with the truth. It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres. Love never fails. But where there are prophecies, they will cease; where there are tongues, they will be stilled; where there is knowledge, it will pass away.”

 24 Agustus 2013

Love and Intimacy (Patricia Gloria)

 Pada pertemuan pertama mata kuliah Perilaku Seksual hari kamis tanggal 22 Agustus 2013, saya belajar mengenai Love dan Intimacy. Dimana dijelaskan bahwa ada beberapa tipe-tipe dari cinta yaitu romantic love, passionate love, companionate love. Romantic love  belajar tentang bagaimana seseorang mencintai karena patner atau pasangannya adalah yang ia idolakan dan menjadi sebuah kembangaan. Passionate love belajar mengenai cinta yang memiliki hasrat seseorang atau gairah seseorang akan ketertarikan seksual. Sedangkan Companionate love  merupakan tipe cinta yang mendalam dimana romantic love semakin dikembangkan dan menjalin adanya sebuah hubungan yang didasari oleh sebuah komitmen.
     Saya juga belajar juga mengenai tipe cinta yang diuraikan oleh seorang tokoh yang bernama John Alan, dimana ia membagi tipe cinta kedalam 6 bagian yaitu, eros, ludus, storage, mania, pragma dan agape. Menurut saya dari keenam tipe cinta tersebut cinta agape merupakan cinta yang tulus dan yang tidak bersyarat yang dapat menumbuhkan sebuah komitmen seseorang dalam berhubungan satu sama lain.
     Selain itu ada beberapa teori yang lebih menjelaskan kembali mengenai cinta. Pertama, behavioral reinforcement  theories  yang mengatakan bahwa ketika kita bisa mencintai seseorang karena ada hal yang positif yang ada dalam diri seseorang. Cognitive theories  mengatakah bahwa kita mencintai maka kita akan berpikir kita cinta. Physiological aural theories merupakan bentukan fisologis dari seseorang. Evolutionary perspective love yang mengatakan bahwa kita cinta karena adanya kebutuhan untuk dilindungi dan melindungi, setiap orang butuh dicintai, butuh juga untuk hasrat seksual. Biological theories merupakan sebuah cinta yang ada karena kita memiliki pheromones dalam tubuh .
     Seorang remaja biasanya lebih memilki cinta romantik. Suatu hubungan yang intim dan yang menimbulkan sebuah cinta perlu adanya usaha. Karena jika tanpa adanya usaha tidak akan mebuahkan hasil apa-apa. Contohnya dalam mencari ikan, sangat dibutuhkan usaha agar mendapat seekor ikan, begitu pula dalam sebuah hubungan. Contoh lain ketika kita memiliki kebun bunga yang tidak disiram maka bunga itu akan lau dan mati, tetapi bunga akan tetap hidup karena disiram dan dirawat. Dalam sebuah hubungan ada yang disebut juga dengan kecemburuan. Cemburu merupakan suatu sikap kecemasan pada diri seseorang takut akan kehilangan atau tidak sikap tidak percaya. Sikap tersebut dapat merugikan diri sendiri dan orang lain yang juga sedang membangun hubungan dengan kita. Sika posesif lebih parah dari pada cemburu karena sikap posesif merupakan sikap dimana seseorang sangat mengingininya tetapi tidak boleh diberikan kepada orang lain. Ada rasa memiliki seutuhnya membuat seseorang menjadi lebih egois terhadap miliknya. Oleh karena itu seimbangkan antara kehidupan dalam sebuah cinta dan keintiman.

23 Agustus 2013

Love and Intimacy (Handayani)

Pasti sering kan liat orang-orang yang berpasangan atau berpacaran ? Entah di sekolah, kampus, pinggir danau, atau tempat-tempat lainnya.. Pertanyaannya adalah .... *jeng jeng jeng jeng* kapan anda berhenti menjadi jomblo ngenes ? Hahaha.. Ya bukan itu lah pertanyaannya.. :p

Pernahkah anda berpikir, mengapa orang-orang berpacaran? Apa yang menjadi dasar mereka berpacaran? Mengapa ada kata putus, bercerai, pernikahan dan sebagainya?

Hari ini saya belajar mengenai cinta dan intimnya sebuah hubungan di kelas Perilaku Seksual pertemuan pertama. Banyak jenis-jenis cinta, salah duanya yang saya ingat, romantic love dan companionate love. Nah, banyakan orang maunya dan jalaninnya romatic love, yang sayang-sayangan lah, itu loh yang suka pukul-pukul manja pasangannya. Romantic love memiliki dorongan seksual  juga tentunya. Sedangkan companionate love, itu bukan cinta biasa (eaa, kaya judul film aje yak), companionate love itu lebih menunjukkan ke rasa sayang yang tulus, bukan cuma sekedar dorongan seksual. Lebih care dan berkomitmen sama pasangannya. :) Nah, hidup harus realistis, ga bisa hidup cuma makan cinta atau ngikutin Cinderella yang Happy Ever After, emang ente tau kelanjutan Cinderella season 2 ? Hidup ga selalu romantis bro, tapi ga berarti bau amis  juga ya. :D

Menurut Stenberg, ada 3 fondasi cinta yang biasa disebut "Triangle Love". Apa aje penonton? Yak ! Betul sekali, ada komitmen, passion, dan intimacy. Idealnya ya dalam berpasangan memiliki 3 hal tsb. Tapi jarang kan yang bener-bener ideal? Jangankan 3 hal tsb, dari fisik aja ada yang ganteng tapi bego, ada yang bego tapi kaya. Namanya hidup, nothing is perfect, except God, right ?

Nah, kenapa sih anak jaman sekarang beda sama orang dulu, kalo sekarang banyakan putus nyambung, nikah cerai ? udah gitu gampang banget lagi ngomongnya, kaya ga diayak dulu. (terigu kali ye diayak -_-) hahaha..

Orang-orang jaman dulu itu komitmen banget sama pernikahannya. Yah, walaupun ga cinta, tapi cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu (suit suit). Dan orang jaman dulu, ga banyak nuntut bro. Orang-orangnya nerimo, cara hidupnya lebih sederhana, ga kaya sekarang yang lenje, manja, banyak maunya, punya cowo tajir lah yang kemana-mana bawa ferari. Apa kabar kalo itu cowo inget bawa mobil, tapi ga inget bawa dompet ? Batal dibayarin makan kan lu ? Hahaha..

Udah gitu, sekarang udah emansipasi wanita boy, kadang pendapatan cewe lebih gede daripada lakinya. Mending kalo cewenya baik hati, rajin menabung, dan suka menolong ? Kalo balik nginjek lakinya ? Atau lakinya ngerasa rendah diri karena penghasilannya lebih rendah ? Itu bisa menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga loh temen-temen. Entah istrinya dipalak suaminya atau suaminya depresi gara-gara kalah penghasilan.

Jadi untuk mempertahankan hubungan tuh harus gimana sih sebenernya ? Gampang aja kok, Cinta itu butuh USAHA. Ngomong ga segampang praktek ya hehe.. Ga bisa deh yang instan atau ga dijaga. Mulai dari lu suka, lanjut berkomitmen, tunangan, nikah, sampe tua (amin), kalo ga dijalanin pake usaha ya ga bisa awet. Sekarang lu pacaran sama cewe cantik atau ganteng, ntar kalo udah nikah, ketauan kalo suami lu jorok, buang sampah dimana-mana, trus langsung cerai ? Trus kalo udah tua, tangan udah mulai gemeteran, makan aja berantakan, kulit udah keriput sana-sini, masih niat cerai juga ?

Balik lagi ke 3 fondasi tadi, pasangan yang sudah tua, umumnya udah ga pusing deh soal intimacy, yang menguatkan mereka adalah komitmen. Itulah kenapa kita masih bisa liat kakek nenek yang berjalan beriringan sampai sekarang.

Dan kenapa sih kita bisa suka dengan orang lain? Secara biologis ada yang namanya pheromone/feromon dalam tubuh kita, jadi feromon itu menimbulkan sinyal yang dihasilkan dari neurotransmitter dan otak, yang bikin kita suka sama seseorang. Oleh karena itulah kita ga suka sama semua orang.

Kalo udah suka, biasanya tumbuhlah kasih sayang. Kenapa sih kita berbagi kasih dengan orang lain ? Secara emosional, kalo kita pernah disayang, dipedulikan, dicintai, tau kalo dicintai itu nyaman, ketika ada orang yang perhatian dengan kita, maka kita akan mencoba untuk berbagi kasih sayang pada orang lain. Lain cerita kalo dari kecil, kekurangan kasih sayang dan feeling insecure attachment dari caregivernya. Boro-boro peduli sama lingkungan, peduli sama temen aja belom tentu.

Jadi, sudahkah Anda memberi kasih sayang yang tulus pada orang yang Anda sayangi dan menyayangi Anda ?

Anda bisa melakukan sesuatu tanpa cinta, tapi apabila anda cinta tentu Anda bisa melakukan sesuatu - Ibu Henny Wirawan

Semoga bermanfaat :)

23 Agustus 2013