Sabtu, 23 Maret 2013

When money become everything and education become something


Masih sama dengan pembahasan minggu lalu mengenai "wawancara psikolog" namun kali ini dalam setting yang berbeda yaitu PIO dan Pendidikan. Secara garis besar, interview dalam dunia PIO (HRD) masih sama dengan klinis yaitu bertujuan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari interviewee dengan menggunakan wawancara. Hal yang membedakan antara keduanya adalah dalam setting PIO, terdapat 4 tujuan interview yaitu rekruitmen, promosi, assessment, dan konseling. Rekruitmen adalah proses untuk menerima pegawai baru dan ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kemampuaanya. Proses ini biasanya melalui tiga tahap, yaitu penyortiran CV, psikotes, dan wawancara. Ketiga tahap ini tampaknya sangat singkat namun dalam prakteknya, ketiga hal ini memerlukan waktu yang cukup lama. Selanjutnya adalah promosi, promosi adalah reward yang biasanya diberikan perusahaan untuk pegawai yang berprestasi. Reward yang diberikan berupa kenaikan jabatan dan pastinya diikuti dengan kenaikan gaji serta tunjangan-tunjangan lainnya. HRD berfungsi untuk melihat apa apakah pegawai tersebut layak untuk menerima kenaikan jabatan dan kompeten dalam hal tersebut, di proses yang bersamaan biasanya HRD juga melakukam assessment terhadap pegawai tersebut. Apa itu assessment? Assessment dalam pengertiaannya adalah proses yang digunakan oleh HR untuk melihat peforma kerja atau performance appraisal dari pegawai. Assessment tidak hanya dilakukan pada pegawai yang akan dipromosikan tetapi untuk setiap pegawai. Hal ini bertujuan untuk melihat kinerja yang telah dilakukan dan jika dibutuhkan training, training apa yg dibutuhkan untuk pegawai tersebut. Cara lain yang dapat membantu assessment yaitu konseling, konseling biasanya dilakukan untuk mengetahui masalah dari pegawai tersebut, apa yang menjadi kendala dan masalah pegawai tersebut dalam bekerja sehingga tidak dapat melakikan pekerjaannya dengan maksimal. Ada satu hal yang sangat menjadi concern saya dalam presentasi mengenai PIO kali ini yaitu masalah pembajakan pegawai. Pembajakan pegawai merupakan salah satu cara dari HRD untuk mendapatkan pegawai yang ahli dan berkompeten dari perusahaan lain yang kemudian ditawarkan untuk bekerja di perusahaanya. Pastinya dengan gaji yang lebih mengiurkan dan fasilitas yang lebih menunjang. Jika dilihat dari pandangan luar, hal ini mungkin terlihat "jahat" dan "curang" tetapi di dalam dunia PIO ini adalah hal yang lumrah untuk dilakukan.
"Ketika uang berbicara, hanya dirimu yang dapat memilih apa yang akan kamu lakukan selanjutnya"

Go to the next topic, Psikologi Pendidikan. Seperti yang kita ketahui, pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk setiap individu. Tanpa pendidikan tentu saja kita hampir tidak bisa melakukan apapun. Pendidikan terbagi dalam dua yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan non formal yaitu pelajaran yang didapatkan dengan kursus atau private les, sedangkan pendidikan formal yaitu pendidikan yang didapatkan dengan sekolah. Sekolah pun terbagi dalam beberapa seperti sekolah regular, nasional, internasional, dan inklusi. Dari beberapa jenis sekolah tersebut biasanya sudah memiliki ruangan konseling untuk para siswa atau yang dikenal dengan ruang BK yang biasanya diisi dengan guru BK yang berlatarbelakang Psikologi Pendidikan atau Sarjana Pendidikan. Tugas dari guru BK adalah membantu siswa untuk dapat menjadi murid yang sejahtera secara psikis selama berada di bangku pendidikan. Hal yang dilakukan untuk membantu siswa/i yang bermasalah yaitu dengan cara wawancara, dalam wawancara setting pendidikan bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan hal apa saja yang menjadi kendala siswa/i tersebut dalam berprestasi. Selain itu, biasanya jika guru BK tersebut merupakan seorang yang berlatarbelakang psikologi, dapat melakukan psikotest untuk siswa/i dalam menentukan jurusan yang lebih cocok dengan kemampuaannya.

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kemakmuran hidup seseorang namun bukan berarti pendidikan menjadi hal yang juga diutamakan oleh banyak orang. Dibalik semua itu, banyak individu-individu yang sangat consent terhadap dunia pendidikan, mereka rela untuk bekerja dengan honor yang rendah bahkan tanpa dibayar untuk dapat berbagi sedikit pengetahuan kepada anak-anak yang sangat ingin belajar namun tidak bisa mendapatkan hal tersebut.

"Ketulusan hati dalam mengajarkan sesuatu mungkin tidak dapat dilihat, tetapi percayalah, itu dapat dirasakan"

10 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar